Dewasa ini,
peningkatan mutu pendidikan menjadi salah satu
usaha yang harus dilakukan secara intensif di tanah air karena secara
umum mutu pendidikan kita masih dalam
kategori rendah.Dalam laporan World Bank 2005, dikatakan bahwa
“Indonesia’s achievements on education lag behind other
countries both in terms of access and quality”, Indonesia
menempati urutan keenam setelah Jepang, Korea, Australia, Hong
Kong,dan Thailand (Sukirman, 2007).
Bangsa
Indonesia telah
menetapkan bahwa
wajib belajar
untuk anak
sekarang adalah
wajib belajar 12 tahun. Oleh
karena itu siswa
SMA merupakan puncak
dari perjuangan
anak bangsa
menuju terbentuknya
jati diri bangsa
indonesia. Pelaksanaan pendidikan di
SMA tersebut diselenggarakan
berdasarkankurikulum yang berlaku, seperti
kurikulum berbasis
kompetensi sampai yang terakhir
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Seperti yang tercantum
dalam kurikulum-kurikulum yang
berlaku, pembelajaran kimia
dilaksanakan untuk
menumbuhkan kemampuan
berpikir, bekerja dan
bersikap ilmiah
serta kemampuan
berkomunikasi sebagai
aspek penting
kecakapan hidup.
Dengan demikian
pembelajaran kimia
harusdirancang untukdapat
mengembangkan keterampilan
bepikir, keterampilan proses sain dan
kecakapan hidup
siswa.
Seorang
guru dituntut dapat
memahami dan
memiliki keterampilan yang memadai
dalam mengembangkan
berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatifdan
menyenangkan agar tujuan dari
pembelajaran yang diinginkan dapat
tercapai. Guru dapat secara
kreatif mencobakan
melakukan pembaharuan model
pembelajaran tersendiri yang khas, sesuai
dengan kondisi
nyata di tempat kerja
masing-masing, sehingga pada
waktunya akan
muncul pembaharuan model-model
pembelajaran sesuai
versi guru tersebut, yang akan semakin
memperkaya model pembelajaran yang telah
ada.
Model pembelajaran
merupakan bungkus
atau bingkai dari
penerapan suatu
strategi, metode, dan teknik
pembelajaran.Strategi pembelajaran
adalah suatu
kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan guru dan siswa agar
tujuan pembelajaran
dapat dicapai
secara efektif
dan efisien, sedangkan
metode pembelajaran
merupakan cara yang digunakan
untuk mengimplementasikan
rencana yang sudah disusun
dalam bentuk
kegiatan nyata
dan praktis untuk
mencapai tujuan
pembelajaran atau
dengan kata lain metode itu
merupakan pengaplikasian
dari strategipembelajaran.
Teknik pembelajaran
itu sendiri dapat
diartikan sebagai
cara yang dilakukan seseorang
dalam mengimplementasikan
suatu metode
secara spesifik.
Untuk
bias melakukan
pembaharuan, seorang guru harus memahami
aspek-aspek yang akan diperbaharui,
misalnya strategi, pembaharuan
atau pun teknik
pembelajaran. Misalkan pembaharuan
itu terletak pada
metodenya, pada jaman
dulu kebanyakan guru hanya
melakukan metode
ceramah pada saat
pembelajaran, namun saat
ini guru semakin banyak
melakukan inovasi
dan pembaharuan
sehingga dari
metode ceramah
sekarang menjadi
metode kooperatif, problem solving
atau metode inkuiri.
Pembahuruan itu
juga dapat
terletak pada
pendekatannya, misalkan dulu
kebanyakkan guru menggunakan pendekatan
ceramah, catat, dengar hafal (CCDH)
sedangkan pada saat
ini guru sudah mulai
menggunakan pendekatan
cara belajar
siswa aktif (CBSA).
Pembaharuan
terhadap pemilihan
strategi, metode, dan teknik
pembelajaran yang tepat adalah
langkah awal
dalam menciptakan
iklim atau
suasana yang menyenangkan baik
bagi guru maupun siswa.
Perubahan persepsi
tentangga ya
mengajar guru-guru pada jaman
dulu juga perlu
dilakukan yaitu
dengan mengadakan
inovasi atau
kebaruan dari
hal-hal yang sudah ada. Jadi
sebagai calon
pendidik harus
mampu menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan
baik bagi guru itu
sendiri maupun pesertadidik. Penggunaan strategi, metode, dan
taktik yang tepat akan membuat siswa mengerti apa yang disampaikan
oleh gurunya dan dalam memilih strategi, metode, atau pun teknik guru
harus memperhatikan kondisi siswanya.
BAB
II
PEMBAHASAN
METODE PEMBELAJARAN
INOVATIF
Metode
adalah cara yang tersusun dan teratur yang digunakan untuk mencapai
tujuan, sedangkan pembelajaran adalah suatu proses kegiatan yang
berupaya membelajar-kan anak didik Jadi, metode pembelajaran adalah
proses kegiatan membelajarkan anak didik dengan menyajikan materi
kuliah kepada mahasiswa secara tersusun dan teratur untuk mencapai
tujuan pembelajaran tertentu (Atwi, 1993).
Ada
berbagai metode pembelajaran yang biasa digunakan dosen, seperti
metode ceramah, diskusi, tanya jawab, tugas, problem
solving, problem
posing, dan lain-lain. Baik buruknya
suatu metode pembelajaran sangat tergantung kecakapan dosen dalam
memilih dan menggunakan metode tersebut (Pasaribu dan Simanjuntak,
1983). Pengguna metode memberi warna dan nilai pada metode
yang digunakan. Penggunaan metode yang tepat dapat meningkatkan
motivasi belajar mahasiswa. Bagaimanapun sempurnanya kurikulum,
betapapun lengkapnya sarana dan prasarana semuanya itu perlu didukung
oleh peranan dosen selaku ujung tombak pembaharuan pendidikan.
Penelitian di Jepang menunjukkan bahwa keunggulan pembelajaran di
Jepang terutama disebabkan oleh peranan dosen yang mampu memilih
strategi pengajaran yang efektif termasuk di dalamnya memilih metode
pengajaran (AleksMasyunis, 2000).
Sebelum merencanakan
untuk menerapkan metode baru, dosen sebaiknya me-mikirkan
kesesuaiannya dengan materi yang akan diajarkan, termasuk kelancaran
penerapannya dengan meninjau alokasi waktu yang tersedia dan sarana
prasarana pendukung yang ada. Jangan sampai ketika
menerapkan metode baru melebihi waktu yang tersedia atau ada
peralatan yang ternyata tidak dapat terpenuhi, karena semua ini akan
berakibat pada kegagalan penerapan metode tersebut. Padahal tujuan
penerapan metode untuk membantu pemahaman mahasiswa, bukan sebaliknya
membingungkan mahasiswa.
Perlu diingat bahwa
meskipun ceramah merupakan metode konvensional, bukan berarti bahwa
ceramah harus ditinggalkan, karena beberapa penelitian menunjukkan
metode ceramah masih relevan digunakan untuk mengajarkan materi yang
bersifat teoretis. Hanya saja dalam penggunaannya, metode ceramah
perlu dikombinasi dengan metode mengajar lainnya untuk menghilangkan
kejenuhan mahasiswa.
Metode
pembelajaran inovatif, Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (1997),
inovasi berarti penemuan sesuatu yang baru atau berbeda dengan
sesuatu yang sudah ada sebelumnya. Sedangkan inovatif adalah bersifat
memperkenalkan sesuatu yang baru. Jadi, metode pembelajaran inovatif
adalah suatu aktivitas memperkenalkan sesuatu yang baru dalam upaya
membelajarkan anak didik, atau memperkenalkan sesuatu yang baru
ketika melakukan transfer pengeta-huan, keterampilan, dan nilai-nilai
pada anak didik dengan cara yang tersusun dan teratur dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Pengertian “baru” bukan
berarti benar-benar sesuatu yang baru, tetapi kita dapat mengambil
sesuatu yang sudah lama kemudian dimodifikasi sedemikian rupa hingga
menjadi sesuatu yang baru yang belum pernah diperkenalkan pada anak
didik.
Dalam
penciptaan metode pembelajaran inovatif yang terpenting adalah
kemauan dan keinginan dosen untuk membuat belajar menjadi menarik
untuk diikuti dan menghilangkan kebosanan mahasiswa dalam belajar.
Selain itu, adanya metode pembela-jaran yang inovatif diharapkan
mampu mengubah image belajar sebagai suatu keterpaksa-an
menjadi suatu kebutuhan, dengan cara membawa mahasiswa menikmati
sisi-sisi keindahan dan kemenarikan dari suatu materi pelajaran yang
sedang dipelajarinya. Hal ini hanya dapat dilakukan bila dosen
memahami pentingnya menciptakan pembelajaran bermakna dan
menyenangkan (meaningful learning dan joyful learning).
Sesuai
dengan pendapat Ausubel (1991) bahwa belajar akan bermakna jika
mahasiswa dapat mengaitkan konsep yang dipelajari dengan konsep yang
sudah ada dalam struktur kognitifnya, dan pendapat Bruner (1991) yang
menyatakan belajar akan berhasil lebih baik jika selalu dihubungkan
dengan kehidupan orang yang sedang belajar (anak didik). Secara
logika dapat dipahami, bahwa kita pasti akan belajar serius bila isi
dari yang dipelajari ada kaitannya dengan kehidupan kita sehari-hari
dan kata-kata atau kalimat yang didengar sudah familiar di
kepala kita. Melalui metode pembelajaran yanng inovatif diharapkan
ada perbaikan praktik pembelajaran ke arah yang lebih baik. Perubahan
ini tidak harus terjadi secara draktis, perlahan-lahan tetapi pasti.
Perbaikan pada proses sangat penting agar keluaran yang dihasilkan
benar-benar berkualitas.
JOYFUL LEARNING
Saat
ini di berbagai negara sedang trend dan semangat mengembangkan joyful
learning, yaitu dengan menciptakan
kondisi pembelajaran sedemikian rupa sehingga mahasiswa menjadi betah
di kelas karena pembelajaran yang dijalani menyenangkan. Mereka
merasakan bahwa pembelajaran yang dijalani memberikan perbedaan dalam
basis pengetahuan yang ada di pikirannya, berbeda dalam memandang
dunia sekitar, dan merasakan memperoleh sesuatu yang lebih dari apa
yang telah dimilikinya selama ini. Sebagai bangsa yang ingin maju
dalam era globalisasi yang kompetitif ini tentunya kita juga ingin
merasakan pembelajaran yang demikian.
Semua
mata kuliah dapat dibuat menjadi menyenangkan, tergantung bagaimana
niat dan kemauan dosen untuk menciptakannya. Pembelajaran yang
dikemas dalam situasi yang menyenangkan, jenaka, dan menggelitik
sangat diharapkan oleh mahasiswa saat ini yang sudah jenuh dengan
pembelajaran yang monoton dan membosankan. Penelitian terhadap
beberapa anak-anak sekolah di dunia yang diadakan UNESCO menunjukkan
sebagian dari mereka menginginkan belajar dengan situasi yang
menyenangkan (Dedi Supriadi, 1999).
Pembelajaran
menyenangkan artinya pembelajaran yang interaktif dan atraktif,
sehingga mahasiswa dapat memusatkan perhatian terhadap pembelajaran
yang sedang dijalaninya. Penelitian menunjukkan bahwa ketika seorang
dosen menguraikan dan menjelaskan suatu materi tanpa ada selingan dan
mahasiswa hanya mendengarkan, melihat, dan mencatat, maka perhatian
dan konsentrasi mereka akan menurun secara draktis setelah 20 menit.
Keadaan ini semakin parah jika dosen tidak menyadari dan pembelajaran
hanya berjalan monoton dan membosankan (Tjipto Utomo dan Kees
Ruijter, 1994). Lebih lanjut dikemukakan, keadaan ini dapat diatasi
apabila dosen menyadari lalu mengubah pembelajarannnya menjadi
menyenangkan dengan cara memberi selingan aktivitas atau humor.
Tindakan ini secara signifikan berpengaruh meningkatkan kembali
perhatian dan konsentrasi mahasiswa yang relatif besar.
Pembelajaran
menyenangkan adalah pembelajaran yang membuat mahasiswa tidak takut
salah, ditertawakan, diremehkan, tertekan, tetapi sebaliknya
mahasiswa berani berbuat dan mencoba, bertanya, mengemukakan pendapat
/ gagasan, dan mempertanyakan gagasan orang lain. Menciptakan suasana
yang menyenangkan tidaklah sulit, karena kita hanya menciptakan
pembelajaran yang relaks (tidak tegang), lingkungan yang aman untuk
melakukan kesalahan, mengaitkan materi ajar dengan kehidupan mereka,
belajar dengan balutan humor, dorongan semangat, dan pemberian jeda
berpikir. Dalam belajar dosen harus
menyadari bahwa banyak kata ”aku belum tahu” akan muncul dan kata
”aku tahu” sedikit muncul, karena mereka memang dalam tahap
belajar. Demikian pula dosen harus menyadari bahwa otak manusia
bukanlah mesin yang dapat disuruh berpikir tanpa henti, sehingga
perlu pelemasan dan relaksasi.
Seperti
diketahui, otak kita terbagi menjadi dua bagian, yaitu kanan dan
kiri. Terkadang dalam dunia pendidikan kita
lupa akan pentingnya mengembangkan otak sebelah kanan. Secara umum
hanya otak kiri yang menjadi sasaran pengembangan, terutama untuk
ilmu eksakta. Otak sebelah kanan adalah bagian yang berkaitan dengan
imajinasi, estetika, intuisi, irama, musik, gambar, seni. Sebaliknya
otak sebelah kiri berkaitan dengan logika, rasio, penalaran,
kata-kata, matematika, dan urutan. Untuk menepis hal itu, sebenarnya
kita dapat tunjukkan bahwa ilmu apapun mampu digunakan sebagai bahan
untuk mengembangkan otak sebelah kanan, diantaranya dengan cara
memahami dan menghafal konsep melalui puisi, lagu, maupun teka-teki.
Otak kita adalah
bagian tubuh yang paling rawan dan sensitif. Secara umum otak manusia
sangat menyukai hal-hal yang bersifat tidak masuk akal, ekstrim,
penuh warna, lucu, multisensorik, gambar 3 dimensi (hidup), asosiasi,
imajinasi, simbol, melibatkan irama / musik, dan nomor / urutan.
Berdasarkan hal ini, maka kita sebagai pendidik dapat merancang apa
yang sebaiknya kita berikan kepada mahasiswa agar otak mereka
menyukainya
Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Ask
Sistem
pembelajaran gotong royong atau cooperative learning merupakan
sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk
bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur.
Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara
berkelompok. Tetapi belajar kooperatif lebih dari sekedar belajar
kelompok atau kerja kelompok karena dalam belajar kooperatif ada
struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga
memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang
bersifat interdepedensi efektif diantara anggota kelompok.
Pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural lebih menekankan
pada penggunaan struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi
pola interaksi siswa. Salah satu struktur yang bisaditerapkan
adalah tipe Think-Pair-Ask
.
Teknik pembelajaran kooperatif antara lain adalah :
- Student Teams Achievment Division (STAD)
- Jigsaw
- Investigasi Kelompok (IK)
- Pendekatan Struktural
- Numberel Heads Together
Model
pembelajaran kooperatif Think-Pair-Ask
merupakan salah satu teknik yang memberi kesempatan kepada
siswa untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain.
Teknik Think-Pair-Askdigunakan
untuk meningkatkan kemampuan berpikir, komunikasi dan mendorong siswa
untuk berbagi informasi dengan siswa lain. Dalam pembelajaran
kooperatif tipe Think-Pair-Askguru
membagi siswa dalam kelompok heterogen yang beranggotakan empat atau
enam orang. Model pembelajaran Kooperatif tipe Think-Pair-ASk
tahapan :
- Sebagai kegiatan awal adalah Think atau tahap berpikir. Setiap siswa diberi kesempatan untuk membaca, memahami, memikirkan kemungkinan jawaban, dan membuat catatan tentang hal – hal yang tidak dipahami atau informasi yang berhubungan dengan tugas. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan respon kepada siswa terhadap ide – ide yang terdapat pada LKS, untuk kemudian diterjemahkan ke dalam behasa sendiri.
- Selanjutnya tahap Pair atau tahapan berpasangan. Pada tahap ini, siswa diminta untuk berpasangan dengan salah seorang teman dalam kelompoknya untuk mendiskusikan kemungkinan jawaban atau hal – hal yang telah diperoleh dalam tahap Think. Dengan berpasangan, partisipasi ajtif siswa dalam kelompok dapat lebih dioptimalkan sehingga kemampuan siswa dapat lebih ditingkatkan.
- Setelah tahap Pair atau berpasangan, kemudian tahap Ask, dimana pasangan bergabung dengan pasangan yang lain dalam kelompok untuk membentuk kelompok berempat. Kemudian anggota kelompok ini saling melempar pertanyaan satu sama lain dan yang bisa menjawab akan mendapatkan hadiah,. Dengan adanya tahap imalkan sehingga kemampuan siswa dapat lenih ditingkatkan. Setelah tahap Pair dan Ask, terjadi lebih banyak diskusi sehingga dapat lenih meningkatakan dan mengoptimalkan pertisipasi aktif siswa dalam kelompok. Selain itu siswa juga cara berpikir siswa lebih bisa diasah dalam tahapan model ini. :
TerdapatbeberapatahapandalamteknikThink-Pair-Ask,
yaitu :
- Guru membagi siswa dalam kelompok berempat dan memberikan tugas kepada semua kelompok.
- Setiap siswa memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri
- Siswa berpasangan dengan salah satu teman dalam kelompok dan saling bertanya serta berdiskusi dengan pasangannya
- Kedua pasangan bertemu kembali dalam kelompok berempat. Setiap siswa mempunyai kesempatan untuk membagi hasil kepada kelompok berempat
BAB
III
PENUTUP
Simpulan
Metode
pembelajaran akan berhasil diterapkan dengan baik di dalam kelas,
jika seorang guru dengan piawai mengemas
dan menyajikannya. Sebagai
guru dan calon guru, kita dituntut menjadi guru yang kreatif. Tidak
hanya kreatif dalam berpikir tetapi juga kreatif dalam bertindak.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk membuat suatu pembelajaran
yang inovatif, meaningful,
dan joyful.
Ditambah para pendidik sekarang bisa mengaitkan berbagai
penemuan yang sangat hebat dari riset tantang otak ketika sedang
belajar di dalam kelas dan di dalam kurikulum yang menggunakan
strategi-strategi pembelajaran berbasis-riset untuk membantu siswa
lebih efektif dan menyenangkan.
Model
kooperatif terutama tipe think-pair-ask
dapat digunakan dalam mengajar siswa SMA dengan tujuan utama mengajak
para siswa untuk berpikir secara kritis disegala hal terutama mata
pelajaran kimiadengan proses yang menyenangkan.
Saran
- Perlu mengkajian ulang tentang kelemahan dan kekurangan model pembelajaran think-pair-ask
- Perlu mengkajian lebih mendalam tentang cara penerapan model think-pair-askdalam prakteknya didalam kelas.
- Perlu menguji kelayakan dan keefektifan model think-pair-ask dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
3 Komentar untuk "JOYFUL LEARNING DENGAN METODE PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN BERBASIS Think-Pair-Ask"
pusafitri@gmail.com
Artikel yg bagus, mau nanya tahu ahli yang mencetuskan joyful learning? #Terimakasih
abdulwahedyazdah@gmail.com
Berkomentarlah dengan baik dan sopan, saya akan berusaha untuk menjawab setiap pertanyaan dan menanggapi setiap komentar yang anda berikan, :)
Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya :)