BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Kurikulum adalah
sejumlah mata ajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh peserta didik
untuk memperoleh sejumlah pengetahuan (Hamalik, 2003: 16). Setiap perubahan
kurikulum pendidikan telah menunjukkan perbaikan dari kurikulum-kurikulum
sebelumnya. Namun hal itu tidak diiringi dengan kemajuan kompetensi siswa yang
dimiliki. Hal ini terbukti dari posisi negara kita dalam tingkat kemajuan
pendidikan yang masih kalah jauh dengan negara tetangga yang notabene secara geografis
negara kita lebih luas. Berdasarkan dalam laporan Badan Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) untuk bidang pendidikan, United Nation Educational,
Scientific, and Cultural Organization (UNESCO), yang dirilis pada Kamis (29 November
2007) menunjukkan, peringkat Indonesia dalam hal pendidikan turun dari 58
menjadi 62 di antara 130 negara di dunia. Hal tersebut menggambarkan bahwa
kualitas pendidikan kita pun semakin dipertanyakan. Sebab, tingkat pendidikan
Indonesia kian menurun.
Jika melihat
fakta ini sungguh ironis, tidak sebanding dengan fakta atas perubahan-perubahan
yang sudah dilakukan sebanyak 7 kali yaitu pada tahun 1947, 1952, 1968, 1975,
1984, 1994, 2004, 2006. Hal ini membuktikan gagalnya pendidikan di Indonesia dalam
melahirkan tenaga-tenaga yang berkualitas dan mampu bersaing dalam dunia kerja,
walaupun kurikulum telah mengalami perubahan sebanyak 7 kali.Hal ini juga
diungkapkan oleh Prof. Aleks Maryunus guru besar Universitas Negeri Padang
menyebutkan bahwa “selama ini sibuk mengurusi dan membenahi dokumen tetulisnya
saja”. Menurutnya perubahan kurikulum di negara kita lebih menitikberatkan pada
perubahan konsep tertulisnya saja (berupa buku-bukupelajaran dan silabus saja)
tanpa mau memperbaiki proses pelaksanaannya di tingkat sekolah. Sedangkan
proses dan hasilnya tak pernah mampu dijawab oleh kurikulum pendidikan kita.
Dengan adanya
kenyataan ini kami sebagai salah satu mahasiswa pendidikan kimia dari
Universitas Negeri Yogyakarta ingin membandingkan kurikulum yang ada di negara
lain, khususnya kurikulum kimia yang sesuai dengan jurusan kami. Sebagai
pembandingnya kami menggambil negara Jerman untuk dilihat bagaimana pelaksanaan
kurikulum kimianya disana.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana
sistem pendidikan di Negara Jerman?
2. Apakah
perbedaannya pendidikan di Jerman dengan di Indonesia?
3. Bagaimana
Kurikulum Kimia di Jerman?
C.
Tujuan
1. Mampu
menjelaskan sistem pendidikan di Negara Jerman.
2. Mampu
menjelaskan perbedaan pendidikan di Jerman dengan di Indonesia.
3. Mampu
menjelaskan Kurikulum Kimia di Jerman.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Sistem Pendidikan di
Negara Jerman
Salah satu negara dengan
perekonomian terkuat di Eropa adalah Jerman. Banyak industri otomotif terkenal
di negara ini seperti Mercedes-Benz, Volkswagen, Audi, dan Opel. Bukan hanya dalam
industri otomotif, merk Jerman mendunia. Siemens misalnya juga menjadi merk
jaminan kualitas untuk berbagai alat elektronik, dari peralatan rumah tangga
sampai alat-alat canggih di rumah sakit. Tapi bukan hanya industri yang maju di
Jerman. Pendidikan Jerman juga terkenal di dunia. Dalam peringkat 200
universitas terbaik di dunia versi Times Higher Education untuk tahun 2007,
2008, and 2009, nama-nama universitas di Jerman seperti Technical University
Munich, University of Heidelberg, Free University of Berlin, and Ludwig
Maximilians University Munich selalu muncul
Faktor lain yang membuat pendidikan
di Jerman menarik adalah biayanya. Pendidikan gratis ada pada hampir
semua sekolah dasar dan menengah yang ada di Jerman yaitu sekitar 95 persen
institusi pendidikan. Banyak beasiswa yang diberikan pula pada tingkat
perguruan tinggi, tidak ada perbedaan yang diberikan
antara mahasiswa asli Jerman dan orang asing, termasuk beasiswa yang diberikan
pada mahasiswa Indonesia. Namun, terdapat beberapa negara bagian yang
masihmemungut biaya kuliah dari para mahasiswa, tapi
besarnya masih bisa dibilang kecil dibandingkan negara-negara Eropa lain.
Undang-Undang Dasar Jerman tahun 1949 memberikan hak
kepada setiap warga negara Jerman untuk dapat memilih jenis pendidikan yang
mereka inginkan dan diberi akses ke pekerjaan yang diminatinya. Tujuan dari
kebijakan pendidikan ini untuk memberikan peluang pada setiap warga negara
untuk tumbuh secara mandiri, profesional yang sesuai dengan kemampuan dan
preferensinya.
Menurut pasal 7 tanggung jawab untuk sistem pendidikan
Jerman terletak pada negara bagian (Lander),
sedangkan pemerintah federal hanya memainkan peran kecil. Jadi sekolah dan
pembangunan sistem pendidikannya di sesuaikan dengan situasi masing-masing
lander. Para menteri Pendidikan mendirikan kurikulum (Lehrplane) tetapi sering kali hanya sebatas pada kerangka kerja
semata. Para menteri ini menerbitkan daftar buku teks yang sesuai dan sekolah
dapat memilih judul buku yang mereka kehendaki Disekolah negeri, sekolah diselenggarakan
secara gratis dengan menyediakan pendidikan umum dan kejuruan. Sekolah swasta
bisa menerima bantuan dari Land jika
upaya yang dilakukan memenuhi minat masyarakat dan jika mereka berubah menjadi
sekolah negeri. Sebagai aturannya, gaji guru di bayar Lander. Biaya konstruksi sekolah dan transportasi pelajar disubsidi
oleh Lander
Struktur dan Organisasi
Dibeberapa Lander,
sekolah dasar dibagi menurut aliran keagamaan dari orang tua. Lebih dari
setengah populasi penduduknya beragama Kristen Protestan, sekitar 44 persen
beraga kristen roman katolik. Hubungan antara gereja Katolik dengan pihak
sekolah di tiap Lander ditentukan oleh perjanjian yang disepakati dengan pihak
vatikan. Para orang tua dapat menentukan sekolah mana yang akan mereka pilih untuk
mengirim anak mereka. Dibeberapa Lander
terdapat pemisahan antara sekolah dasar dengansekolah yang berafiliasi pada
aliran agama tertentu (Bekentnisschulen),
sementara di Lander lainnya terdapat sekolah komunitas kristen (Gemeinschaftsshaule atau Simultanschule) yang pelajaran
keagamaannya diberikan menurut aliran keagamaan para muridnya. Sekolah menengah
umumnya berupa komunitas sekolah kristen. Akan tetapi, terjadi perkembangan
kearah orientasi sekolah utama (Hauptschule).
Bahkan, dibeberapa wilayah yang dominan warga katoliknya. Berdasarkan
undang-undang yang berlaku, pelajaran keagamaan merupakan bagian dari kurikulum
semua sekolah.
Jenis-Jenis Sekolah yang ada di Jerman

1.
Kindergarten
Pendidikan pra sekolah yang dilaksanakan secara
sukarela (oleh yayasan swasta) kebanyakan taman kanak-kanak (Kindergarten)
adalah anak-anak antara usia 3 hingga 4 tahun. Dilaksanakan oleh lembaga swasta
dan pihak gereja serta disupervisi oleh pejabat sosial yakni para menteri dan
badan kesejahteraan sosial.
2.
Grundschule
Sekolah dasar
atau Grundschule wajib dilalui oleh semua anak, lamanya berkisar antara 4
hingga 6 tahun. Pelajaran yang diberikan adalah agama, bahasa Jerman, menyanyi.
Geografi, aritmatika, pendidikan fisik, seni kreativitas dan sains, kemudian
bagi perempuan diberikan pelajaran menjahit.
3.
Mittle schule
a. Gymnasium
Diperuntukkan bagi siswa-siswa pandai
yang dianggap mampu melanjutkan pendidikan hingga jenjang perguruan tinggi.
Jenjang ini ditempuh mulai dari kelas7-13. Dan setelah lulus mereka diberi
ijazah yang dikenal sebagai Abitur. Gymnasium dibagi menjadi Gymnasium awal dan
Gymnasium akhir. Pada gymnasium tingkat akhir diberikan spesialisasi bagi para
siswa. Kemudian pada Gymnasium awal dibagi menjadi dua bentuk yaitu :
1)
Gymnasium sains,
memberikan pelajaran bahasa klasik tradisional, bahasa modern, matematika
2)
Gymnasium eksperimental
memberikan mata pelajara komersial, pedagogik, teknik, kewanitaan, seni,
ekonomi, dan kajian sosial.
b. Realschule
Realschule mengalami perluasan sejak
tahun 1960 untuk memenuhi kebutuhan komersial dan industrial bagi pekerja
terampil, dan untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan pendidikan yang lebih
baik. Realschule ada di tengah-tengah Gymnasium dan Hauptschule. Kalau dianggap
bagus, siswa dari Realschule bisa meneruskan ke Gymnasium untuk mendapatkan
Abitur, atau bisa juga langsung memasuki dunia kerja. Sertifikat tanda lulus
yang diberikan sama dengan yang diberikan pada pelajar yang menyelesaikan
Gymnasium setelah tingkat sepuluh.
c. Hauptschule
![]() |
Hauptschule diperuntukkan bagipara pelajar yang menaruh minat pada pelatihan praktik kejuruan selanjutnya. siswa-siswa langsung dipersiapkan memasuki dunia kerja dan dapat melanjutkan ke perguruan tinggi (FH). Para pelajaran Hauptschule menerima pelajaran agama, bahasa Jerman, bahasa Inggris, sejarah, geografi, biologi, fisika, kimia, aritmatika, geometri, menggambar dan kerajinan, menjahit bagi wanita, pengetahuan domestik, musik, dan pendidikan jasmani. Kemudian Berufsschulen (sekolah kejuruan paroh waktu) wajib dilaksanakan juga oleh pelajar Hauptschule yang dilaksanakan secara part timr dengan waktu sehari dalam seminggu. Berufsschulen wajib dilakukan agar mendapatkan sertifikat sebagai akses menuju FH.
4.
Pendidikan Tinggi
Ada
dua jenis pendidikan tinggi di Jerman, yaitu Universitas (university, selanjutnya
disingkat UNI) dan Fachhochschule (applied university, selanjutnya
disingkat FH). Perbedaan antara UNI dan FH diantaranya bisa disebutkan sebagai
berikut:
Tabel
Perbedaan Universitas dengan Fachhochschule
Variabel
|
Universitas
|
Fachhochschule
|
|
Materi perkuliahan
|
Lebih
menekankan ke teori dan kepadanya diberikan tanggung jawab dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan. Komposisi antara teori dan praktek berkisar
3:2
|
Lebih menitik beratkan ke aspek
terapan, dengan komposisi teori dan terapan 2:3.
|
Jadwal perkuliahan
Bulan
Oktober-Maret untuk musim dingin (Winter Semester) dan April-September untuk
musim panas (Summer Semester)
Bulan
Agustus-Januari untuk musim dingin (Winter Semester) dan Februari-Juli untuk
musim panas (Summer Semester)
Diploma
:
Waktu penyelesaian
5 tahun
4,5 tahun
Muatan terapan
40 %
60%
Tujuan
Dirancang
untuk melanjutkan ke jenjang Doktor.
Tidak
dirancang untuk melanjutkan ke jenjang Doktor.
Dalam
jenjang Diploma ini, pada tahun-tahun pertama mahasiswa diwajibkan mengikuti
serangkaian mata kuliah dasar (dikenal dengan nama Grundstudium). Setelah
menyelesaikan semua mata kuliah di Grundstudium mahasiswa diberi sertifikat
VorDiplom, akan tetapi sertifikat ini bukanlah gelar kesarjanaan. Untuk
menyelesaikan VorDiplom, mahasiswa memerlukan waktu sekitar 2,5 tahun. Setelah
mendapatkan VorDiplom, barulah mahasiswa diijinkan mengambil mata kuliah
keahlian pada level yang lebih tinggi (dikenal dengan Hauptstudium). Setelah
menyelesaikan semua mata kuliah Hauptstudium, mahasiswa diijinkan menulis tugas
akhir (dikenal dengan nama Diplomarbeit) sebagai syarat kelulusan Diploma. Diploma
merupakan gelar resmi pertama yang diperoleh setelah seseorang menyelesaikan
studinya di UNI atau FH.
B.
Perbedaan Pendidikan di
Jerman dengan Pendidikan di Indonesia.
Sistem
pendidikan di Jerman memiliki beberapa perbedaan dengan sisitem pendidikan di
Indonesia antara lain sebagai berikut:
Tabel Perbedaan Pendidikan di Jerman dengan
Pendidikan di Indonesia
Variabel
|
Jerman
|
Indonesia
|
Pra Pendidikan Tinggi :
|
||
Jenjang pendidikan
|
Ada 2 yaitu :
-
Pendiddikan dasar (Grundschule)
-
Pendidikan lanjutan atau menengah
(Gymnasium, Realschule, Hauptschule)
|
Ada
3 yaitu :
-
SD / MI
-
SMP / MTS
-
SMA / MA / SMK
|
Waktu tempuh
|
13 tahun
|
12
tahun
|
Pendidikan
Tinggi :
|
||
Jalur masuk
|
Tidak ada ujian seleksi, hanya mengirimkan abitur
|
Ujian
masuk (UM), SNMPTN
|
Gelar PT
|
Diploma dan Doktor
|
Sarjana,
Magister, Doktor
|
Konsep pendidikan
|
Pemerataan Pendidikan
|
Pencapaian
puncak-puncak hasil pendidikan
|
C.
Kurikulum kimia di
Jerman
a.
Tingkat
7
-
Reaksi
asam
-
Pembakaran
-
Limbah
-
Bahan
– bahan yang berasal dari bumi
b.
Tingkat
8
-
Reaksi
-
Unsur
-
Pembakaran
-
Batuan
c.
Tingkat
9
-
Reaksi
Asam
-
Reaksi
Logam
-
Revisi
SAT
-
Penelitian
pasca SAT dan proyek penelitian
d.
Tingkat
10
-
Polimer dan etanol
-
Minyak tumbuhan
-
Bumi dan atmosfer
e.
Tingkat
11
-
Partikel sub-atom
-
Laju reaksi kimia
-
Asam
dan Basa
f. Tingkat 12
-
Kimia
dasar
Sruktur atom
Jumlah zat
Ikatan
Sifat periodisitas
-
Reaksi
kimia
Kinetika kimia
Kesetimbangan
Perubahan entalpi
Reaksi redoks
Halogen
Ekstraksi logam
g.
Tingkat
13
-
Kimia
fisika dan kimia organik
Kinetika kimia
Kesetimbangan
Asam dan basa
Penamaan dan isomer kimia organik
Senyawa yang mengandung golongan karbon
Kimia aromatis
Amina dan asam amino
Analisis dan sintesis organik
-
Termodinamika
dan kimia anorganik
Termodinamika
Kesetimbangan redoks
Periodisitas
Transisi logam
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
- Menurut pasal 7 tanggung jawab
untuk sistem pendidikan Jerman terletak pada negara bagian (Lander).
sedangkan pemerintah federal hanya memainkan peran kecil. Jadi sekolah dan
pembangunan sistem pendidikannya di sesuaikan dengan situasi masing-masing
lander. Jadi sekolah dan pembangunan sistem pendidikannya di sesuaikan
dengan situasi masing-masing lander.
- Perbedaan mendasarnya adalah
di Jerman itu mementingkan persamaan pendidikan agar lulusannya dapat
sampai ke lapangan kerja dan hidup mandiri dan sedangkan di Indonesia
sebagian besar pelajarnya hanya mengejar tingkat semata, sementara setelah
lulus masih binggung menentukan lapangan kerja yang akan dipilih.
DAFTAR
PUSTAKA
Assegaf,
Abd. Rachman. 2003. Internasionalisasi
Pendidikan. Yogyakarta : Gama Media
http://www.forkom-jerman.org/index.php?option=com_content&view=article&id=72:sistem-pendidikan-di-jerman&catid=35:info-studi&Itemid=81
diakses pada tanggal 23 Desember 2010
pukul 11.20 WIB
14 Komentar untuk "KURIKULUM NEGARA JERMAN"
erfinasihombing@gmail.com
sril5920@gmail.com
mohon maaf, tulisan anda sangat membantu untuk referensi saya dalam penugasan perkuliahan, mohon izin untuk bisa dishare tulisanya. terima kasih
deavika66@gmail.com
GOOD
Artikelnya bagus. Boleh dikirimkan ke email dibawah ini untuk membantu dalam penyelesaian tugas saya? Terimakasih. m.fajars.net@gmail.com
suyadisurabaya@gmail.com
boleh minta artikelnya? terima kasih
sausansalsabila77@gmail.com
aypadijja22@gmail.com
🙏🙏
nabiilahnajmina27@gmail.com
tulisan Anda bisa menjadi referensi untuk tugas saya, mohon izin meminta tulisannya, terima kasih
fadizanovaa@gmail.com
Berkomentarlah dengan baik dan sopan, saya akan berusaha untuk menjawab setiap pertanyaan dan menanggapi setiap komentar yang anda berikan, :)
Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya :)