Tujuan dari Negara
Kesatuan Republik Indonesia tertera dalam pembukaan UUD 1945 pada alenia empat
yang salah satunya berbunyi “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa, dibutuhkan pendidikan yang baik dan sistem pendidikan yang
sesuai dengan tingkat ekonomi rakyat indonesia. Pola pikir masyarakat yang
semakin berkembang menyebabkan masyarakat Indonesia peka terhadap kemajuan
teknologi dan alat komunikasi. Alat komunikasi berupa handphone sekarang ini tidak hanya sebagai kebutuhan pokok bagi
orang dewasa saja tetapi juga merupakan kebutuhan pokok bagi siswa SD, SMP
maupun SMA.
Semakin majunya
teknologi tidak berarti kondisi pendidikan di Indonesia juga semakin membaik.
Bahkan kondisi pendidikan di Indonesia saat ini semakin memprihatinkan. Program
pendidikan wajib belajar 9 tahun yang gratis, tidak membuat anak-anak Indonesia
bersemangat untuk sekolah dengan alasan biaya buku yang cenderung mahal. Padahal
menurut saya, tidak cukup hanya belajar 9 tahun untuk memajukan kesejahteraan
hidup karena untuk menambah ketrampilan sebaiknya belajar di tingkat menengah
atas atau kejuruan. Namun, kebanyakan anak yang kondisi ekonomi orangtuanya
rendah, minder terhadap temannya yang berkecukupan. Dalam hal ini, peran guru
sangat penting selain dapat mendidik untuk mentransfer ilmu juga harus dapat
memotivasi siswanya sehingga siswa semakin ingin tahu dan ingin belajar. Oleh
karena itu, Guru harus mempunyai suatu strategi pembelajaran yang inovatif dan
kreatif yang dapat memicu siswa untuk belajar lebih efektif dan efisien.
Pembelajaran adalah
sebuah proses komunikasi antara siswa, pengajar dan bahan ajar sehingga siswa
bisa belajar secara efektif dan efesien . Komunikasi tidak akan berjalan tanpa
bantuan sarana penyampai pesan atau media. Dengan demikian diperlukan media
pembelajaran untuk mendukung proses belajar siswa. Media pembelajaran adalah
komponen strategi penyampaian yang dapat dimuati pesan yang akan disampaikan
kepada siswa baik berupa orang, alat maupun bahan interaksi pebelajar dengan
media. Martin dan Briggs (1986) memberikan batasan mengenai media pembelajaran
yaitu mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan
siswa. Pembelajaran berhubungan dengan setiap perubahan perilaku yang relatif permanen, hal itu terjadi
sebagai hasil dari pengalaman.
Dalam
hal ini dibutuhkan suatu strategi pembelajaran yang inovatif dan juga media
pembelajaran yang inovatif. Kata inovatif berasal
dari kata bahasa inggis “innovate” yang artinya memperkenalkan sesuatu yang
baru sedangkan innovative berarti bersifat memperbarui. Kemudian kata
“innovate” dan “innovative” yang merupakan bahasa Indonesia dgn mengalami
perubahan penulisan manjadi “inovatif” yang berarti bersifat memperkenalkan suatu
yang baru. Sedangkan orang yang melakukan pembaharuan disebut “innovator”. Peran
guru sangat penting sebagai inovator.
Terdapat
beberapa model pembelajaran yang dapat dipraktekan oleh guru agar suatu
pembelajaran dapat dilakukan dengan baik dan menarik. Sehingga diperlukan juga
suatu model pembelajaran yang inovatif. Model
pembelajaran inovatif merupakan salah satu model pembelajaran yang patut
dipertimbangkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam lingkungan
keluarga. Model pembelajaran inovatif ini berciri antisipasi dan partisipasi,
menyeimbangkan antara kegiatan penyadaran dengan kegiatan pemberdayaan,antara
pembentukan otonomi dengan pembentukan integrasi setiap anak.
Beberapa model pembelajaran inovatif telah
dikembangkan untuk memacu siswa berperan aktif dalam setiap pembelajaran. Siswa
diharapkan mampu dan mau meberikan pendapatnya. Model pembelajaran
inovatif menuntut siswa untuk terlibat saling tukar pikiran, berkolaborasi dan
berkomunikasi untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan sehingga
diharapkan siswa mampu mngembangkan kemampuan komunikasi mereka.
Salah satu contoh penerapan model
pembelajaran inovatif adalah dengan cara membuat cerita digital dalam kegiatan
belajar mengajar sehingga dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk
mendapatkan ketrampilan , kreativitas dan daya cipta, kecerdasan ganda,
pemikiran tingkat tinggi, literasi informasi, literasi visual, literasi suara,
literasi teknologi, berkomunikasi efektif, bekerja dalam tim dan berkolaborasi
serta memperkuat pemahaman.
Berbagai skenario kegiatan dapat kita
rancang untuk membawa penceritaan digital ini ke dalam kurikulum dan kegiatan
belajar mengajar. Penceritaan digital ini juga tidak sekedar cocok untuk
pelajaran seni rupa atau bahasa saja. Namun dapat diintegrasikan dala mata
pelajaran umum ataupun tematis. Guru dapat mengajak siswa membuat presentasi
multimedia yang menjelaskan tentang kondisi ekonomi di lingkungan
sekitarnya atau bisa juga meminta siswa untuk membuat cerita bergambar tentang
apa yang mereka ketahui tentang pemanasan global, atau bahkan membuat video
iklan layanan masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan.
Semakin
mahal biaya hidup masyarakat sehingga banyak orangtua yang tidak memilih untuk
melanjutkan pendidikan anaknya ke jenjang menengah atas atau menengah kejuruan.
Minat belajar siswa baik siswa SD, SMP maupun SMA kian hari kian menurun.
Namun, minat belajar siswa yang paling rendah adalah minat belajar siswa SMA.
Kemungkinan minat belajar siswa SMA rendah dikarenakan faktor teknologi yang
semakin maju. Misalnya, adanya Internet yang sangat mudah aksesnya menjadi
pengganti buku bagi para siswa. Dan fungsi internet saat ini juga bergeser,
dari sumber informasi menjadi sumber hiburan tak terkecuali siswa-siswa sebagai
pengguna internet. Hal ini tidak membuat siswa untuk memanfaatkan internet
sebagai sumber informasi yang dapat menambah ilmu pengetahuan mereka tapi
internet disalahgunakan untuk kepentingan lain. Nampun terdapat dampak
positifnya yaitu siswa lebih bersemangat untuk mengerjakan tugas tanpa membaca
buku karena kebanyakan siswa malas untuk membaca buku.
Banyaknya
mata pelajaran yang memecah belah pikiran siswa sehingga terkadang bagi siswa
yang mendapat mata pelajaran Kimia akan menurun minat belajarnya. Padahal kimia
adalah suatu bidang yang sangat penting untuk dipelajari, sebab segala sesuatu
yang kita sentuh, lihat dan kita rasakankan adalah unsur-unsur kimia. Segala
sesuatu yang ada di dunia, termasuk dunia maya dan dunia lain tidak
bisa dilepaskan dari kimia. Kimia adalah ilmu yang mempelajari mengenai komposisi,
struktur, dan sifat zat atau materi dari skala atom hingga molekul serta perubahan atau transformasi serta
interaksi mereka untuk membentuk materi yang ditemukan sehari-hari. Kimia juga
mempelajari pemahaman sifat dan interaksi atom individu dengan
tujuan untuk menerapkan pengetahuan tersebut pada tingkat makroskopik.
Menurut kimia modern, sifat fisik materi umumnya ditentukan oleh struktur
pada tingkat atom yang pada gilirannya ditentukan oleh gaya antaratom dan ikatan kimia.
Namun, siswa yang
rendah minat belajarnya terhadap Kimia menganggap bahawa ilmu kimia adalah
sesuatu yang abstrak dan sulit diterima akal sehat atau tidak masuk akal.
Dengan ini, guru memerlukan beberapa metode dan model pembelajaran untuk
meningkatkan minat belajar siswa sehingga proses belajar siswa dapat berjalan
secara efektif dan efisien. Terdapat berbagai macam metode pembelajaran yang
dapat dipraktekan oleh guru kepada siswa sehingga siswa tidak mudah bosan dam
merasa ingin tahu. Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan
praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Belajar atau pembelajaran adalah merupakan sebuah kegiatan yang
wajib dilakukan oleh guru dan diberikan kepada siswa.
Contoh
beberapa metode yang efektif yang mungkin dapat diperagakan oleh guru yaitu Metode Ceramah, Metode Diskusi, Metode
Demonstrasi, Metode Ceramah Plus, Metode Resitasi, Metode Eksperimental, Metode Study Tour (Karya wisata), Metode
Latihan Keterampilan, dan Metode
Pemecahan Masalah (problem solving method). Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas
bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar. Seperti ditunjukkan oleh
Mc Leish (1976), melalui ceramah, dapat dicapai beberapa tujuan. Dengan metode
ceramah, guru dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi pendengarnya. Gage dan
Berliner (1981:457), menyatakan metode ceramah cocok untuk digunakan dalam
pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian bahan
belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan.
Namun, metode ini jika dilakukan terus-menerus dan tidak memberi kesempatan
siswa untuk berpartisipasi maka siswa akan cenderung bosan dan tidak dapat
dipungkiri bahwa siswa bisa saja tidak berminat untuk belajar kimia.
Untuk menambah peran siswa dalam pembelajaran maka dapat dilakukan
dengan metode diskusi. Metode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua
orang peserta atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau
saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan
kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi
merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif (Gagne & Briggs. 1979:
251). Menurut Mc. Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya, dibanding metode
ceramah, metode diskusi dapat meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan
keterampilan memecahkan masalah. Tetapi dalam transformasi pengetahuan,
penggunaan metode diskusi hasilnya lambat dibanding penggunaan ceramah.
Sehingga metode ceramah lebih efektif untuk meningkatkan kuantitas pengetahuan
anak dari pada metode diskusi.
Selain metode diskusi, terdapat suatu metode yang mungkin dapat
menarik perhatian siswa yaitu metode demonstrasi. Metode pembelajaran
demontrasi merupakan metode pembelajaran yang sangat efektif untuk menolong
siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti: Bagaimana cara
mengaturnya? Bagaimana proses bekerjanya? Bagaimana proses mengerjakannya.
Demonstrasi sebagai metode pembelajaran adalah bilamana seorang guru atau
seorang demonstrator (orang luar yang sengaja diminta) atau seorang siswa
memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatau proses. Misalnya bekerjanya suatu
alat pencuci otomatis, cara membuat kue, dan sebagainya. Terdapat beberapa
kelebihan pada metode ini yaitu perhatian siswa dapat lebih dipusatkan, proses
belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari, dan pengalaman
serta kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa. Namun
terdapat juga beberapa kelemahan dari metode ini yaitu siswa kadang sukar
melihat dengan jelas benda yang diperagakan, tidak semua benda dapat
didemonstrasikan dan sukar dimengerti jika didemonstrasikan oleh pengajar yang
kurang menguasai apa yang didemonstrasikan.
Untuk mengefisienkan proses belajar maka terdapat metode yang dapat
menggabungkan beberapa metode taitu metode ceramah plus. Metode Pembelajaran Ceramah
Plus adalah metode pengajaran yang menggunakan lebih dari satu metode, yakni
metode ceramah yang dikombinasikan dengan metode lainnya. Ada tiga macam metode
ceramah plus, diantaranya yaitu metode ceramah plus tanya jawab dan tugas, metode
ceramah plus diskusi dan tugas dan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan
(CPDL).
Terdapat juga metode yang mengharuskan siswa membuat resume dengan
kalimat sendiri. Metode ini disebut dengan metode pembelajaran resitasi.
Terdapat beberapa kelebihan pada metode ini yaitu pengetahuan yang diperoleh
peserta didik dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama serta peserta
didik memiliki peluang untuk meningkatkan keberanian, inisiatif, bertanggung
jawab dan mandiri. Namun terdapat kelemahan pada metode ini yaitu terkadang peserta
didik melakukan penipuan yakni peserta didik hanya meniru hasil pekerjaan orang
lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri, tugas dikerjakan oleh orang
lain tanpa pengawasan dan sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan
individual.
Metode lain yang sekarang ini sedang dikembangkan yaitu metode
eksperimental. Metode pembelajaran eksperimental adalah suatu cara pengelolaan
pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan
membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi
kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti
suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik
kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya.
Selain metode formal di atas, terdapat juga metode semi-formal yang
banyak diminati oleh siswa yaitu metode study tour. Metode Study tour (karya
wisata) adalah metode mengajar dengan mengajak peserta didik mengunjungi suatu
objek guna memperluas pengetahuan dan selanjutnya peserta didik membuat laporan
dan mendiskusikan serta membukukan hasil kunjungan tersebut dengan didampingi
oleh pendidik.
Selain metode study tour, terdapat metode latihan ketrampilan. Metode
latihan keterampilan (drill method) adalah suatu metode mengajar dengan
memberikan pelatihan keterampilan secara berulang kepada peserta didik, dan
mengajaknya langsung ketempat latihan keterampilan untuk melihat proses tujuan,
fungsi, kegunaan dan manfaat sesuatu (misal: membuat tas dari mute). Metode
latihan keterampilan ini bertujuan membentuk kebiasaan atau pola yang otomatis
pada peserta didik.
Selanjutnya yaitu metode pemecahan masalah. Metode pemecahan
masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan
jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau
perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara
bersama-sama. Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang
pada dasarnya adalah pemecahan masalah.
Terdapat beberapa kelebihan dari metode pemecahan masalah yaitu melatih
siswa untuk mendesain suatu penemuan, siswa dapat berpikir dan bertindak
kreatif, siswa dapat memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis, siswa
dapat mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan, siswa dapat menafsirkan dan
mengevaluasi hasil pengamatan, merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa
untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat, serta dapat membuat
pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja. Namun
terdapat pula beberapa kelemahan metode problem solving yaitu beberapa pokok
bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misal terbatasnya alat-alat
laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat
menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut dan memerlukan alokasi waktu yang
lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.
Beberapa metode diatas dapat didukung oleh beberapa model
pembelajaran yang inovatif dan efektif. Contoh model pembelajaran yang inovatif
dan efektif yaitu Skrip kooperatif. Skrip
kooperation merupakan suatu model pembelajaran dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian
secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari. Langkah-langkah yang dilakukan oleh guru yaitu:
- Guru membagi siswa untuk berpasangan
- Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan
- Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar
- Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya.
Sementara
pendengar :
•
Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide
pokok yang kurang lengkap
•
Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok
dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya
- Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas.
- Kesimpulan Siswa bersama-sama dengan Guru
- Penutup
Langkah-langkah
yang dilakukan oleh guru di atas dapat membantu siswa memahami materi yang
diisampaikan. Namun cara ini harus diawasi dengan ketat untuk menghindari siswa
melakukan diskusi selain materi yang akan disampaikan.
Selain
model skrip kooperatif, terdapat contoh yang efektif untuk membantu proses
belajar siswa yaitu model Jigsaw atau model tim ahli. Langkah yang harus
dilakukan guru untuk menerapkan model pembelajaran jigsaw yaitu :
1. Siswa dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim
2. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
3. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
4. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang
sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab
mereka
5. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke
kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab
yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh
6. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
7. Guru memberi evaluasi
8. Penutup
Pada model ini,
peran guru juga dibutuhkan untuk mengawasi jalannya diskusi siswa agar siswa
tidak melenceng dari materi yang akan disampaikan.
Selain
model jigsaw terdapat model yang sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal
siswa atau untuk menemukan alternatif jawaban yaitu model
mind mapping. Langkah guru yang harus dilakukan untuk menerapkan model ini
yaitu:
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa
dan sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban
3. Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang
4. Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil
diskusi
5. Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan
guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru
6. Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru
memberi perbandingan sesuai konsep yang disediakan guru
Ketiga contoh model pembelajaran di atas dapat diapliksikan pada saat
guru mengajar sehingga siswa tidak jenuh dan minat belajar menjadi meningkat.
Dengan itu maka proses belajar siswa akan berjalan dengan efektif dan efisien.
Kunci
sukses dalam suatu pendidikan tidak lepas dari peran guru sehingga guru harus
selalu memiliki inisiatif dalam membumbui pelajarannya agar lebih menarik.
Dewasa ini, sedang dikembangkan cara mengajar dengan program pendidikan
karakter. Pendidikan karakter bertujuan membentuk suatu karakter yang sesuai
dengan kepribadian bangsa Indonesia. Dalam hal ini Guru dituntut untuk dapat
memberi selingan yang dapat membentuk karakter kepribadian siswa menjadi siswa
yang teladan. Dengan demikian, output yang akan diperoleh yaitu siswa yang
tidak hanya pintar intelektual tetapi diharapkan mempunyai kepribadian yang
baik. Karakter tidak bisa diwariskan, karakter tidak bisa
dibeli dan karakter tidak bisa ditukar. Karakter harus dibangun
dan dikembangkan secara sadar dalam hari demi hari dengan
melalui suatu proses yang tidak
instan. Karakter bukanlah sesuatu bawaan sejak lahir yang tidak
dapat diubah lagi seperti sidik jari. Namun dapat dibangun untuk melengkapi
kepribadian siswa.
Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki
kemiripan makna, sehingga seringkali orang merasa bingung untuk membedakannya.
Istilah-istilah tersebut adalah: (1) pendekatan pembelajaran, (2) strategi
pembelajaran, (3) metode pembelajaran; (4) teknik pembelajaran; (5) taktik
pembelajaran; dan (6) model pembelajaran. Berikut ini akan dipaparkan
istilah-istilah tersebut, dengan harapan dapat memberikan kejelasaan tentang
penggunaan istilah tersebut.
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik
tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada
pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di
dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran
dengan cakupan teoretis tertentu. Dari pendekatan pembelajaran yang telah
ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam strategi pembelajaran.
Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah
suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan
mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam
strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi
pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan
diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran.
Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk
mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan
kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving something”
sedangkan metode adalah “a way in achieving something” (Wina Senjaya
(2008). Jadi, metode pembelajaran dapat
diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang
sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya
pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai
cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara
spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa
yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis
akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya
terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan
teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang
siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun
dalam koridor metode yang sama.
Sementara taktik pembelajaran
merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran
tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama
menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik
yang digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi
dengan humor karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara
yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak
menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang
itu. Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari
masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian
dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah
ilmu sekalkigus juga seni (kiat)
Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik
pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah
apa yang disebut dengan model
pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk
pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas
oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai
dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Tag :
Pendidikan Kimia,
Teori Pendidikan
1 Komentar untuk "Model Pembelajaran Inovatif Menghasilkan Proses Belajar Efektif dan Efisien"
DAYURIZKI9@GMAIL.COM
Berkomentarlah dengan baik dan sopan, saya akan berusaha untuk menjawab setiap pertanyaan dan menanggapi setiap komentar yang anda berikan, :)
Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya :)