Dewasa
ini kebutuhan primer bertambah, selain sandang, pangan , dan papan, kebutuhan
akan pendidikan dan teknologi perlu diperhitungkan dan dapat digolongkan
menjadi kebutuhan primer. Karena merupakan kebutuhan yang penting maka
pendidikan selalu menjadi sorotan oleh
media dan berbagai kalangan masyarakat .
Menurut
para filosof suatu negara dapat dikatakan maju atau berkembang dapat dilihat
dari pendidikan, transportasi di negara tesebut, dan lingkungannya. Semakin
bagus kualitas ketigannya maka semakin baik pula negarannya, maka dari itu agar
menjadi negara yang lebih baik pemerintah sekarang ini baru gencar-gencarnya
mencanangkan program-program pendidikan, baik berupa program pendidikan 9 tahun
dan BOS.
Sebelum
kita membahas lebih dalam mengenai pembelajaran kimia yang efektif serta
inovatif ada baiknya jika kita pahami terlebih dahulu apa yang kita sebut
pendidikan. Pendidikan memiliki beberapa definisi, diantaranya definisi menurut
:
1. Ki
Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indoseia)
Pendidikan adalah daya
dan upaya untuk memasukkan budi pekerti (karakter dan kekuatan batin), pikiran
(intelektual), dan jasmani anak-anak, yang selaras dengan alam dan masyarakat.
2. Menurut
Plato
Pendidikan adalah
segala sesuatu yang membantu perkembangan individu dari jasmani dan akal dengan
sesuatu yang membantu tercapainya kesempurnaan.
3. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pendidikan berasal dari
kata didik yang kemudian mendapat awalan “pe” dan akhiran “an”, yang berarti
proses atau cara mendidik.
4. Menurut
UU No.20 tahun 2003 mengenai sistem pendidikan nasional
Pendidikan merupakan suatu usaha
secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar para peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya secara
aktif untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan ketrampilan yang diperlukan untuk
dirinya sendiri.
Dari
keempat definisi tersebut, maka dapat kita simpulkan, bahwa pendidikan adalah suatu
upaya memasukkan budi serta pikiran dan proses pembelajaran untuk membantu
suatu individu agar dapat mengembangkan dirinya secara aktif agar tercapai
suatu kesempurnaan yang selaras dengan alam dan masyarakat.
Semua pendidikan didunia pasti
ememiliki tujuan masing-masing yang ingin dicapai, tujuan daar peendidikan di
Indonesia sebenarnya telah tertuang dalam pembukaan UUD 1945 pada alaenia ke
empat, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta dalam perdamaian
dunia.
Kurikulum merupakan salah satu
bagian yang tidak boleh lepas dari pendidikan, karena dengan kurikulum kualitas
pendidikan dapat ditentukan. Kurikulum sendiri merupakan susunan rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pendidikan untuk mencapai tujuan
pendidikan tersebut. Tidak dapat dipungkiri perkembangan teknologi dan
pengetahuan semakin lama semakin maju dengan pesat. Oleh karena itu, tidak
mungkin dalam suatu intansi pendidikan tetap mempertahankan kurikulum lama.
Kurikulum harus diubah secara periodik untuk menyesuaikan dengan dinamika
kebutuhan dari waktu ke waktu. Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945,
kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun :
1. 1947
( Rentjana Pelajaran1947)
Rentjana
Pelajaran 1947 dapat dikatakan sebagai pengganti sistem kolonial Belanda. Karena
masih dalam suasana kemerdekaan maka pendidikan lebih menekankan pada
pembentukan karakter manusia Indonesia yang merdeka dan berdaulat, serta
sejajar dengan bangsa lain di dunia.
2. 1952
(Rentjana Pelajaran Terurai 1952)
Yang
paling menonnjol dari kurikulum ini adalah setiap rencana pelajaran harus
memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.
3. 1964
(Rentjana Pendidikan 1964)
Pada
kurikulum ini pendidikan dipusatkan pada pengembangan moral, kecerdasan,
emosional, keprigelan, dan jasmani.
4. 1968
(Rencana Pendidikan 1968)
Kurikulum
ini merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945
secara murni dan konsekuen.
5. 1975
Kurikulum
ini berorientasi kepada tujuan
6. 1984
(Kurikulum CBSA)
Berorientasi
pada tujuan instruksional. CBSA merupakan singkatan dari Cara Belajar Siswa
Aktif.
7. 1994
Ciri-ciri
umum dari kurikulum ini adalah berubahnya semester menjadi catur wulan, dari
pola pengajaran berorientasi pada teori belajar mengajar menjadi berorientasi
pada muatan.
8. 2004
(Kurikulum Berbasis Kompetensi)
Memiliki
cirri-ciri: menekankan pada ketercapaian kompetensi, berorientasi pada hasil
belajar.
9. 2006(Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan)
Secara
substansial, pemberlakuan KTSP lebih kepada mengimplementasi regulasi yang ada,
yaitu PP No. 19/2005. Akan tetapi, esensi dan arah pengembangan pembelajaran
tetap bercirikan tercapainya paket-paket kompetensi. Perbedaan dengan kurikulum
2004 adalah, pada kurikulum tahun 2006 sekolah diberi kewenangan penuh untuk
menyusun rencana pendidikannya, dengan mengacu pada standar-standar yang telah
ditetapkan.
Selain kurikulum hal yang penting dalam pendidikan adalah
pembelajaran. Menurut Sutiman dan Eli R pengembangan pembelajaran adalah proses
kegiatan secara sistematik yang meliputi kegiatan-kegiatan mempelajari
masalah-masalah pembelajaran, mengidentifikasi, merencanakan, mengembanngkan,
serta mengevaluasi sehingga menghasilkan suatu sistem pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran tertentu, maka
diperlukan sesuatu untuk menyampaikannya, yang kita kenal sebagai media. Media
berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara
harfiah berarti perantara. Maksud dari perantara di sini adalah perantara sumber
pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli memberikan definisi tentang media
pembelajaran. Schramm (1997) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah
teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Dalam AECT (Association for Education Communication Technology) memberikan
batasan bahwa media sebagai segala bentuk dan satuan yang digunakan orang untuk
mengeluarkan pesan atau informasi.
Secara umum media pembelajaran memiliki fungsi sebagai
berikut :
1. Memperjelas
penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitas, sehingga mempermudah
sswa dalam memehami pesan tersebut.
2. Mengatasi
keterbatasan ruang waktu dan daya indera.
3. Menarik
perhatian siswa dalam proses belajar mengajar.
4. Menimbulkan
gairah belajar pada siswa.
5. Memungkinkan
terjadinya interaksi yang lebih langsung antara peserta didik dengan
lingkungan.
6. Memungkinkan
peserta didik belajar secara mandiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
7. Mempersamakan
pengalaman dan persepsi antar siswa dalam menerima pesan.
Dalam memilih
media pembelajaran sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut :
1. Ketepatannya
dengan tujuan pembelajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan instructional yang
telah ditetapkan.
2. Dukungan
terhadap isi bahan pelajaran, bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip,
konsep dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah
dipahami.
3. Kemudahan
memperoleh media, media yang diperlukan mudah diperoleh, setidaknya mudah
dibuat oleh guru pada waktu mengajar.
4. Keterampilan
guru dalam menggunakannya, guru mampu menggunakannya dengan baik.
5. Tersedia
waktu untuk menggunakannya.
6. Sesuai
dengan taraf berpikir siswa, sehingga mudah dipahami siswa.
Kurikulum
dan media telah sedikit dijabarkan selanjutnya mari kita tenggok mengenai kata
efektif. Kata efektif sangat erat hubungannya dengan inovatif. Efektif adalah pencapaian hasil yang sesuai
dengan tujuan seperti yang telah ditetapkan, sedangkan inovatif berarti mampu untuk menciptakan sesuatu yang
baru. Sehingga
pembelajaran yang efektif dan inovatif adalah pembelajaran dengan cara penyampaian ataupun media yang baru atau
tidak monoton agar tercipta suasana belajar yang menyenangkan, sehingga mampu
mencapai hasil yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Untuk
mencapai pembelajaran yang efektif dan inovatif, maka yang diperlukan adalah
metode, atau alat untuk menyampaikan materi pembelajaran. Adapun metode pembelajaran menurut Ns. Roymond H.
Simamora, M.Kep yang dapat digunakan, antara lain:
1. Metode Ceramah
Metode pembelajaran ceramah adalah penjelasan secara
lisan atas bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar. Melalui ceramah, dapat
dicapai beberapa tujuan. Dengan metode ceramah, guru dapat mendorong timbulnya
inspirasi bagi pendengarnya. Metode ceramah cocok untuk penyampaian bahan
belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan.
2. Metode
Diskusi
Metode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan
dua orang peserta atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar
pendapat, atau saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga
didapatkan kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang menggunakan metode
diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif. Menurut Mc.
Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya, dibanding metode ceramah, metode
diskusi dapat meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan keterampilan
memecahkan masalah. Tetapi dalam transformasi pengetahuan, penggunaan metode
diskusi hasilnya lambat dibanding penggunaan ceramah. Sehingga metode ceramah
lebih efektif untuk meningkatkan kuantitas pengetahuan anak dari pada metode
diskusi.
3. Metode Demonstrasi
Metode pembelajaran demontrasi merupakan metode
pembelajaran yang sangat efektif untuk menolong siswa mencari jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan seperti: Bagaimana cara mengaturnya? Bagaimana proses
bekerjanya? Bagaimana proses mengerjakannya. Demonstrasi sebagai metode
pembelajaran adalah bilamana seorang guru atau seorang demonstrator (orang luar
yang sengaja diminta) atau seorang siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas
sesuatau proses. Misalnya bekerjanya suatu alat pencuci otomatis, cara membuat
kue, dan sebagainya.
4. Metode Resitasi
Metode Pembelajaran Resitasi adalah suatu metode
pengajaran dengan mengharuskan siswa membuat resume dengan kalimat sendiri.
5. Metode Eksperimental
Metode pembelajaran eksperimental adalah suatu cara
pengelolaan pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan
cara membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Dalam metode ini siswa
diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan
mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan, dan
menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya.
6. Metode Study Tour (Karya wisata)
Metode study tour (karya
wisata) adalah metode mengajar dengan mengajak peserta didik mengunjungi suatu
objek guna memperluas pengetahuan dan selanjutnya peserta didik membuat laporan
dan mendiskusikan serta membukukan hasil kunjungan tersebut dengan didampingi
oleh pendidik.
7. Metode Latihan Keterampilan
Metode latihan keterampilan (drill
method)
adalah suatu metode mengajar dengan memberikan pelatihan keterampilan secara
berulang kepada peserta didik, dan mengajaknya langsung ketempat latihan
keterampilan untuk melihat proses tujuan, fungsi, kegunaan dan manfaat sesuatu
(misal: membuat tas dari mute). Metode latihan keterampilan ini bertujuan
membentuk kebiasaan atau pola yang otomatis pada peserta didik.
8. Metode Pengajaran Beregu
Metode pembelajaran beregu adalah suatu metode
mengajar dimana pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai
tugas.Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk sebagai kordinator. Cara
pengujiannya,setiap pendidik membuat soal, kemudian digabung. Jika ujian lisan
maka setiapsiswa yang diuji harus langsung berhadapan dengan team pendidik
tersebut
9. Peer Theaching Method
Metode Peer Theaching sama juga dengan
mengajar sesama teman, yaitu suatu metode belajar yang dibantu oleh temannya
sendiri.
10. Metode Pemecahan Masalah (problem solving method)
Metode problem solving (metode
pemecahan masalah) merupakan suatu metode mengajar, sekaligus metode berpikir,
hal ini dikarenakan dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode
lainnya, yang dimulai dengan mencari data dan berakhir pada penarikan
kesimpulan. Metode problem solving merupakan metode yang merangsang pikiran dan
menggunakan wawasan tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan oleh
siswa. Sehingga seorang guru dituntut untuk dapat merangsang siswanya agar
peserta didik (siswa) bersedia mencoba mengelluarkan pendapatnya.
11. Project Method
Project Method (metode perancangan)
adalah suatu metode mengajar dengan meminta peserta didik merancang suatu
proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian.
12. Taileren Method
Teileren Method yaitu suatu metode mengajar
dengan cara menyampaikan sebagian-sebagian, misalnya ayat per ayat kemudian
disambung lagi dengan ayat lainnya yang tentu saja berkaitan dengan masalahnya
13. Metode Global (ganze method)
Metode Global yaitu suatu metode
mengajar dimana siswa diminta membaca keseluruhan materi, kemudian siswa
meresume apa yang dapat mereka serap atau ambil intisaridari materi tersebut.
Agar tercipta pembelajaran yang
efektif, selain menggunakan metode
pembelajaran yang tepat juga dibutuhkan model pembelajaran yang menarik dan
variatif. Model pembelajaran yang menarik dan variatif akan mempengaruhi minat
dan motivasi peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar di kelas.
Model pembelajaran menurut Agus Suprijono adalah pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencaakan pembelajaran di kelas. Model pembelajaran menurut
Mills adalah bentuk represtasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan
seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu.
Sedangkan menurut Richard I Arends, model pembelajaran adalah mengacu pada
pendekatan yang digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran,
tahap-tahap kegiatan di dalam pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan
pengelolaan kelas. Adapun model pembelajaran menurut Sutiman dan Eli R yaitu :
1. Examples non examples
2. Picture and picture
3. Numbered heads together
4. Cooperative script
5. Kepala bernomor struktur
6. Student teams-achievement divisions (STAD)
7. Jigsaw (model tim ahli)
8. Problem based introduction (PBI)
9. Artikulasi
10. Mind mapping
11. Make a match
12. Think pair and share
13. Debate
14. Role playing
15. Group investigation
16. Talking stick
17. Bertukar pasangan
18. Snowball throwing
19. Demonstration
20. Explicit Intruction
21. Cooperative Integrated Reading
and Composition (CIRC)
22. Inside-Outside-Circle (Lingkaran
Kecil-Lingkaran Besar)
23. Tebak Kata
24. Word Square
25. Scramble ,dll
Namun keefektifan sebuah pendidikan tidak hanya dipengaruhi oleh kurikulum,
media, dan model pengajaran yang diberikan guru terhadap peserta didik, akan
tetapi keefektifan pendidikan juga sangat dipengaruhi oleh
latar belakang rumah tangga tempat asal anak-anak didik dan keadaan masyarakat
sekeliling sekolah. Pendidikan yang
efektif tentu akan didukung oleh komponen-komponen yang efektif pula.
Komponen-komponen tersebut antara lain seperti sekolah efektif, peserta didik
yang efektif, dan guru efektif.
Sekolah yang efektif tentu mempunyai standar indikator seperti yang
digambarkan oleh Sergio Vanio. Ia mengatakan bahwa kalau sekolah efektif
murid-muridnya dinilai setiap tahun oleh pihak yang independen maka skor
penilaiannya selalu meningkat. Murid-murid di sekolah itu sangat antusias dalam
belajar dan ini tercermin dalam peningkatan prosentase kehadirannya. Guru
sangat konsekwen dalam memberikan tugas dan menilai tugas itu dengan konsisten.
Sekolah memiliki program dan jadwal ekstrakulikuler di sekolah tersebut
terdapat partisipasi orang tua dan masyarakat untuk peduli terhadap
perkembangan dan kemajuan sekolah tersebut.
Sekolah efektif sangat menghargai waktu dan akan memanfaatkannya ibarat
memanfaatkan uang. Tentu saja sebagian besar waktu itu digunakan untuk belajar.
Guru-guru di sekolah yang efektif mampu melaksanakan
proses belajar mengajar yang bebas dari gangguan dan dapat memberikan tugas
dengan bertanggung jawab. Sekolah yang efektif akan memulai dan mengakhiri
kegiatan belajar betul-betul tepat waktu.
Sedangkan inovatif juga sangat dibutuhkan agar
pendidikan yang diberikan dan yang diterima semakin efektif. Daya inovasi harus
dimiliki oleh tenaga pengajar dan peserta didik. Seorang pengajar harus
memiliki inovasi mengajar, agar pelajaran yang diajarkan tidak monoton dan
peserta didik tidak cepat bosan, sedangkan peserta didik harus inovatif dalam
belajar, peserta didik tidak boleh hanya sekedar mengandalkan tenaga pengajar
(guru) dan buku, tetapi seorang peserta didik yang baik akan mencari sumber
referensi yang lain untuk belajarnya.
Kimia merupakan salah satu pelajaran sains yang sering
dianggap susah dan menakutkan, serta membosankan, maka peserta didik sering
meremehkan pelajaran kimia. Anggapan sulit dan membosankan maka sering peserta
didik tidak minat untuk mengikuti pelajaran kimia. Padahal kimia merupakan
pelajaran yang penting dan menarik. Dengan kimia bisa membuat kita mengerti
benda-benda dan bahan-bahan sifatnya, bahayanya, dan efek yang ditimbulkan,
serta cara mengatasi efek tersebut. Kimia menarik karena dengan ilmu kimia kita
bisa membuat keajaiban-keajaiban karena kita tahu sifat dan cara
menggunakannya, seperti dengan meneteskan air pada logam Na maka akan timbul
api. Jika orang tidak tahu kimia maka akan menganggap itu suatu keajaiban,
bagaimana bisa suatu logam bisa terbakar dan mengeluarkan api hanya karena
ditetesi air. Tetapi dengan kimia semua bisa menjadi mungkin.
Di sini fungsi dari metode, serta media pembelajaran
yang sudah saya sebutkan sebelumnya. Akan tetapi metode dan media tidak akan
menjadikan suatu pembelajaran menjadi efektif tanpa adanya inovasi dari
pemateri atau tenaga pengajar dan peserta didik.
Inovasi-inovasi tersebut dapat dikombinasi dengan
metode, model, serta media yang ada. Sebagai contoh demonstrasi atau eksperimen
untuk menunjukkan bentuk atom karbon. Akan tetapi walmutz tidak ada, atau tidak mencukupi, bukan berarti
hal ini tidak dapat dilakukan karena walmutz dapat diganti dengan plastisin (was atau malam)
dengan jarum pentul.
Metode, media, model pembelajaran, dan komponen
efektif yang ada, serta inovasi-inovasi yang selalu dilakukan peserta dan
tenaga pendidik akan menghasilkan pembelajaran kimia yang aktif , inovatif,
efektif dan menyenangkan. Sehingga pelajaran kimia makin banyak digemari dan
disenangi peserta didik dan tidak lagi dianggap momok yang menakutkan.
Tag :
Pendidikan Kimia,
Teori Pendidikan
0 Komentar untuk "PENDIDIKAN KIMIA yang EFEKTIF dan INOVATIF (2)"
Berkomentarlah dengan baik dan sopan, saya akan berusaha untuk menjawab setiap pertanyaan dan menanggapi setiap komentar yang anda berikan, :)
Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya :)