Translate

STRATEGI PEMBELAJARAN INOVATIF KIMIA UNSUR



Akhir-akhir ini penelitian dalam bidang pendidikan yang banyak dilakukan adalah penerapan pembelajaran inovatif untuk membantu siswa memahami konsep-konsep dengan menghubungkan antara konten yang dipelajari dengan konteks siswa (kehidupan nyata siswa). Lahirnya pembelajaran ini dilatarbelakangi oleh pembelajaran konvensional yang dilakukan oleh guru terbukti gagal mengembangkan daya nalar siswa. Ini dapat dilihat dengan ketidak mampuan siswa untuk memecahkan masalah-masalah nyata yang dihadapi dalam kehidupannya. Pembelajaran konvensional ini lebih banyak memberikan teori-teori yang tidak mengakar pada dunia nyata dan pembelajaran ini menganut teori “tabula rasa” yaitu guru menuangkan pengetahuan sebanyak-banyaknya kedalam kepala siswa (suastra,dkk, 1998).
Dalam pembelajaran ada suatu asumsi bahwa peningkatan pengetahuan siswa terjadi sebagai akibat bimbingan langsung dan pengendalian yang dilakukan oleh guru. Guru dipandang sebagai sumber informasi dan ahli.  

Mata pelajaran kimia adalah mata pelajaran yang dianggap membosankan dan menakutkan bagi sebagian besar siswa karena dianggap merupakan mata pelajaran yang terdiri dari rumus-rumus kimia dan hitungan. Menakutkan karena terdapat beberapa pokok bahasan yang memerlukan kemampuan matematis yang tinggi, seperti stoikiometri, termokimia, laju reaksi, kesetimbangan kimia, koligatif larutan, buffer, hidrolisis, kelarutan, dan elektrolisis. Membosankan karena sebagian besar terdiri dari pokok bahasan yang memerlukan pemahaman dengan menghafal rumus-rumus dan sifat-sifat zat baik sifat fisik maupun sifat kimia, seperti kimia organik, struktur atom, biokimia, dan kimia unsur.
Pembelajaran mata pelajaran apapun termasuk mata pelajaran kimia memang bisa membosankan bila diberikan secara monoton dengan hanya menjejali siswa, siswa pasif menerima apa adanya yang diberikan guru. Hasil wawancara dengan beberapa guru kimia se-Sulawesi Tenggara menunjukkan bahwa pokok bahasan yang dianggap paling tidak menarik adalah pokok bahasan kimia unsur, sehingga terkadang bagi sebagian besar guru kimia adalah menyuruh siswa untuk belajar sendiri atau kalau pun diajarkan biasanya hanya dengan ceramah, siswa dibiarkan pasif, hanya mencatat apa yang diberikan guru.
Dalam pembelajaran kimia diharapkan tidak hanya memberikan pengetahuan sebanyak-banyaknya kepada siswa, tetapi mampu merangsang berfikir, bersikap ilmiah dan kreatif serta tanggung jawab siswa terhadap peristiwa sehari-hari yang relevan dengan pelajaran kimia. Selain memahami konsep kimia, siswa diharapkan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari serta menyadari dampaknya terhadap lingkungan dan berusaha mencari solusinya sehingga dapat melestarikan lingkungan sekitarnya. Melihat kenyataan ini diperlukan suatu solusi pembelajaran, dengan model pembelajaran inovatif yang sesuai diharapkan siswa akan lebih aktif dan dapat mengumpulkan informasi dengan stimulus pertanyaan efektif sehingga mewujudkan kompetensi siswa, sehingga pembelajaran dapat diterima siswa dan guru.
Dalam proses ini siswa dengan sengaja mengarahkan diri untuk mencapai tujuan belajar, siswa mengetahui bagaimana cara diri sendiri untuk mengatur pelajaran mereka dan mengembangkan diri sendiri. Para guru mempunyai tanggung jawab tidak hanya mengajar, akan tetapi yang lebih penting adalah mengajari siswanya bagaimana mereka harus belajar (Pintrich dalam Montolvo, 2004).
Hasil wawancara terhadap beberapa siswa juga meunjukkan bahwa pokok bahasan kimia unsur adalah pokok bahasan yang dianggap paling membosakan, tidak ada motivasi dari siswa untuk mempelajarinya. Kenyataan tersebut, bila dibiarkan akan sangat fatal karena berakibat pada terjadinya kesalahan konsep siswa pada pokok bahasan kimia unsur.
 (Pinker dalam Simamora dan Redhana, 2007) mengemukakan bahwa siswa hadir di kelas umumnya tidak dengan kepala kosong, melainkan mereka telah membawa sejumlah pengalaman-pengalaman atau ide-ide yang dibentuk sebelumnya ketika mereka berinteraksi dengan lingkungannya. Artinya bahwa sebelum pembelajaran berlangsung sesungguhnya siswa telah membawa sejumlah ide-ide atau gagasan-gagasan. Mereka menginterpretasikan tentang gejala-gejala yang ada disekitarnya. Gagasan-gagasan atau ide-ide yang telah dimiliki oleh siswa sebelumnya ini disebut prakonsepsi atau konsepsi alternatif. Prakonsepsi ini sering merupakan miskonsepsi.
Beberapa peneliti menunjukkan bahwa siswa yang telah mempunyai ide-ide sebelumnya sering kali mengalami konflik ketika berhadapan dengan informasi baru. informasi baru ini bisa sejalan atau bertentangan dengan ide-ide siswa yang sudah ada. Kenyataan menunjukkan bahwa konsepsi alternatif siswa sangat resisten terhadap perubahan. Dengan demikian, diperlukan suatu kondisi pembelajaran khusus untuk dapat mengubah konsepsi alternatif siswa tersebut.
Strategi konflik kognitif merupakan alat pembelajaran yang efektif untuk mengubah konseptual siswa. Strategi konflik kognitif ini telah digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan suatu model pembelajaran, seperti model pembelajan generatif, model konfrontasi ide dan strategi pembelajaran yang menggunakan data anomali.
Tingginya miskonsepsi siswa ini mungkin dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu :
1.    Kesalahan konsep siswa dapat berasal dari pengalaman siswa sendiri yaitu siswa salah menginterpretasi gejala atau peristiwa yang dihadapi dalam hidupnya.
2.    Kesalahan konsep dapat bersumber dari pembelajaran guru, yaitu pembelajaran oleh guru kurang terarah sehiingga siswa dapat menginterpretasi salah terhadap suatu konsep tertentu khususnya pada materi kimia unsur.
Jika dilihat pada materi, kesalahan konsep kimia unsur berimbas pada ketidak-pahaman siswa terhadap sifat-sifat kimia suatu unsur, padahal sifat sifat kimia unsur sangat menentukan terhadap hasil reaksi kimia yang terjadi. Artinya,  ketidak-pahaman terhadap sifat-sifat unsur megakibatkan ketidak-pahaman terhadap karekteristik dari suatu reaksi kimia. Dari uraian di atas, jelas bahwa permasalahan dalam pembelajaran kimia unsur adalah hal yang mendesak harus dicarikan solusinya. Tulisan ini memaparkan solusi alternatif yang inovatif dalam pembelajaran kimia unsur.

BAB II
PEMBAHASAN

Pada tulisan ini akan dipaparkan beberapa contoh pembelajaran kimia unsur yang bila dikemas dengan baik akan sangat menyenangkan peserta didik. Dengan bahan yang murah dan sederhana, kita bisa mendemonstrasikan di depan kelas. Tulisan ini hanya merupakan contoh pembelajaran inovatif, dengan harapan bisa dijadikan ide kreatif bagi guru kimia untuk mengembangkan model pembelajarannya.
Pada awal pembelajaran, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang akan dibahas, dimana pada pertemuan sebelumnya siswa diberitahu untuk membaca materi terlebih dahulu di rumah. Siswa yang bertanya akan diberi nilai, selanjutnya guru menerangkan materi pelajaran.

1. Pembelajaran Logam Alkali
Logam alkali atau unsur golongan IA (selain hidrogen) adalah reduktor yang sangat kuat dan bereaksi dengan air menghasilkan gas H2 disertai ledakan kecil (tidak membahayakan). Contoh logam alkali yang paling murah harganya adalah logam Na (natrium). Logam Na bereaksi dengan air membentuk NaOH dan gas H2, tetapi logam Na tidak bereaksi dengan minyak tanah, sehingga logam Na biasa disimpan dalam kerosin (minyak tanah). Minyak tanah tidak bercampur apalagi bereaksi dengan air.
Bila sifat-sifat kimia dan fisika dari logam Na ini disampaikan dengan ceramah, tentu tidak akan menarik bahkan akan membosankan. Tetapi justru dari sifat-sifat logam Na inilah kita bisa menginovasi pembelajaran dengan membuat suatu pertunjukan.
Masukkan campuran minyak tanah dan air (misalnya 100 mL minyak tanah dan 100 mL air) ke dalam gelas kimia atau apa saja yag berbentuk gelas dan transparan. Biarkan dulu sampai minyak tanah dan air terpisah secara sempurna dengan membentuk 2 lapisan. Tentu saja minyak tanah berada di lapisan atas. Kemudian logam Na diletakkan secara perlahan-lahan dalam minyak tanah (lapisan atas). Dalam hitungan beberapa menit, saksikan apa yag terjadi,(akan terjadi ledakan kecil disusul oleh kobaran api disekitar gelas tersebut). Peristiwa tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. Setelah dimasukan dalam minyak tanah, logam Na secara perlahan akan turun. Pada saat masih berada dalam lapisan minyak tanah, tidak akan terjadi apa-apa karena logam Na tidak bereaksi dengan minyak tanah. Pada saat logam Na turun memasuki lapisan air, maka akan terjadi reaksi :

Na(s) + H2O(l) à NaOH(aq) + H2(g)

Pada reaksi tersebut dihasilkan gas H2 dan reaksi berlamgsung eksoterm. Terbentuknya gas H2 inilah yang meyebabka terjadinya ledakan dan akan kontak dengan minyak tanah menimbulkan kobaran api kecil, meskipun secara cepat api tersebut akan padam karena berada di atas lapisan air.
Unsur
Li
Na
K
Rb dan Cs
a.       Dengan udara
Perlahan-lahan terjadi Li2O
Cepat terjadi Na2O dan Na2O2
Cepat terjadi K2O
Terbakar, terjadi Rb2O dan Cs2O
b.      Dengan air
2L + 2H2O à 2LOH + H2(g)
(makin hebat reaksinya sesuai arah panah)
 

 
c.       Dengan asam kuat
       2L + 2H+ à 2L+ + H2(g)
d.      Dengan halogen
       2L + X2 à 2LH
Warna nyala api
Merah
Kuning
Ungu
-           
Garam atau basa yang sukar larut dalam air
CO32-
OH-, PO43-
-
ClO4- dan [Co(NO2)6]3-


Gambar 1. Unsur-unsur golongan alkali (IA)


Setelah dilakukan percobaan diatas, selanjutnya guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok, satu kelompok terdiri dari 4-5 orang, setiap kelompok akan diberi pertanyaan berupa lembar diskusi siswa untuk didiskusikan dan dikerjakan oleh tiap-tiap kelompok, setelah semua kelompok mengerjakan pertanyaan, guru membahas pertanyaan tersebut dengan cara menunjuk siswa sambil memberikan pengarahan kepada siswa bagaimana menjawab pertanyaan tersebut dengan benar. Dengan metode yang inovatif seperti ini diharapkan siswa dapat dengan mudah memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru sehingga pelajaran kimia tidak lagi membosankan dan monoton.


2. Pembelajaran Logam Alkali Tanah
Logam alkali tanah atau unsur golongan IIA adalah merupakan reduktor kuat. Logam alkali tanah terdiri dari Be (Berilium), Mg (Magnesium), Ca (Calsium), Sr (Strontium), Ba (Barium), dan Ra (Radium). Radium bersifat radioaktif. Logam alkali tanah umumnya berekasi dengan air membentuk basa kuat. Berilium tidak bereaksi dengan air karena terbentuk lapisan tipis BeO, magnesium bereaksi dengan air panas, calsium, strontium, dan barium bereaksi dengan air dingin. Dari sifat-sifat inilah kita bisa mengembangkan permainan, misalnya untuk unsur Ba. Barium bereaksi dengan air membentuk basa kuat Ba(OH)2 sesuai denga reaksi :

Ba(s) + H2O(l) à Ba(OH)2(aq) + H2(g)

Indikator Fhenolpthalien (PP) memberikan warna merah dalam larutan basa. Seandainya Ba direaksikan dengan air yang sudah ditetesi indikator PP, maka apa yang terjadi? tentu larutan menjadi berwarna merah.
Pada materi ini guru melakukan eksperimen didepan kelas dan siswa diharapkan memperhatikan apa yang dipraktekkan oleh guru. Kemudian guru menunjuk beberapa siswa untuk mengulang apa yang telah dilakukan oleh guru tersebut, sehingga para siswa memahami dan mengerti tentang materi pelajaran yang diajarkan.
Untuk menguji tingkat pemahaman siswa, guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, satu kelompok terdiri dari 3-4 orang, setiap kelompok akan diberi pertanyaan mengenai eksperimen yang telah dilakukan. Selanjutnya hasilnya didiskusikan didepan kelas. Hasil diskusi dari setiap kelompok tersebut akan mendapat tanggapan dari kelompok lain, tapi jika ada kelompok yang salah konsep maka tugas guru untuk meluruskan konsep dan pemahaman siswa terhadap materi tersebut. Dalam hal ini guru bertindak sebagai mediator dan fasilitator dan dengan menggunakan metode yang inovatif diharapkan siswa dapat memahami materi yang diajarkan oleh guru.

Unsur
4Be
12Mg
20Ca
38Sr
56Ba
88Ra
R
E
A
K
S
I

D
E
N
G
A
N
:
 

a.    Udara
Menghasilkan MO dan M3N2 bila dipanaskan
Dalam keadaan dinngin dapat menghsilkan MO dan M3N2 dipermukaan 
b.   Air
Tidak bereaksi
Bereaksi dengan uap air membentuk MO dan H2
Bereaksi dalam keadaan dingin membentuk M(OH)2 dan H2. makin kekanan makin reaktif
c.    Hidrogen
Tidak bereaksi
M + H2 à MH2 (hidrida)
d.   Klor
M + X2 à(dipanaskan) MX2 (garam)
e.    Asam
M + 2H+ à M2+ + H2(g)
Sifat oksida
atmosfer
basa









Gambar 2. Unsur-unsur golongan alkali tanah (IIA)

Gambar 3. Contoh logam alkali tanah

3. Pembelajaran Unsur Posfor
Posfor adalah unsur golongan VA yang berbentuk padat, terdiri dari 2 jenis : posfor merah dan posfor putih. Posfor merah tidak bereaksi dengan oksigen di udara, sedangkan posfor putih bereaksi dengan oksigen di udara. Posfor putih larut dalam benzena dan benzena mudah menguap. Dari sifat-sifat inilah, kita bisa menginovasi pembelajaran dengan membuat pertunjukkan. Beberapa gram posfor putih (harganya murah, tetapi harus hati-hati jagan sampai baunya terhirup langsung) dilarutkan dalam benzena dalam suatu wadah tertentu, gelas kimia dan lain sejenisnya. Kemudian di atasnya ditaburi potongan-potongan kertas, kemudian saksikan apa yang terjadi! lama kelamaan (dalam hitungan puluhan menit) kertas akan terbakar. Peristiwa tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Posfor putih larut dalam benzena dan semakin lama benzena akan menguap dan pada saat seluruh benzena habis menguap, maka tersisa posfor putih yang dengan segera akan bereaksi dengan oksigen di udara sesuai dengan reaksi :

P4(s) + 5O2(g) P4O10(s)

Kalor reaksi yang dihasilkan akan membakar potongan-potongan kertas yang diletakkan di atas gelas tadi. Bila larutan posfor putih tersebut dioleskan pada tangan kita, maka lama kelamaan timbul asap pada tangan kita (ada asap tanpa api), mengapa hal ini terjadi? jawabannya adalah bahwa pada saat benzena habis menguap, posfor putih bereaksi dengan oksigen di udara, tetapi karena tangan kita lembab (mengandung air), maka tidak akan terjadi api tetapi hanya timbul asap seolah-olah dengan tiba-tiba tangan kita berasap.
Dengan pembelajaran inovatif seperti ini maka mata pelajaran kimia diharapkan lebih mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa. Selain itu, dengan cara yang inovatif dapat menghilangkan anggapan bahwa mata pelajaran kimia adalah mata pelajaran yang membosankan dan menakutkan.


Gambar 3. Tabel periodik unsur


BAB III
PENUTUP

Pembelajaran materi apapun apabila diberikan secara monoton dengan metode konvensional (di mana guru hanya menjejali siswa), maka pembelajaran tersebut pasti tidak menarik, siswa akan bosan dan pasif, tidak ada motivasi untuk belajar. Apalagi mata pelajaran kimia yang oleh sebagian besar siswa dianggap cukup menakutkan. Untuk meningkatkan gairah belajar siswa dan juga gairah guru kimia untuk mengajar, maka pada tulisan ini dipaparkan pembelajaran inovatif khususnya pembelajaran kimia unsur, sehingga diharapkan pembelajaran kimia unsur menjadi pembelajaran yang menyenangkan baik bagi guru terlebih bagi siswa . Tentu saja dengan keterbatasan halaman tidak semua pembelajaran kimia unsur dibahas. Tetapi setidaknya pembahasan ini merupakan contoh-contoh pembelajaran inovatif yang mudah-mudahan bisa merangsang ide-ide kreatif bagi guru-guru kimia pada pembelajaran pokok bahasan lain, tidak terbatas pada kimia unsur.

Related Post:

1 Komentar untuk "STRATEGI PEMBELAJARAN INOVATIF KIMIA UNSUR"

Sangat menginspirasi.... Yunisusanti1976@gmail.com

Berkomentarlah dengan baik dan sopan, saya akan berusaha untuk menjawab setiap pertanyaan dan menanggapi setiap komentar yang anda berikan, :)

Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya :)

Back To Top