Translate

Faktor Penyebab Terjadinya Miskonsepsi Kimia dari Konteks

Menurut Carter & Brikhouse (1989: 224), konteks materi pelajaran dapat dipahami secara berbeda oleh peserta didik dan guru. Hal ini disebabkan oleh perbedaan pengalaman, pengetahuan, tujuan, keperluan, dan motivasi. Oleh karena itu untuk memahami kesulitan peserta didik, guru terlebih dahulu harus memahami bahwa persepsi yang dimiliki peserta didik sering tidak sama dengan persepsi guru, karena peserta didik memiliki dunia dan bahasa yang berbeda.

a)   Pengalaman

Setiap peserta didik memiliki pengalaman yang berbeda-beda dalam kehidup-annya yang mempengaruhi pola pikir dan kemampuan dalam mengatasi permasa-lahan. Pengalaman peserta didik dapat menyebabkan miskonsepsi. Sebagai contoh, pengertian setimbang selalu disamakan dengan sesuatu yang jumlahnya sama, karena demikianlah pengalaman dalam kehidupannya. Peserta didik menemukan setimbang ketika membeli sesuatu dan ditimbang dengan timbangan, melihat permainan jungkat-jungkit yang dapat setimbang ketika jumlah anak-anak yang duduk di ujung kedua sisi sama. Hal inilah yang mempengaruhi pola pikirnya ketika harus mema-hami kesetimbangan reaksi.

Kesidou & Duit (1993: 92) telah melakukan penelitian terjadinya miskonsepsi pada materi termodinamika yang salah satunya disebabkan latar belakang pengalaman hidup sehari-hari peserta didik, yaitu ketika memahami tentang pengertian suhu dan panas. Peserta didik menyatakan suhu adalah variabel yang dapat diukur, sedangkan panas tidak dapat diukur. Pemahaman yang salah ini dilatarbelakangi peristiwa kehidupannya dimana seseorang yang menderita demam diukur suhunya dengan termometer, sedangkan panas dipandang sesuatu yang dihasilkan api sehingga tidak dapat diukur.

b) Bahasa sehari-hari

Seperti diketahui, semua bidang ilmu memiliki istilah-istilah yang berbeda dengan istilah yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, jika bahasa sehari-hari disamakan artinya dengan istilah yang ada dalam bidang ilmu tertentu akan dapat menimbulkan miskonsepsi.

Ilmu kimia banyak memiliki bahasa dan istilah yang spesifik yang berbeda dengan bahasa sehari-hari dan bahasa ilmu yang lain. Sebagai contoh, istilah resonansi dalam ilmu kimia tidak sama artinya dengan istilah resonansi dalam ilmu fisika. Demikian juga istilah setimbang dalam ilmu kimia tidak sama artinya dengan istilah setimbang dalam kehidupan sehari-hari.

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa perbedaan makna bahasa dan istilah dapat menyebabkan terjadinya miskonsepsi. Penelitian yang dilakukan Lynch (1989: 37) menyatakan bahwa faktor bahasa mempengaruhi kemampuan peserta didik dalam membangun konsep, seperti bagaimana menggunakan kata penghubung yang bersifat logis, ragam bentuk bunyi, makna, struktur, dan konteks kata.

Penelitian serupa dilakukan oleh Beek & Louters (1991: 391) yang hasilnya dari 234 mahasiswa menunjukkan rerata skor masalah dalam menyelesaikan tes kimia yang diberikan pengajar yang berkaitan dengan bahasa umum dan bahasa kimia sebesar 87% dan 84%, artinya sumber utama kesulitan mahasiswa dalam memahami konsep kimia terletak pada penggunaan bahasa umum dan bahasa kimia. 

 

 

 

c) Teman

Setiap peserta didik tidak pernah terlepas dari pergaulan dengan teman-teman sebayanya. Pergaulan dapat mempengaruhi pola pikir, sikap, dan kemampuan seseorang (Slameto, 1995 : 71). Dalam pergaulan antar peserta didik, terutama dalam hal belajar dan mempelajari suatu materi pelajaran, peserta didik yang memiliki kepandaian lebih belum tentu dapat mempengaruhi teman, sebab anak-anak seusia remaja (anak SMA) lebih mudah dipengaruhi oleh teman yang suaranya vokal. Padahal mereka yang bersuara vokal belum tentu memiliki kemampuan intelektual yang tinggi, tetapi mungkin memiliki miskonsepsi satu atau beberapa konsep. Hal ini berakibat ketika seorang peserta didik berada satu kelompok diskusi/belajar dengan peserta didik yang vokal, dapat tertular miskonsepsi tersebut, karena peserta didik yang vokal dapat berbicara meyakinkan kepada teman satu kelompoknya.

 

d) Agama

Agama adalah keyakinan seseorang terhadap sesuatu dzat pencipta alam semesta. Ajaran agama yang dipahami secara kurang atau tidak tepat dapat berakibat fatal ketika pemahaman tersebut diterapkan dan dihubungkan dengan bidang ilmu tertentu. Sebagai contoh, menurut ajaran agama Islam manusia diciptakan dari tanah (QS Faathir: 11), jika pemahaman ini salah maka terjadilah miskonsepsi bahwa komposisi zat-zat yang terkandung dalam tubuh manusia sama dengan zat-zat yang terkandung dalam tanah. Kesalahan pemahaman agama dikarenakan kita hanya mengambil penggalan ayat-ayat, sehingga tidak diperoleh pemaknaan yang utuh dan benar dari suatu firman Tuhan.

Related Post:

1 Komentar untuk "Faktor Penyebab Terjadinya Miskonsepsi Kimia dari Konteks"

Saya membutuhkan literatur ini dalam penyelesaian study saya, bagaimana cara memperoleh literatur ini? trimakasih

Berkomentarlah dengan baik dan sopan, saya akan berusaha untuk menjawab setiap pertanyaan dan menanggapi setiap komentar yang anda berikan, :)

Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya :)

Back To Top