Translate

PENDIDIKAN KIMIA yang EFEKTIF dan INOVATIF (2)



Dewasa ini kebutuhan primer bertambah, selain sandang, pangan , dan papan, kebutuhan akan pendidikan dan teknologi perlu diperhitungkan dan dapat digolongkan menjadi kebutuhan primer. Karena merupakan kebutuhan yang penting maka pendidikan selalu menjadi sorotan  oleh media dan berbagai kalangan masyarakat .
Menurut para filosof suatu negara dapat dikatakan maju atau berkembang dapat dilihat dari pendidikan, transportasi di negara tesebut, dan lingkungannya. Semakin bagus kualitas ketigannya maka semakin baik pula negarannya, maka dari itu agar menjadi negara yang lebih baik pemerintah sekarang ini baru gencar-gencarnya mencanangkan program-program pendidikan, baik berupa program pendidikan 9 tahun dan BOS.

Sebelum kita membahas lebih dalam mengenai pembelajaran kimia yang efektif serta inovatif ada baiknya jika kita pahami terlebih dahulu apa yang kita sebut pendidikan. Pendidikan memiliki beberapa definisi, diantaranya definisi menurut :
1.      Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indoseia)
Pendidikan adalah daya dan upaya untuk memasukkan budi pekerti (karakter dan kekuatan batin), pikiran (intelektual), dan jasmani anak-anak, yang selaras dengan alam dan masyarakat.
2.      Menurut Plato
Pendidikan adalah segala sesuatu yang membantu perkembangan individu dari jasmani dan akal dengan sesuatu yang membantu tercapainya kesempurnaan.
3.      Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pendidikan berasal dari kata didik yang kemudian mendapat awalan “pe” dan akhiran “an”, yang berarti proses atau cara mendidik.
4.      Menurut UU No.20 tahun 2003 mengenai sistem pendidikan nasional
Pendidikan merupakan suatu usaha secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar para peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya secara aktif untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan ketrampilan yang diperlukan untuk dirinya sendiri.
Dari keempat definisi tersebut, maka dapat kita simpulkan, bahwa pendidikan adalah suatu upaya memasukkan budi serta pikiran dan proses pembelajaran untuk membantu suatu individu agar dapat mengembangkan dirinya secara aktif agar tercapai suatu kesempurnaan yang selaras dengan alam dan masyarakat.
            Semua pendidikan didunia pasti ememiliki tujuan masing-masing yang ingin dicapai, tujuan daar peendidikan di Indonesia sebenarnya telah tertuang dalam pembukaan UUD 1945 pada alaenia ke empat, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta dalam perdamaian dunia.
            Kurikulum merupakan salah satu bagian yang tidak boleh lepas dari pendidikan, karena dengan kurikulum kualitas pendidikan dapat ditentukan. Kurikulum sendiri merupakan susunan rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut. Tidak dapat dipungkiri perkembangan teknologi dan pengetahuan semakin lama semakin maju dengan pesat. Oleh karena itu, tidak mungkin dalam suatu intansi pendidikan tetap mempertahankan kurikulum lama. Kurikulum harus diubah secara periodik untuk menyesuaikan dengan dinamika kebutuhan dari waktu ke waktu. Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun :
1.      1947 ( Rentjana Pelajaran1947)
Rentjana Pelajaran 1947 dapat dikatakan sebagai pengganti sistem kolonial Belanda. Karena masih dalam suasana kemerdekaan maka pendidikan lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia Indonesia yang merdeka dan berdaulat, serta sejajar dengan bangsa lain di dunia.
2.      1952 (Rentjana Pelajaran Terurai 1952)
Yang paling menonnjol dari kurikulum ini adalah setiap rencana pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.
3.      1964 (Rentjana Pendidikan 1964)
Pada kurikulum ini pendidikan dipusatkan pada pengembangan moral, kecerdasan, emosional, keprigelan, dan jasmani.
4.      1968 (Rencana Pendidikan 1968)
Kurikulum ini merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
5.      1975
Kurikulum ini berorientasi kepada tujuan
6.      1984 (Kurikulum CBSA)
Berorientasi pada tujuan instruksional. CBSA merupakan singkatan dari Cara Belajar Siswa Aktif.
7.      1994
Ciri-ciri umum dari kurikulum ini adalah berubahnya semester menjadi catur wulan, dari pola pengajaran berorientasi pada teori belajar mengajar menjadi berorientasi pada muatan.
8.      2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi)
Memiliki cirri-ciri: menekankan pada ketercapaian kompetensi, berorientasi pada hasil belajar.
9.      2006(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
Secara substansial, pemberlakuan KTSP lebih kepada mengimplementasi regulasi yang ada, yaitu PP No. 19/2005. Akan tetapi, esensi dan arah pengembangan pembelajaran tetap bercirikan tercapainya paket-paket kompetensi. Perbedaan dengan kurikulum 2004 adalah, pada kurikulum tahun 2006 sekolah diberi kewenangan penuh untuk menyusun rencana pendidikannya, dengan mengacu pada standar-standar yang telah ditetapkan.
           Selain kurikulum hal yang penting dalam pendidikan adalah pembelajaran. Menurut Sutiman dan Eli R pengembangan pembelajaran adalah proses kegiatan secara sistematik yang meliputi kegiatan-kegiatan mempelajari masalah-masalah pembelajaran, mengidentifikasi, merencanakan, mengembanngkan, serta mengevaluasi sehingga menghasilkan suatu sistem pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
           Untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran tertentu, maka diperlukan sesuatu untuk menyampaikannya, yang kita kenal sebagai media. Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti perantara. Maksud dari perantara di sini adalah perantara sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran. Schramm (1997) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Dalam AECT (Association for Education Communication Technology) memberikan batasan bahwa media sebagai segala bentuk dan satuan yang digunakan orang untuk mengeluarkan pesan atau informasi.
           Secara umum media pembelajaran memiliki fungsi sebagai berikut :
1.      Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitas, sehingga mempermudah sswa dalam memehami pesan tersebut.
2.      Mengatasi keterbatasan ruang waktu dan daya indera.
3.      Menarik perhatian siswa dalam proses belajar mengajar.
4.      Menimbulkan gairah belajar pada siswa.
5.      Memungkinkan terjadinya interaksi yang lebih langsung antara peserta didik dengan lingkungan.
6.      Memungkinkan peserta didik belajar secara mandiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
7.      Mempersamakan pengalaman dan persepsi antar siswa dalam menerima pesan.

Dalam memilih media pembelajaran sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut :
1.      Ketepatannya dengan tujuan pembelajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan instructional yang telah ditetapkan.
2.      Dukungan terhadap isi bahan pelajaran, bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami.
3.      Kemudahan memperoleh media, media yang diperlukan mudah diperoleh, setidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar.
4.      Keterampilan guru dalam menggunakannya, guru mampu menggunakannya dengan baik.
5.      Tersedia waktu untuk menggunakannya.
6.      Sesuai dengan taraf berpikir siswa, sehingga mudah dipahami siswa.
Kurikulum dan media telah sedikit dijabarkan selanjutnya mari kita tenggok mengenai kata efektif. Kata efektif sangat erat hubungannya dengan inovatif. Efektif adalah pencapaian hasil yang sesuai dengan tujuan seperti yang telah ditetapkan, sedangkan inovatif  berarti mampu untuk menciptakan sesuatu yang baru. Sehingga pembelajaran yang efektif dan inovatif adalah pembelajaran dengan cara penyampaian ataupun media yang baru atau tidak monoton agar tercipta suasana belajar yang menyenangkan, sehingga mampu mencapai hasil yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Untuk mencapai pembelajaran yang efektif dan inovatif, maka yang diperlukan adalah metode, atau alat untuk menyampaikan materi pembelajaran. Adapun metode pembelajaran menurut Ns. Roymond H. Simamora, M.Kep yang dapat digunakan, antara lain:
1.      Metode Ceramah
Metode pembelajaran ceramah adalah penjelasan secara lisan atas bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar. Melalui ceramah, dapat dicapai beberapa tujuan. Dengan metode ceramah, guru dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi pendengarnya. Metode ceramah cocok untuk penyampaian bahan belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan.
2.      Metode Diskusi
Metode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, atau saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif. Menurut Mc. Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya, dibanding metode ceramah, metode diskusi dapat meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan keterampilan memecahkan masalah. Tetapi dalam transformasi pengetahuan, penggunaan metode diskusi hasilnya lambat dibanding penggunaan ceramah. Sehingga metode ceramah lebih efektif untuk meningkatkan kuantitas pengetahuan anak dari pada metode diskusi.
3.       Metode Demonstrasi
Metode pembelajaran demontrasi merupakan metode pembelajaran yang sangat efektif untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti: Bagaimana cara mengaturnya? Bagaimana proses bekerjanya? Bagaimana proses mengerjakannya. Demonstrasi sebagai metode pembelajaran adalah bilamana seorang guru atau seorang demonstrator (orang luar yang sengaja diminta) atau seorang siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatau proses. Misalnya bekerjanya suatu alat pencuci otomatis, cara membuat kue, dan sebagainya.
4.      Metode Resitasi
Metode Pembelajaran Resitasi adalah suatu metode pengajaran dengan mengharuskan siswa membuat resume dengan kalimat sendiri.
5.      Metode Eksperimental
Metode pembelajaran eksperimental adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan cara membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan, dan menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya.
6.      Metode Study Tour (Karya wisata)
Metode study tour (karya wisata) adalah metode mengajar dengan mengajak peserta didik mengunjungi suatu objek guna memperluas pengetahuan dan selanjutnya peserta didik membuat laporan dan mendiskusikan serta membukukan hasil kunjungan tersebut dengan didampingi oleh pendidik.
7.      Metode Latihan Keterampilan
Metode latihan keterampilan (drill method) adalah suatu metode mengajar dengan memberikan pelatihan keterampilan secara berulang kepada peserta didik, dan mengajaknya langsung ketempat latihan keterampilan untuk melihat proses tujuan, fungsi, kegunaan dan manfaat sesuatu (misal: membuat tas dari mute). Metode latihan keterampilan ini bertujuan membentuk kebiasaan atau pola yang otomatis pada peserta didik.
8.      Metode Pengajaran Beregu
Metode pembelajaran beregu adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas.Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujiannya,setiap pendidik membuat soal, kemudian digabung. Jika ujian lisan maka setiapsiswa yang diuji harus langsung berhadapan dengan team pendidik tersebut
9.      Peer Theaching Method
Metode Peer Theaching sama juga dengan mengajar sesama teman, yaitu suatu metode belajar yang dibantu oleh temannya sendiri.
10.  Metode Pemecahan Masalah (problem solving method)
Metode problem solving (metode pemecahan masalah) merupakan suatu metode mengajar, sekaligus metode berpikir, hal ini dikarenakan dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya, yang dimulai dengan mencari data dan berakhir pada penarikan kesimpulan. Metode problem solving merupakan metode yang merangsang pikiran dan menggunakan wawasan tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan oleh siswa. Sehingga seorang guru dituntut untuk dapat merangsang siswanya agar peserta didik (siswa) bersedia mencoba mengelluarkan pendapatnya.
11.   Project Method
Project Method (metode perancangan) adalah suatu metode mengajar dengan meminta peserta didik merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian.
12.  Taileren Method
Teileren Method yaitu suatu metode mengajar dengan cara menyampaikan sebagian-sebagian, misalnya ayat per ayat kemudian disambung lagi dengan ayat lainnya yang tentu saja berkaitan dengan masalahnya
13.  Metode Global (ganze method)
Metode Global yaitu suatu metode mengajar dimana siswa diminta membaca keseluruhan materi, kemudian siswa meresume apa yang dapat mereka serap atau ambil intisaridari materi tersebut.
Agar tercipta pembelajaran yang efektif, selain menggunakan metode pembelajaran yang tepat juga dibutuhkan model pembelajaran yang menarik dan variatif. Model pembelajaran yang menarik dan variatif akan mempengaruhi minat dan motivasi peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar di kelas. Model pembelajaran menurut Agus Suprijono adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencaakan pembelajaran di kelas. Model pembelajaran menurut Mills adalah bentuk represtasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu. Sedangkan menurut Richard I Arends, model pembelajaran adalah mengacu pada pendekatan yang digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap kegiatan di dalam pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas. Adapun model pembelajaran menurut Sutiman dan Eli R yaitu :
1.      Examples non examples
2.      Picture and picture
3.      Numbered heads together
4.      Cooperative script
5.      Kepala bernomor struktur
6.      Student teams-achievement divisions (STAD)
7.      Jigsaw (model tim ahli)
8.      Problem based introduction (PBI)
9.      Artikulasi
10.  Mind mapping
11.  Make a match
12.  Think pair and share
13.  Debate
14.  Role playing
15.  Group investigation
16.  Talking stick
17.  Bertukar pasangan
18.  Snowball throwing
19.  Demonstration
20.  Explicit Intruction
21.  Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
22.  Inside-Outside-Circle (Lingkaran Kecil-Lingkaran Besar)
23.  Tebak Kata
24.  Word Square
25.  Scramble ,dll
Namun keefektifan sebuah pendidikan tidak hanya dipengaruhi oleh kurikulum, media, dan model pengajaran yang diberikan guru terhadap peserta didik, akan tetapi keefektifan pendidikan juga sangat dipengaruhi oleh latar belakang rumah tangga tempat asal anak-anak didik dan keadaan masyarakat sekeliling sekolah. Pendidikan yang efektif tentu akan didukung oleh komponen-komponen yang efektif pula. Komponen-komponen tersebut antara lain seperti sekolah efektif, peserta didik yang efektif, dan guru efektif.
Sekolah yang efektif tentu mempunyai standar indikator seperti yang digambarkan oleh Sergio Vanio. Ia mengatakan bahwa kalau sekolah efektif murid-muridnya dinilai setiap tahun oleh pihak yang independen maka skor penilaiannya selalu meningkat. Murid-murid di sekolah itu sangat antusias dalam belajar dan ini tercermin dalam peningkatan prosentase kehadirannya. Guru sangat konsekwen dalam memberikan tugas dan menilai tugas itu dengan konsisten. Sekolah memiliki program dan jadwal ekstrakulikuler di sekolah tersebut terdapat partisipasi orang tua dan masyarakat untuk peduli terhadap perkembangan dan kemajuan sekolah tersebut.
Sekolah efektif sangat menghargai waktu dan akan memanfaatkannya ibarat memanfaatkan uang. Tentu saja sebagian besar waktu itu digunakan untuk belajar. Guru-guru di sekolah yang efektif mampu melaksanakan proses belajar mengajar yang bebas dari gangguan dan dapat memberikan tugas dengan bertanggung jawab. Sekolah yang efektif akan memulai dan mengakhiri kegiatan belajar betul-betul tepat waktu.
Sedangkan inovatif juga sangat dibutuhkan agar pendidikan yang diberikan dan yang diterima semakin efektif. Daya inovasi harus dimiliki oleh tenaga pengajar dan peserta didik. Seorang pengajar harus memiliki inovasi mengajar, agar pelajaran yang diajarkan tidak monoton dan peserta didik tidak cepat bosan, sedangkan peserta didik harus inovatif dalam belajar, peserta didik tidak boleh hanya sekedar mengandalkan tenaga pengajar (guru) dan buku, tetapi seorang peserta didik yang baik akan mencari sumber referensi yang lain untuk belajarnya.
Kimia merupakan salah satu pelajaran sains yang sering dianggap susah dan menakutkan, serta membosankan, maka peserta didik sering meremehkan pelajaran kimia. Anggapan sulit dan membosankan maka sering peserta didik tidak minat untuk mengikuti pelajaran kimia. Padahal kimia merupakan pelajaran yang penting dan menarik. Dengan kimia bisa membuat kita mengerti benda-benda dan bahan-bahan sifatnya, bahayanya, dan efek yang ditimbulkan, serta cara mengatasi efek tersebut. Kimia menarik karena dengan ilmu kimia kita bisa membuat keajaiban-keajaiban karena kita tahu sifat dan cara menggunakannya, seperti dengan meneteskan air pada logam Na maka akan timbul api. Jika orang tidak tahu kimia maka akan menganggap itu suatu keajaiban, bagaimana bisa suatu logam bisa terbakar dan mengeluarkan api hanya karena ditetesi air. Tetapi dengan kimia semua bisa menjadi mungkin.
Di sini fungsi dari metode, serta media pembelajaran yang sudah saya sebutkan sebelumnya. Akan tetapi metode dan media tidak akan menjadikan suatu pembelajaran menjadi efektif tanpa adanya inovasi dari pemateri atau tenaga pengajar dan peserta didik.
Inovasi-inovasi tersebut dapat dikombinasi dengan metode, model, serta media yang ada. Sebagai contoh demonstrasi atau eksperimen untuk menunjukkan bentuk atom karbon. Akan tetapi walmutz  tidak ada, atau tidak mencukupi, bukan berarti hal ini tidak dapat dilakukan karena walmutz dapat diganti dengan plastisin (was atau malam) dengan jarum pentul.
Metode, media, model pembelajaran, dan komponen efektif yang ada, serta inovasi-inovasi yang selalu dilakukan peserta dan tenaga pendidik akan menghasilkan pembelajaran kimia yang aktif , inovatif, efektif dan menyenangkan. Sehingga pelajaran kimia makin banyak digemari dan disenangi peserta didik dan tidak lagi dianggap momok yang menakutkan.

Related Post:

0 Komentar untuk "PENDIDIKAN KIMIA yang EFEKTIF dan INOVATIF (2)"

Berkomentarlah dengan baik dan sopan, saya akan berusaha untuk menjawab setiap pertanyaan dan menanggapi setiap komentar yang anda berikan, :)

Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya :)

Back To Top