Manusia tidak pernah lepas
dari pendidikan. Mulai dari manusia lahir ke dunia sampai meninggal dunia,
manusia selalu bersinggungan dengan pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Dunia
pendidikan yang semakin maju tidak bisa terlepas dari peran masyarakat yang
sangat vital. Oleh karena itu perlu ada sebuah terobosan baru dalam rangka
pembaharuan dan modernisasi dalam pendidikan. Tanpa pendidikan yang memadai
maka akan sulit kiranya bagi masyarakat manapun untuk mencapai keinginan dan
tujuan untuk mencapai peradaban yang lebih maju.
Pendidikan merupakan kunci keberhasilan hidup manusia.
Tercapai atau tidaknya suatu pendidikan tergantung pada manusianya. Oleh karena
itu dalam melaksanakan pendidikan, seorang pendidik harus mengetahui siapa
peserta didiknya, bagaimana kepribadiannya, seberapa tingkat kecerdasan mereka.
Untuk itu, dalam menyampaikan materi kepada peserta didik, pendidik harus
memilih cara atau metode yang tepat supaya proses pembelajaran bisa dimengerti
dan dipahami siswa.
ISI
A. Metode Pembelajaran dan Model Pembelajaran
Guru adalah
seorang pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan segala kemampuan yang
dimilikinya untuk dapat mengubah psikis dan pola pikir peserta didik dari tidak
tahu menjadi tahu serta mendewasakan anak didiknya. Salah satu hal yang harus
dilakukan oleh guru adalah dengan mengajar di kelas. Salah satu yang paling
penting adalah performance guru di kelas. Bagaimana seorang guru dapat
menguasai keadaan kelas sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan.
Dengan demikian guru harus menerapkan metode pembelajaran
yang sesuai dengan karakteristik peserta didiknya.
Tiap-tiap
kelas bisa kemungkinan menggunakan metode pembelajaran yang berbeda
dengan kelas lain. Untuk itu seorang guru harus mampu menerapkan berbagai
metode pembelajaran. Disini saya akan memaparkan beberapa metode pembelajaran menurut Ns. Roymond H. Simamora,
M.Kep yang dapat digunakan. Macam-macam metode pembelajaran:
1. Metode Ceramah
Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara
lisan atas bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar.Melalui ceramah, dapat
dicapai beberapa tujuan. Dengan metode ceramah, guru dapat mendorong timbulnya
inspirasi bagi pendengarnya. Metode ceramah cocok untuk digunakan dalam
pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian bahan
belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan.
Metode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan
dua orang peserta atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling
mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan
diantara mereka. Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi merupakan
pembelajaran yang bersifat interaktif. Menurut Mc. Keachie-Kulik dari hasil
penelitiannya, dibanding metode ceramah, metode diskusi dapat meningkatkan anak
dalam pemahaman konsep dan keterampilan memecahkan masalah. Tetapi dalam
transformasi pengetahuan, penggunaan metode diskusi hasilnya lambat dibanding
penggunaan ceramah. Sehingga metode ceramah lebih efektif untuk meningkatkan
kuantitas pengetahuan anak dari pada metode diskusi.
3. Metode Demonstrasi
Metode pembelajaran demontrasi merupakan metode
pembelajaran yang sangat efektif untuk menolong siswa mencari jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan seperti: Bagaimana cara mengaturnya? Bagaimana proses
bekerjanya? Bagaimana proses mengerjakannya. Demonstrasi sebagai metode
pembelajaran adalah bilamana seorang guru atau seorang demonstrator (orang luar
yang sengaja diminta) atau seorang siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas
sesuatau proses. Misalnya bekerjanya suatu alat pencuci otomatis, cara membuat
kue, dan sebagainya.
4. Metode Resitasi
Metode Pembelajaran Resitasi adalah suatu metode
pengajaran dengan mengharuskan siswa membuat resume dengan kalimat sendiri.
5. Metode
Eksperimental
Metode pembelajaran eksperimental adalah suatu cara
pengelolaan pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan
mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Dalam metode ini
siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan
mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan
menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya.
6. Metode Study Tour
(Karya wisata)
Metode study tour Study
tour (karya wisata) adalah metode mengajar dengan mengajak peserta didik
mengunjungi suatu objek guna memperluas pengetahuan dan selanjutnya peserta
didik membuat laporan dan mendiskusikan serta membukukan hasil kunjungan
tersebut dengan didampingi oleh pendidik.
7. Metode Latihan
Keterampilan
Metode latihan keterampilan (drill method) adalah suatu metode
mengajar dengan memberikan pelatihan keterampilan secara berulang kepada
peserta didik, dan mengajaknya langsung ketempat latihan keterampilan untuk
melihat proses tujuan, fungsi, kegunaan dan manfaat sesuatu (misal: membuat tas
dari mute). Metode latihan keterampilan ini bertujuan membentuk kebiasaan atau
pola yang otomatis pada peserta didik.
8. Metode Pengajaran
Beregu
Metode pembelajaran beregu adalah suatu metode
mengajar dimana pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai
tugas.Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujiannya,setiap
pendidik membuat soal, kemudian digabung. Jika ujian lisan maka setiapsiswa
yang diuji harus langsung berhadapan dengan team pendidik tersebut
9. Peer Theaching Method
Metode Peer Theaching sama juga dengan
mengajar sesama teman, yaitu suatu metode mengajar yang dibantu oleh temannya
sendiri.
10. Metode Pemecahan
Masalah (problem solving method)
Metode problem solving (metode pemecahan
masalah)
bukan hanyasekadar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode
berpikir, sebabdalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya
yang dimulai dengan mencari data dan pada akhirnya sampai pada menarik kesimpulan.
Metode problem solving merupakan metode yang merangsang berfikir danmenggunakan wawasan tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan olehsiswa. Seorang guru harus pandai-pandai merangsang siswanya untuk mencobamengeluarkan pendapatnya.
Metode problem solving merupakan metode yang merangsang berfikir danmenggunakan wawasan tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan olehsiswa. Seorang guru harus pandai-pandai merangsang siswanya untuk mencobamengeluarkan pendapatnya.
11. Project Method
Project Method adalah metode perancangan adalah
suatu metode mengajar dengan meminta peserta didik merancang suatu proyek yang
akan diteliti sebagai obyek kajian.
12. Taileren Method
Teileren Method yaitu suatu metode mengajar
dengan menggunakan sebagian-sebagian,misalnya ayat per ayat kemudian disambung
lagi dengan ayat lainnya yang tentu saja berkaitan dengan masalahnya
13. Metode Global
(ganze method)
Metode Global
yaitu suatu metode mengajar dimana siswa disuruh membaca keseluruhan materi,
kemudian siswa meresume apa yang dapat mereka serap atau ambil intisaridari
materi tersebut.
Untuk menciptakan suasana
belajar yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan selain menggunakan
metode pembelajaran yang tepat juga dibutuhkan model pembelajaran yang menarik
dan variatif. Model pembelajaran yang menarik dan variatif akan mempengaruhi
minat dan motivasi peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar di
kelas. Model pembelajaran menurut Agus Suprijono adalah pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencaakan pembelajaran di kelas. Model pembelajaran
menurut Mills adalah bentuk represtasi akurat sebagai proses aktual yang
memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan
model itu. Sedangkan menurut Richard I Arends, model pembelajaran adalah
mengacu pada pendekatan yang digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan
pembelajaran, tahap-tahap kegiatan di dalam pembelajaran, lingkungan
pembelajaran dan pengelolaan kelas. Sesuai metode PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Kreatif, Efektif dan Menyenangkan), model pembelajaran terdiri atas:
a. Examples non examples
b. Picture and picture
c. Numbered heads together
d. Cooperative script
e. Kepala bernomor struktur
f. Student teams-achievement divisions (STAD)
g. Jigsaw (model tim ahli)
h. Problem based introduction (PBI)
i.
Artikulasi
j.
Mind mapping
k. Make a match
l.
Think pair and share
m. Debate
n. Role playing
o. Group investigation
p. Talking stick
q. Bertukar pasangan
r.
Snowball throwing
s. Demonstration, dll
B.
Kompetensi Dasar Gaya antar Molekul
Kompetensi dasar gaya antar molekul ini terdapat pada
standar kompetensi “Memahami
struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat periodik unsur, struktur molekul,
dan sifat sifat senyawa” yang terdapat pada materi kelas
XI semester 1. Pada materi ini membahas tentang pengertian gaya antar molekul
dan macam-macam gaya antar molekul.
Gaya tarik antar molekul adalah gaya tarik yang
terjadi antara suatu molekul dan molekul tetangganya. Gaya tarik antar molekul ini sangat mempengaruhi
sifat fisis zat seperti titik leleh dan titik didih. Semakin kuat gaya tarik
antar molekul, semakin sulit untuk memutuskan ikatannya sehingga semakin tinggi
titik leleh maupun titik didihnya. Gaya atar molekul dapat dibedakan
berdasarkan kekuatannya, yaitu gaya London (gaya dispersi), gaya tarik
dipol-dipol, gaya tarik dipol-dipol terimbas, gaya van der Waals, ikatan
hidrogen, ikatan ionik, jaringan ikatan kovalen raksasa
Dari
materi ini siswa diharapkan dapat Siswa dapat menjelaskan pengertian dan
macam-macam gaya antar molekul, dapat menentukan jenis ikatan berdasarkan gaya
antar molekul, dapat menganalisis
hubungan antar gaya antar molekul dengan sifat-sifat molekul.
C.
Kesesuaian Metode dan Model Pembelajaran dengan
Kompetensi Dasar Gaya Antar Molekul
Gaya atar molekul adalah suatu
materi yang membahas tentang pengertian gaya antar molekul, macam-macamnya dan
pengaruhnya dengan sifat fisis senyawa. Karena materi gaya antar molekul ini
membahas tentang materi yang sifatnya hafalan, maka pendidik harus memilih
metode dan model pembelajaran yang tepat untuk materi ini karena jika pendidik
tidak memilih metode yang tepat, materi ini hanya akan menjadi “kimia dalam
hikayat” karena materi kimia yang bersifat hafalan jika tidak disampaikan
secara tepat tidak akan bisa dimengerti oleh peserta didik atau dengan
kata lain akan menjadi “kimia dalam
hikayat”
Hal yang paling mengagetkan
adalah banyak guru yang tidak
mengajarkan materi gaya antar molekul (hasil ini di dapat saat penulis
melakukan tanya jawab dengan beberapa
teman penulis yang dulu berasal dari sekolah yang berbeda. Mereka tidak
tahu saat penulis menanyakan tentang materi gaya antar molekul) . Hal ini
disebabkan oleh anggapan meraka tentang kurang pentingnya materi ini dan tidak
keluarnya di ujian nasional sehingga mereka tidak mengajarkan materi gaya antar
molekul. Seharusnya meskipun tidak keluar di ujian nasional, materi ini harus
diajarkan supaya dapat menambah pemahaman peserta didik tentang gaya antar
molekul yang dapat digunakan untuk mementukan sifat fisis senyawa.
Untuk itu, harus memilih metode dan
model pembelajaran yang tepat untuk penyampaian materi gaya antar molekul.
Berikut ini metode dan model pembelajaran yang efektif untuk menyampaikan
materi gaya antar molekul:
1.
Metode pembelajaran
Metode diskusi
Metode
diskusi dipilih karena pada metode diskusi ini semua peserta didik dituntut
aktif dalam mengemukakan pendapatnya tentang materi ynag sedang dipelajari.
Karena materi gaya antar molekul adalah materi yang bersifat hafalan, maka
tidak mudah dipahami jika hanya menggunakan metode ceramah. Dengan metode
diskusi ini, peserta didik diharapka bisa lebih mudah memahami materi karena
dengan peserta didik dapat mengemukakan pendapat tentang suatu materi, berarti
peserta didik tersebut paham akan materi yang sedang dipelajari.
2.
Model pembelajaran
-
Talking stick
Talking
Stick(tongkat berbicara) adalah metode yang pada mulanya
digunakan oleh penduduk asli Amerika untuk mengajak semua orang
berbicara atau menyampaikan pendapat dalam suatu forum (pertemuan
antar suku), sebagaimana dikemukakan Carol Locust berikut ini.
Tongkat berbicara telah digunakan selama berabad-abad oleh suku–
suku Indian sebagai alat menyimak secara adil dan tidak memihak.
Tongkat berbicara sering digunakan kalangan dewan untuk memutuskan
siapa yang mempunyai hak berbicara. Pada saat pimpinan rapat mulai
berdiskusi dan membahas masalah, ia harus memegang tongkat berbicara.
Tongkat akan pindah ke orang lain apabila ia ingin berbicara atau
menanggapinya. Dengan cara ini tongkat berbicara akan berpindah dari
satu orang ke orang lain jika orang tersebut ingin mengemukakan
pendapatnya. Apabila semua mendapatkan giliran berbicara, tongkat itu
lalu dikembalikan lagi ke ketua/pimpinan rapat. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Talking Stick dipakai sebagai tanda seseorang
mempunyai hak suara (berbicara) yang diberikan secara
bergiliran/bergantian.
digunakan oleh penduduk asli Amerika untuk mengajak semua orang
berbicara atau menyampaikan pendapat dalam suatu forum (pertemuan
antar suku), sebagaimana dikemukakan Carol Locust berikut ini.
Tongkat berbicara telah digunakan selama berabad-abad oleh suku–
suku Indian sebagai alat menyimak secara adil dan tidak memihak.
Tongkat berbicara sering digunakan kalangan dewan untuk memutuskan
siapa yang mempunyai hak berbicara. Pada saat pimpinan rapat mulai
berdiskusi dan membahas masalah, ia harus memegang tongkat berbicara.
Tongkat akan pindah ke orang lain apabila ia ingin berbicara atau
menanggapinya. Dengan cara ini tongkat berbicara akan berpindah dari
satu orang ke orang lain jika orang tersebut ingin mengemukakan
pendapatnya. Apabila semua mendapatkan giliran berbicara, tongkat itu
lalu dikembalikan lagi ke ketua/pimpinan rapat. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Talking Stick dipakai sebagai tanda seseorang
mempunyai hak suara (berbicara) yang diberikan secara
bergiliran/bergantian.
Talking
Stick termasuk salah satu metode pembelajaran kooperatif. Pembelajaran
kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang melibatkan siswa untuk bekerja
secara kolaboratif dalam mencapai tujuan.
Kolaboratif sendiri diartikan sebagai falsafah mengenai tanggung
jawab pribadi dan sikap menghormati sesama. Peserta didik betanggung
jawab atas belajar mereka sendiri dan berusaha menemukan informasi
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dihadapkan pada mereka dan
guru hanya bertindak sebagai fasilitator. Metode talking stick termasuk
dalam pembelajaran kooperatif karena memiliki ciri-ciri yang sesuai
dengan pembelajaran kooperatif yaitu:
Kolaboratif sendiri diartikan sebagai falsafah mengenai tanggung
jawab pribadi dan sikap menghormati sesama. Peserta didik betanggung
jawab atas belajar mereka sendiri dan berusaha menemukan informasi
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dihadapkan pada mereka dan
guru hanya bertindak sebagai fasilitator. Metode talking stick termasuk
dalam pembelajaran kooperatif karena memiliki ciri-ciri yang sesuai
dengan pembelajaran kooperatif yaitu:
1.
Siswa bekerja dalam
kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan
materi belajarnya
materi belajarnya
2.
Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki
kemampuan tinggi,
sedang dan rendah.
sedang dan rendah.
3.
Bilamana mungkin,
anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku,
jenis kelamin yang berbeda.
jenis kelamin yang berbeda.
4.
Penghargaan lebih berorientasi kelompok
ketimbang individu
-
Snowball throwing
Model Pembelajaran Snowball
Throwing merupakan salah
satu metode cooperative learning. Metode
Pembelajaran Snowball Throwing disebut juga metode pembelajaran gelundungan
bola salju. Metode pembelajaran ini melatih siswa untuk lebih tanggap
menerima pesan dari siswa lain dalam bentuk bola salju yang terbuat dari
kertas, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok.
Lemparan pertanyaan tidak menggunakan tongkat seperti metode pembelajaran Talking Stik akan
tetapi menggunakan kertas berisi pertanyaan yang diremas menjadi sebuah bola
kertas lalu dilempar-lemparkan kepada siswa lain. Siswa yang mendapat bola
kertas lalu membuka dan menjawab pertanyaannya.
Metode ini memilki kelebihan diantaranya ada unsur
permainan yang menyebabkan metode ini lebih menarik perhatian siswa.
Langkah-langkah pembelajaran metode snowball throwing
adalah:
Langkah-langkah pembelajaran metode snowball throwing
adalah:
1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan, dan KD
yang ingin dicapai.
2. Guru membentuk siswa berkelompok, lalu memanggil
masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.
3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya
masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada
temannya.
4. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar
kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi
yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.
5. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat
seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 5 menit.
6. Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan
diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam
kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.
7. Evaluasi
8. Penutup
-
Jigsaw
Metode jigsaw adalah teknik
pembelajaran kooperatif di mana siswa, bukan guru, yang memiliki tanggung jawab
lebih besar dalam melaksanakan pembelajaran. Tujuan dari jigsaw ini adalah
mengembangkan kerja tim, ketrampilan belajar kooperatif, dan menguasai
pengetahuan secara mendalam yang tidak mungkin diperoleh apabila mereka mencoba
untuk mempelajari semua materi sendirian.
Setiap siswa yang ada di “kelompok
awal” mengkhususkan diri pada satu bagian dari sebuah unit pembelajaran. Para
siswa kemudian bertemu dengan anggota kelompok lain yang ditugaskan untuk
mengerjakan bagian yang lain, dan setelah menguasai materi lainnya ini mereka
akan pulang ke kelompok awal mereka dan menginformasikan materi tersebut ke
anggota lainnya.
Semua siswa dalam “kelompok awal”
telah membaca materi yang sama dan mereka bertemu serta mendiskusikannya untuk
memastikan pemahaman.
Mereka kemudian berpindah ke
“kelompok jigsaw” – dimana anggotanya berasal dari kelompok lain yang telah
membaca bagian tugas yang berbeda. Dalam kelompok-kelompok ini mereka berbagi
pengetahuan dengan anggota kelompok lain dan mempelajari materi-materi yang
baru.
Setelah menguasai materi baru ini,
semua siswa pulang ke “kelompok awal” dan setiap anggota berbagi pengetahuan
yang baru mereka pelajari dalam kelompok “jigsaw.” Seperti dalam “jigsaw
puzzle” (teka-teki potongan gambar), setiap potongan gambar – analogi dari
setiap bagian pengetahuan – adalah penting untuk penyelesaian dan pemahaman
utuh dari hasil akhir
Jigsaw adalah teknik pembelajaran
aktif yang biasa digunakan karena teknik ini mempertahankan tingkat tanggung
jawab pribadi yang tinggi. Fasilitator dapat mengatur strategi jigsaw dengan
dua cara:
1. Pengelompokkan Homogen
Instruksi: Kelompokkan para
peserta yang memiliki kartu nomor yang sama. Misalnya, para peserta akan
diorganisir ke dalam kelompok diskusi berdasarkan apa yang mereka baca. Oleh
karena itu, semua peserta yang membaca Bab 1, Bab 2, dst, akan ditempatkan di
kelompok yang sama.
2. Pengelompokkan Hiterogen
Instruksi: Tempatkan para peserta
yang memiliki nomor yang berbeda-beda untuk duduk bersama. Misalnya, setiap
kelompok diskusi kemungkinan akan terdiri atas 4 individu: satu yang telah
membaca Bab 1, satu yang telah membaca Bab 2, dsb.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas, terdapat macam-macam
metode pembelajaran dan model pembelajaran. Tetapi penggunaan metode dan model
pembelajaran harus sesuai dengan materi yang hendak diajarkan pada peserta
didik. Contohnya saja untuk kompetensi dasar gaya antar molekul. Karena
kompetensi dasar ini materinya bersifat hafalan, sehingga peserta didik
dituntut untuk benar-benar memahami materinya. Oleh karena itu, pendidik harus
benar-benar memilih metode dan model pembelajaran yang cocok untuk kompetensi
dasar ini. Sesuai penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa metode
pembelajaran yang tepat untuk kompetensi dasar ini adalah metode diskusi,
sedangkan untuk model pembelajarannya, pendidik biasa menggunakan model
pembelajaran talking stick, snowball throwing ataupun jigsaw. Pendidik bisa menggunakan
salah satu dari ketiga model tersebut ataupun dapat menggabungkannya supaya
pembelajaran bisa berjalan dengan lancar dan siswa dapat memahami materinya.
Tag :
Pendidikan Kimia,
Teori Pendidikan
0 Komentar untuk "Penerapan Snowball Throwing, Talking Stick dan Jigsaw sebagai Metode Pembelajaran untuk Kompetensi Dasar Gaya antar Molekul"
Berkomentarlah dengan baik dan sopan, saya akan berusaha untuk menjawab setiap pertanyaan dan menanggapi setiap komentar yang anda berikan, :)
Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya :)