Translate

Proses Pembuatan n-Butanol

Salah satu jenis produksi industri kimia yang dibutuhkan dalam jumlah yang terus meningkat adalah industri n-butanol. n-Butanol yang memiliki rumus kimia C4H9OH, merupakan produk hasil reaksi n-butiraldehid dengan hidrogen. n-Butanol merupakan cairan putih jernih dan berbau tajam Produksi n-butanol sebagian besar digunakan pada pembuatan resin urea fonnaldehid dan plasticizer dibutil pthalat.

Disamping itu n-butanol juga digunakan untuk:
1. bahan pelarut (solvent)
2. pembuatan pernis nitroselulosa
3. pembuatan minyak rem
4. bahan ekstraksi pembuatan antibiotik, vitamin, dan hormon
5. bahan pelarut ekstraksi minyak
6. pembuatan 2,4-dikloropenoksi asam asetat yang merupakan racun rumput
7. bahan pengering azeotrop (azeotropic dehidrating agent)
8. pembuatan bahan-bahan kimia seperti butil amina, butil stearat, butilena, asam butirat, dan dibutil anilin.

Senyawa n-butanol pertama sekali ditemukan pada tahun 1852 oleh Wyrtz dengan cara memisahkan n-butanol dari campuran-campuran amil alkohol (minyak fusel). Kemudian pada tahun 1871, Lieben dan Rossi berhasil memperoleh n-butanol dari reduksi n-butiraldehid.

n-Butanol merupakan senyawa organik yang memiliki ikatan hidrogen, sehingga senyawa ini mempWlyai titik didih yang tinggi.

image

Ada tiga reaksi utama terhadap n- butanol, yang pertama yaitu reaksi subtitusi. Pada reaksi subtitusi gugus OH pada n-butanol dapat diganti oleh atom halogen, misalnya klor.
Persamaan reaksinya yaitu sebagai berikut :

image

Selain itu n-butanol dapat dioksidasi oleh sejumlah senyawa menjadi asam karboksilat. Senyawa yang biasa digunakan sebagai zat pengoksidasi adalah: KMnO4 dengan OH, HNO3 pekat, atau H2CrO4.

n-butanol dapat bereaksi eliminasi dan menghasilkan n-butilena. Reaksi ini melepaskan air, sehingga disebut juga reaksi dehidrasi. Reaksi berlangsung pada temperatur 60°C dengan katalis dehidrasi H2S04 pekat. Reaksi tersebut disebut sebagai reaksi eliminasi.

Sifat-sifat fisika n-butanol meliputi titik didih, titik beku, spesifik gravity, viskositas, kalor jenis, panas penguapan, panas pembakaran, temperatur kritis, tekanan laitis, dan lain-lain dapat dilihat pada tabel berikut:

image

n-Butanol dapat diperoleh dari berbagai macam proses seperti fermentasi, kondensasi aldol, proses reppe oksidasi butana, ziegler, dan hidrogenasi. Bahan baku yang biasa digunakan untuk menghasilkan n-butanol pada proses fermentasi adalah molase. Molase merupakan hasil samping dari industri gula yang diperoleh setelah sakarosa dikristalisasi dan disentrifusi dari sari gula tebu.

image

Proses fermentasi molase menggunakan kultur bakteri. Bakteri ini dapat mengubah glukosa menjadi n-butanol dan gas C(h. Molase bersarna kultur bakteri dimasukkan ke dalam tangki fermentasi yang beroperasi pada kondisi aerob. Pada proses ini akan terbentuk gas CO2 clan hidrogen. Gas-gas ini ditampung untuk kemudian direcovery.
Reaksi fermentasi:

image

Alkohol hasil fermentasi merupakan alkohol berkadar rendah yang disebut beer. Alkohol ini kemudian dibawa ke kolom beer. Kolom ini berjumlah 2 buah dan berfungsi untuk menaikkan konsentrasi alkohol yang diperoleh. Hasil atas beer kolom kedua dibawa ke kolom destilasi pertarna untuk memisahkan aseton dari alkohol. Hasil bawah kolom beer dibawa ke kolom destilasi kedua untuk memperoleh n-butanol dengan kemurnian 96%.
Selain n-butanol, proses ini juga menghasilkan aseton dan etanol. Tiap 1 gallon molase mengandung 6 lb gula yang akan menghasilkan 1,45 lb n-butanol; 0,4 lb aseton ; dan 0,07 lb campuran etanol, C02, dan hidrogen.

Pembuatan n-Butanol dapat juga dapat di lakukan dengan kondensasi Adol.

Proses aldol merupakan proses pembuatan n-butanol secara sintetik. Bahan baku yang digunakan pada proses ini adalah etil alkohol atau asetilen. Mula-mula etanol didehidrogenasi atan asetilen dihidrasi untuk menghasilkan asetaldehid dengan menggwIakan katalis merkuri sulfat.
Kemudian asetaldehid dikondensasi pada reaktor menjadi aldol pada temperatur 10-25 DC dan tekanan atmosfer, dengan menambahkan sejumlah kecill soda kaustik. Sebesar 60% asetaldehid akan terkonversi menjadi aldol.
Dari reaktor, aldol dibawa ke kolom dehidrasi untuk memisahkan aldol dari asetaldehid yang tidak terkonversi. Asetaldehid yang terpisah direcycle ke tangki asetaldehid untuk digunakan sebagai umpan reaktof. Dari kolom dehidrasi aldol diumpankan ke kolom destilasi untuk direaksikan dengan asarn asetat membentuk krotonaldehid. Krotonaldehid kemudian dihidrogenasi pada fase uap untuk menghasilkan n-butanol.

Persamaan reaksi:

image

Pada kolom hidrogenasi, gas hidrogen clan katalis, nikel-kromium diumpankan. Kolom hidrogenasi beketja pada temperatur 135-175°C. Produk keluar kolom ini dengan kemumian 80% n-butanol clan 20% n-butiraldehid.

Butiraldehid cair yang terdiri dari 99% n-butiraldehid dan 1% i-butiraldehid dicampur dengan air (3% dari maupan butiraldehid) pada sebuah mixer yang bekerja pada tekanan 1 mm dan temperatur 30°C untuk menghindari ketonisasi. Campuran ini diuapkan pada vaporizer, dan dikontakkan dengan gas yang terdiri dari 99,5% H2 dan 0,5% N2 pada suatu reaktor hidrogenasi.
Reaktor hidrogenasi ini merupakan fixed bed reactor dengan dua buah bed didalamnya. Pada reaktor terjadi reaksi hidrogenasi antara n-butiraldehid dan H2 sebagai reaksi utama, reaksi hidrogenasi antara i-butanol dan H2 sebagai reaksi samping. Untuk mempercepat mekanisme reaksi digunakan katalis Co pada permukaan alumina.

Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut :

image

Reaktor bekerja pada tekanan 35 atm, temperatur 100-200°C. Bahan baku memasuki reaktor pada temperatur 100°C dan meninggalkan reaktor pada temperatur 155,4°C. Reaksi hidrogenasi adalah reaksi eksoterm, mm karena reaktor adalah bersifat adiabatis maka kelebihan panas pada reaktor dihilangkan dengan air pendingin yang memasuki reaktor melalui external exchanger. Pada reaktor ini 75% n-butiraldehid akan terlconversi menjadi n-butanol.

Hasil dari reaktor kemudian dibawa ke separator yang bekerja pada tekanan 37 atm dan temperatur 60°C untuk memisahkan sisa gas H2 dan gas inert N2 dari butanol, butiraldehid, dan H2O. Gas H2 dan N2 yang keluar dari top separator setelah diturunkan tekanannya pada expansion valve menjadi,30 atm akan dipurging 1/4 bagian, sedangkan sisanya direcycle dan dicampurkan kembali dengan umpan gas dari H2 plant.

Butiraldehid, butanol, dan H2O yang meninggalkan bottom separator akan menuju ke menara destilasi-1 untuk pemurnian butanol setelah diturunkan tekanannya hingga 1 atm pada expansion valve. Umpan memasuki menara destilasi-1 pada tekanan 1 atm dan temperatur 101,5°C. Produk bawah menara destilasi-l terdiri dari 99% n-butanol, 0,75% ibutanol, dan 0,25% H2O.
Destilat menara destilasi-1 yang terdiri dari n-butiraldehid yang terdiri dari n-butiraldehid, i-butiraldehid, H2O, dan sebagian i-butanol akan diumpankan ke menara destilasi-2 pada tekanan 1 atm dan temperatur 80,6°C. Menara destilasi-2 bertujuan untuk memanfaatkan sisa butiraldehid sebagai bahan proses dengan merecycle destilat menara destilasi-2 ke mixaer kembali.

Bottom produk menara destilasi-2 akan dipompakan ke pengolahan limbah sebelum dibuang ke badan air.

image

Pada proses pembuatan n-butanol sering menggunakan proses hidrogenasi, karena proses hidrogenasi memiliki beberapa kelebihan bila dibandingkan dengan proses-proses lainnya, yaitu :
1. Memiliki konversi reaksi relatif lebih besar, yaitu 75%, sehingga untuk jumlah bahan bahan yang sama banyaknya akan diperoleh basil n-butanol yang lebih banyak, sehingga secara ekonomis dipandang lebih menguntungkan.
2. Proses hidrogenasi tidak membutuhkan pemisahan yang rumit, sehingga peralatan yang digunakan relatif lebih sederhana.
3. Kemurnian produk yang dihasilkan cukup tinggi, mencapai 99%.
4. Harga bahan baku pembuatan n-butanol dengan proses hidrogenasi relatif lebih murah.

n-Butiraldehid sebagai bahan baku pembuatan n-butanol ini mrupakan cairan jernih yang tidak berwarna dan mempunyai bau yang khas. Sifat fisika n-butiraldehid antara lain dapat larut dalam air, etil alkohol, etil asetat, aseton, dan toluen, dan merupakan zat yang mudah terbakar. Sedangkan hidrogen merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan berasa., dan bila dicampur dengan udara akan menghasilkan campuran yang mudah terbakar dan meledak.

Spesifikasi bahan baku dan produk dapat dilihat pada tabel berikut:

image

image

13 Komentar untuk "Proses Pembuatan n-Butanol"

boleh minta file nya
lavendeo.harya@gmail.com

terima kasih

Jika berkenan, kirimkan file di lianyuniar06@gmail.com artikel ini sangat membantu dan semoga juga bermanfaat untuk orang lain. Terimakasih

apakah ada sumber literaturnya?

Komentar ini telah dihapus oleh pengarang. - Hapus

artikelnya sangat membantu min,tolong kirim file nya dong min, anggun0603manurung@gmail.com

Berkomentarlah dengan baik dan sopan, saya akan berusaha untuk menjawab setiap pertanyaan dan menanggapi setiap komentar yang anda berikan, :)

Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya :)

Back To Top