Translate

MENGENAL ASAM DAN BASA DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN-BAHAN YANG DAPAT DITEMUKAN PADA KEHIDUPAN SEHARI-HARI



Bangsa Indonesia kini sedang dihadapkan pada persoalan-persoalan kebangsaan yang sangat krusial dan multidimensional. Hampir semua bidang kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat mengalami krisis yang berkepanjangan.  Reformasi yang digulirkan bangsa Indonesia melalui gerakan mahasiswa sejak 1998 hingga saat ini belum menuai hasil yang memuaskan. Di sana sini masih banyak kita jumpai berbagai masalah dan krisis yang tak kunjung reda. Memang diakui dampak reformasi kepada rakyat untuk menyampaikan aspirasinya. Namun, dengan modal kebebasan berpendapat saja tidak cukup untuk memperbaiki tingkat kehidupan masyarakat yang dari hari ke hari semakin terpuruk.
            Banyak kalangan yang berpendapat bahwa persoalan-persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia disebabkan oleh kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) bangsa Indonesia yang masih rendah. Menilai kualitas SDM suatu bangsa secara umum dapat dilihat dari mutu pendidikan bangsa tersebut. Sejarah telah membuktikan bahwa kemajuan dan kejayaan suatu bangsa di dunia ditentukan oleh pembangunan di bidang pendidikan. Mereka menganggap kebodohan adalah musuh kemajuan dan kejayaan bangsa, oleh karena itu harus diperangi dengan mengadakan revolusi pendidikan.

Kualitas pendidikan Indonesia dianggap oleh banyak kalangan masih rendah. Hal ini bisa dilihat dari bebrapa indikator. Pertama, lulusan dari sekolah atau perguruan tinggi yang belum siap memasuki dunia kerja karena minimnya kompetensi yang dimiliki. Menurut pengamat ekonomi Dr. Berry Priyono, bekal kecakapan yang diperoleh dari lembaga pendidikan tidak memadai untuk dipergunakan secara mandiri, karena yang dipelajari di lembaga pendidikan sering kali hanya terpaku pada teori, sehinga peserta didik kurang inovatif dan kreatif (kompas, 4 Desember 2004). Kedua, peringkat Human Development Index (HDI) Indonesia yang masih rendah (tahun 2004 peringkat 111 dari 117 negara dan tahun 2005 peringkat 110 di bawah Vietnam dengan peringkat 108). Ketiga, laporan International Educational Achievement (IEA) bahwa kemampuan membaca siswa SD Indonesia berada di urutan 38 dari 39 negara yang disurvei. Keempat, mutu akademik antarbangsa melalui Programme for International Student Assessment (PISA) 2003 menunjukkan bahwa dari 41 negara yang disurvei untuk bidang IPA, Indonesia menempati peringkat ke-38, sementara untuk bidang Matematika dan kemampuan membaca menempati peringkat ke-39. Jika dibandingkan dengan Korea Selatan, peringkatnya sangat jauh, untuk bidang IPA menempati peringkat ke-3. Ketiga laporan World Competitiveness Yearbook tahun 2000, daya saing SDM Indoensia berada pada posisi 46 dari 47 negara yang disurvei. Keenam, posisi Perguruan Tinggi Indonesia yang dianggap favorit, seperti Universitas Indonesia dan Universita Gajah Mada hanya berada pada posisi ke-61 dan 68 dari 77 perguruan tinggi di Asia (Asiaweek, 2000). Ketujuh, ketertinggalan bangsa Indonesia dalam bidang IPTEK dibandingkan dengan negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura dan Thailand.  ( Kunandar, 2007).
Fakta-fakta tersebut mengindikasikan jika selama ini pembelajaran yang dilakukan hanya berupa penjabaran teori-teori, yang minim kebermaknaan dan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Pengalian informasi yang minim, semakin mendorong manusia untuk tidak produktif dalam menciptakan inovasi-inovasi. Dalam pembelajaran sains, khususnya kimia yang merupakan mata pelajaran yang abstrak dan menuntut kemampuan tidak hanya perhitungan tetapi juga pemahaman konsep. Banyak konsep yang harus dipelajari, dari yang paling sederhana ke yang kompleks. Pemahaman konsep ini sangat sulit dilakukan karena jika hanya menggunakan metode hafalan dan tidak dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik, dan akhirnya konsep itu akan cepat lupa. Hal ini bukan dikarena karena kekurangan manusia, karena manusia sudah diciptakan dalam bentuk yang lebih sempurna. Manusia memiliki kemampuan yang jauh lebih baik daripada kemampuan sebuah komputer, karena manusia memiliki otak.
Berbeda halnya jika guru dan peserta didik mengali konsep itu lebih dalam dan mencoba mengaplikasikannya ke dalam kehidupan yang nyata dengan metode penemuan (discovery), sehingga peserta didiklah yang akan lebih berperan dalam eksplorasi konsep dan pengalaman proses akan lebih bermakna.
I.                   PEMBAHASAN
Manusia memiliki kemampuan yang jauh lebih baik daripada kemampuan sebuah komputer, karena manusia memiliki otak. Di dalam otak terdapat 3 jenis memori, yaitu memori jangka pendek (memori bekerja) dan memori jangka panjang. Memori jangka pendek merupakan asepek memori yang menerangkan bahwa manusia sadar akan sesuatu atau bisa kembali dengan sangat cepat dan mudah. Analogi yang bisa dikatakan disini adalah memori bekerja itu sama dengan RAM dari sebuah komputer. Jika kita membaca sebuah nomor telepon dalam buku telepon, kita bisa mengingatnya dalam memori jangka pendek selama 10 detik. Jika kita mengulanginya lagi dan lagi, kita bisa mengingat nomor telepon itu lebih lama lagi. Namun jika kita merasa hafalan itu tidak begitu penting, maka kita akan melupakannya sebelum kita sampai ke pesawat telepon untuk memencet nomor telepon itu.  Disamping singkat, memori jangka pendek ini kapasitasnya juga terbatas. Seperti itu juga jika peserta didik hanya menghafal tanpa ada pemahaman yang bermakna maka hafalan itu akan sampai ke memori jangka pendek saja.
Mata pelajaran, misalnya kimia, yang diterima umumnya syarat dengan konsep, mulai dari konsep sederhana sampai pada konsep yang lebih kompleks yang membutuhkan pemahaman yang benar dari konsep-konsep yang telah di pelajari sebelumnya. Banyaknya konsep yang harus dipelajari oleh siswa dalam waktu yang relatif singkat membuat pelajaran yang diperoleh dianggap sulit, sehingga kebanyakan siswa hanya melakukan proses belajar yang singkat dan praktis yaitu dengan cara menghapal dari pada harus menggali dan mencari konsep sendiri dari konsep dasar yang telah di berikan oleh guru. Tentu hal ini sangat fatal, karena informasi tersebut di dalam otak belum sepenuhnya masuk ke dalam memori jangka panjang.
Kemudian memori jangka panjang. Dari namanya saja mengimplikasikan bahwa memori ini mengandung memori yang busa kita gunakan untuk waktu yang lama, bahkan sering kali bisa digunakan seumur hidup. Memori ini juga mempunyai kapasitas yang sangat besar, bahkan ruang memori itu sendiri jauh lebih besar daripada yang kita butuhkan. Memori jangka panjang bisa dibilang sebagai hard drive pada komputer. Dan kita mungkin memerhatikan bahwa ketika berbicara dalam bentuk gigabyte, kita jarang merasa cemas atau takut kalau-kalau data yang kita masukkan itu keluar dari ruang memori tersebut.
Tiga hal paling signifikan yang bisa membantu menggerakkan sesuatu dari memori jangka pendek menjadi memori jangka panjang adalah pengaturan (organization), kebermaknaan (meaningfulness), dan perumpamaan (imagery). Misalnya, ketiga hal tersebut membantu meletakkan suatu informasi dalam kepala dan kepala bagian dalam, atau menggunakan kerangka-kerangka untuk mengatur bahan yang sulit. Demikian juga, kita mungkin memerhatikan bahwa lebih mudah mengingat segala hal yang relevan dengan diri kita, yang mempunyai makna dan sangat berkesan kepada kita. Misalnya, hal-hal yang menyangkut kelurga kita akan lebih baik mengingatnya daripada keluarga orang lain, atau kelas, atau lingkungan utama kita daripada kelas-kelas yang lain, dan sebagainnya. Selain itu, jika kita bisa menvisualisasikan infonmasi tersebut, kita akan mengingatnya dengan lebih baik. Hal itu menampakkan bahwa manusia adalah makhluk yang sangat visual. (Boeree, 2009)
Dengan mengetahui kemampuan otak yang sangat luar biasa itu, kita bisa mengubah paragdima hafalan itu menjadi suatu metode penemuan. Menurut Sund (1975) belajar penemuan adalah proses mental dimana siswa mengasimilasi sesuatu konsep atau sesuatu prinsip. Proses mental seperti: mengamati, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, dan membuat kesimpulan. Konsep misalnya: panas dan energi, sedangkan prinsip, misalnya: logam apabila dipanaskan mengembang. (Mulyati Arifin, 2005).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa metode penemuan adalah suatu metode dimana dalam proses belajar mengajar guru memperkenankan siswa-siswinya menumukan sendiri informasi. (suryosubroto, 2002:192). Tujuan penemuan adalah:
1.      Meningkatkan keterlibatan siswa menemukan dan memproses belajarnya
2.      Mengurangi ketergantungan siswa pada guru untuk mendapatkan pengalaman belajarnya
3.      Melatih siswa menggali dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar yang tidak ada habisnya
4.      Memberi pengalaman belajar seumur hidup. (Mulyani Sumantri, 1999)
Adapun langkah-langkah pelaksanaan metode penemuan adalah:
1.      Mengidentifikasi kebutuhan siswa
2.      Seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian konsep-konsep, dan generalisasi yang akan dipelajari
3.      Seleksi bahan dab probelem/ tugas-tugas
4.      Membantu memperjelas: tugas/probelem yang akan dipelajari dan peranan masing-masing siswa
5.      Mempersiapkan setting kelas dan alat-alat yang diperlukan
6.      Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan dan tugas-tugas siswa
7.      Memberi kesempatan siswa untuk melakukan penemuan
8.      Membantu siswa dengan informasi/data, jika diperlukan oleh siswa
9.      Memimpin analisis sendiri (staf analysis) dengan pertanyana yang mengarahkan dan mengidentifikasi prses
10.  Merangsang terjadinya interaksi siswa dengan siswa
11.  Memuji dan membesarkan siswa yang bergiat dalam proses penemuan
12.  Membantu siswa merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi atas hasil penemuannya. ( suryobroto, 2002: 199-200)
Pengajaran dengan menggunakan metode penemuan dapat dilaksanakan dalam bentuk komunikasi satu arah dan komunikasi dua arah, bergantung pada besarnya kelas.
1.      Sistem satu arah (ceramah reflektif)
Pendekatan satu arah berdasarkan penyajian satu arah (penaungan/exposition) yang dilakukan guru. Struktur penyajian dalam bentuk usaha merangsang siswa melakukan proses discovery di depan kelas. Guru mengajukan suatu masalah, dan kemudian memecahkan masalah itu melalui langkah-langkah discovery. Caranya adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada kelas, memberi kesempatan kepada kelas melakukan refleksi. Selanjutnya guru menjawab sendiri pertanyaan-pertanyaan yang diajukan itu. Dalam prosedur ini guru tidak menentukan aturan-aturan yang harus digunakan oleh siswa, tetapi dengan pertanyaan-pertanyaan guru mengundang siswa untuk mencari aturan-aturan yang harus diperbuatnya, pemecahan masalah berlangsung selangkah demi selangkah dalam urutan yang ditemukan sendiri oleh siswa.
2.      Sistem dua arah (discovery terbimbing)
Sistem dua arah melibatkan siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan guru. Siswa melakukan discovery sedangkan guru membimbing siswa ke arah yang benar/tepat. Gaya pengajaran ini oleh Gagne disebut Guide discovery (Oemar Hamalik, 2001: 187-188)
Belajar penemuaan ini kemudian dikembangkan menjadi strategi Inquiry-discovery. Langkah-langkah pokok strategi ini adalah:
1.      Menyajikan kesempatan-kesempatan kepada siswa untuk melakukan tindakan/perbuatan dan mengamati konsekuensi dari tindakan tersebut
2.       Menguji pemahaman siswa mengenai hubungan sebab akibat dengan cara mempertanyakan atau mengamati reaksi-reaksi siswa, selanjutnya menyajikan kesempatan-kesempatan lain
3.      Mempertanyakan atau mengamati kegiatan selanjutnya, serta menguji susunan prinsip umum yang mendasari masalah yang disajikan itu
4.      Penyajian berbagai kesempatan baru guna menerapkan hal yang baru saja di pelajari ke dalam situasi atau masalah-masalah yang nyata (Oemar Hamalik, 1994).
Dalam belajar penemuan siswa mendapatkan kebebasan sampai saat batas-batas tertentu untuk menyelidiki, secara perseorangan dalam suatu tanya jawab dengan guru, atau oleh guru/siswa-siswa lain, untuk memecahkan masalah yang diberikan oleh guru, atau oleh guru dan siswa-siswa bersama. Dengan demikian jelas, peranan guru lain sekali bila dibandingkan dengan peranan guru yang mengajar dengan klasikal dengan  metode ceramah misalnya. Dalam belajar penemuan ini guru tidak begitu mengendalikan proses belajar mengajar, melainkan guru berperan sebagai:
1.      Merencanakan pelajaran sedemikian rupa sehingga dasar pelajaran itu terpusat pada masalah-masalah yang tepat untuk diselidiki oleh para siswa
2.      Menyajikan materi pelajaran yang diperlukan  sebagai dasar bagi para siswa untuk memecahkan masalah
3.      Guru memperhatikan tiga cara penyajian pelajaran yaitu: cara enaktif, cara ikonik, dan cara simbolik
4.      Bila siswa memecahkan masalah di laboratorium atau secara teoritis, guru hendaknya berperan sebagai seorang pembimbing
5.      Menilai hasil belajar merupakan suatu masalah dalam penemuan. Seperti diketahui, tujuan-tujuan tidak dapat dirumuskan secara mendetail dan tujuan-tujuan itu tidak diminta sama berbagai siswa
Penerapan Metode Belajar Penemuan dalam Proses Belajar Mengajar Kimia
Ilmu kimia tumbuh dan berkembang berdasarkan eksperimen-eksperimen, dengan demikian dapat dikatakan sebagai ilmu eksperimental. Dari eksperimeneksperimen tersebut lahirlah deskripsi yang berupa konsep-konsep (Liliasari, 1999). Menurut Rosser (1984, dalam Dahar), konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili satu kelas obyek-obyek, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan atau hubungan-hubungan yang mempunyai atribut-atribut yang sama. Dahar (1989) mengemukakan bahwa pengetahuan kimia disusun oleh konsep-konsep dalam suatu jaringan proposisi, artinya pengetahuan kimia merupakan serangkaian konsep-konsep yang satu sama lain saling berhubungan sehingga melahirkan suatu pemahaman yang bermakna. Konsep-konsep kimia dapat dikelompokkan berdasarkan atribut-atribut konsep menjadi beberapa kelompok konsep (Herron, 1997), yaitu:
  1. Konsep konkrit, yaitu konsep yang contohnya dapat dilihat, misalnya gelas
  2. kimia, tabung reaksi, spektrum.
  3. Konsep abstrak, yaitu konsep yang contohnya tidak dapat dilihat, misalnya
  4. atom, molekul, inti.
  5. Konsep dengan atribut kritis yang abstrak tapi contohnya dapat dilihat, misalnya
  6. unsur, senyawa.
  7. Konsep yang berdasarkan suatu prinsip, misalnya mol, campuran, larutan.
  8. Konsep yang melibatkan penggambaran simbol, misalnya lambang unsur,
  9. rumus kimia, persamaan reaksi
  10. Konsep yang menyatakan suatu sifat, misalnya elektropositif, elektronegatif
  11. Konsep-konsep yang menunjukkan atribut ukuran meliputi ton, kg, g (ukuran massa), Molar, molal, pH (ukuran konsentrasi).
Pembelajaran IPA yang bertolak dari konsep pada umumnya akan lebih efektif bila diselenggarakan melalui model pembelajaran yang termasuk rumpun pemprosesan informasi. Model pemrosesan informasi bertitik tolak dari prinsip-prinsip pengolahan informasi yang diterima individu. Model ini menjelaskan cara individu memberi respon yang datang dari lingkungannya, yakni dengan cara mengorganisasi data, memformulasi masalah, membangun konsep dan rencana pemecahan masalah serta menggunakan simbol-simbol verbal dan non-verbal. (Joyce & Weil, 1992).
Moh. Amien (1987) mengemukakan pada hakekatnya, kegiatan apapun yang dilakukan di laboratorium, mengelola laboratorium, khususnya guru, harus selalu memperhatikan tujuan-tujuan instruksional yang antara lain diharapkan siswa dapat :
1.      Mengembangkan keterampilan dalam pengamatan, pecatatan data, pengukuran dan manipulasi alat yang diperlukan serta pembuatan alat-alat yang sederhana;
2.      Bekerjadengan teliti dan cermat dalam mencatat dan menyusun laporan hasil percobaannya secara jelas dan objektif/jujur;
3.      Bekerja secara teliti dan cermat serta mengenal batasbatas kemampuannya dalam pengukuran-pengukuran;
4.      Mengembangkan kekuatankekuatan penalarannya secara kritis;
5.      Memperdalam pengetahuan inkuiri dalam pemahaman terhadap cara pemecahan masalah;
6.      Mengembangkan sikap ilmiah;
7.      Memahami, memperdalam dan menghayati IPA yang dipelajarinya;
8.      Dapat mendesain dan melaksanakan percobaan lebih lanjut dengan menggunakan alat dan bahan yang sederhana.
Pada tahun 1970, The Comission of Profesional Standards and Practices of National Science Teachers Associatiton di Amerika menyatakan, bahwa pengalaman siswa dalam situasi laboratorium seharusnya menjadi bagian intergral dari mata pelajaran sains (Hofstein dan Lunetta, 1982). Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa kegiatan laboratorium mempunyai peranan penting dalam pengajaran sains.
Romey (1978) berpendapat bahwa kegiatan laboratorium yang berorientasi sebagai sarana untuk menjelaskan keterangan guru atau buku pelajaran sangat berlawanan dengan sains sebenarnya. Sains adalah suatu ilmu pengetahuan eksperimental, observasional, dan berkiblat pada laboratorium, oleh  karena itu pelajaran sains yang efektif seharusnya berpusat pada laboratorium, bukan berpusat pada buku pelajaran.
Secara kimia, asam definisikan sebagai senyawa yang menghasilkan ion hidrogen ketika larut dalam pelarut (biasanya air). Senyawa asam banyak  ditemukan dalam kehidupan sehari– hari, seperti pada makanan dan minuman. Selain itu, senyawa asam dapat pula ditemukan di dalam lambung. Di dalam lambung terdapat asam klorida (HCl) yang berfungsi membunuh kuman.
Secara kimia,  basa sebagai senyawa yang menghasilkan ion hidroksida (OH-) ketika larut dalam pelarut air.  Rumus senyawa basa selalu memiliki gugus OH (kecuali untuk ammonium hidroksida). Adanya gugus OH inilah yang menyebabkan senyawa basa memiliki sifat – sifat khas sebagai suatu basa. Asam mempunyai rasa asam, sedangkan basa mempunyai rasa pahit. Namun begitu, tidak dianjurkan untuk mengenali asam dan basa dengan, cara mencicipinya, sebab banyak diantaranya yang dapat merusak kulit (korosif) atau bahkan bersifat racun. Asam dan basa dapat dikenali dengan menggunakan zat indikator, yaitu zat yang memberi warna berbeda dalam  lingkungan asam dan lingkungan basa (zat yang warnanya dapat berubah saat berinteraksi atau bereaksi dengan senyawa asam maupun senyawa basa).
Indikator asam basa pada dasarnya adalah zat kimia yang mampu berubah warna atau tetap dalam suasana larutan yang bersifat asam, basa, atau netral. Ada dua macam Indikator asam basa yang sering digunakan untuk kegiatan praktikum siswa di laboratorium atau lapaangan, yaitu indikator buatan dan indikator alam. Dalam kegiatan praktikum atau lapangan, indikator buatan yang sering digunakan biasanya dalam bentuk kertas, misalnya lakmus merah, lakmus biru, dan lakmus universal; Indikator buatan dalam bentuk larutan, misalnya larutan fenolptalein, larutan universal, larutan metil merah, larutan metil biru, dsb. Sedangkan indikator alam yang sering digunakan dalam bentuk larutan misalnya larutan kol ungu, larutan bunga atau larutan kunyit. Indikator asam basa, baik buatan atau alam dapat memberikan perubahan warna yang khas jika digunakan untuk menguji larutan yang bersifat asam, basa atau netral, sebagai contoh dapat dilihat pada tabel berikut.:
Tabel 1
Perubahan warna indikator buatan dalam larutan
Asam basa dan netral
Sifat larutan yang diuji
Indikator buatan yang digunakan
Indikator buatan yang digunakan
Lakmus merah
Lakmus biru
Fenolptalein
Warna semula
Warna akhir
Asam
merah
biru
Tidak berwarna
Tidak berwarna
Basa
biru
merah
Tidak berwarna
Merah muda
Netral
merah
biru
Tidak berwarna
Tidak berwarna
Dalam pembelajaran yang inovatif ini, peserta didik dibebaskan memilih untuk menggunakan indikator alami dengan bahan-bahan yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.  Indikator asam-basa yang baik adalah zat warna yang memberi warna berbeda dalam larutan asam dan larutan basa. Kebebasan itu akan membuat peserta didik menjadi lebih kreatif. Untuk mempermudahkan peserta didik, guru diperkenankan memberikan beberapa contoh indikator yang ramah lingkungan,  seperti tumbuhan. Zat warna tumbuhan menunjukan warna yang berbeda dalam kondisi pH yang berbeda-beda. Hasil pengujian warna terhadap larutan baku yang memiliki pH tertentu, menunjukan pH dimanakah indikator alami tersebut bekerja. Warna ini dapat digunakan sebagai standar dalam pengukuran pH dari larutan yang belum diketahui pH-nya.  Asam kuat dan basa kuat akan terurai sempurna dalam air dan pada titik ekivalen memiliki pH sama dengan 7. Indikator alami dapat dipakai sebagai penentuan konsentrasi dalam titrasi asam basa. Disini guru hanya memberikan contoh bahan yang dapat digunakan dalam indikator dan cara pembuatannya, untuk selebihnya peserta didik yang akan mencoba membuat indikator  tersebut, tentunya masih dengan pengawasan guru. Beberapa bahan yang dapat digunakan sebagai indikator dan  cara pembuatan sebagai berikut:
1.      Cara pembuatan indikator alami dari bunga sepatu.
a.       Memilih beberapa helai mahkota bunga dari bunga sepatu bewarna merah
b.      Menggerus dalam lumpang sampai halus.
c.       Menambah sedikit air.
d.      Menyaring ekstrak mahkota bunga merah tersebut dan indikator ini pun siap digunakan.
Indikator asam-basa dari bunga sepatu, ketika didalam larutan asam akan memberikan warna merah, di dalam larutan basa akan memberikan warna hijau dan pada larutan netral tidak berwarna.
2.      Cara pembuatan indikator alami dari bunga Hidrangea.
a.       Memilih beberapa helai mahkota bunga Hidrangea
b.      Menggerus dalam lumpang dengan sedikit air.
c.       Menyaring ekstrak mahkota bunga Hidrangea tersebut dan indikator ini pun siap digunakan.
Indikator asam-basa dari bunga Hidrangea akan memberikan warna biru ketika didalam larutan asam, di dalam larutan basa akan memberikan warna merah jambu dan pada larutan netral tidak berwarna.
3.      Cara pembuatan indikator alami dari kol merah
a.       Menghaluskan sejumlah kol merah yang masih segar
b.      Merebus selama 10 menit
c.       Membiarkan air kol merah menjadi dingin
d.      Menyaring dalam gelas kimia dan indikator ini pun siap digunakan
Indikator asam-basa dari kol merah akan berubah warna menjadi merah muda bila dicelupkan ke dalam larutan asam, menjadi hijau dalam larutan basa, dan tidak berwarna pada larutan netral.
4.      Cara pembuatan indikator alami dari kunyit
    1. Memarut kunyit yang telah dibersihkan
    2. Menyaring ekstrak kunyit dengan alkohol menggunakan kertas saring ke dalam gelas kimia dan indikator ini pun siap digunakan
Indikator asam-basa dari kunyit, akan memberikan warna kuning tua ketika dilarutkan dalam larutan asam, memberikan warna jingga di dalam larutan basa dan memberikan warna kuning terang pada larutan netral.
Jika peserta didik ingin mengunakan bahan-bahan selain yang disarankan oleh guru, maka hal itu sangat diperbolehkan karena masih banyak bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai indikator alami, yang terpenting literatur yang digunakan oleh mereka dapat dipertanggungjawabkan. Setelah itu, melakukan percobaan di dalam laboratorium dengan menggunakan indikator alami yang sudah dibuat oleh peserta didik sebelumnya.
Prinsip percobaan ini seperti melakukan titrasi namun bahan yang dititrasi dan indikatornya adalah bahan-bahan yang sering peserta didik jumpai di kehidupan sehari-hari. Bahan-bahan yang digunakan adalah:
  1. Indikator alami (hasil karya peserta didik)                 7. Obat maag
  2. Cuka dapur                                                                 8. Gula pasir
  3. Sabun colek                                                                 9. Kapur sirih
  4. Sampo                                                                         10. Abu gosok
  5. Deterjen                                                                      11. garam
  6. Jeruk nipis                                                                   12. Sabun colek
Alat-alat yang digunakan adalah:
-          Seperangkat alat yang digunakan dalam titrasi:
a.       Buret
b.      Statif
c.       Erlemeyer
Langkah kerjanya adalah:
1.      Mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan
2.      Menitrasi masing-masing bahan dengan indikator alami
3.      Mengamati perubahan warna pada setiap larutan, dan mencatat hasil pengamatan di tabel pengamatan.
Semisal dalam percobaan ini, siswa membuat indikator alami dengan bahan-bahan yaitu daun suji, bunga mawar, bit, kembang sepatu, kunyit, dan kol ungu. Dimana nanti akan diperoleh hasil pengamatan sebagai berikut:
Perubahan Warna Indikator Alami
No.
Larutan
Daun suji 
Bunga mawar
Bit
Kembang sepatu
Kunyit
Kol ungu
1.
Cuka dapur
Hijau
Merah
Merah
Merah muda
Orange kuning
Merah muda
2.
Sabun mandi  
Hijau
Hijau
Merah
Merah hati
Orange kuning
Ungu
3.
Sampo
Orange
Merah muda
Merah
Merah muda
Orange kuning
Ungu
4.
Deterjen
Hijau
Kuning
Hitam
Hijau
Cokelat
kuning
5.
Jeruk nipis
Hijau
Merah
Merah
Merah
Orange jingga
 Merah muda
6.
Obat maag
Hijau
Hijau tua
Merah
Hijau
Cokelat
Hijau
7.
Gula pasir
Hijau muda
Merah muda
Merah
Merah muda
Orange kuning
Ungu
8.
Kapur sirih
Hijau
Kuning
Hijau
Hijau
Orange cokelat
Hijau muda
9.
Abu gosok
Hijau
Ungu
Merah
Putih
Kuning cokelat
Ungu
10.
Garam
Hijau
Merah
Merah
Merah muda
Jingga
Merah muda
11.
Sabun colek
Hijau
Hijau muda
Hitam
Hijau
Cokelat
Hijau

Hasil tersebut berdasarkan indikator alami, sedangkan jika menggunakan kertas lakmus maka diperoleh hasil pengamatan sebagai berikut:
No.
Larutan
Lakmus merah 
Lakmus biru
Sifat larutan
1.
Cuka dapur
Merah
Merah
Asam
2.
Sabun mandi  
biru
biru
Basa
3.
Sampo
Merah
biru
Netral
4.
Deterjen
biru
biru
Basa
5.
Jeruk nipis
Merah
Merah
Asam
6.
Obat maag
biru
biru
Basa
7.
Gula pasir
biru
biru
Basa
8.
Kapur sirih
biru
biru
Basa
9.
Abu gosok
Merah 
biru
Netral
10.
Garam
Merah
biru
Netral
11.
Sabun colek
biru
biru
Basa

Kesimpulan percobaan tersebut adalah:
Dari percobaan Indikator alami dapat disimpulkan bahwa pada bahan-bahan yang diuji cobakan sebagian besar terjadi perubahan warna.

Kebaikan dan kelemahan metode penemuan
Kebaikan metode penemuan
  1. Dianggap membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan penguasaan keterampilan dan proses kognitif siswa, andai kata siswa dilibatkan terus dalam penemuan terpimpin
  2. Pengetahuan di peroleh dari strategi ini sangat pribadi sifatnya dan mungkin merupakan pengetahuan yang sangat kukuh
  3. Strategi penemuan membangkitkan gairah siswa, misalnya siswa merasakan jerih payah penyelidikannya, menemukan keberhasilan dan kadang-kadang kegagalan
  4. Metode ini memberikan kesempatan pada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuannya sendiri
  5. Metode ini menyebabkan siswa mengarahkan sendiri cara belajarnya, sehingga ia merasa terlibat dan termotivasi sendiri untuk belajar, paling sedikit pada suatu proyek penemuan khusus
  6. Metode ini dapat membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya kepercayaan pada diri sendiri melalui proses-proses penemuan
  7. Strategi ini berpusat pada anak, misalnya memberi kesempatan kepada anak dan guru berpartisipasi sebagai sesama dalam mengecek ide
  8. Membantu perkembangan siswa menuju skeptisisme yang sehat untuk menemukan kebenarannya akhir dan mutlak
Kelemahan Metode Penemuan
  1. Dipersyaratkan keharusan adanya persiapan mental untuk cara belajar ini. Misalnya siswa yang lamban mungkin bingung dalam usahanya mengembangkan pikirannya jika berhadapan dengan hal-hal yang abstrak
  2. Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas besar, misalnya sebagian besar waktu dapat hilang karena membantu seseorang siswa menemukan teori-teori
  3. Harapan yang ditumpahkan pada strategi ini mungkin mengecewakan guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran secara tradisional
  4. Mengajar dengan penemuan mungkin akan dipandang terlalu mementingkan memperoleh pengertian dan kurang memperhatikan diperolehnya sikap dan keterampilan
  5. Dalam beberapa ilmu (misalnya IPA) fasilitas yang dibutuhkan untuk mencoba ide-ide mungkin tidak ada
  6. Strategi ini mungkin tidak memberikan kesempatan berpikir kreatif, karena pengertian-pengertian yang akan ditemukan telah diseleksi terlebih dahulu oleh guru, demikian pula proses-proses di bawah pembinaan guru, tidak semua pemecahan masalah menjamin penemuan yang penuh arti (Suryosubroto, 2002: 200-202)
Untuk mengatasi hambatan-hambatan itu, guru dalam strategi belajarnya harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
  1. Suasana harus di buat sedemikian sehingga siswa merasa dirinya dihadapkan pada suatu teka-teki
  2. Kegiatan harus berlandaskan objek atau prinsip yang tidak asing bagi siswa
  3. Para siswa hendaknya mendapat kesempatan untuk mengamati kegiatan sesuai dengan kebutuhannya dari seluruh kegiatan.
  4. Hendaknya pada waktu melakukan kegiatan yang berkaitan dengan konsep baru, guru hendaknya memberikan contoh dan aplikasi dan dirasakan pada kehidupan sehari-hari yang dilihat dan dirasakan oleh anak, sehingga kegiatan tersebut dapat dirasakan manfaatnya oleh anak
  5. guru harus menunjukkan antuisiasme dalam mengemukakan teka-teki dan selama kegiatan berlangsung
Dalam belajar penemuan siswa akan menyimpan informasi baru itu dengan lebih mudah, karena siswa belajar secara aktif dengan konsep-konsep dan prinsip untuk memperoleh pengalaman dengan melakukan eksperimen-eksperimen yang mendukung dalam menemukan prinsip-prinsip sendiri. Bila siswa telah mengetahui struktur dasar dari konsep dan prinsip-prinsip itu, maka tidak sulit baginya untuk mempelajari bahan-bahan pelajaran lain dalam bidang studi yang sama, dan siswa lebih mudah ingat akan bahan baru itu. Hal ini disebabkan karena siswa telah memperoleh kerangka pengetahuan yang bermakna yang dapat digunakan untuk melihat hubungan-hubungan yang esensial dalam pelajaran itu.
II.                PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil pembahasan, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa:
  1. Belajar penemuan merupakan proses mental dimana siswa mengasimilasi sesuatu konsep/prinsip, untuk menemukan konsep dan prinsip baru
  2. Metode belajar penemuan merupakan suatu metode dimana dalam proses belajar mengajar guru memperkenankan siswa-siswanya menemukan sendiri informasi
  3. Metode belajar penemuan sangat baik diterapkan dalam proses belajar mengajar Kimia , sebab konsep/prinsip yang ditemukan sendiri oleh siswa akan tersimpan lebih lama dalam memori siswa sehingga tidak sulit baginya untuk mempelajari bahan-bahan pelajaran lain pada materi yang sama.


Saran
Kepada para pembaca khususnya para pelajar, penulis sarankan agar dalam proses belajar jangan belajar hanya untuk sekedar hafal, tetapi belajarlah untuk mampu memahami dan menerapkan konsep tersebut.

Related Post:

1 Komentar untuk "MENGENAL ASAM DAN BASA DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN-BAHAN YANG DAPAT DITEMUKAN PADA KEHIDUPAN SEHARI-HARI"

Berkomentarlah dengan baik dan sopan, saya akan berusaha untuk menjawab setiap pertanyaan dan menanggapi setiap komentar yang anda berikan, :)

Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya :)

Back To Top