Translate

Keterampilan Membuka, Menutup dan Menjelaskan Proses Pembelajaran

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah

Tingkat keberhasilan untuk mencapai tujuan pembelajaran sangatlah dipengaruhi oleh keterampilan yang dimiliki oleh guru dalam proses pembelajaran tersebut, terutama pada saat memulai pembelajaran  dan menutup pembelajran dari awal hingga selesai. Saat dimiulai pembelajaran tidak semua siswa memiliki kesipan untuk memulai dan tertarik dengan pembelajaran yang akan berlangsung, karena belum terbentuknya konsentrasi siswa dan perhatian siswa masih pada pelajaran yang sebelumnya berlangsung. Jika pada awal pembelajaran seorang guru gagal mengkondisikan mental dan menarik perhatian siswa, maka proses pembelajaran yang dinamis tidak dapat tercapai (Murni, 2010: 54).

Guru juga dituntut untuk dapat memudahkan siswa melalui penyampaian materi yang harus dipelajari siswa karena tidak semua materi terdapat dalam buku. Dengan demikian seorang guru haruslah mampu menuturkan secara lisan atau dengan kata lain seorang guru haruslah mampu menjelaskan kepada peserta didik hubungan yang berkaitan antara materi dengan konsep secara runtut dan runut bertujuan untuk menanamkan pemahaman bukan sebuah ingatan.

Pencapaian tujuan proses belajar tidaklah dapat terlepas dari kedua keterampilan di atas. Maka dalam proses pembeljaran seorang guru haruslah memiliki keterampilan untuk menarik perhatian dan konsentrasi peserta didik dengan keterampilan membuka dan menutup proses pembelajaran. Selain itu seorang guru dituntut mampua menyampaikan materi kepada peserta didik dan dapat dipahamii oleh peserta didik melalui proses menjeskan bahan ajar.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Keterampilan Membuka dan Menutup Pembelajaran

Keterampilan membuka dan menutup pelajaran merupakan keterampilan dasar dalam mengajar yang harus dikuasai dan dilatih bagi para calon guru agar dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif, efisien, dan menarik. Keberhasilan dalam membuka dan menutup pelajaran akan mempengaruhi proses pembelajaran dari awal hingga akhir pelajaran. Keterampilan membuka pelajran merupakan upaya guru dalam memberikan pengantar/pengarahan mengenai materi yang akan dipelajari siswa hingga siswa siap mental dan tertarik untuk mengikuti pelajaran. Sedangkan keterampilan menutup pelajaran merupakan keterampilan guru dalam merangkum inti pelajaran yang disampaikannya.

1.      Keterampilan Membuka Pelajaran

Keterampilan membuka pelajaran adalah kegiatan guru pada awal pelajaran untuk menciptakan suasana ‘siap mental’ dan ‘menimbulkan perhatian’ siswa agar terarah pada hal-hal yang akan dipelajari (Supriyadi, 2011:122). Artinya keterampilan membuka pelajaran ini dilakukan agar peserta didik siap untuk mengikuti suatu mata pelajaran dan memperhatikan mata pelajaran yang akan diajarkanoleh guru. Dalam membuka pelajaran ini tidak hanya dilakukan pada awal pelajaran saja, akan tetapi pada setiap penggal awal dan akhir pelajaran, atau pada setiap pergantian topik, bab, atau tema.

Dalam usaha menarik perhatian dan motivasi dari siswa, guru dapat menggunakan alat peraga seperti gambar, video, dan lain sebagainya yang dapat membantu atau berkaitan dengan pelajaran yang akan diajarkan. Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan dalam membuka pelajaran, yaitu :

a.       Menarik perhatian dari siswa,

b.      Memotivasi siswa,

c.       Memberi acauan/struktur pelajran dengan menunjukkan tujuan atau kompetensi dasar indikator hasil belajar, serta pokok persoalanyang akan dibahas, rencana kerja, dan pembagian waktu,

d.      Mengkaitkan antara topik yang sudah dikuasai dengan topik baru, atau

e.       Menanggapi situasi kelas.

Sedangkan tujuan khusus dalam membuka pelajaran menurut Hasibun dalam Supriyadi (2011: 124) yaitu :

a.       Membatu siswa mempersiapakan diri agar semula suadh dapat membayangkan pelajaran yang akan dipelajarinya (Suwarna, 2006:67)

b.      Timbulnya perhatian dan motivasi siswa untuk menghadapai tugas-tugas pembelajaran yang akan dikerjakan.

c.       Peserta didik mengetahui batasan-batasan tugas yang akan dikerjakan

d.      Peserta didik mempunyai gambaran yang jelas tentang pendekatan-pendekatan yang mungkin diambil dalam mempelajari bagian-bagian dari mata pelajaran.

e.       Peserta didik mengetahui hubungan antara pengalaman yang telah dikuasai dengan hal-hal baru yang akan dipelajari atau yang belum dikenalnya.

f.       Peserta didik dapat menghubungkan fakta-fakta, keterampilan-keterampilan atau konsep-konsep yang tercantum dalam suatu peristiwa.

g.      Peserta didik dapat mengetahui tingkat keberhasilannya dalam mempelajari pelajaran itu, sedangkan guru dapat mengetahui tingkat keberhasilan dalam mengajar.

2.      Prinsip-prinsip Penerapan Membuka Pelajaran

a.       Prinsip Bermakna

Untuk mengkondisikan kesiapan dan ketertarikan siswa untuk mengikuti pelajaran, maka guru dapat membuka pelajaran dengan menjelaskan kepada siswa mengenai makna atau manfaat yang dapat diambil ketika siswa tersebut mempelajari suatu mata pelajaran. Dengan demikian siswa akan tertarik dan menskema bahwa pelajaran tersebut penting untuk dirinya, sehingga perhatian siswa akan terpusat pada mata pelajaran yang akan dipelajari.

b.      Kontinu (Berkesinambungan)

Keterampilan dalam membuka pelajaran bersifat kontinu (berkesinambungan), artinya antara gagasan yang dikemukakan oleh guru diawal atau pembukaan sama dengan pokok bahasan yang akan dipelajari oleh siswa, atau dalam arti tidak terjadi garis pemisah. Perwujudan prinsip berkesinambungan ini memerlukan adanya suatu susunan bahan pelajaran yang tepat, sesuai dengan minat siswa, ada kaitan logis antara satu bagian dengan lainnya, sehingga dapat disusun rantai kognisi yang jelas dan tepat (Hasibuan melalui Suwarna, 2006 :69)

c.       Fleksibilitas (Penggunaan secara Luwes)

Fleksibel dalam hal ini yaitu penggunaan bahasa yang tidak kaku dan tidak terputus-putus atau lancar. Penguasaan bahan pembuka oleh guru dapat memperlancar guru dalam membuka proses pembelajaran.Guru dalam membuka pelajaran tidak harus mengungkapkan gagasan, nemun bisa dimulai dengan bertanya, membawa benda model, memberikan teka-teki, dan sejenisnya yang relevan dengan pokok bahasan.

d.      Antusiasme dan Kehangatan dalam Mengkomunikasikan Gagasan

Antusiasme dapat dilakukan oleh guru dalam pembukaan pelajaran dengan mendorong siswa untuk menilai suatu pokok bahasan yang akan dipelajari mempunyai arti yang penting. Dengan demikian siswa akan mempunyai minat dan perhatian yang tinggi pada suatu mata pelajaran yang akan mempengaruhi tingkat aktivitas belajar. Selain itu dengan sikap hangat yang ditampilkan oleh guru akan membuat proses pembelajaran tidak kaku, melahirkan respon terbuka, akrab, dan simpatik dari anak. Aktivitas belajar dengan suasana tidak kaku atau tertekan akan menimbulkan kreativitas siswa dalam belajar.

Antusiasme dan kehangatan yang dilakukan oleh guru dapat ditunjukkan misalnya dengan cara bertanya mengenai kabar dari peserta didik, menanyakan mengapa teman mereka tidka masuk kelas, atau bercerita sedikit yang dapat menyentuh perasaan atau hati dari peserta didik, atau kegiatan lainnya yang dapat menunjukkan rasa simpati da empati kepada peserta didik dalam proses pembelajaran.

e.       Prinsip-Prinsip Teknik Penggunaan Keterampialn Membuka Pelajaran

1)      Singkat, padat, dan jelas

2)      Keterampilan tidak diulang-ulang atau berbelit-belit

3)      Menggunakan bahasa yang mudah dipahami anak

4)      Disertai contoh atau ilustrasi seperlunya

5)      Mengikat perhatian anak.

3.      Pelaksanaan Membuka dan Menutup Pelajaran

     Kegiatan ‘membuka dan menutup pelajaran’ dilaksanakan pada setiap awal dan akhir pelajaran.  Artinya, sebelum guru menjelaskan materi yang akan disampaikan, terlebih dahulu harus mengondisikan mental dan menarik perhatian siswa pada materi yang akan dipelajari. Misalnya dengan menimbulkan motivasi dan memberi acuan/struktur pelajaran dengan menunjukkan tujuan atau kompetensi dasar serta indikator hasil belajar. Demikian pula sebelum mengakhiri pelajaran, misalnya dengan memberikan rangkuman atau mengadakan evaluasi.

     Kegiatan membuka dan menutup pelajaran dilaksanakan pada setiap awal dan akhir penggal kegiatan inti pelajaran. Artimya, seorang guru setiap mengawali dan mengakhiri satu pengga; inti pokok-pokok materi pelajaran juga harus melakukan kegiatan membuka dan menutup pelajaran. Dan setiap inti pokok materi yang sudah dipelajari siswa juga harus ditutup dengan mengajukan pertanyaan atau rangkuman.

4.      Komponen Keterampilan Membuka Pelajaran

            Dalam komponen ini terdapat dua kategori yang berpengaruh pada proses asimilasi dan akomodasi ide serta berpengaruh pada motivasi siswa dalam belajar.  Komponen-komponen keterampilan membuka pelajaran ini meliputi :

a.       Membangkitkan perhatian/minat siswa.

Dalam upaya membangkitkan perhatian dan minat siswa, ada beberapa cara yang dapat digunakan oleh guru antara lain :

1)      Variasi  gaya mengajar guru.

Perhatian siswa dapat ditimbulkan dengan memvariasikan sikap dan gaya mengajar guru. Seorang  guru yang mengajar dengan duduk saja atau hanya berdiri di sudut tanpa banyak gerak akan membuat siswa mengantuk. Sebaiknya, guru memvariasi gaya mengajarnya, dengan beridiri di tengah-tengah kemudian berjalan ke belakang atau kesamping  dengan memilih kegiatan yang berbeda dari yang biasa.  Juga variasi dalam penggunaan suara dan intonasi, dalam cara masuk kelas dan sebagainya. Gerak tangan/tubuh serta ekspresi muka sangat membantu untuk menarik perhatian siswa, asalkan semuanya bermakna.

2)      Penggunaan alat bantu.

Jika guru hanya berbicara terus tanpa menulis di papan atau menunjukkan sesuatu pada siswa, maka siswa akan menjadi bosan. Agar siswa tertarik, hendaknya menggunakan alat bantu seperti gambar, model, skema, sruat kabar dan sebagainya.

3)      Variasi  dalam pola interaksi.

Pola interaksi yang monoton antara Guru-Siswa (G-S), biasanya tidak berhasil memikat perhatian siswa untuk waktu yang lama. Oleh karena itu, perlu adanya variasi pola interaksi. Variasi pola interaksi itu antara lain bisa dikembangkan sebagai berikut :

clip_image001

          Dalam interaksi diatas, guru menanyakan sesuatu, kemuadian siswa langsung menjawab atau guru memberikan pertanyaan atau permasalahan untuk dipecahkan, kemudian siswa mengadakan diskusi kecil.

b.      Menimbulkan Motivasi

            Perhatian dan minat merupakan unsur penting dalam menimbulkan motivasi. Dalam mengikuti pelajaran, ada siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan ada juga yang bermotivasi rendah. Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan mendorong perhatian dan minatnya terkonsentrasi pada hal-hal yang harus dipelajari, sehingga dapat mencapai tujuan belajar secara maksimal. Ada berbagai cara menimbulkan motivasi be;ajar pada siswa, antara lain :

1)      Bersemangat dan antusias

     Guru yang kelihatan tidak segar, gerak lamban, dan suara lirih serta kurang hangat, akan mempengaruhi siswa dalam belajar. Karena itu, guru hendaknya bersikap ramah, antusias, dan penuh semangat. Sebab, sikap yang demikian itu dapat menimbulkan reaksi dalam diri siswa yang mendorong mereka untuk ikut aktif dan mau terlibat.

2)              Menimbulkan rasa ingin tahu.

     Guru dapat menimbulkan motivasi yang kuat dengan cara menimbulkan rasa ingin tahu dan keheranan pada diri siswa. Menceritakan suatu peristiwa aktual yang menimbulkan pertanyaan atau menunjukkan model atau gambar yang merangsang siswa untuk berpikir merupakan cara-cara yang dapat digunakan.

3)      Mengemukakan ide yang tampaknya bertentangan.

     Misalnya, guru mengajukan masalah sebagai berikut : “Setiap Muslim wajib mengeluarkan zakat fitrah tiap tahun dan zakat nal yang mencapai nishabnya, tetapi mengapa mayoritas umat Islam masih miskin?” dan lain sebagainya.

4)   Memerhatikan dan memanfaatkan hal-hal yang menjadi perhatian siswa.

     Membuka pelajaran bisa diawali dengan mengungkapkan hal-hal yang sedang actual dan relevan dengan materi yang akan dipelajari.  Di sini, guru dituntut jeli, menguasai persoalan dalam kaitannya dengan materi yang akan diajarkan, serta mampu merekam situasi yang sedang menarik perhatian siswa. Dan itu berarti, guru harus ikut aktif mengikuti  perkembangan lewat surat kabar, TV, internet, majalah, dan sebagainya.

c.       Memberi  Acuan atau Struktur

            Terdapat beberapa cara dalam memberikan acuan atau struktur yang dapat dilakukan oleh guru antara lain dengan :

1)   Mengemukakan kompetensi dasar, indicator hasil belajar, dan batas-batas tugas.

Misalnya: “Saudara-saudara………… kompetensi dasar yang kita pelajari adalah cara melaksanakan jula beli yang benar, dan indicator hasil belajarnya adalah memahami macam-macam jual beli, bentuk-bentuk, sebab-sebab, akibat, dan pemecahan jual beli yang dilarang. Coba diskusikan dengan teman sebelahmu.

2)      Memberi petunjuk atau saran tentang langkah-langkah kegiatan.

Pada awal pelajaran, guru perlu memberikan petunjuk tetang langkahlangkah kegiatan secara terarah serta guru juga bisa memberikan saran utnuk melakukan kegiatan belajar siswa. Dengan demikian, siswa akan terarahkan dengan baik dal proses pembelajaran yang sedang dilakukan.

3)      Mengajukan pertanyaan pengarahan.

Sebelum mulai menjelaskan materi pelajaran, guru dapat menanyakan sesuatu kepada siswa yang bertujuan untuk mengarahkan pada topic pelajaran dan membantu siswa memperhatikan hal  yang akan dijelaskan.

d.      Menunjukkan Kaitan

Apabila guru akan menjelaskan materi baru, hendaknya dikaitkan dengan materi yang telah diketahui siswa atau dengan pengalaman siswa yang sudah ada, atau dengan minat kebutuhan siswa. Beberapa hal yang perlu dilakukan guru adalah sebagai berikut:

1)      Mencari batu loncatan

Hal-hal yang sudah diketahui, seperti pengalaman-pengalaman, minat, dan kebutuhan siswa adalah bahan pengait atau bahan apersepsi. Perlu ditegaskan bahwa bahan apersepsi ini perlu dipikirkan dan direncanakan tersendiri, karena merupakan batu loncatan untuk mengetahui pengalaman baru. Misalnya, guru akan menerangkan tentang uang dalam perekonomian, maka ia perlu memikirkan kapan dan dimanakah siswa-siswa sudah berurusan dengan uang atau memiliki sendiri uang itu.

2)      Mengusahakan kesinambungan

Sebelum memulai pelajaran baru, guru dapat meninjau kembali inti pelajaran yang lalu atau dapat meminta siswa untuk meringkas, kemudian baru membuat kaitan dengan pelajaran baru. Misalnya saat akan menjelaskan perkalian, guru harus mengetahui kemampuan siswa tentang penjumlahan sebagai prasyarat membahas perkalian.

3)      Membandingkan atau mempertentangkan

Cara yang efektif adalah dengan membandingkan atau mempertentangkan antara pengetahuan lama dengan pengetahuan baru. Misalnya: “Dalam pelajaran yang lalu yang sudah kita pelajari tentang ‘jual beli yang diperbolehkan’ adalah begini…… Sekarang kita bicarakan tentang ‘jual beli yang dilarang’ adalah begini……”

e.       Menutup Pelajaran

Yang dimaksud keterampilan menutup pelajaran adalah kegiatan untuk mengakhiri pelajaran dengan mengemukakan kembali pokok-pokok pelajaran supaya siswa memperoleh gambaran yang utuh tetang pokok-pokok materi dan hasil belajar yang telah dipelajari. Menutup pelajaran merupakan usaha guru untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari, usaha untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam menyerap pelajaran, dan menentukan titik pangkal untuk pelajaran berikutnya.

Beberapa usaha yang dapat dilakukan seorang guru untuk menutup pelajaran antara lain adalah:

1)      Merangkum inti pokok pelajaran,

2)      Memberikan dorongan psikologis dan atau sosial kepada siswa,

3)      Memberikan petunjuk untuk pelajaran/ topik berikutnya, dan

4)      Mengadakan evaluasi tentang materi pelajaran yang baru selesai.

Menjelang akhir jam pelajaran atau pada akhir setiap penggal kegiatan belajar, guru harus melakukan kegiatan menutup pelajaran, agar siswa memperoleh gambaran yang utuh tentang pokok-pokok materi pelajaran yang sudah dipelajari.

Cara-cara yang dapat dilakukan guru dalam menutup pelajaran antara lain:

1)      Meninjau kembali

Guru meninjau kembali, apakah inti pelajaran yang telah diajarkan itu sudah dikuasai oleh siswa atau belum. Adapun cara meninjau kembali adalah:

a)      Merangkum inti pelajaran

Meninjau kembali pelajaran yang telah diberikan dapat dilaksanakan dengan merangkum inti pokok pelajaran. Guru dapat meminta siswa membuat rangkuman baik secara lisan ataupun tertulis.

b)      Membuat ringkasan

Dengan membuat ringkasan, siswa dapat memantapkan penguasaan inti dari pokok-pokok materi pelajaran yang telah dipelajarinya. Disamping itu, dengan ringkasan siswa yang tidak memiliki buku sumber telah memiliki bahan untuk dipelajari kembali. Ringkasan dapat dibuat oleh guru, guru bersama siswa sendiri secara kelompok, atau siswa sendiri secara individual.

Pokok-pokok pelajaran sebaiknya ditulis di papan tulis (oleh guru sendiri atau siswa) secara skematis atau dengan kata-kata kunci supaya ada dukungan visual. Jika ternyata rangkuman yang dibuat itu salah atau kurang lengkap, guru dapat melengkapi atau membetulkan.

2)      Mengevaluasi

Untuk mengetahui apakah siswa memperoleh wawasan yang utuh tentang sesuatu yang sudah diajarkan, guru melakukan penilaian/evaluasi. Bentuk-bentuk evaluasi itu adalah sebagai berikut:

a)      Mendemonstrasikan keterampilan

Setelah selesai mengarang prosa atau puisi, guru meminta siswa ke depan kelas untuk membacakan dan menjelaskan apa isi yang terkandung di dalamnya.

b)      Mengaplikasikan ide baru pada situasi lain

Setelah guru menerangkan suatu rumus matematika, siswa diminta mengerjakan soal-soal baru dengan menggunakan rumus tersebut.

c)      Mengekspresikan pendapat siswa sendiri

Guru dapat meminta siswa untuk memberi komentar tentang apakah suatu demonstrasi yang dilakukan guru atau siswa lain itu efektif atau tidak. Misalnya, siswa diminta pendapatnya tentang permainan peran yang baru saja dilakukan atau tentang kebijakan pemerintah menyangkut kehidupan public yang berbau kontroversi.

d)     Soal-soal tertulis atau lisan

Untuk mengetahui hasil belajar siswa, guru dapat memberikan soal-soal tertulis untuk dikerjakan oleh siswa atau dengan bertanya langsung dengan siswa untuk dijawab secara lisan. Soal-soal tersebut dapat berbentuk uraian, tes objektif, atau melengkapi lembaran kerja.

3)      Memberi Dorongan Psikologi atau Sosial

Unsur manusiawi dalam interaksi guru-siswa adalah saling menghargai dengan memberikan dorongan psikologis atau sosial yang dapat menunjang tercapainya tujuan pengajaran. Hal ini dapat dilakukan guru dalam setiap akhir pelajaran dengan kata-kata pujian, seperti “Wah, ini menjadi diskusi yang bagus sekali”.

Memberikan dorongan psikologis atau sosial dapat dilakukan dengan cara antara lain:

·         Memuji hasil yang dicapai oleh peserta didik dengan memberikan pujian maupun hadiah

·         Mendorong untuk lebih semangat belajar mencapai kompetensi yang lebih tinggi dengan menunjukkan pentingnya materi yang dipelajari

·         Memberikan harapan-harapan positif terhadap kegiatan belajar yang baru saja dilaksanakan

·         Meyakinkan akan potensi dan kemampuan peserta didik terhadap keberhasilan pencapaian kompetensi belajar dalam menumbuhkan rasa percaya diri.

B.     Keterampilan Menjelaskan

1.      Pengertian

Keterampilanm dasar mengajar menjelaskan dalam pembelajran ialah keterampilan menyajikan informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan antara satu bagian dengan lainnya, misalnya antara sebab dan akibat, definisi dengan contoh atau dengan seseuatu yang belum diketahui (Hasibuan melalui Suwarna, 2006:69)

Ditinjau dari isi yang disampaikan oleh guru kepada siswa, makna menjelaskan dapat dibedakan antara lain:

a.       Menyampaikan Informasi

Diartikan sebagai pemberitahuan dengan menyatakan bahwa “ini adalah begini”, sehingga menyampaikan informasi adalah bentuk menyampaikan fakta dan memberikan instruksi. Jadi, isi yang disampaikan tidak menunjukkan hubungan tertentu, misalnya antara sebab-akibat atau antara definisi dengan kenyataan. Isi yang disampaikan tidak bersifat problematik, tetapi cukup/sekedar untuk diketahui saja.

Contohnya:

Jenis-jenis kredit menurut jangka waktu, yaitu kredit jangka pendek, menengah, dan jangka panjang.

b.      Menerangkan

Isi yang disampaikan menunjukkan “apa” atau “bagaimana” sesungguhnya sesuatu itu. Jadi, dalam hal ini isi bersifat pengertian atau istilah.

Contohnya:

Arti pengertian “kredit” adalah……….

c.       Menjelaskan

Isi yang disampaikan menunjukkan “mengapa” atau “untuk apa” sesuatu terjadi demikian, yang menunjukkan “hubungan” antara dua hal atau lebih.

Penjelasan adalah informasi lisan yang diorganisasikan secara sistematis yang bertujuan menunjukkan bagaimana dua hal atau lebih berhubungan satu sama lain atau saling pengaruh mengaruhi. Misalnya, hubungan sebab-akibat; tujuan-sarana; alasan-alasan atau bukti-bukti; hubungan antara prinsip dan dalil serta contoh penerapannya; atau antara masalah konkret dan hukum/prinsip/dalil yang mendasarinya.

Contoh:

Mengapa timbul adanya kredit?

Untuk apa seorang pengusaha minta kredit?

d.      Memberi Motivasi

Diartikan sebagai memberi dorongan, menimbulkan minat, perhatian, dan kemauan siswa. Biasanya, guru harus menunjukkan mengapa bahan pelajaran ini perlu dipelajari, apa gunanya, untuk apa perlu diketahui. Misalnya, mengapa siswa perlu mengetahui tentang berbagai jenis kredit bank.

e.       Mengajukan Pendapat Pribadi

Mengenai suatu kejadian/peristiwa/keadaan, guru dapat mengajukan pandangan pribadinya. Sebaiknya dengan didahului kata-kata “menurut pendapat saya sendiri” dan disertai alasan-alasan fakta atau data yang mendukung pendapatnya itu. Karena pendapat pula yang mungkin tidak sama dengan guru.

Catatan:

Yang sering dilakukan guru dalam menyampaikan isi materi pelajaran kepada siswa adalah hanya sampai pada tahap “pemberitahuan” atau paling banter pada tahap menunjukkan “apa”. Misalnya: “saudara-saudara, yang dimaksud ini adalah begini…..” Tetapi tidak melanjutkan mengapa dan hubungannya apa, apalagi coontoh penerapannya.

Sebelum guru mulai menguraikan jawaban atas suatu persoalan, para siswa perlu mengetahui dulu apa pokok persoalan yang dibahas., apa pertanyaan yang mau dijawab, dan apa yang sebenarnya dipersoalkan. Lebih baik lagi, siswa tidak hanya mengerti pertanyaan yang akan dijawab, melainkan juga diajak berfikir sendiri lebih dahulu untuk mencari jawabannya, sebelum guru menyampaikan jawaban/pemecahan soal.

Cara kerja ini dikenal dengan nama metode penemuan (discovery method) yang dalam penataran guru secara berkelakar diberi nama ‘metode pembingungan’, karena para siswa ‘bingung’ dulu bagaimana mencari jawaban atas masalah yang dihadapkan kepadanya. Kemampuan memecahkan masalah atas dasar berpikir  sendiri secara objektif dan rasional disebutkan sebagai salah satu tujuan terpenting dari pendidikan di sekolah (mulai dari SD).

2.      Tujuan

Beberapa tujuan dalam penggunaan penjelasan dalam proses belajar mengajar, antaralain adalah :

a.       Untuk membimbing pikiran peserta didik dalam memahami konsep, prinsip, dalil atau hukum-hukam yang menajadi bahan pengajaran.

b.      Untuk memperkuat struktur kognitif peserta didik yang berhubungan dengan bahan pelajaran.

c.       Membantu peserta didik dalam memecahkan masalah

d.      Membantu memudahkan peserta didik dalam mengasimilasi dan mengakomodasikan konsep.

e.       Mengkomunikasikan ide dan gagasan (pesan) kepada peserta didik

f.       Melatih peserta didik mandiri dalam mengambil keputusa

g.      Melatih peserta didik berpikir logis apabila penjelasan guru kurang sistematis

3.      Prinsip-Prinsip Penggunaan

Prinsip penggunaan keterampilan menjelaskan dalam pembelajaran dapat dilakukan :

a.       Pada awal, tengah dan akhir pembelajaran

b.      Penjelasan harus relevan dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai

c.       Penjelasan dapat diberikan apabila ada pertanyaan atau dipelukan oleh guru untuk menjelaskan.

d.      Penjelasan harus suai dengan kemampuan siswa, terutama dalam hal penggunaan bahasa.

4.      Perencanaan dan Pelaksanaan Menjelaskan

Untuk dapat menjelaskan sesuatu dengan jelas, maka dituntut penguasaan materi yang mantap, kemampuan menganalisis pokok persoalan yang dibahas, serta perencanaan yang matang bagaimana langkah untuk menjelaskan suatu materi kepada orang lain.

Oleh karena itu, keterampilan menjelaskan meliputi dua segi, yaitu :

a.       Perencanaan

Penjelasan yang akan diberikan guru perlu disiapkan dengan perencanaan yang baik. Dalam merencanakan suatu penjelasan, ada dua hal yang perlu diperhatikan tersendiri, yaitu :

Perencanaan isi : Analisis Pengertian atau Persoalan

Dalam merencanakan isi penjelasan yang akan disampaikan, guru perlu mengadakan :

·         Analisis pengertian yang akan diterangkan

·         Analisi pokok persoalan yang hendak dijelaskan

 

1)      Menerangkan suatu pengertian

Dengan menerangkan suatu pengetian dimaksud berarti menguaraikan jawaban atas pertanyaan apa atau bagaimana sesungguhnya sesuatu itu.

Seringkali langkah pertama dalam menerangkan suatu pengertian adalah dengan menerangkan suatu pengertian adalah dengan menerangkan arti kata/istilah yang dipergunakan.

Untuk menerangkan suatu pengertian, jalan yang terbukti baik adalah (pola deduktif-untuk persiapan guru):

a)    Tentukan pengertian yang perlu diterangkan dan definisinya.

b)   Carilah ciri-ciri khas atau unsur-unsur pokoknya yang paling relevan.

c)    Berilah contoh-contohnya, contoh dibagi menjadi tiga golongan yaitu :

·         Contoh positif, yang jelas tergolong pengertian yang dijelaskan itu.

·         Contoh negative, yang jelas tidak tergolong pengertian yang dijelaskan.

·         Contoh yang dapat dipersoalkan, tidak segera jelas termasuk atau tidak termasuk pengertian yang dibicarakan.

d)   Carilah contoh atau penerapan penerapan agar bisa mengevaluasi apakah siswa telah menangkap penjelasan guru dengan baik atau belum.

Dalam mengajarkan bahan pelajaran tersebut, sering kali akan lebih baik jika menggunakan pola induktif untuk proses belajar mengajar, yaitu dari contoh-contoh dulu yang menimbulkan pertanyaan, ciri-ciri khas atau unsur-unsur pokok, dari situ baru dirumuskan definisi yang kemudian baru diterapkan lagi dalam contoh dan penerapan dalam latihan.

2)      Menjelaskan sesuatu

Dengan menjelaskan sesuatu berarti menguarikan jawaban atas pertanyaan mengapa atau untuk apa suatu terjadi, dengan menunjukkan hubungan antara dua pengertian atau lebih sehingga menjadi jelas bagaimana dua hal atau lebih itu salaing berkaitan satu sama lain.

Langkah-langkah pokok dalam merencanakan suatu penjelasan adalah :

a)    Menegaskan hal apa yang perlu dijelaskan, yaitu poko persoalan atau pertanyaan pokok dengan mengidentifikasikan unsur-unsur atau pengertian-pengertian yang mau ditunjukkan hubungannya satu sama lain.

b)   Menegaskan hubungan atau kaitannya dengan menunjukkan jenis atau sifat hungungan yang terdapat diantara unsur yang dikaitkan itu.

c)    Menegaskan prinsip umum yang melandasi hungungan tersebut, dan yang dapat diterapkan atau ditransfer ke bidang yang lebih luas. Jenis hubungan dapat dibedakan beberapa macam, antara lain :

·    Hubungan kasual sebab-akibat atau prinsip umum dikonkretkan dalam kasus khusus.

·    Hubungan fungsional yang berkaitan dengan maksud atau fungsi suatu, hungan fungsional bersifat timbal balik.

·    Hubungan serial ayitu menelusuri tahap-tahap perkembangan atau proses terjadinya sesuatu, hingga akhirnya menghasilkan keadaan tertentu, dan biasanya lebih bersifat historis atau proses.

Dalam bidang studi IPS, bahasa dan sastra, sejarah dan sebagainya, biasanya tidak ada hubungan sebab akibat yang jelas seperti dalam ilmu alam. Hukum atau prinsip lebih bersifat suatu generalisasi. Ini perlu ditegaskan agar para siswa menyadari kompleksnya gejala-gejala dan sifat-sifat hal yang mau dijelaskan.

Penerimaan oleh murid

Penjelasan yang diberikan oleh guru dikatakan berhasil bila menimbulkan pengertian dalam diri siswa. Penjelasan yang tidak dimengerti siswa berarti gagal sebagai penjelasan. Oleh karena itu, umpan balik begitu penting oleh guru, yaitu untuk mengecek apakah penjelasannya dimengerti oleh siswa.

Jika penjelasan guru betul-betul jelas, maka hal tersebut akan terlihat dari hasil belajar siswa yang baik. Jika siswa belum jelas maka hasil belajarnya jelek, belum tentu siswa yang harus disalahkan.

Oleh karena  itu, dalam merencanakan atau mempersiapkan suatu penjelasan harus dipertimbangkan baik-baik kepada siap penjelasan itu disampaikan. Sebab berhasil tidaknya penjelasan guru sangat tergantung dari kesiapan siswa untuk menerimanya.

Penerimaan siswa dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti usia, jenis kelamin, kemampuan intelektual, latar belakang sosial, lingkungan belajar, minat dan motivasi siswa dan sebagainya.

Oleh karena itu, dalam merencanakan suatu penjelasan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan, yaitu :

1)      Apakah penjelasan  cukup relevan dengan pertanyaan yang diajukan?

2)      Apakah penjelasan sesuai dengan daya tangkap dan jangkauan siswa?

3)      Apakah penjelasan sesuai dengan perbendaharaan pengetahuan dan pengalaman siswa?

4)      Apakah cara menyampaikan penjelasan akan mampu memikat perhatian siswa?

5)      Apakah stuktur argumentasi cukup bisa meyakinkan siswa?

6)      Apakah penjelasan juga mnegandung unsur motivasi yang mampu mendorong siswa?

b.      Pelaksanaaan

Tahap selanjutnya setelah adanya  perencaan yang baik maka disusunlah pelaksaan penyajian materi yang mudah dimengerti oleh peserta didik sendiri. Untuk mendapatkan proses pelaksanaan yang baik maka perlu memperhatikan komponen-komponen keterampilan lainnya yaitu :

1)      Orientasi

Orientasi ini berupa pengarahan siswa kepada materi yang akan dibahas sehingga siswa dapat termotivasi dan mengarahkan perhatian siswa terutama pada saat memulai pelajaran serta menempatkan penjelasan yang akan disampaikan kedalam kerangka yang lebih luas.

2)      Bahasa yang sederhana

Proses menjelaskan juga dipengaruhi penggunaan bahasa yang baik untuk memudahkan penyerapan informasi.  Oleh karena itu perlu mempertimbangkan penggunaan kalimat yang sederhana dan pendek, dikatakan dengan jelas, tidak menggunakan istilah yang membingungkan, serta memberikan penekanan pada hal yang penting.

3)      Contoh yang baik dan sesuai

Siswa akan lebih memahi bahan ajar yang diajarkan apabila penyampaian bahan ajar tersebut dapat dihubungakan dengan kejadian sehari-hari yang dijumpai di sekitar siswa itu sendiri. dalam menghubungakna contoh dengan teori terdapat dua pola, yaitu :

·         Deduktif

Dalam penyampaian contoh didahului dengan teori, kemudian diberikan contohnya yang mendukung.

·         Induktif

Sedangkan pola induktif penyampaian materi yang diawali dengan contoh baru kemudian ditarik kesimpulan.

Namun perlu diketahui bahwa pola pelaksanaan yang efektif yaitu dengan cara pemberian dalil atau teori diperjelas dengan contoh dan ditutup serta disimpulkan dengan dalil atau teori lagi.

4)      Struktur yang jelas dengan penekanan pada pokok-pokok

Untuk memudahkan peserta didik dalam menangkap bahan informasi pelajaran yang disampaiakan oleh guru, maka guru tersebut haruslah manjelaskan bahan materi secara urutan jalan pemikiran yang ditunjukan secara jelas melalui penekanan, sehingga siswa dapat membedakan antara mana materi pokok dengan yang bukan. Hal ini dapat dilakukan melalui cara :

·         Tekanan suara

·         Gerakan tubuh atau mimic

·         Tanda isyarat yang menunjukan langkah-langkah sistematis

·         Uraian verbal yang didukung secara visual.

5)      Variasi dalam penyajian

Perhatian siswa tidaklah selalu dapat fokus dalam proses pembelajaran, sering kali perhatian siswa justru diluar penlajaran hal ini karena siswa menganggap pelejaran yang berisikan uraian dan penjelasan terus menerus sangarlah membosankan.  Oleh karena itu guru haruslah dapat menarik perhatian siswa melalui variasi penyampaian materi pelajaran metode yang digunanakan. Keterampilan menjelaskan tidak berarti guru terlalu serius sepanjang jam pelajaran : perlu juga diselingi informasi lain yang rioang dan lucu (Supriyadi, 2011:156).

6)      Latihan dan umpan balik

Proses menjelaskan  yang dilakukan oleh guru tidak selamanya berjalan dengan lancar, adapula siswa yg belum paham mengenai materi yang diajarkan . Hal ini dapat diketahui melalui adanya siswa yang bertanya kepada guru, oleh karena itu guru tidak hanya bicara sendiri (monolog) tetapi juga memberikan kesempatan bertanya kepada siswa. Selain itu dapat melalui penyampaian pertanyaan-pertanyaan untuk mengetes sampai mana siswa tersebut menyerap informasi yang telah disampaikan.

 


 

BAB III
PENUTUP

Saat memulai proses pembelajaran seorang guru haruslah dapat menarik perhatian siswa karena saat memulai pastilah mental dan konsentrasi siswa belum siap untuk memulai jalannya pembelajaran, oleh karena itu guru haruslah memiliki keterampilan membuka proses pembelajaran. Proses pembukaan proses pembelajaran haruslah berprinsip pada bermaknaan, berkesinambungan, fleksibel, antusias dan kehangatan dalam berkomunikasi.

Supaya proses pembelajaran dapat tertanam pada diri siswa maka dalam mengakhiripun juga haruslah sesuai kaidah keterampilan menutup pembelajaran dengan cara melakukan peninjauan review atau kembali materi yang telah disampaikan maupun dengan cara mengevaluasi.

Keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi tingkat penyerapan informasi yang diberikan oleh guru, penyerapan informasi ini mencerminkan bagaimana seorang guru dapat menjelaskan materi kepada peserta didik. Oleh karena itu dalam keterampilan menjelaskan terdapat beberapa komponen yang harus diperhatikan oleh seorang guru, yaitu diantaranya didahului dengan perencanaan, kedua dengan penyajian informasi, lalu harus adanya penekanan dalam menyampaikan informasi dan penggunaan balikan untuk mengetahui seberapa besar informasi yang telah oleh peserta didik.

0 Komentar untuk "Keterampilan Membuka, Menutup dan Menjelaskan Proses Pembelajaran"

Berkomentarlah dengan baik dan sopan, saya akan berusaha untuk menjawab setiap pertanyaan dan menanggapi setiap komentar yang anda berikan, :)

Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya :)

Back To Top