PENDAHULUAN
Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan
kualitas manusia seutuhnya adalah misi pendidikan yang menjadi tanggung jawab
professional seiap guru. Guru tidak cukup hanya menyampaikan materi pengetahuan
kepada para siswa di kelas tetapi dituntut untuk meningkatkan kemampuan guna
mendapatkan dan mengelola informasi yang sesuai dengan kebutuhan profesinya.
Mengajar bukan lagi usaha menyampaikan ilmu pengetahuan, melainkan juga usaha
menciptakan sistem lingkungan yang membelajarkan subjek didik agar tujuan
pengakaran dapat tercapai secara optimal. Mengajar dalam pemahaman ini
memerlukan suatu strategi belajar mengajar yang sesuai. Mutu pengajaran
tergantung pada pemilihan strategi yang tepat dalam upaya mengembangkan
kreativitas dan sikap inovatif subjek didik. Untuk itu perlu dibina dan
dikembangkan kemampuan profesional guru untuk mengelola program pengajaran
dengan strategi belajar yang kaya dengan variasi.
Dalam mengajar guru dituntut untuk menguasai materi yang
akan diajarkan. Begitu banyak mata pelajaran yang diajarkan kepada para siswa
di kelas dan kesemuanya itu mempunyai tingkat kesulitan yang beragam. Mulai
dari kesulitan dalam menyampaikan materi agar mudah ditangkap oleh para siswa,
para siswa yang sulit mengikuti, maupun cara guru mengajar yang tidak mengikuti
kepribadian atau kondisi kelas saat itu sehingga serasa sangat sulit memasukkan
mata pelajaran tersebut dalam pikiran siswa. Bagi mereka mata pelajaran yang
berbentuk hitung-hitungan merupakan suatu momok dalam diri mereka. Para siswa
merasa bosan untuk mengikuti mata pelajaran ini karena masalah utamanya adalah
mereka merasa tidak mampu untuk mata pelajaran tersebut. Hal inilah yang sering
kita jumpai dalam kenyataan di lapangan dan bahkan telah kita rasakan pada
waktu sekolah menengah. Salah satu mata pelajaran yang menjadi momok bagi
mayoritas siswa adalah kimia.
Mata pelajaran kimia
adalah mata pelajaran yang dianggap membosankan dan menakutkan bagi
sebagian besar siswa karena dianggap merupakan mata pelajaran yang terdiri dari
rumus-rumus kimia dan hitungan. Menakutkan karena terdapat beberapa pokok bahasan
yang memerlukan kemampuan matematis yang tinggi, seperti stoikiometri, termokimia, laju
reaksi, kesetimbangan kimia, koligatif larutan, buffer, hidrolisis, kelarutan, dan
elektrolisis. Membosankan karena sebagian besar terdiri dari pokok bahasan yang
memerlukan pemahaman dengan menghafal rumus-rumus dan sifat-sifat zat baik sifat fisik
maupun sifat kimia, seperti kimia organik, struktur atom, biokimia, dan kimia
unsur. Pembelajaran mata pelajaran apapun termasuk mata pelajaran kimia memang
bisa membosankan bila diberikan secara monoton dengan hanya menjejali siswa,
siswa pasif menerima apa adanya yang diberikan guru.
Terkadang pokok bahasan
kimia tertentu dianggap kurang menarik, sehingga sebagian besar guru kimia adalah
meminta siswa untuk belajar mandiri atau biasanya hanya dengan ceramah, siswa
dibiarkan pasif, hanya mencatat apa yang diberikan guru. Padahal pembelajaran
yang baik adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa, sehingga siswa aktif
dalam suatu sistem pembelajaran dan bukan hanya mendengarkan guru ceramah
menyampaikan materi.
Kenyataan
tersebut, bila dibiarkan akan sangat fatal karena berakibat pada terjadinya
kesalahan konsep siswa pada pokok bahasan kimia tertentu. Kesalahan konsep yang
ada pada diri siswa akan berakibat pada pokok bahasan yang lain karena dari
satu pokok bahasan dengan yang lainnya saling berkaitan. Hal inilah yang
menyebabkan terkadang intepretasi siswa satu dengan yang lainnya berbeda,
apalagi sudah berbeda sekolah dan berbeda guru pengajar.
Konsep mol adalah salah satu pokok bahasan yang
harus dikuasai oleh peserta didik yang mengambil jurusan IPA khususnya mereka
yang selalu bergelut dengan kimia. Hal ini dikarenakan dalam suatu pemecahan
kimia dan dalam prakteknya konsep mol merupakan konsep dasar yang harus
dimengerti dan dikuasai setiap peserta didik untuk selanjutnya konsep ini
digunakan pada konsep-konsep pembelajaran kimia yang lain. Konsep mol yang merupakan materi dasar dari
cabang ilmu kimia, maka tidak mengherankan jika materi ini memang musti
disampaikan secara menarik dan menyenangkan guna mendapatkan tujuan yaitu
peseerta didik mampu menerima materi tentang konsep dasar tersebut dan dengan konsep
dan pengertian yang benar tentunya. Tugas guru di sini bukan lagi sebagai
pemberi secara mutlak namun merangkap sebagai media merefleksi pikiran mereka
yang tidak hanya serius dengan pelajaran yang diberikan namun terlebih bisa
menjadikan materi tersebut hidup dalam dunia mereka. Sehingga mereka merasa
bukan lagi menjadi beban dalam benak mereka mengenai materi konsep mol yang
diberikan namun terlebih kepada kesenangan dan kemudahan dalam menguasai
terhadap materi tersebut dan terlebih pada pelajaran kimia. Oleh karenanya
dalam artikel ini akan diuraikan solusi dalam pembelajaran yang inovatif
khususnya pada mata pelajaran kimia yaitu materi konsep mol yang berupa
strategi yang bisa digunakan dalam pembelajaran tersebut agar lebih menarik dan
menyenangkan. Hal ini dimaksudkan agar pembelajaran materi kimia lebih menarik
dan dapat dengan mudah dikuasai para siswa dan bukan lagi menjadi momok namun
menjadi surganya pencinta ilmu alam.
PEMBAHASAN
Strategi belajar mengajar menurut JR David dalam Teacing Strategies for
College Class Room(1976) ialah aplan,
method, or series of activities designe to achicves a particular educational
goal (P3G,1980). Menurut pengertian ini strategi belajar mengajar meliputi
rencana, metode, dan perangkat kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan
pengajaran tertentu. Untuk melaksanakan strategi tertentu diperlukan
seperangkat metode pengajaran. Strategi dapat diartikan sebagai aplan of operation achieving something
“rencana kegiatan untuk mencapai sesuatu”.
Berbeda halnya jika dibandingkan dengan metode yaitu
a way in achieving something “cara
untuk mencapai sesuatu”. Untuk melaksanakan suatu strategi digunakan
seperangkat metode pengajaran tertentu. Dalam pengertian demikian maka metode
pengajaran menjadi salah satu unsur dalam strategi belajar mengajar. Unsur
seperti sumber belajar, kemampuan guru dan siswa, media pendidikan, materi
pengajaran, organisasi, waktu tersedia, kondisi kelas dan lingkungan merupakan
unsur-unsur yang mendukung strategi belajar mengajar.
Strategi pembelajaran yang dipilih oleh guru selayaknya
didasari pada berbagai pertimbangan sesuai dengan situasi, kondisi dan lingkungan
yang akan dihadapinya. Pemilihan strategi pembelajaran umumnya bertolak dari:



Menurut Kozma dalam Gafur (1989) secara umum
menjelaskan bahwa strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap kegiatan
yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta
didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu. Sedangkan Gerlach dan Ely (1980) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran
merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pembelajaran dalam
lingkungan pembelajaran tertentu. Selanjutnya dijabarkan oleh mereka bahwa
strategi pembelajaran yang di maksud meliputi sifat, lingkup dan urutan kegiatan
pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik.
Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih
dan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pelajaran,
sehingga akan memudahkan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan dapat dikuasainya diakhir kegiatan belajar. Strategi
pembelajaran yang akan dipilih dan digunakan oleh guru bertitik tolak dari
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan di awal. Agar diperoleh tahapan
kegiatan pembelajaran yang berdaya dan berhasil guna, maka guru harus mampu
menentukan strategi pembelajaran apa yang akan digunakan. Strategi pembelajaran
pada dasarnya adalah suatu rencana untuk mencapai tujuan.
Adapun
komponen-komponen dalam strategi pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan
1. Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan sebagai bagian
dari suatu sistem pembelajaran secara keseluruhan memegang peranan penting.
2.
Penyampaian Informasi
Penyampaian informasi seringkali dianggap sebagai suatu
kegiatan paling penting dalam proses pembelajaran, padahal bagian ini hanya
merupakan salah satu komponen dari strategi pembelajaran. Artinya tanpa adanya
kegiatan pendahuluan yang menarik atau dapat memotivasi peserta didik dalam
belajar maka kegiatan penyampaian informasi ini menjadi tidak berarti.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyampaian informasi adalah urutan,
ruang lingkup dan jenis materi.
Urutan
penyampaian
Ruang
lingkup materi yang disampaikan
Materi
yang akan disampaikan
Cara belajar siswa aktif (cbsa)



Materi pelajaran umumnya merupakan gabungan antara jenis
materi yang berbentuk pengetahuan (fakta dan informasi yang terperinci),
keterampilan (langkah-langkah, prosedur, keadaan dan syarat-syarat tertentu)
dan sikap (berisi pendapat ide, saran atau tanggapan) (Kemp, 1977). Merril
(1977, hal.37) membedakan isi pelajaran menjadi 4 jenis yaitu fakta, konsep,
prosedur dan prinsip.
3.
Partisipasi Peserta Didik
Berdasarkan prinsip student centered maka peserta didik
merupakan pusat dari suatu kegiatan belajar. Dalam masyarakat belajar dikenal
istilah CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif)
yang diterjemahkan dari SAL (Student Active Learning) yang maknanya
adalah bahwa proses pembelajaran akan lebih berhasil apabila peserta didik
secara aktif melakukan latihan-latihan secara langsung dan relevan dengan
tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan (Dick dan Carey, 1978, hal. 108).
Terdapat beberapa hal
penting yang berhubungan dengan partisipasi peserta didik, yaitu:
a. Latihan
dan praktek seharusnya dilakukan setelah peserta didik diberi informasi tentang
suatu pengetahuan, sikap atau keterampilan tertentu.
b. Umpan Balik
Segera setelah peserta didik
menunjukkan perilaku tertentu sebagai hasil belajarnya, maka , guru memberikan
umpan batik (feedback) terhadap hasil belajar tersebut. Melalui umpan balik
yang diberikan oleh guru, peserta didik akan segera mengetahui apakah jawaban
yang merupakan kegiatan yang telah mereka lakukan itu benar/atau salah,
tepat/tidak tepat atau ada sesuatu yang perlu diperbaiki.
4. Tes
Serangkaian tes umum yang digunakan
oleh guru untuk mengetahui :
(a) apakah tujan pembelajaran khusus telah tercapai atau
belum,
(b) apakah
pengetahuan, sikap dan keterampilan telah benar-benar dimiliki oleh peserta
didik atau belum.
5.
Kegiatan Lanjutan
Kegiatan yang dikenal dengan istilah follow up dari suatu
hasil kegiatan yang telah dilakukan seringkali tidak dilaksanakan dengan baik
oleh guru. Dalam kenyataannya, setiap kali setelah tes dilakukan selalu saja
terdapat peserta didik yang berhasil dengan bagus atau di atas rata-rata :
a. hanya
menguasai sebagian atau cenderung di rata-rata tingkat penguasaan yang
diharapkan dapat dicapai
b.
Peserta didik seharusnya menerima tindak lanjut yang berbeda sebagai
konsekuensi dari hasil belajar yang bervariasi tersebut.
Pemilihan
strategi pembelajaran yang didasari pada prinsip efisiensi, efektivitas, dan
keterlibatan peserta didik.
1. Efisiensi
Penggunaan strategi pembelajaran
yang tepat dan pemilihan metode yang mendukung tercapainya tujuan yang telah
ditetapkan.
2. Efektivitas
Pada dasarnya efektivitas ditujukan
untuk menjawab pertanyaan seberapa jauh tujuan pembelajaran telah dapat dicapai
oleh peserta didik. Perlu diingat bahwa strategi yang paling efisien sekalipun
tidak otomatis menjadi strategi yang efektif.
3. Keterlibatan Peserta Didik
Pada dasamya keterlibatan peserta didik dalam proses
pembelajaran sangat dipengaruhi oleh tantangan yang dapat membangkitkan
motivasinya dalam pembelajaran. Strategi pembelajaran yang besifat inkuiri pada
umumnya dapat memberikan rangsangan belajar yang lebih intensif dibandingkan
dengan strategi pembelajaran yang hanya bersifat ekspositori.
Kata
inovasi sering diterjemahkan segala hal yang baru atau pembaharuan dan
kadang-kadang juga dipakai untuk menyatakan penemuan, karena hal yang baru itu
hasil penemuan. Kata penemuan juga sering digunakan untuk menterjemahkan kata
dari bahasa inggris “discovery” dan “invention”. Inovasi (innovation)
ialah suatu ide, barang, kejadian, metode, yang dirasakan atau diamati sebagai
suatu hal yang baru bagi seseorang atau kelompok orang (masyarakat), baik itu
berupa hasil invensi maupun diskoveri. Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan
tertentu atau untuk memecahkan suatu masalah tertentu. Timbulnya inovasi di
dalam pendidikan disebabkan oleh adanya persoalan dan tantangan yang perlu
dipecahkan dengan pemikiran bariu yang mendalam dan progresif. Inovasi
pendidikan merupakan upaya dasar untuk memperbaiki aspek-aspek pendidikan agar
lebih efektif dan efisien.
Menurut
buku karangan Udin Syaefudin Sa’ud,
Ph.D. menyatakan bahwa banyak inovasi yang dapat dilakukan dalam suatu
pembelajaran, yaitu:
1) Inovasi pembelajaran kuantum
2) Inovasi pembelajaran kompetensi
3) Inovasi pembelajaran kontekstual
4) Inovasi pembelajaran internet
Salah
satu inovasi dalam pembelajaran yang akan dibahas yaitu mengenai inovasi
pembelajaran kontekstual.
Inovasi pembelajaran kontekstual
Pendekatan yang menonjolkan
keaktifan siswa dalam melakukan sesuatu, akan memberikan pengalaman belajar
yang berharga dan bernuansa lain kepada siswa. Andreas Harefa yang menuliskan “Di antara teori dan praktik
terdapat jembatan yang justru amat penting untuk memanusiakan diri seseorang,
yakni ia harus belajar menjadi”. Sesungguhnya inilah inti dari seluruh
pembelajaran apapun model atau strateginya dalam dunia pendidikan. Salah satu
inovasi pembelajaran yang akan membuat seorang siswa menjadi seseorang yang
akrab dengan lingkungan dimana, apa, dan siapa sebenarnya dirinya itu adalah
inovasi pembelajaran konstektual.
Pembelajaran konstektual (Contextual Teaching and Learning)
adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan
siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan
menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk
dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka (Sanjaya, 2005). Karakteristik CTL
adalah pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada,
pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal tetapi untuk diyakini dan
diterapkan, mempraktikkan pengalaman ke dalam dunia nyata, dan melakukan
refleksi terhadap strategi pengembangan pengetahuan. Prinsip-prinsip
pembelajaran kontekstual meliputi tiga prinsip utama, yaitu: saling
ketergantungan (interdependence), diferensiasi (differentiation), dan
pengorganisasian diri (self organization).
Prinsip-prinsip pembelajaran
kontekstual berbeda dengan pembelajaran konvensional, terutama dalam hal
peranan siswa, peranan guru, proses pembelajaran, dan tujuan belajar. Seluruh komponen
pembelajaran kontekstual menekankan aktivitas siswa secara penuh baik fisik
maupun mental. Menempatkan peran siswa selain sebagai subjek pembelajaran juga
latar belakang kehidupan, kemampuan, pengalaman belajar, pengelompokan belajar,
dan tujuan belajar faktor siswa selalu dipertimbangkan.
Asas-asas sering juga disebut
komponen-komponen pembelajaran konstektual yang melandasi pelaksanaan proses
pembelajaran kontekstual yang memiliki tujuh asas meliputi:
5) Kontruktivisme 5) Pemodelan
6) Inkuiri 6) Refleksi
7) Bertanya 7) Penilaian nyata
8) Masyarakat belajar
Dalam pembelajaran modern sekarang
ini yang lebih dipentingkan adalah bagaimana mengaktifkan keterlibatan peserta
didik dalam proses pembelajaran secara mandiri, yaitu melalui kegiatan
pembelajaran yang berorientasi pada penemuan (discovery) dan pencarian
(inquiry).
Kegiatan pembelajaran melalui
pendekatan ini memiliki dampak positif sebagaimana yang dikemukakan oleh Jerome Bruner dalam Hasibuan dan Moejiono
(1993) yang mengemukakan bahwa pencarian (inquiry) mengandung makna sebagai
berikut:
1. Dapat membangkitkan potensi
intelektual siswa karena seseorang hanya dapat belajar dan mengembangkan
pikirannya jika ia menggunakan potensi intelektualnya untuk berpikir.
- Peserta didik yang semula memperoleh extrinsic reward dalam keberhasilan belajar (seperti mendapat nilai baik dari pengajar), dalam pendekatan inkuiri ini dapat memperoleh intrinsic reward. Diyakini bahwa jika seorang peserta didik berhasil mengadakan kegiatan mencari sendiri (mengadakan penelitian), maka is akan memperoleh kepuasan untuk dirinya sendiri.
- Peserta didik dapat mempelajari heuristik (mengolah pesan atau informasi) dari penemuan (discovery), artinya bahwa cara untuk mempelajari teknik penemuan ialah dengan jalan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengadakan penelitian sendiri.
- Dapat menyebabkan ingatan bertahan lama sampai terinternalisasi pada diri peserta didik.
Untuk
memperoleh hasil yang maksimal seorang pengajar harus bisa memotivasi para
siswanya untuk aktif dalam belajar
maupun pembelajaran, hal ini dimakhsudkan agar para siswa mampu menemukan
sendiri masalah yang dihadapi dan mendapatkan sendiri solusinya. Dengan cara
seperti itu maka mereka akan lebih paham dan mempunyai ingatan yang lebih bagus
ketimbang hanya diberi tanpa mencari sendiri.

Tujuannya adalah memperoleh hasil
belajar yang berbentuk perpaduan antara aspek kognitif,
afektif dan psikomotori (Raka Joni, dalam Tachir, 1988, hal 37-38)
Berikut akan dijelaskan ciri/kadar Cara Belajar Siswa Aktif, dalam proses belajar dan sebagai hasil belajar.
Berikut akan dijelaskan ciri/kadar Cara Belajar Siswa Aktif, dalam proses belajar dan sebagai hasil belajar.
CBSA sebagai proses
belajar:
1. Siswa aktif mencari atau memberikan informasi,
bertanya bahkan dalam membuat kesimpulan.
2. Adanya interaksi aktif secara instruktur dengan
siswa.
3. Adanya kesempatan bagi siswa untuk menilai hasil
kerjanya sendiri
4. Adanya pemanfaatan sumber belajar secara optimal.
CBSA
sebagai hasil belajar :
1. Siswa dapat mentransfer kemampuannya kembali
(kognitif, afektif clan psikomotorik ).
2. Adanya tindak lanjut berupa keinginan mencari
bahan yang telah ditentukan akan dipelajari.
3. Tercapainya tujuan belajar minimal 80%.
Prinsip-prinsip
CBSA
1. Mendesain pengajaran yang dapat membuat siswa
aktif sepenuhnya dalam proses belajar.
2. Membebaskan siswa dari ketergantungan yang
berlebihan pada guru. Hal ini akan berakibat sebagai berikut:
a. Siswa akan terbiasa belajar teratur walaupun
tidak ada ulangan/ujian
b. Siswa mahir/memanfaatkan sumber-sumber belajar
yang ada.
c. Siswa terbiasa melakukan sendiri kegiatan belajar
baik di laboratorium, bengkel dan lain-lain
d.
Siswa mengerti bahwa guru bukan satu-satunya sumber belajar.
3. Menilai hasil belajar dengan cara berikut, yaitu
bahwa setiap hasil pengajaran sarat dengan berbagai macam kegiatan belajar,
maka prestasi murid yang tergambar pada kegiatan belajar itu perlu diadakan
penilaian dengan ujian lisan, ujian tertulis, tes buku terbuka, tes yang
dikerjakan dirumah dan lain-lainnya.
Prinsip-Prinsip
Belajar Dalam CBSA
1.
Stimulus belajar
Stimulus
hendaknya benar-benar mengkomunikasikan informasi atau pesan yang hendak
disampaikan oleh guru kepada siswa.
2. Perhatian
dan motivasi
Stimulus belajar yang diberikan oleh guru bukan berarti
perhatian dan motivasi dari siswa tidak diperlukan lagi.
3.
Respon yang dipelajari
Respon siswa terhadap stimulus guru dapat berupa perhatian,
proses internal terhadap informasi, ataupun tindakan nyata dalam bentuk
partisipasi dan minat siswa saat mengikuti kegiatan belajar.
4.
Penguatan
Setiap tingkah laku yang diikuti
perasaan kepuasan terhadap kebutuhan siswa cenderung untuk diulang kembali.
Sumber penguat belajar untuk pemuasan kebutuhan berasal dari luar dan dari
dalam dirinya. Dari luar seperti nilai, ganjaran, hadiah dan lain-lain dari
dalam diri bisa terjadi apabila respon yang dilakukan oleh siswa betul-betul
memuaskan dirinya dan sesuai dengan kebutuhannya.
5. Pemakaian dan pemindahan
Dalam
penyimpanan informasi (yang jumlahnya tidak terbatas) penting sekali dilakukan
pengaturan dalam penempatan informasi sehingga dapat digunakan apabila
diperlukan kembali. Pengingatan kembali atau informasi yang telah diperoleh
cenderung terjadi apabila digunakan dalam situasti serupa.
Prinsip-prinsip CBSA dalam Dimensi Program Pembelajaran
Prinsip-prinsip yang perlu ada pada
dimensi program pembelajaran adalah sebagai berikut.
1.
Penentuan
tujuan dan isi pelajaran
Prinsip ini menuntut agar dalam mengembangkan program
pembelajaran hendaknya dilakukan penyesuaian antara tujuan dari isi
pembelajaran dengan karakteristik siswa, sehingga dapat memenuhi kebutuhan,
minat dan kemampuan siswa.
2.
Pengembangan
konsep dan aktivitas siswa.
Prinsip ini mempersyaratkan agar program mampu menyajikan
alternatif kegiatan yang mengarah pada pengembangan konsep aktifitas belajar
siswa.
3.
Pemilihan
dan penggunaan berbagai metode clan media
Prinsip
ini menuntut agar guru mampu memilih dan sekaligus mampu menggunakan berbagai
strategi dan metode belajar-mengajar, sehingga dapat menciptakan kondisi
belajar yang dapat membelajarkan siswa secara aktifdan penuh makna.
4.
Penentuan metode dan media
Prinsip
ini mempersyaratkan agar dalam program pembelajaran diberikan altematif metode
dan media yang dapat dipilih secara luwes, maksudnya pengembangan program
hendaknya mampu memilih metode atau media sebagai alternatif memilih
kesetaraan.
Prinsip CBSA Pada Dimensi Situasi
Belajar Mengajar
1.
Komunikasi yang bersahabat antara guru dan siswa.
2.
Kegairahan dan kegembiraan dalam belajar.
Banyak
keaktifan siswa yang sangat sulit untuk diamati, seperti kemampuan berpikir
untuk memecahkan masalah baru adalah merupakan keaktifan siswa yang tidak dapat
diamati sebagai suatu bentuk keaktifan. Mungkin siswa yang bersangkutan hanya
diam bahkan kelihatannya mengantuk padahal dia sedang mengarahkan segala
kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan masalah. Guru baru dapat
mengamatinya apabila siswa itu telah bertindak.
Dengan perkataan lain, keaktifan dalam rangka CBSA menunjuk kepada keaktifan mental, meskipun untuk mencapai maksud ini dipersyaratka keterlibatan langsung berbagai bentuk keaktifan fisik.
Dengan perkataan lain, keaktifan dalam rangka CBSA menunjuk kepada keaktifan mental, meskipun untuk mencapai maksud ini dipersyaratka keterlibatan langsung berbagai bentuk keaktifan fisik.
Tugas utama guru adalah menciptakan suasana kelas
sedemikian rupa agar terjadi interaksi belajar-mengajar yang dapat memotivasi
siswa untuk belajar dengan baik dan sungguh-sungguh. CBSA akan berjalan
sebagaimana diharapkan apabila dalam prakteknya CBSA mampu mengembangkan
keterampilan memproses perolehan. Jadi apabila keterampilan proses dikaitkan
dengan CBSA, maka akan tampak keduanya mempunyai ciri sebagai berikut:
• menekankan pentingnya keberartian belajar untuk
mencapai hasil belajar yang memadai;
• menekankan pentingnya keterlibatan siswa dalam
proses belajar.
• tenekankan
bahwa belajar adalah proses dua arah yang menekankan hasil belajar secara
tuntas.
Dalam proses belajar-mengajar, pengembangan konsep
harus dipadukan dengan pengembangan nilai dalam diri anak didik. Tujuannya
adalah menghasilkan manusia yang ahli sekaligus manusiawi. Artinya, lulusan
yang diharapkan mempunyai pengetahuan yang luas, manusiawi dan keduanya menyatu
dalam pribadi yang serasi, selaras dan seimbang. Di dalam menciptakan suatu
strategi pembelajaran yang inovatif seperti yang telah dijelaskan pada
pembicaraan sebelumnya, maka hal tersebut tidaklah cukup. Kondisi yang
menyenangkan dan menarik perhatian para siswa juga perlu diperhatikan untuk
membuat suasana kelas terlihat hidup dan bersemangat. Sehingga para siswa mampu
menangkap materi dengan mudah karena guru telah memilih strategi pembelajaran
yang cocok dan mereka juga merasa senang karena dalam mengajar guru juga
menciptakan kondisi kelas yang hidup dan bersemangat.
PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,
Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran
guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya,
mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Pembelajaran inovatif bisa
mengadaptasi dari model pembelajaran yang menyenangkan. Learning is fun
merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah
menanamkan hal ini di pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas,
perasaan tertekan dengan tenggang waktu tugas, kemungkinan kegagalan,
keterbatasan pilihan, dan tentu saja rasa bosan.
Membangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan dengan cara
diantaranya mengakomodir setiap karakteristik diri. Artinya mengukur daya
kemampuan serap ilmu masing-masing orang. Kreatif dimaksudkan agar guru
menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat
kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan
sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu
curah perhatiannya (“time on task”) tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya
waktu curah perhatian terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan
menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak
menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran
berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang
harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak
efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.
Penerapan PAIKEM dalam Proses
Pembelajaran
Secara garis besar, PAIKEM dapat
digambarkan sebagai berikut:
1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan
kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
2. Guru menggunakan berbagai alat
bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan
lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik,
menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
3. Guru mengatur kelas dengan
memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok
baca’
4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif,
termasuk cara belajar kelompok.
5. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan
suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam
menciptakan lingkungan sekolahnya.
Pembelajaran PAIKEM
adalah pembelajaran bermakna yang dikembangkan dengan cara membantu peserta
didik membangun keterkaitan antara informasi (pengetahuan) baru dengan
pengalaman (pengetahuan lain) yang telah dimiliki dan dikuasai peserta didik.
Peserta didik dibelajarkan bagaimana mereka mempelajari konsep dan bagaimana
konsep tersebut dapat dipergunakan di luar kelas. Peserta didik diperkenankan
bekerja secara kooperatif. Praktek PAIKEM membutuhkan kemampuan teoritik dan
praktik. Kemampuan teoritik meliputi arti belajar, dukungan teoritik, model
pembelajaran, dan pembelajaran kontekstual. Kemampuan praktik adalah mempraktekkan
metode-metode PAIKEM.
KESIMPULAN
Dari uraian di atas maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa berbagai strategi pembelajaran inovatif yang
digunakan oleh pengajar pada dasarnya diarahkan agar terjadi kemudahan dalam
pemahaman konsep materi yang diajarkan dan sikap mandiri dalam proses belajar
mengajar dalam diri siswa, salah satunya dengan inovasi pembelajaran
kontekstual tanpa meninggalkan metode-metode PAIKEM yang
mampu melibatkan siswa secara langsung dengan berbagai
pengenalan terhadap lingkungan. Dengan demikian selama dalam proses
pembelajaran akan mengajak siswa lebih aktif (dengan adanya system
CBSA), inovatif, kreatif, efektif,
dan menyenangkan. Namun
perlu diingat bahwa pendekatan yang baik belum tentu menghasilkan pembelajaran
yang baik pula, karena itu faktor pengajar sebagai manager dari suatu kegiatan
pembelajaran di kelas sangat menentukan keberhasilan proses pembelajaran
tersebut
Tag :
Pendidikan Kimia,
Teori Pendidikan
1 Komentar untuk "PEMBELAJARAN KONSEP MOL YANG ASYIK DAN MENYENANGKAN"
ikhsaniatiafifah@gmail.com
Berkomentarlah dengan baik dan sopan, saya akan berusaha untuk menjawab setiap pertanyaan dan menanggapi setiap komentar yang anda berikan, :)
Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya :)