Translate

KETERAMPILAN BERTANYA & KETERAMPILAN MENGAKTIFKAN BELAJAR SISWA

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Dalam sebuah pembelajaran dalam kelas terdapat subjek-subjek yang menjalankan perannya masing-masing. Subjek pertama yaitu seorang guru yang menjalankan fungsinya sebagai pendidik. Subjek kedua tentunya adalah seorang murid yang menjadi konsumen atas pendidikan tersebut. Dari kedua subjek tersebut selalu diharapkan adanya suatu komunikasi dan interaksi yang baik. Dalam hal ini guru sangat dituntut kepiawaian dan keterampilannya dalam mengelola kelas.

Keterampilan yang rinci dibahas dalam hal ini adalah keterampilan seorang guru dalam mengelola pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam kelas, serta bagaimana cara seorang guru menghidupkan kelas tersebut menjadi kelas yang aktif. Dua hal tersebut modal yang sangat penting bagi seorang guru dalam mengelola kelasnya. Siswa bertanya tentunya mempunyai kriteria-kriteria tertentu dalam perlakuannya. Begitu pula ketika diinginkannya suatu kelas yang aktif, maka diperlukan juga suatu rancangan pembelajaran tertentu. Dari hal-hal tersebut dalam makalah ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan keterampilan seorang guru dalam hal bertanya dan keterampilan mengaktifkan belajar siswa.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apakah pengertian keterampilan bertanya itu?

2.      Apa saja jenis-jenis pertanyaan dalam keterampilan bertanya itu?

3.      Apa saja komponen dalam keterampilan bertanya itu?

4.      Apakah pengertian keterampilan mengaktifkan belajar siswa itu?

5.      Apa saja tipe dalam belajar siswa itu?

6.      Bagaimana Strategi dalam mengaktifkan kelas itu?

C.    Tujuan Penulisan

1.      Untuk mengetahui pengertian keterampilan bertanya.

2.      Untuk mengetahui jenis-jenis pertanyaan dalam keterampilan bertanya.

3.      Untuk mengetahui komponen dalam keterampilan bertanya.

4.      Untuk mengetahui pengertian keterampilan mengaktifkan belajar siswa.

5.      Untuk mengetahui tipe dalam belajar siswa.

6.      Untuk mengetahui strategi dalam mengaktifkan kelas.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Keterampilan Bertanya

Keterampilan bertanya adalah suatu pengajaran itu sendiri, sebab pada umumnya guru dalam pengajarannya selalu melibatkan/menggunakan tanya jawab. Keterampilan bertanya merupakan keterampilan yang digunakan untuk mendapatkan jawaban/balikan dari orang lain. Hampir seluruh proses evaluasi, pengukuran, penilaian, dan pengujian dilakukan melalui pertanyaan. Dalam proses investigasi misalnya pertanyaan yang baik akan menuntun kita pada jawaban yang sesungguhnya. Demikian juga sebaliknya, pertanyaan yang jelek akan menjauhkan kita dari jawaban yang memuaskan.

Dalam proses belajar mengajar, bertanya memegang peranan penting, sebab pertanyaan yang tersusun baik dengan teknik pelontaran yang tepat akan:

1.      Meningkatkan partisipasi murid dalam kegiatan belajar mengajar

2.      Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu murid terhadap sesuatu masalah yang sedang dibicarakan

3.      Mengembangkan pola berpikir dan cara belajar aktif dari siswa, sebab berpikir itu sendiri sesungguhnya adalah bertanya

4.      Menuntun proses berpikir murid, sebab pertanyaan yang baik akan membantu murid dalam menentukan jawaban yang baik, dan

5.      Memusatkan perhatian murid terhadap masalah yang sedang dibahas.

Oleh sebab itu, keterampilan serta kelancaran bertanya dari calon guru maupun guru itu sendiri perlu dilatih dan ditingkatkan. Peningkatan keterampilan bertanya meliputi aspek isi pertanyaan maupun aspek teknik bertanya. Aspek isi, pertanyaan harus singkat dan jelas. Sedangkan aspek tenik bertanya, pertanyaan dikemukakan dengan penuh kehangatan.

B.     Jenis-jenis pertanyaan

Terdapat beberapa cara untuk menggolong-golongkan jenis pertanyaan. Berikut merupakan jenis pertanyaan menurut maksudnya, jenis pertanyaan menurut taksonomi Bloom, dan jenis pertanyaan menurut luas-sempitnya pertanyaan.

1.      Jenis pertanyaan menurut Maksudnya

a.       Pertanyaan permintaan (Compliance Question)

Pertanyaan ini mengandung arti pertanyaan yang mengharapkan agar murid mematuhi perintah yang diucapkan dalam bentuk pertanyaan.

Contoh:

Dapatkah kamu tenang, agar keterangan saya ini dapat didengar oleh semua murid dalam kelas ini?

Amir, maukah kamu menutupkan jendela yang di sebelah sana?

b.      Pertanyaan retoris (Rhetorical Question)

Pertanyaan retoris adalah pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban, melainkan akan dijawab sendiri oleh guru. Hal itu diucapkan karena merupakan teknik penyampaian informasi kepada murid.

Contoh:

Guru: Mengapa beriman kepada malaikat akan berdampak positif bagi kehidupan kita sehari-hari? Karena dengan mengingat adanya malaikat kita akan menyadari bahwa kehidupan di dunia ini ternyata ada yang mengawasi setiap perbuatan kita.

c.       Pertanyaan mengarahkan/menuntut (Prompting Question)

Pertanyaan mengarahkan atau menuntut adalah pertanyaan yang diajukan untuk memberi arah kepada murid dalam proses berpikirnya. Dalam proses belajar mengajar, kadang-kadang guru harus mengajukan sesuatu pertanyaan yang mengakibatkan siswa memperhatikan dengan seksama bagian tertentu (biasanya inti pelajaran) dari sesuatu bahan pelajaran yang rumit. Dari segi lain, apabila murid tak dapat menjawab sesuatu pertanyaan atau salah memberikan jawaban, guru mengajukan pertanyaan lanjutan yang akan mengarahkan/menuntun proses berpikir dari murid, dan akhirnya dapat menemukan jawaban dari pertanyaan yang pertama tadi.

d.      Pertanyaan menggali (Probling Question)

Pertanyaan menggali adalah pertanyaan yang akan mendorong murid untuk lebih mendalami jawabannya terhadap pertanyaan sebelumnya. Dengan pertanyaan menggali ini, murid didorong untuk meningkatkan kualitas ataupun kuantitas jawaban yang telah diberikan pada pertanyaan sebelumnya.

2.      Jenis pertanyaan menurut Taksonomi Bloom

a.       Pertanyaan pengetahuan (Precall Question/Legde Question)

Pertanyaan pengetahuan adalah pertanyaan yang hanya mengharapkan jawaban yang sifatnya hafalan atau ingatan terhadap apa yang telah dipelajari murid, dalam hal ini murid tidak diminta pendapatnya atau penilaiannya terhadap suatu problema atau persoalan. Kata-kata yang sering digunakan dalam menysusun pertanyaan pengetahuan ini biasanya adalah apa, dimana, kapan, siapa, atau sebutkan.

b.      Pertanyaan pemahaman (Comprehension Question)

Pertanyaan ini menuntut murid untuk menjawab pertanyaan denganjalan mengorganisasi informasi-informasi yang pernah diterimanya dengan kata-kata sendiri, atau menginterprestasikan/membaca informasi yang dilukiskan melalui grafik atau kurva atau dengan jalan memperbandingkan/membeda-bedakan. Kata-kata yang sering digunakan untuk menyusun pemahaman adalah:

·         jelaskan/uraikan dengan kata-katamu sendiri........

·         bandingkan.............

c.       Pertanyaan Penerapan (Application Question)

Pertanyaan penerapan adalah pertanyan yang menuntut murid untuk memberikan jawaban tunggal dengan cara menerapkan; pengetahuan, informasi, aturan-aturan, kriteria, dan lain-lain yang pernah diterimanya pada suatu kasus atau kejadian yang sesungguhnya.

d.      Pertanyaan analisis (Analysis Question)

Pertanyaan analisis adalah pertanyaan yang menuntut murid untuk menemukan jawaban dengan cara:

·         Mengidentifikasi motif masalah yang ditampilkan

·         Mencari bukti-bukti atau kejadian-kejadian yang menunjang suatu kesimpulan atau generalisasi yang ditampilkan

·         Menarik kesimpulan berdasarkan informasi-informasi yang ada atau membuat generalisasi dari atau berdasarkan informasi yang ada.

e.       Pertanyaan sistesis (Synthesis Question)

Ciri dari pertanyaan ini adalah jawaban yang benar dan tidak tunggal, melainkan lebih dari satu dan menghendaki murid untuk mengembangkan potensi serta daya kreasinya. Dalam hubungan ini, pertanyaan sintesis menuntut murid untuk:

·         Membuat ramalan/prediksi

Apa yang terjadi bila penduduk Indonesia dibatasi besarnya belanja per hari?

·         Memecahkan masalah berdasarkan imajinasi

Bayangkan Anda seolah-olah hidup di zaman Nabi Muhammad Saw. Apa yang akan Anda lakukan berkaitan dengan penyebaran islam?

·         Mencari komunikasi

Susunlah suatu karangan pendek yang menggambarkan kehidupan keagamaan di desamu!

f.       Pertanyaan evaluasi (Evaluation Question)

Pertanyaan semacam ini menghendaki murid untuk menjawabnya dengan cara memberikan penilaian atau pendapatnya terhadap suatu isu yang ditampilkan.

Contoh:

·         Menurut pendapatmu, nama yang lebih tepat dan murah dalam pemerataan kesempatan belajar, SD Inppres atau sekolah terbuka?

·         Bagaimana penilaianmu tentang bunga bank?

3.      Jenis pertanyaan menurut Luas-Sempitnya Sasaran

a.       Pertanyaan sempit (Narrow Question)

Pertanyaan ini membutuhkan jawaban yang tertutup yang biasanya kunci jawabannya telah tersedia.

1)      Pertanyaan sempit informasi langsung

Pertanyaan semacam ini menuntut murid untuk mengingat atau menghafal informasi yang ada. Pertanyaan ini sangat berguna bila kepada murid dituntut menghafalkan hal-hal/informasi/rumus-rumus yang senantiasa digunakan di dalam masyarakat secara hafal di luar kepala.

Contoh:

·         Sebutkan empat bentuk pengabidan kita kepada orangtua!

·         Kapan imam harus menyaringkan bacaan sholat pada saat sholat shubuh?

2)      Pertanyaan sempit memusat

Pertanyaan ini menuntut murid agar mengembangkan ide atau jawabannya dengan cara menuntunnya melalui petunjuk tertentu. Pertanyaan ini bermanfaat bila guru menghendaki murid membedakan, mengasosiasikan, menjelaskan, dan lain-lain masalah yang ditampilkan.

Contoh:

·         Bagaimana dapat dibuktikan bentuk konkret dari janji Allah untuk menjaga Al-Quran?

b.      Pertanyaan luas (Broad Question)

Ciri pertanyaan ini adalah jawabannya yang mungkin lebih dari satu, sebuah pertanyaan ini belum mempunyai jawaban yang spesifik sehingga masih bersifat terbuka.

1)      Pertanyaan luas terbuka (open end question)

Pertanyaan ini memberi kesempatan kepada murid untuk mencari jawabannya menurut cara dan gayanya masing-masing.

Contoh:

·         Bila datanya begini, ramalkan kemungkinan-kemungkinan yang bakal terjadi

·         Bagaimana cara menanggulangi peningkatan kriminalitas di kota ini?

2)      Pertanyaan luas memulai

Pertanyaan ini meminta murid untuk mengadakan penilaian terhadap aspek kognitif maupun sikap. Pertanyaan ini lebih efektif bila guru menghendaki murid untuk:

·         Merumuskan pendapat

·         Menentukan sikap

·         Tukar menukar pendapat/perasaan terhadap suatu hal yang ditampilkan.

Contoh:

·         Bagaimana pendapatmu tentang jalannya pertandingan sepakbola tadi?

·         Mengapa kamu katakan pada waktu pagi lebih baik berjalan-jalan daripada melamun?

 

D.    KETERAMPILAN MENGAKTIFKAN BELAJAR SISWA

Dalam kegiatan pembelajaran, terdapat dua kegiatan, yaitu guru mengajar dan siswa belajar.  Guru mengajar bagaimana siswa harus belajar. Sementara siswa belajar bagaimana seharusnya belajar melalui pengalaman hingga terjadi perubahan dalam aspek kognitif, psikomotor dan afektif. Guru harus mengaktifkan merancang kegiatan pembelajaran untuk memungkinakan siswa melakukan kegiatan secara aktif, baik fisik maupun mental. Siswa akan belajar aktif jika rancangan pembelajaraan yang disusun guru mengharuskan siswa, baik secara sukarela maupun terpaksa untuk menuntut siswa melakukan kegiatan belajar. Ada korelasi yang signifikan antara kegiatan mengajar guru dan kegiatan belajar siswa. Mengaktifkan kegiatan belajar siswa berarti menuntut kreativitas dan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Mengaktifkan belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran merupakan salah satu cara menghidupkan dan melatih memori siswa agar bekerja dan berkembang secara optimal. Berikan kesempatan kepada siswa untuk mengoptimalkan memorinya bekerja secara maksimal dengan memberikan kesempatan mengungkapkan dengan bahasanya dan melakukan dengan kreativitasnya sendiri. Jangan dibatasi selama kreativitas siswa masih dalam kerangka menunjang pencapaian kompetensi.

Cara lain mengaktifkan belajar siswa adalah memberikan berbagai pengalaman belajar yang bermanfaat bagi kehidupan siswa dengan memberikan rangsangan tugas, tantangan, memecahkan masalah, atau mengembangkan pembiasaan agar dalam dirinya tumbuh kesadaran bahwa menjadi kebutuhan hidupnya dan perlu dilakukan sepanjang hayat.

Alasan lain menaktifkan belajar siswa adalah setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Oleh karena itu, setiap siswa perlu memperoleh layanan bimbingan belajar yang berbeda sehingga seluruh siswa dapat berkembang sesuai dengan tingkat kemampuannya. Dan tidak semua siswa berasal dari latar belakang sosial yang memiliki kesadaran dan budaya belajar sehingga tugas guru adalah menumbuhkan kesadaran dan mengembangkan pembiasaan agar setiap siswa merasa butuh dan senang belajar.

E.     Tipe Belajar Siswa

Guru harus mengetahui tipe belajar siswa agar kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan dapat mencapai tujuan secara efktif dan efisien, ada tiga tipe belajar siswa yaitu

1.      Visual, diaman dalam belajar , siswa mudah belajar dengan cara melihat

2.      Auditori, dimana siswa lebih mudah belajar dengan mendengarkan

3.      Kinestetik, dimana dalam pembeljaran siswa mudah belajr dengan melakukan

F.     Strategi Mengaktifkan Kelas

Cara mengaktifkan kegiatan belajar siswa adalah dengan :

1.      Learning Starts with A Question

·         Bagikan bahan belajar dan mintalah siswa untuk beljar berpasangan

·         Siswa diminta membuat pertanyaan hal-hal yang belum dimengerti

·         Kumpulkan semua pertanyaan dan kelompokkan jenisnya atau yang paling banyak dibutuhkan siswa

·         Mulailah pelajaran dengan menawab dan menjelaskan hal-hal yang mereka tanyakan

·         Dengan cara ini, akan terjadi pembelajaran tanya jawab secara aktif

Strategi ini cocok untuk memulai pembelajaran topik baru dimana karakteristik materi pembelajaran tertentu kadang sudah dibahas pada kelas sebelumnya.

2.      Everyone is A Teacher Here

·         Bagikan kertas kepada siswa dan mintalah mereka untuk menuliskan pertanyaan tentang materi atau hasil belajar yang harus didiskusikan atau dipelajari.

·         Kumpulkan kertas-kertas tersebut, kocok, dan bagikan kembali kepada siswa secara acak.

·         Undang sukarelawan (seorang siswa) untuk ke depan dan membacakan pertanyaan, serta memberikan jawaban/tanggapan tersebut.

·         Kembangkan diskusi berangkat dari pertanyaan tersebut.

·         Klarifikasi materi/hasil belajar dari setiap pertanyaan yang didiskusikan agar seluruh siswa memperoleh pemahaman tentang materi/hasil belajar.

Untuk menggali pengetahuan atau kempauan siswa, guru dapat meminta siswa menuliskan pertanyaan tentang topik yang akan dipelajari di atas kertas dan kemudian pertanyaan diacak untuk dijawab temannya.

3.      The Power of Two

·         Ajukan satu atau dua pertanyaan/ masalah (tentang topik pembelajaran) yang membutuhkan perenungan (reflection) dan pemikiran (thingking).

·         Mintalah siswa menjawab tertulis secara orangan.

·         Kelompkkan siswa secara berpasangan (dua-dua).

·         Mintalah mereka saling menjelaskan dan diskusi jawaban baru.

·         Klarifikasi dan simpulkan agar seluruh siswa memperoleh kejelasan.

Untuk mengaktifkan siswa berpikir lebih serius tentang topik/masalah yang akan didiskusikan , guru dapat mengajukan pertanyaan dengan menggali untuk memperoleh jawaban yang lebih dalam. Kemudian mendiskusikan secara panel, guru dapat meminta siswa membentuk kelompok kecil untuk berbagi jawaban atau pemecahan masalah tentang pertanyaan atau permasalahan yang akan didiskusikan lebih luas.

4.      Information research

a.      Bagikan recource material (bacaan, materi, buku teks, handout, dokumen, dan lain sebagainya)

b.      Susunlah sejumlah pertanyaan yang jawabannya dapat di cari dari resource material tersebut.

c.       Bagi siswa dalam kelompok kecil untuk menumbuhkan persaingan yang sehat

d.      Klarifikasi dan bahaslah jawaban bersama-sama

e.       Kembangan jawaban untuk memperluas cakupan belajar

Strategi ini untuk membelajarkan materi yang jawabannya ada dalam teks (resource material). Untuk lebih mengaktifkan, bisa bentuk presentasi jawaban tiap kelompok kecil tersebut.

5.      Snowballing

a.      Ajukan pertanyaan atau permasalahan terkait topik pembelajaran

b.      Pengelompokkan siswa beranggotakan dua atau tiga orang siswa

c.       Setelah itu, kelompok kecil siswa menjawab atau memecahkan permasalahan dalam beberapa menit

d.      Gabungkanlah dua kelompok menjadi satu kelompok baru yang beranggotakan empat atau enam orang.

e.       Pada grup baru ini, mintalah mereka melakukan diskusi untuk merumuskan jawaban baru yang disepakati bersama

f.        Klarifikasi jawaban atau pemecahan masalah yang benar agar seluruh siswa/ kelompok mempunyai pemahaman terhadap jawaban atau pemetaan masalah

Berdayakan seluruh siswa dengan pertanyaan kecil yang berbeda-beda tiap kelompok. Setiap anggota kelompok memiliki kewajiban untuk menjawab atau memecahkan masalah, apalagi pada saat dua kelommpok bergabung.

6.      Jigsaw Learning

a.      Bagikan semua bahan ajar yang dapat menunjang pencapaian kompetensi/ hasil secara acak

b.      Bentuk kelompok (1) sesuai hasil belajar yang dipelajari

c.       Diskusikan seccara berkelompok, tetapi setiap individu bertugas membuat resume atas hasil diskusi

d.      Bentuklah kelompok (2) secara acak dan tiap anak bertugas menyampaikan hasil resume-nya kepada kelompok sebelumnya, kemudian setiap anggota kelompok merumuskan hasil belajar secara utuh

e.       Presentasikan hasil belajar (diwakili)

f.        Klarifikasi dan disimpulkan agar seluruh siswa mempperoleh pemahaman yang utuh

Strategi ini dapat diterapkan pada pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang sudah diterapkan dan diketahui siswa dengan membagikan bahan ajar yang lengkap

7.      Debat yang Efektif

a.       Kembangkan suatu kasus yang kontrofersial dalam suatu topik pembelajaran

b.      Bagi kelas menjadi dua kelompok “pro” dan “kontra”

c.       Minta setiap kelompok untuk menunjuk wakil mereka: dua atau tiga orang

d.      Awali debat ini dengan meminta juru bicara untuk mengemukakan pendapatnya secara bergantian

e.       Setelah menyampaikan pendapatnya, juru bicara kembali ke kelompoknya dan mengatur strategi untuk membuat bantahan dari kelompok lainnya

f.       Bila dirasa cukup, hentikan debat tersebut dengan menyisakan follow up dari kasus yang diperdebatkan

Strategi ini dapat diterapkan apabila guru menyajikan topik atau persoalan yang menimbulkan pro dan kontra. Debat akan seru apabila anggota kelompok saling mengungkapkan pendapatnya. Banyak kecakapan hidup dapat dilatihkan dalam strategi ini.

8.      Card Sort

a.      Bagikan kertas berisi informasi atau cara atau langkah-langkah yang telah disusun sistematis dalam kategori tertentu secara acak

b.      Biarkan siswa berbaur mencari kawan yang memiliki kategori yang sama

c.       Setelah siswa menemukan kawan-kawan dalam kategori, mintalah mereka berdiri sejajar sesuai urutan kategori dan menjelaskan kategori tersebut ke seluruh kelas

d.      Setelah kategori dijelaskan, berikan penjelasan yang diperlukan agar kelas memiliki pemahaman yang utuh

Strategi ini dapat diterapkan apabila guru memiliki materi yang memiliki bagian-bagian atau kategori yang luas. Caranya, guru menuliskan materi di kertas karton secara acak dan kemudian membagikannya kepada siswa.

9.      Synergetic Teaching

a.      Bagi kelas menjadi emoat kelompok

b.      Bagikan tugas belajar masing-masing kelompok untuk menyelesaikan suatu permasalahan

c.       Kelompok I mencari informasi tentang pentingnya permasalahan

d.      Kelompok II menjelaskan kebijakan atau pemecahan saat ini dan alternatif yang diusulkan

e.       Kelompok III membuat satu usulan kebijakan atau pemecahan yang dapat diterima dan dilakukan semua pihak

f.        Pertemukan atau gabung masing-masing kelompok dnegan anggota kelompok yang lain, kemudian tayangkan hasil kerja kelompok secara utuh

g.      Buatlah show case (tayangan kasus) portofolio untuk diketahui oleh semua pihak

Strategi ini dapat diterapkan pada pembelajaran yang mengkaji suatu permasalahan secara utuh dari berbagai sudut pandang.

10.  Listening Team (Tim Pendengar)

a.      Bagi kelas menjadi empat kelompok dan beri tugas:

                                                              i.      Tim Penanya

                                                            ii.      Tim Pendukung

                                                          iii.      Tim Penentang

                                                           iv.      Pemberi Contoh

(seperti talkshow)

b.      Sampaikan materi anda dengan teknik membaca buku acuan atau sumber, setelah itu beri waktu untuk menyelesaikan tugas

c.       Mintalah masing-masing kelompok untuk bertanya, menyetujui, menolak atau memberi contoh sesuai dengan tugas awalnya.

Strategi ini akan menjadi ajang diskusi yang bagus karena masing-masing peran dapat memberikan argumentasi dan sanggahan. Strategi ini sangat cocok untuk pembelajaran yang membutuhkan kajian atau pemecahan mendalam.

11.  Point Counterpoint

a.       Pilihlah satu topik yang memiliki dua pandangan atau lebih

b.      Bagi kelas menjadi beberapa kelompok sesuai dengan banyaknya pandangan yang ada

c.       Pastikan bahwa masing-masing kelompok duduk terpisah

d.      Beri kesempatan salah satu kelompok untuk memulai debat

e.       Berilah kesimpulan dengan membandingkan isu-isu secara utuh

Strategi ini dapat diterapkan jika guru hendak menyajikan topik atau permasalahan yang menimbulkan pandangan yang berbeda. Karena itu, sampaikanlah topik kepada siswa dan mintalah pendapatnya, kemudian kelompokkan siswa yang memiliki pendapat yang sama. Kalau bisa, tempat duduknya terpisah untuk menciptakan suasana diskusi atau debat yang sehat.

12.  Tim Kuis

a.       Pilihlah topik yang dapat disampaikan dalam tiga segmen

b.      Bagi siswa menjadi 3 kelompok

c.       Jelaskan format sesi yang akan disampaikan dan mulailah penyampaian materi. Batasi hingga 10 mneit

d.      Mintalah tim A untuk membuat kuis jawaban ringkas sementara tim B dan C mereview catatan mereka

e.       Tim A memberi pertanyaan pada tim B tidak bisa, pindah ke Tim C

f.       Tim A mengajukan pertanyaan ke tim C tidak bisa, pertanyaan pindah ke tim B

g.      Lanjutkan penyampaian materi segmen dan tunjuk tim B sebagai pemandu kuis, begitu selanjutnnya sampai tim C.

Strategi ini diterapkan untuk memberdayakan seluruh siswa dengan mempelajari suatu topik pelajaran.

 

 

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Dari materi yang terdapat dalam pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan seorang guru dalam mengelola pertanyaan akan meningkatkan partisipasi, minat, perhatian, dan pola berfikir dari siswa tersebut. Pertanyaan juga digolongkan dalam beberapa jenis baik menurut maksudnya, menurut taksonomi bloom, dan menurut luas sempitnya sasaran.

Dalam keterampilan mengaktifkan belajar siswa, seorang guru dapat mengidentifikasi sekaligus memberikan rancangan dalam pembelajaran agar tercipta situasi belajar aktif bagi siswa. Terdapat beberapa tipe belajar seperti visual, auditori, serta kinestetik. Untuk mengaktifkan kelas dapat pula digunakan beberapa strategi seperti learning start with question, everyone is a teacher here, the power of two, dan strategi lainnya.

6 Komentar untuk "KETERAMPILAN BERTANYA & KETERAMPILAN MENGAKTIFKAN BELAJAR SISWA"

isi materinya pas sekali. jika berkenan, bolehkah saya menggunakan beberapa dari isi artikel ini? bisa tlg kirim ke tha13chie@gmail.com

Isi artikelnya sangat bermanfaat,,, jika berkenan bolehkah saya menggunakan beberapa materi di artikel ini, jika bisa tlg dikirim ke aiso1730@gmail.com

sangat bermanfaat. izin menggunakan materi ini nurultaqiya05@gmail.com

materi yang sangat lengkap, izin menggunakan materi ini. widyawiwid@gmail.com

Berkomentarlah dengan baik dan sopan, saya akan berusaha untuk menjawab setiap pertanyaan dan menanggapi setiap komentar yang anda berikan, :)

Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya :)

Back To Top