A.
PENDAHULUAN
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi
siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (BSNP, 2006).
Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional menghadapi tantangan
yang sangat kompleks dalam menyiapkan kualitas sumber daya manusia (SDM) agar
mampu bersaing di era global. Upaya yang tepat untuk menyiapkan SDM yang
berkualitas dan satu-satunya wadah yang dapat dipandang dan seyogianya
berfungsi sebagai alat untuk membangun SDM yang bermutu tinggi adalah
pendidikan. Pendidikan dapat menghasilkan SDM yang berkemauan dan berkemampuan
untuk senantiasa meningkatkan kualitasnya secara terus-menerus dan
berkesinambungan (continuous quality improvement).
Pembaharuan di bidang pendidikan terus dilakukan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan, di antaranya adalah pemberlakuan Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) yang disempurnakan lagi menjadi Kurikulum Tingkat Satuan
pendidikan (KTSP). Kurikulum tersebut menekankan keterlibatan siswa secara
aktif dan berusaha menemukan konsep sendiri dalam proses pembelajaran di semua
mata pelajaran termasuk kimia. Guru sebagai fasilitator dan pendorong siswa
untuk menggunakan keterampilan proses serta menerapkan inovasi model
pembelajaran sehingga pembelajaran kimia mampu mengembangkan life
skill yang merupakan implementasi dari kurikulum KTSP.
Salah satu prinsip psikologi belajar
manyatakan bahwa makin besar keterlibatan siswa
siswa dalam kegiatan, maka makin besar
baginya untuk mengalami proses belajar. Siswa akan mudah memahami
konsep yang rumit dan abstrak jika disertai contoh-contoh yang konkrit,
contoh-contoh yang sesuai dengan kondisi sehari-hari dan mempraktekkannya
sendiri. Hal ini berarti pembelajaran yang baik harus sesuai dengan indikator
KTSP yaitu meliputi aspek kognitif, aspek psikomotorik dan aspek afektif.
Salah satu unsur yang memegang peranan penting dalam proses
pembelajaran adalah media pembelajaran. Media pembelajaran sebagai salah satu
sumber belajar dapat membantu guru memperkaya wawasan siswa. Berbagai bentuk
dan jenis media pembelajaran yang digunakan oleh guru akan menjadi sumber ilmu
pengetahuan bagi siswa.
Dalam proses pembelajaran berdasar KBK, keberhasilan
pembelajaran diukur berdasarkan pada ketercapaian kompetensi yang ditetapkan
sejak awal kegiatan pembelajaran sehingga semua pihak yangberpartisipasi aktif
dalam proses pembelajaran (dalam hal ini siswa dan guru) telah mengetahui arah
pembelajarannya. Kedua belah pihak perlu bekerjasama sedemikian rupa, saling
mendukung sehingga memungkinkan ketercapaian kompetensi yang ditetapkan
tersebut secara meyakinkan dan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar
diperlukan langkah-langkah agar tujuan yang ditetapkan dapat dicapai. Hal yang
harus dilakukan adalah menggunakan
strategi belajar mengajar (SBM) yang cocok dan sesuai dengan pokok materi yang disampaikan.
Metode pembelajaran yang umum dilakukan oleh guru adalah
ceramah. Pada metode ini kadang-kadang konsentrasi siswa terpecah denganhal lainnya, akibatnya siswa kurang memahami materi pelajaran, demikian juga dengan mata pelajaran kimia yang bersifat abstrak.
Tak sedikit siswa merasa bosan dan jenuh untuk mempelajarinya, siswa hanya
sekedar menghafal tanpa memahami konsep dasarnya. Hal ini dapat membuat hasil
belajar siswa menurun. Guru dapat membuat siswa merasa tertarik dan termotivasi
dengan berbagai cara, salah satunya adalah
dengan menggunakan
pendekatan dan media pembelajaran yang
tepat.
Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar-mengajar dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang baru, dan rangsangan kegiatan belajar
dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan
media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu
keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran.
Sejalan dengan perkembangan teknologi, komputer dapat digunakan sebagai alat
bantu pembelajaran. Komputer sebagai media pembelajaran pemanfaatannya meliputi
penyaji informasi, simulasi, latihan, dan permainan belajar.
Pada Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), ada beberapa kompetensi
dasar yang harus dicapai siswa yang mencakup kompetensi dari segi kognitif,
afektif dan psikomotorik. Kompetensi dasar tersebut akan lebih bermakna apabila
siswa melakukan pengalaman belajar. Pengalaman belajar merupakan kegiatan
fisik maupun mental yang dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan bahan
ajar. Selanjutnya pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang harus dimilikioleh
siswa. Kecakapan hidup merupakan kecakapan yang dimiliki seseorang untuk berani
menghadapi problem hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa merasa tertekan,
kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga
mampu mengatasinya.
B.
GAGASAN / ISI
Media pembelajaran adalah media yang digunakan pada
prosespembelajaran sebagai penyalur
pesan antara guru dan siswa agar tujuan pengajaran tercapai. Media pembelajaran interaktif harus memnuhi kriteria aspek komunikasi
visual, antara lain:
a. Komunikatif: visualisasi mendukung materi ajar, agar
mudah dicerna oleh siswa.
b. Kreatif: visualisasi diharapkan disajikan secara unik
dan tidak klise (sering digunakan), agar menarik perhatian.
c. Sederhana: visualisasi tidak rumit, agar tidak mengurangi
kejelasan isimateri ajar dan mudah diingat.
d. Unity: menggunakan bahasa visual yang harmonis, utuh,
dan senada, agarmateri ajar dipersepsi secara utuh (komprehensif).
e. Penggambaran objek dalam bentuk image yang representatif.
f. Pemilihan warna yang sesuai, agar mendukung kesesuaian
antara konsep kreatif dan topik yang dipilih.
g. Tipografi (font dan
susunan huruf), untuk memvisualisasi bahasa verbal agar mendukung isi pesan,
baik secara fungsi keterbacaan maupun fungsipsikologisnya.
h. Tata letak (lay-out ):
peletakan dan susunan unsur-unsur visual terkendalidengan baik, agar
memperjelas peran dan hirarki masing-masing unsur tersebut.
i.
Unsur visual bergerak (animasi dan/atau movie),
animasi dapatdimanfaatkan untuk mensimulasikan materi ajar dan video
untuk mengilustrasikan materi secara nyata.
j.
Navigasi (icon) yang
familiar dan konsisten agar efektif dalam penggunaannya.
Media pembelajaran yang telah banyak digunakan antara
lain gambar, hand book ,
televisi, OHP, dan slide powerpoint .
Media-media inidapat membantu guru untuk menjelaskan suatu materi kepada siswa.
Akan tetapi media-media ini memiliki kekurangan yaitu tidak interaktif sehingga
tidak ada timbal balik dalam kegiatan belajar mengajar antara siswa dan media.
Beberapa media telah dikembangkan untuk mempermudah siswa dalam memahami
konsep-konsep dalam materi pembelajaran, salah satunya adalah media
edutainment.
1.
Media Edutainment
Edutainment adalah perpaduan antara education (pendidikan) dan entertainment (hiburan).
Pertama kali istilah edutainment digunakan oleh media elektronik yang
merujuk kepada permainan CD-ROM dan tayangan televisi. Kini edutainment dapat diwujudkan dalam
media komputer. Edutainment dirancang khusus untuk
tujuan pendidikan yang penyajiannya diramu dengan unsur-unsur hiburan sesuai
dengan materinya. Masuknya komputer dalam proses belajar mengajar dapat
menciptakan suasana yang menyenangkan karena siswa dapat mengatur kecepatan
belajar sesuai dengan kemampuannya. Gambar dan suara yang muncul membuat siswa
tidak cepat bosan, sebaliknya justru merangsang untuk mengetahui lebih jauh
lagi.
Media
yang mampu berperan sebagai tutor maupun ensiklopedia, akan menyediakan
informasi dan umpan balik kepada siswa secara cepat. Siswa tidak hanya duduk
dan mendengarkan secara pasif. Mereka harus berpikir, dan merespon. Akan tetapi
media yang berbasis edutainment tidak menutup kemungkinan untuk didesain bagi
siswa yang kurang aktif di kelas yaitu dengan memberikan simulasi yang bermakna
serta interaktivitas media yang baik.
Media
maupun program yang mengajarkan konsep abstrak akan sangat mendukung proses
belajar mengajar. Penerapan persamaan linear satu variabel di buku maupun yang
diajarkan guru di kelas akan terasa lebih konkret. Melalui program ini siswa
diharapkan dapat membuat persamaan sendiri dan menetapkan variabel yang
digunakan sehingga muncullah penyelesaian dari persamaan yang dibuat oleh siswa
tersebut. Siswa juga bisa memilih materi yang akan dipelajari dan melewati
materi yang sudah dikuasi sehingga mereka tidak jenuh dengan materi yang mereka
rasa mudah. Dengan cara belajar yang demikian, siswa akan mampu mengontrol
pembelajaran mereka sendiri.
Dalam
pengembangannya, media yang berbasis edutainment diharapkan sesuai dengan
karakteristik siswa seperti tingkat kepandaian, kematangan, serta penguasaan
materi prasyarat sehingga mampu mengantarkan siswa untuk menguasai
kompetensi-kompetensi dasar. Media berbasis edutaintment yang dibuat diharapkan
mampu meningkatkan kemampuan siswa belajar mandiri dan memecahkan masalah. Di
dalam penggunaan media ini, siswa dapat menentukan sendiri apa yang hendak
dilakukan. Dengan demikian siswa akan belajar menganalisis, melihat
permasalahan dan menemukan alternatif yang merupakan langkah pemecahan masalah.
Adanya pengambilan tindakan tersebut, kemampuan siswa untuk memecahkan masalah
akan meningkat.
2.
Pendekatan Chemo-entrepreneurship (CEP)
Pendekatan
kontekstual (Contextual Teaching and Learning / CTL) merupakan konsep
belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan
situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga danmasyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran
diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah
dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer
pengetahuan dari guruke siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan
daripada hasil. Padapembelajaran kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa
mencapai tujuannya, maksudnya adalah guru lebih banyak berurusan dengan
strategidaripada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah
timyang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa).
Sesuatu yang baru (pengetahuan dan ketrampilan) datang dari“menemukan sendiri”,
bukan dari “apa kata guru”. Begitulah peran guru pada pembelajaran dengan
pendekatan kontekstual.
Entrepreneurship dapat
diartikan seseorang yang melakukan atau mengusahakan suatu proyek atauaktivitas
secara signifikan. Sedangkan entrepreneurship
dapat dikatakan sebagai inovasi dalam penciptaan nilai-nilai baik ekonomi,
sosial dan lainnya.
Kimia sebagai sebagai proses dan produk seharusnya mampu
memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam meningkatkan kecerdasan
siswa. Berbagai gejala atau fenomena alam dapat diketahui dengan belajar kimia.
Oleh karena itu, proses belajar kimia dapat dikaitkan langsung dengan berbagai
objek yang bermanfaat di sekitar kehidupan manusia. Selain itu kimia dapat juga
digunakan sebagai alat untuk mendidik manusia (siswa) agar memiliki
pengetahuan, ketrampilan, dan sikap ilmiah.
Atas dasar
pemikiran di atas, tentunya perlu upaya yang terus menerus untuk mencari dan
menemukan pendekatan pembelajaran kimia yang unggul. Suatu pendekatan
pembelajaran kimia yang mampu memotivasi siswa untuk belajar dan dapat
mengembangkan life
skill. Pembelajaran
kimia tersebut merupakan pembelajaran kimia yang menarik serta memupuk daya
kreasi dan inovasi siswa. Selanjutnya pembelajaran kimia yang demikian dapat
disebut sebagai pembelajaran kimia dengan pendekatan Chemo-entrepreneurship
(CEP).
Konsep pendekatan CEP adalah suatu pendekatan pembelajaran
kimia yang kontekstual yaitu dikaitkan dengan objek nyata sehingga selain
dididik, siswa dapat mempelajari proses pengolahan suatu bahan menjadi produk
yang bermanfaat, bernilai ekonomi dan menumbuhkan semangat berwirausaha
sehingga penggunaan pendekatan CEP pada mata pelajaran kimia akan lebih
menyenangkan dan memberi kesempatan siswa untuk mengoptimalkan potensinya
agar menghasilkan suatu produk. Semangat/jiwa kewirausahaan seseorang tercermin
pada berbagai hal misalnya kemampuan, kemandirian (termasuk di dalamnya adalah
kegigihan, kerjasama dalam tim, kreativitas daninovasi. Akan tetapi inti
dari pendekatan CEP bukan membentuk siswa menjadi seorang wirausahawan
atau pedagang, tetapi dengan pembelajaran menggunakan pendekatan CEP diharapkan
akan menumbuhkan semangat/jiwa berwirausaha bagi siswa dalam proses belajar
seperti kreatif, inovatif, berwawasan luas, mandiri dan pantang menyerah.
Pembelajaran dengan pendekatan CEP akan
lebih bermakna apabila menggunakan media Chemo-edutainment (CET). Media CET adalah media
pembelajaran yang menarik dan menyenangkan sehingga dapat memotivasi dan
membuat siswa tertarik untuk mempelajari kimia. Pembelajaran yang menyenangkan
adalah pembelajaran dengan suasana belajar mengajar yang membuat siswa senang
sehingga siswa memusatkan perhatian secara penuh dan waktu curah perhatiannya (time on
task ) tinggi.
Tingginya time on task akan meningkatkan hasil belajar
siswa. Semua media yang inovatif dan menyenangkan merupakan media CET,
contoh-contohnya yang pernah diteliti antara lain papan hooks, molymod, buku saku,
question
card , TTS, kuis,
pembelajaran berbantuan komputer.
Pada proses belajar dan mengajar, harus banyak menekankan
pada proses belajar mandiri. Tujuan belajar mandiri antara lain berfungsi
untuk menumbuhkan kreativitas berfikir, menumbuhkan kepercayaan diri,
memberiketerampilan memecahkan permasalahan dan mengambil keputusan,membiasakan
menemukan peluang pada masa depan, menumbuhkan jiwainovatif dan menumbuhkan
sikap berani menanggung resiko. Keseluruhan watak yang telah disebutkan
tersebut dibutuhkan untuk menumbuhkan semangat/jiwa kewirausahaan.
Pembelajaran dengan pendekatan CEP ini harus didukung dengan kemampuan
berpikir yang memadai yaitu kemampuan generik. Menurut CURVE makna kemampuan
generik adalah suatu kemampuan dasar yang bersifat fleksibel, multitugas dan
berorientasi kreativitas lebih luas. Kemampuan generik meliputi beberapa
kemampuan yaitu :
a. Pengamatan langsung
Yaitu kemampuan dalam mengamati objek secara langsung. Pengamatan langsung
dapat diperoleh melalui kejadian sehari-hari dan atau terjadi pada saat
melakukan percobaan kimia.
b. Pengamatan
tak langsung
Keterbatasan panca indera menyebabkan gejala atau fenomena perilaku alam
tidak dapat diamati secara langsung sehingga diperlukan suatu peralatan atau
sifat dan gejala yang menunjukkan perilaku suatu zat.
c. Pemahaman
tentang skala
Ilmu kimia adalah ilmu berdasarkan percobaan, oleh sebab itu siswa dituntut
untuk mampu memahami skala atau ukuran kimia secara benar.
d.
Bahasa simbolik
Ilmu kimia sangat kaya akan symbol-simbol yang digunakan untuk berbagai
fungsi dan tujuan sebagai bahasa untuk menyatakan suatu besaran secara
kuantitatif maupun kualitatif dan sebagai alat untuk mengungkapkan hukum atau
prinsip kimia.
e. Logical frame
Yaitu kemampuan untuk berpikir sistematis yang didasarkan pada keteraturan
fenomena gejala alam.
f. Konsistensi
logis
Yaitu kemampuan mengungkap adanya konsistensi logis mengenai data-data
fisik dari beberapa senyawa kimia.
g. Hukum
sebab-akibat
Yaitu kemampuan untuk memahami danmenggunakan
hukum sebab akibat.
h. Pemodelan
Dalam mempelajari ilmu kimia beberapa materi kimia dipelajari secara abstrak.
Misalnya bagaimana membayangkan bentuk atom yang yang ukurannya sangat kecil
dan tidak dapat dilihat. Olehkarena itu diperlukan suatu model untuk
mempermudah mempelajarinya.
i.
Logical inference
Yaitu kemampuan untuk dapat mengambil kesimpulanbaru sebagai akibat logis
dari hukum-hukum terdahulu tanpa harusmelakukan percobaan baru.
j.
Abstraksi
Yaitu kemampuan siswa untuk menggambarkan hal-hal yang abstrak ke dalam
bentuk nyata.
3.
Pemanfaatan Software Flash MX sebagai media Chemo-edutainment (CET)
Pada pembelajaran
kimia juga dapat digunakan media pembelajaran yang menggunakan media komputer. Media
pembelajaran yang demikian dapat membuat suasana belajar mengajar menjadi
menyenangkan. Siswa dapat memusatkan perhatian secara penuh dan waktu curah
perhatiannya (time on task )
tinggi. Tingginya time on task akan meningkatkan
hasil belajar siswa. Media pembelajaran kimia yang inovatif dan
menyenangkan disebut Chemo-edutainment (CET). Media CET tidak hanya
media yang menggunakan komputer tapi dapat juga berupa gambar, permainan, dan
media lainnya yang dapat menghibur siswa tapi tetap sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Media dengan memanfaatkan software
Macromedia Flash MX ini dikemas dalam bentuk CD interaktif.
CD interaktif
dengan memanfaatkan software Macromedia Flash MX dapat digunakan
sebagai media pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan karena merupakan
media yang mempunyai unsur suara dan gambar. Dengan CD interaktif siswa menjadi
mudah memahami suatu materi karena memberi gambaran dan informasi yang lebih
nyata dan jelas. Selain itu dapat memperbesar minat dan motivasi siswa untuk
belajar. Dengan demikian CD interaktif dengan memanfaatkan software Macromedia Flash MX dapat
digunakan sebagai media pembelajaran CET.
Kelebihan dari pemanfaatan software Macromedia Flash MX dalam CET
adalah dapat digunakan untuk memvisualisasikan simulasi dan animasi sehingga
membuat gambarseperti hidup. Selain itu, Macromedia
Flash MX juga memungkinkan untuk membuat movie interaktif
dimana user dapat menggunakan keyboard
atau mouse untuk melakukan interaksi. Pembelajaran dengan CD interaktif ini
diharapkan akan dapat memotivasi siswa untuk belajar, karena dapat menampilkan
penyajian materi secara menarik dan informatif.
Pada konteks pembelajaran kimia
berorientasi CEP dengan menggunakan CD interaktif dengan memanfaatkan software Macromedia
Flash MX sebagai media CET diharapkan pembelajaran menjadi lebih
bermakna, maka siswa perlu memiliki kemampuan generik. Kemampuan generik meliputi
kemampuan dasar yang bersifat fleksibel, multitugas dan berorientasi
kreativitas lebih luas.
C.
KESIMPULAN
Pada pembelajaran dengan pendekatan CEP siswa diharapkan mengetahui
pengolahan berbagai produk yang berhubungan dengan materi yang diajarkan.
Pembelajaran dapat dibantu dengan media berupa video life skill. Video life
skill pada CD interaktif dapat menggantikan praktikum pembuatan produk yang
jika dilakukan akan membutuhkan waktu dan dana yang cukup besar sehingga
pembelajaran menjadi lebih efisien. Adanya beberapa video life skill pada CD
interaktif dapat memberikan referensi yang cukup banyak kepada siswa tentang
aplikasi materi pada kehidupan sehari-harisehingga proses belajar mengajar
menjadi lebih menarik dan siswa termotivasi untuk mengetahui lebih jauh serta
hasil belajarnya menjadi lebih bermakna. Akan
tetapi pembelajaran dengan memanfaatkan software Macromedia
FlashMX sebagai media
Chemo-edutainment (CET) pada
pendekatan Chemo-entrepreneurship (CEP)
diperlukan penjelasan materi dari guru sehingga perlu dilakukan kombinasi
pembelajaran dengan metode ceramah untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal.
Tag :
Pendidikan Kimia,
Teori Pendidikan
0 Komentar untuk "PENGGUNAAN MEDIA CHEMO-EDUTAINMENT SEBAGAI SARANA DALAM PEMBELAJARAN KIMIA MENARIK DAN INOVATIF"
Berkomentarlah dengan baik dan sopan, saya akan berusaha untuk menjawab setiap pertanyaan dan menanggapi setiap komentar yang anda berikan, :)
Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya :)