Translate

PEMBELAJARAN KONSEP MOL YANG ASYIK DAN MENYENANGKAN



PENDAHULUAN

 Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas manusia seutuhnya adalah misi pendidikan yang menjadi tanggung jawab professional seiap guru. Guru tidak cukup hanya menyampaikan materi pengetahuan kepada para siswa di kelas tetapi dituntut untuk meningkatkan kemampuan guna mendapatkan dan mengelola informasi yang sesuai dengan kebutuhan profesinya. Mengajar bukan lagi usaha menyampaikan ilmu pengetahuan, melainkan juga usaha menciptakan sistem lingkungan yang membelajarkan subjek didik agar tujuan pengakaran dapat tercapai secara optimal. Mengajar dalam pemahaman ini memerlukan suatu strategi belajar mengajar yang sesuai. Mutu pengajaran tergantung pada pemilihan strategi yang tepat dalam upaya mengembangkan kreativitas dan sikap inovatif subjek didik. Untuk itu perlu dibina dan dikembangkan kemampuan profesional guru untuk mengelola program pengajaran dengan strategi belajar yang kaya dengan variasi.

Dalam mengajar guru dituntut untuk menguasai materi yang akan diajarkan. Begitu banyak mata pelajaran yang diajarkan kepada para siswa di kelas dan kesemuanya itu mempunyai tingkat kesulitan yang beragam. Mulai dari kesulitan dalam menyampaikan materi agar mudah ditangkap oleh para siswa, para siswa yang sulit mengikuti, maupun cara guru mengajar yang tidak mengikuti kepribadian atau kondisi kelas saat itu sehingga serasa sangat sulit memasukkan mata pelajaran tersebut dalam pikiran siswa. Bagi mereka mata pelajaran yang berbentuk hitung-hitungan merupakan suatu momok dalam diri mereka. Para siswa merasa bosan untuk mengikuti mata pelajaran ini karena masalah utamanya adalah mereka merasa tidak mampu untuk mata pelajaran tersebut. Hal inilah yang sering kita jumpai dalam kenyataan di lapangan dan bahkan telah kita rasakan pada waktu sekolah menengah. Salah satu mata pelajaran yang menjadi momok bagi mayoritas siswa adalah kimia.
Mata pelajaran kimia adalah mata pelajaran yang dianggap membosankan dan menakutkan bagi sebagian besar siswa karena dianggap merupakan mata pelajaran yang terdiri dari rumus-rumus kimia dan hitungan. Menakutkan karena terdapat beberapa pokok bahasan yang memerlukan kemampuan matematis yang tinggi, seperti stoikiometri, termokimia, laju reaksi, kesetimbangan kimia, koligatif larutan, buffer, hidrolisis, kelarutan, dan elektrolisis. Membosankan karena sebagian besar terdiri dari pokok bahasan yang memerlukan pemahaman dengan menghafal rumus-rumus dan sifat-sifat zat baik sifat fisik maupun sifat kimia, seperti kimia organik, struktur atom, biokimia, dan kimia unsur. Pembelajaran mata pelajaran apapun termasuk mata pelajaran kimia memang bisa membosankan bila diberikan secara monoton dengan hanya menjejali siswa, siswa pasif menerima apa adanya yang diberikan guru.
Terkadang pokok bahasan kimia tertentu dianggap kurang menarik, sehingga sebagian besar guru kimia adalah meminta siswa untuk belajar mandiri atau biasanya hanya dengan ceramah, siswa dibiarkan pasif, hanya mencatat apa yang diberikan guru. Padahal pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa, sehingga siswa aktif dalam suatu sistem pembelajaran dan bukan hanya mendengarkan guru ceramah menyampaikan materi.
 Kenyataan tersebut, bila dibiarkan akan sangat fatal karena berakibat pada terjadinya kesalahan konsep siswa pada pokok bahasan kimia tertentu. Kesalahan konsep yang ada pada diri siswa akan berakibat pada pokok bahasan yang lain karena dari satu pokok bahasan dengan yang lainnya saling berkaitan. Hal inilah yang menyebabkan terkadang intepretasi siswa satu dengan yang lainnya berbeda, apalagi sudah berbeda sekolah dan berbeda guru pengajar.
Konsep mol adalah salah satu pokok bahasan yang harus dikuasai oleh peserta didik yang mengambil jurusan IPA khususnya mereka yang selalu bergelut dengan kimia. Hal ini dikarenakan dalam suatu pemecahan kimia dan dalam prakteknya konsep mol merupakan konsep dasar yang harus dimengerti dan dikuasai setiap peserta didik untuk selanjutnya konsep ini digunakan pada konsep-konsep pembelajaran kimia yang lain.  Konsep mol yang merupakan materi dasar dari cabang ilmu kimia, maka tidak mengherankan jika materi ini memang musti disampaikan secara menarik dan menyenangkan guna mendapatkan tujuan yaitu peseerta didik mampu menerima materi tentang konsep dasar tersebut dan dengan konsep dan pengertian yang benar tentunya. Tugas guru di sini bukan lagi sebagai pemberi secara mutlak namun merangkap sebagai media merefleksi pikiran mereka yang tidak hanya serius dengan pelajaran yang diberikan namun terlebih bisa menjadikan materi tersebut hidup dalam dunia mereka. Sehingga mereka merasa bukan lagi menjadi beban dalam benak mereka mengenai materi konsep mol yang diberikan namun terlebih kepada kesenangan dan kemudahan dalam menguasai terhadap materi tersebut dan terlebih pada pelajaran kimia. Oleh karenanya dalam artikel ini akan diuraikan solusi dalam pembelajaran yang inovatif khususnya pada mata pelajaran kimia yaitu materi konsep mol yang berupa strategi yang bisa digunakan dalam pembelajaran tersebut agar lebih menarik dan menyenangkan. Hal ini dimaksudkan agar pembelajaran materi kimia lebih menarik dan dapat dengan mudah dikuasai para siswa dan bukan lagi menjadi momok namun menjadi surganya pencinta ilmu alam.
PEMBAHASAN
Strategi belajar mengajar menurut JR David dalam Teacing Strategies for College Class Room(1976) ialah aplan, method, or series of activities designe to achicves a particular educational goal (P3G,1980). Menurut pengertian ini strategi belajar mengajar meliputi rencana, metode, dan perangkat kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Untuk melaksanakan strategi tertentu diperlukan seperangkat metode pengajaran. Strategi dapat diartikan sebagai aplan of operation achieving something “rencana kegiatan untuk mencapai sesuatu”.
Berbeda halnya jika dibandingkan dengan metode yaitu a way in achieving something “cara untuk mencapai sesuatu”. Untuk melaksanakan suatu strategi digunakan seperangkat metode pengajaran tertentu. Dalam pengertian demikian maka metode pengajaran menjadi salah satu unsur dalam strategi belajar mengajar. Unsur seperti sumber belajar, kemampuan guru dan siswa, media pendidikan, materi pengajaran, organisasi, waktu tersedia, kondisi kelas dan lingkungan merupakan unsur-unsur yang mendukung strategi belajar mengajar.
Strategi pembelajaran yang dipilih oleh guru selayaknya didasari pada berbagai pertimbangan sesuai dengan situasi, kondisi dan lingkungan yang akan dihadapinya. Pemilihan strategi pembelajaran umumnya bertolak dari:
*      Rumusan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan,
*      Analisis kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang dihasilkan, dan
*      Jenis materi pelajaran yang akan dikomunikasikan.
Menurut Kozma dalam Gafur (1989) secara umum menjelaskan bahwa strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu. Sedangkan Gerlach dan Ely (1980) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu. Selanjutnya dijabarkan oleh mereka bahwa strategi pembelajaran yang di maksud meliputi sifat, lingkup dan urutan kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik.
Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pelajaran, sehingga akan memudahkan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat dikuasainya diakhir kegiatan belajar. Strategi pembelajaran yang akan dipilih dan digunakan oleh guru bertitik tolak dari tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan di awal. Agar diperoleh tahapan kegiatan pembelajaran yang berdaya dan berhasil guna, maka guru harus mampu menentukan strategi pembelajaran apa yang akan digunakan. Strategi pembelajaran pada dasarnya adalah suatu rencana untuk mencapai tujuan.
Adapun komponen-komponen dalam strategi pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan sebagai bagian dari suatu sistem pembelajaran secara keseluruhan memegang peranan penting.
2. Penyampaian Informasi
Penyampaian informasi seringkali dianggap sebagai suatu kegiatan paling penting dalam proses pembelajaran, padahal bagian ini hanya merupakan salah satu komponen dari strategi pembelajaran. Artinya tanpa adanya kegiatan pendahuluan yang menarik atau dapat memotivasi peserta didik dalam belajar maka kegiatan penyampaian informasi ini menjadi tidak berarti.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyampaian informasi adalah urutan, ruang lingkup dan jenis materi.
*      Urutan penyampaian
*      Ruang lingkup materi yang disampaikan
*      Materi yang akan disampaikan
Materi pelajaran umumnya merupakan gabungan antara jenis materi yang berbentuk pengetahuan (fakta dan informasi yang terperinci), keterampilan (langkah-langkah, prosedur, keadaan dan syarat-syarat tertentu) dan sikap (berisi pendapat ide, saran atau tanggapan) (Kemp, 1977). Merril (1977, hal.37) membedakan isi pelajaran menjadi 4 jenis yaitu fakta, konsep, prosedur dan prinsip.
3. Partisipasi Peserta Didik
Berdasarkan prinsip student centered maka peserta didik merupakan pusat dari suatu kegiatan belajar. Dalam masyarakat belajar dikenal istilah CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) yang diterjemahkan dari SAL (Student Active Learning) yang maknanya adalah bahwa proses pembelajaran akan lebih berhasil apabila peserta didik secara aktif melakukan latihan-latihan secara langsung dan relevan dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan (Dick dan Carey, 1978, hal. 108).
 Terdapat beberapa hal penting yang berhubungan dengan partisipasi peserta didik, yaitu:
a. Latihan dan praktek seharusnya dilakukan setelah peserta didik diberi informasi tentang suatu pengetahuan, sikap atau keterampilan tertentu.
b. Umpan Balik
Segera setelah peserta didik menunjukkan perilaku tertentu sebagai hasil belajarnya, maka , guru memberikan umpan batik (feedback) terhadap hasil belajar tersebut. Melalui umpan balik yang diberikan oleh guru, peserta didik akan segera mengetahui apakah jawaban yang merupakan kegiatan yang telah mereka lakukan itu benar/atau salah, tepat/tidak tepat atau ada sesuatu yang perlu diperbaiki.
4. Tes
Serangkaian tes umum yang digunakan oleh guru untuk mengetahui :
(a) apakah tujan pembelajaran khusus telah tercapai atau belum,
(b) apakah pengetahuan, sikap dan keterampilan telah benar-benar dimiliki oleh peserta didik atau belum.
5. Kegiatan Lanjutan
Kegiatan yang dikenal dengan istilah follow up dari suatu hasil kegiatan yang telah dilakukan seringkali tidak dilaksanakan dengan baik oleh guru. Dalam kenyataannya, setiap kali setelah tes dilakukan selalu saja terdapat peserta didik yang berhasil dengan bagus atau di atas rata-rata :
a. hanya menguasai sebagian atau cenderung di rata-rata tingkat penguasaan yang diharapkan dapat dicapai
b. Peserta didik seharusnya menerima tindak lanjut yang berbeda sebagai konsekuensi dari hasil belajar yang bervariasi tersebut.
Pemilihan strategi pembelajaran yang didasari pada prinsip efisiensi, efektivitas, dan keterlibatan peserta didik.
1.      Efisiensi
Penggunaan strategi pembelajaran yang tepat dan pemilihan metode yang mendukung tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
2.      Efektivitas
Pada dasarnya efektivitas ditujukan untuk menjawab pertanyaan seberapa jauh tujuan pembelajaran telah dapat dicapai oleh peserta didik. Perlu diingat bahwa strategi yang paling efisien sekalipun tidak otomatis menjadi strategi yang efektif.
3.      Keterlibatan Peserta Didik
Pada dasamya keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh tantangan yang dapat membangkitkan motivasinya dalam pembelajaran. Strategi pembelajaran yang besifat inkuiri pada umumnya dapat memberikan rangsangan belajar yang lebih intensif dibandingkan dengan strategi pembelajaran yang hanya bersifat ekspositori.
Kata inovasi sering diterjemahkan segala hal yang baru atau pembaharuan dan kadang-kadang juga dipakai untuk menyatakan penemuan, karena hal yang baru itu hasil penemuan. Kata penemuan juga sering digunakan untuk menterjemahkan kata dari bahasa inggris “discovery” dan “invention”. Inovasi (innovation) ialah suatu ide, barang, kejadian, metode, yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau kelompok orang (masyarakat), baik itu berupa hasil invensi maupun diskoveri. Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk memecahkan suatu masalah tertentu. Timbulnya inovasi di dalam pendidikan disebabkan oleh adanya persoalan dan tantangan yang perlu dipecahkan dengan pemikiran bariu yang mendalam dan progresif. Inovasi pendidikan merupakan upaya dasar untuk memperbaiki aspek-aspek pendidikan agar lebih efektif dan efisien.
Menurut buku karangan Udin Syaefudin Sa’ud, Ph.D. menyatakan bahwa banyak inovasi yang dapat dilakukan dalam suatu pembelajaran,  yaitu:
1)      Inovasi pembelajaran kuantum
2)      Inovasi pembelajaran kompetensi
3)      Inovasi pembelajaran kontekstual
4)      Inovasi pembelajaran internet
Salah satu inovasi dalam pembelajaran yang akan dibahas yaitu mengenai inovasi pembelajaran kontekstual.
Inovasi pembelajaran kontekstual
Pendekatan yang menonjolkan keaktifan siswa dalam melakukan sesuatu, akan memberikan pengalaman belajar yang berharga dan bernuansa lain kepada siswa. Andreas Harefa yang menuliskan “Di antara teori dan praktik terdapat jembatan yang justru amat penting untuk memanusiakan diri seseorang, yakni ia harus belajar menjadi”. Sesungguhnya inilah inti dari seluruh pembelajaran apapun model atau strateginya dalam dunia pendidikan. Salah satu inovasi pembelajaran yang akan membuat seorang siswa menjadi seseorang yang akrab dengan lingkungan dimana, apa, dan siapa sebenarnya dirinya itu adalah inovasi pembelajaran konstektual.
Pembelajaran konstektual (Contextual Teaching and Learning) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka (Sanjaya, 2005). Karakteristik CTL adalah pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada, pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal tetapi untuk diyakini dan diterapkan, mempraktikkan pengalaman ke dalam dunia nyata, dan melakukan refleksi terhadap strategi pengembangan pengetahuan. Prinsip-prinsip pembelajaran kontekstual meliputi tiga prinsip utama, yaitu: saling ketergantungan (interdependence), diferensiasi (differentiation), dan pengorganisasian diri (self organization).
Prinsip-prinsip pembelajaran kontekstual berbeda dengan pembelajaran konvensional, terutama dalam hal peranan siswa, peranan guru, proses pembelajaran, dan tujuan belajar. Seluruh komponen pembelajaran kontekstual menekankan aktivitas siswa secara penuh baik fisik maupun mental. Menempatkan peran siswa selain sebagai subjek pembelajaran juga latar belakang kehidupan, kemampuan, pengalaman belajar, pengelompokan belajar, dan tujuan belajar faktor siswa selalu dipertimbangkan.
Asas-asas sering juga disebut komponen-komponen pembelajaran konstektual yang melandasi pelaksanaan proses pembelajaran kontekstual yang memiliki tujuh asas meliputi:
5)      Kontruktivisme                       5) Pemodelan
6)      Inkuiri                                     6) Refleksi
7)      Bertanya                                  7) Penilaian nyata
8)      Masyarakat belajar
Dalam pembelajaran modern sekarang ini yang lebih dipentingkan adalah bagaimana mengaktifkan keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran secara mandiri, yaitu melalui kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada penemuan (discovery) dan pencarian (inquiry).
Kegiatan pembelajaran melalui pendekatan ini memiliki dampak positif sebagaimana yang dikemukakan oleh Jerome Bruner dalam Hasibuan dan Moejiono (1993) yang mengemukakan bahwa pencarian (inquiry) mengandung makna sebagai berikut:
1.      Dapat membangkitkan potensi intelektual siswa karena seseorang hanya dapat belajar dan mengembangkan pikirannya jika ia menggunakan potensi intelektualnya untuk berpikir.
  1. Peserta didik yang semula memperoleh extrinsic reward dalam keberhasilan belajar (seperti mendapat nilai baik dari pengajar), dalam pendekatan inkuiri ini dapat memperoleh intrinsic reward. Diyakini bahwa jika seorang peserta didik berhasil mengadakan kegiatan mencari sendiri (mengadakan penelitian), maka is akan memperoleh kepuasan untuk dirinya sendiri.
  2. Peserta didik dapat mempelajari heuristik (mengolah pesan atau informasi) dari penemuan (discovery), artinya bahwa cara untuk mempelajari teknik penemuan ialah dengan jalan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengadakan penelitian sendiri.
  3. Dapat menyebabkan ingatan bertahan lama sampai terinternalisasi pada diri peserta didik.
Untuk memperoleh hasil yang maksimal seorang pengajar harus bisa memotivasi para siswanya untuk aktif dalam belajar maupun pembelajaran, hal ini dimakhsudkan agar para siswa mampu menemukan sendiri masalah yang dihadapi dan mendapatkan sendiri solusinya. Dengan cara seperti itu maka mereka akan lebih paham dan mempunyai ingatan yang lebih bagus ketimbang hanya diberi tanpa mencari sendiri.
*      Cara belajar siswa aktif (cbsa)
Tujuannya adalah memperoleh hasil belajar yang berbentuk perpaduan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotori (Raka Joni, dalam Tachir, 1988, hal 37-38)
Berikut akan dijelaskan ciri/kadar Cara Belajar Siswa Aktif, dalam proses belajar dan sebagai hasil belajar.

CBSA sebagai proses belajar:
1. Siswa aktif mencari atau memberikan informasi, bertanya bahkan dalam membuat kesimpulan.
2. Adanya interaksi aktif secara instruktur dengan siswa.
3. Adanya kesempatan bagi siswa untuk menilai hasil kerjanya sendiri
4. Adanya pemanfaatan sumber belajar secara optimal.
CBSA sebagai hasil belajar :
1. Siswa dapat mentransfer kemampuannya kembali (kognitif, afektif clan psikomotorik ).
2. Adanya tindak lanjut berupa keinginan mencari bahan yang telah ditentukan akan dipelajari.
3. Tercapainya tujuan belajar minimal 80%.

            Prinsip-prinsip CBSA
1. Mendesain pengajaran yang dapat membuat siswa aktif sepenuhnya dalam   proses belajar.
2. Membebaskan siswa dari ketergantungan yang berlebihan pada guru. Hal ini akan berakibat sebagai berikut:
a. Siswa akan terbiasa belajar teratur walaupun tidak ada ulangan/ujian
b. Siswa mahir/memanfaatkan sumber-sumber belajar yang ada.
c. Siswa terbiasa melakukan sendiri kegiatan belajar baik di laboratorium, bengkel dan lain-lain
d. Siswa mengerti bahwa guru bukan satu-satunya sumber belajar.
3. Menilai hasil belajar dengan cara berikut, yaitu bahwa setiap hasil pengajaran sarat dengan berbagai macam kegiatan belajar, maka prestasi murid yang tergambar pada kegiatan belajar itu perlu diadakan penilaian dengan ujian lisan, ujian tertulis, tes buku terbuka, tes yang dikerjakan dirumah dan lain-lainnya.

            Prinsip-Prinsip Belajar Dalam CBSA
1.      Stimulus belajar
Stimulus hendaknya benar-benar mengkomunikasikan informasi atau pesan yang hendak disampaikan oleh guru kepada siswa.
2.      Perhatian dan motivasi
Stimulus belajar yang diberikan oleh guru bukan berarti perhatian dan motivasi dari siswa tidak diperlukan lagi.
3.      Respon yang dipelajari
Respon siswa terhadap stimulus guru dapat berupa perhatian, proses internal terhadap informasi, ataupun tindakan nyata dalam bentuk partisipasi dan minat siswa saat mengikuti kegiatan belajar.
4. Penguatan
Setiap tingkah laku yang diikuti perasaan kepuasan terhadap kebutuhan siswa cenderung untuk diulang kembali. Sumber penguat belajar untuk pemuasan kebutuhan berasal dari luar dan dari dalam dirinya. Dari luar seperti nilai, ganjaran, hadiah dan lain-lain dari dalam diri bisa terjadi apabila respon yang dilakukan oleh siswa betul-betul memuaskan dirinya dan sesuai dengan kebutuhannya.
5. Pemakaian dan pemindahan
Dalam penyimpanan informasi (yang jumlahnya tidak terbatas) penting sekali dilakukan pengaturan dalam penempatan informasi sehingga dapat digunakan apabila diperlukan kembali. Pengingatan kembali atau informasi yang telah diperoleh cenderung terjadi apabila digunakan dalam situasti serupa.

Prinsip-prinsip CBSA dalam Dimensi Program Pembelajaran
Prinsip-prinsip yang perlu ada pada dimensi program pembelajaran adalah sebagai berikut.
1.      Penentuan tujuan dan isi pelajaran
Prinsip ini menuntut agar dalam mengembangkan program pembelajaran hendaknya dilakukan penyesuaian antara tujuan dari isi pembelajaran dengan karakteristik siswa, sehingga dapat memenuhi kebutuhan, minat dan kemampuan siswa.
2.      Pengembangan konsep dan aktivitas siswa.
Prinsip ini mempersyaratkan agar program mampu menyajikan alternatif kegiatan yang mengarah pada pengembangan konsep aktifitas belajar siswa.
3.      Pemilihan dan penggunaan berbagai metode clan media
Prinsip ini menuntut agar guru mampu memilih dan sekaligus mampu menggunakan berbagai strategi dan metode belajar-mengajar, sehingga dapat menciptakan kondisi belajar yang dapat membelajarkan siswa secara aktifdan penuh makna.
4. Penentuan metode dan media
Prinsip ini mempersyaratkan agar dalam program pembelajaran diberikan altematif metode dan media yang dapat dipilih secara luwes, maksudnya pengembangan program hendaknya mampu memilih metode atau media sebagai alternatif memilih kesetaraan.

Prinsip CBSA Pada Dimensi Situasi Belajar Mengajar
1. Komunikasi yang bersahabat antara guru dan siswa.
2. Kegairahan dan kegembiraan dalam belajar.
Banyak keaktifan siswa yang sangat sulit untuk diamati, seperti kemampuan berpikir untuk memecahkan masalah baru adalah merupakan keaktifan siswa yang tidak dapat diamati sebagai suatu bentuk keaktifan. Mungkin siswa yang bersangkutan hanya diam bahkan kelihatannya mengantuk padahal dia sedang mengarahkan segala kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan masalah. Guru baru dapat mengamatinya apabila siswa itu telah bertindak.
Dengan perkataan lain, keaktifan dalam rangka CBSA menunjuk kepada keaktifan mental, meskipun untuk mencapai maksud ini dipersyaratka keterlibatan langsung berbagai bentuk keaktifan fisik.
Tugas utama guru adalah menciptakan suasana kelas sedemikian rupa agar terjadi interaksi belajar-mengajar yang dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik dan sungguh-sungguh. CBSA akan berjalan sebagaimana diharapkan apabila dalam prakteknya CBSA mampu mengembangkan keterampilan memproses perolehan. Jadi apabila keterampilan proses dikaitkan dengan CBSA, maka akan tampak keduanya mempunyai ciri sebagai berikut:
• menekankan pentingnya keberartian belajar untuk mencapai hasil belajar yang   memadai;
 menekankan pentingnya keterlibatan siswa dalam proses belajar.
 tenekankan bahwa belajar adalah proses dua arah yang menekankan hasil belajar secara tuntas.
Dalam proses belajar-mengajar, pengembangan konsep harus dipadukan dengan pengembangan nilai dalam diri anak didik. Tujuannya adalah menghasilkan manusia yang ahli sekaligus manusiawi. Artinya, lulusan yang diharapkan mempunyai pengetahuan yang luas, manusiawi dan keduanya menyatu dalam pribadi yang serasi, selaras dan seimbang. Di dalam menciptakan suatu strategi pembelajaran yang inovatif seperti yang telah dijelaskan pada pembicaraan sebelumnya, maka hal tersebut tidaklah cukup. Kondisi yang menyenangkan dan menarik perhatian para siswa juga perlu diperhatikan untuk membuat suasana kelas terlihat hidup dan bersemangat. Sehingga para siswa mampu menangkap materi dengan mudah karena guru telah memilih strategi pembelajaran yang cocok dan mereka juga merasa senang karena dalam mengajar guru juga menciptakan kondisi kelas yang hidup dan bersemangat.
PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi dari model pembelajaran yang menyenangkan. Learning is fun merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini di pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas, perasaan tertekan dengan tenggang waktu tugas, kemungkinan kegagalan, keterbatasan pilihan, dan tentu saja rasa bosan.
Membangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan dengan cara diantaranya mengakomodir setiap karakteristik diri. Artinya mengukur daya kemampuan serap ilmu masing-masing orang. Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya (“time on task”) tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.

Penerapan PAIKEM dalam Proses Pembelajaran
Secara garis besar, PAIKEM dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
2.   Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
3.  Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’
4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
5. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
                  Pembelajaran PAIKEM adalah pembelajaran bermakna yang dikembangkan dengan cara membantu peserta didik membangun keterkaitan antara informasi (pengetahuan) baru dengan pengalaman (pengetahuan lain) yang telah dimiliki dan dikuasai peserta didik. Peserta didik dibelajarkan bagaimana mereka mempelajari konsep dan bagaimana konsep tersebut dapat dipergunakan di luar kelas. Peserta didik diperkenankan bekerja secara kooperatif. Praktek PAIKEM membutuhkan kemampuan teoritik dan praktik. Kemampuan teoritik meliputi arti belajar, dukungan teoritik, model pembelajaran, dan pembelajaran kontekstual. Kemampuan praktik adalah mempraktekkan metode-metode PAIKEM.

KESIMPULAN
Dari uraian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa berbagai strategi pembelajaran inovatif yang digunakan oleh pengajar pada dasarnya diarahkan agar terjadi kemudahan dalam pemahaman konsep materi yang diajarkan dan sikap mandiri dalam proses belajar mengajar dalam diri siswa, salah satunya dengan inovasi pembelajaran kontekstual tanpa meninggalkan metode-metode PAIKEM yang mampu melibatkan siswa secara langsung dengan berbagai pengenalan terhadap lingkungan. Dengan demikian selama dalam proses pembelajaran akan mengajak siswa lebih aktif (dengan adanya system CBSA), inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Namun perlu diingat bahwa pendekatan yang baik belum tentu menghasilkan pembelajaran yang baik pula, karena itu faktor pengajar sebagai manager dari suatu kegiatan pembelajaran di kelas sangat menentukan keberhasilan proses pembelajaran tersebut

Related Post:

1 Komentar untuk "PEMBELAJARAN KONSEP MOL YANG ASYIK DAN MENYENANGKAN"

Berkomentarlah dengan baik dan sopan, saya akan berusaha untuk menjawab setiap pertanyaan dan menanggapi setiap komentar yang anda berikan, :)

Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya :)

Back To Top