Cokelat atau Chocoatl yang berarti air pahit berasal dari buah pohon kakao, pohon kakao sendiri hanya dapat hidup di daerah tropis yang cukup sinar matahari dan suhu yang tepat. Cokelat sendiri berasal dari Amerika Latin sejak 1000 tahun sebelum Masehi. Cokelat yang berasal dari Amerika Latin berupa minuman yang dicampur dengan rempah-rempah, seperti kayu manis, vanila ataupun bubuk cabai. Saat ini cokelat sudah menyebar dalam bentuk berbagai makanan di seluruh dunia, walaupun kadar kakao dalam cokelat yang beredar saaat ini sudah sangat berkurang. Padahal kadar kakao yang dianjurkan untuk kesehatan adalah minimal 20% dalam setiap produk cokelat.
2.1 Pengertian Cokelat
Cokelat
adalah suatu sistem pangan dengan fase diskontinyu berupa lemak kakao tetapi
kadang-kadang bisa juga dicampur dengan jenis-jenis lemak lain serta fase diskontinyu
berupa padatan yang terdiri dari gula, kakao dan susu bubuk.
Cokelat
umumnya diberikan sebagai hadiah atau bingkisan di hari raya. Dengan bentuk,
corak, dan rasa yang unik, cokelat sering digunakan sebagai ungkapan terima
kasih, simpati, atau perhatian. Bahkan sebagai pernyataan cinta. Cokelat
juga telah menjadi salah satu rasa yang paling populer di dunia, selain sebagai
cokelat batangan yang paling umum dikonsumsi, cokelat juga menjadi bahan
minuman hangat dan dingin.
2.2 Sejarah Cokelat
Cokelat dihasilkan
dari kakao (Theobroma cacao) yang
diperkirakan mula-mula tumbuh di daerah Amazon utara sampai ke Amerika Tengah. Mungkin
sampai ke Chiapas, bagian paling selatan Meksiko.
Orang-orang Olmec memanfaatkan pohon dan, mungkin juga, membuat “cokelat” di
sepanjang pantai teluk di selatan Meksiko. Dokumentasi paling awal tentang
cokelat ditemukan pada penggunaannya di sebuah situs pengolahan cokelat di
Puerto Escondido, Honduras sekitar
1100 -1400 tahun SM. Residu yang diperoleh dari tangki-tangki pengolahan ini
mengindikasikan bahwa awalnya penggunaan kakao tidak diperuntukkan untuk
membuat minuman saja, namun selput putih yang terdapat pada biji kokoa lebih
condong digunakan sebagai sumber gula untuk minuman beralkohol.
Residu
cokelat yang ditemukan pada tembikar yang digunakan oleh suku Maya kuno di Río
Azul, Guatemala Utara,
menunjukkan bahwa Suku Maya meminum cokelat di sekitar tahun
400 SM. Peradaban pertama yang mendiami daerah Meso-Amerika itu mengenal pohon
“kakawa” yang buahnya dikonsumsi sebagai minuman xocolātl yang berarti
minuman pahit. Menurut mereka, minuman ini perlu dikonsumsi setiap hari, entah
untuk alasan apa. Namun, tampaknya cokelat juga menjadi simbol kemakmuran. Cara
menyajikannya pun tak sembarangan. Dengan memegang wadah cairan ini setinggi
dada dan menuangkan ke wadah lain di tanah, penyaji yang ahli dapat membuat
busa tebal, bagian yang membuat minuman itu begitu bernilai. Busa ini
sebenarnya dihasilkan oleh lemak kokoa (cocoa
butter) namun kadang-kadang ditambahkan juga busa tambahan. Orang
Meso-Amerika tampaknya memiliki kebiasaan penting minum dan makan bubur yang
mengandung cokelat. Biji dari pohon kakao ini sendiri sangat pahit dan harus
difermentasi agar rasanya dapat diperolah. Setelah dipanggang dan dibubukkan
hasilnya adalah cokelat atau kokoa. Diperkirakan kebiasaan minum cokelat suku
Maya dimulai sekitar tahun 450 SM - 500 SM. Konon,
konsumsi cokelat dianggap sebagai simbol status penting pada masa itu. Suku
Maya mengonsumsi cokelat dalam bentuk cairan berbuih ditaburi lada merah, vanila, atau rempah-rempah lain.
Minuman Xocoatl juga dipercaya sebagai pencegah lelah, sebuah kepercayaan yang
mungkin disebabkan dari kandungan theobromin di dalamnya.
Ketika
peradaban Maya klasik runtuh
(sekitar tahun 900) dan digantikan oleh bangsa Toltec, biji kokoa menjadi
komoditas utama Meso-Amerika. Pada masa Kerajaan Aztec berkuasa
(sampai sekitar tahun 1500 SM) daerah yang meliputi Kota Meksiko saat ini
dikenal sebagai daerah Meso-Amerika yang paling kaya akan biji kokoa. Bagi suku
Aztec biji kokoa merupakan “makanan para dewa” (theobroma, dari
bahasa Yunani). Biasanya biji kokoa digunakan dalam upacara-upacara keagamaan
dan sebagai hadiah.
Cokelat
juga menjadi barang mewah pada masa Kolombia-Meso Amerika, dalam kebudayaan
mereka yaitu suku Maya, Toltec, dan Aztec biji kakao
(cacao bean) sering digunakan sebagai mata uang. Sebagai contoh suku
Indian Aztec menggunakan
sistem perhitungan dimana satu ayam turki seharga
seratus biji kokoa dan satu buah alpukat seharga tiga biji kokoa. Sementara
tahun 1544 M, delegasi
Maya Kekchi dari Guatemala yang
mengunjungi istana Spanyol membawa
hadiah, di antaranya minuman cokelat.
Di
awal abad ke-17, cokelat menjadi minuman penyegar yang digemari di istana Spanyol. Sepanjang
abad itu, cokelat menyebar di antara kaum elit Eropa, kemudian
lewat proses yang demokratis harganya
menjadi cukup murah, dan pada akhir abad itu menjadi minuman yang dinikmati
oleh kelas pedagang. Kira-kira
100 tahun setelah kedatangannya di Eropa, begitu terkenalnya cokelat di London, sampai
didirikan “rumah cokelat” untuk menyimpan persediaan cokelat, dimulai di
rumah-rumah kopi. Rumah
cokelat pertama dibuka pada 1657.
Di
tahun 1689 seorang dokter dan kolektor bernama Hans Sloane, mengembangkan
sejenis minuman susu cokelat di Jamaika dan awalnya
diminum oleh suku apothekari, namun minuman ini kemudian dijual oleh Cadbury bersaudara.
Semua cokelat Eropa awalnya dikonsumsi sebagai minuman. Baru pada 1847 ditemukan cokelat padat. Orang Eropa membuang
hampir semua rempah-rempah yang ditambahkan oleh orang Meso-Amerika, tetapi
sering mempertahankan vanila. Juga
mengganti banyak bumbu sehingga sesuai dengan selera mereka sendiri mulai dari
resep khusus yang memerlukan ambergris, zat warna
keunguan berlilin yang diambil dari dalam usus ikan paus, hingga bahan lebih
umum seperti kayu manis atau cengkeh. Namun,
yang paling sering ditambahkan adalah gula. Sebaliknya, cokelat Meso-Amerika
tampaknya tidak dibuat manis.
Cokelat
Eropa awalnya diramu dengan cara yang sama dengan yang digunakan suku Maya dan Aztec. Bahkan
sampai sekarang, cara Meso-Amerika kuno masih dipertahankan, tetapi di dalam
mesin industri. Biji kokoa
masih sedikit difermentasikan, dikeringkan, dipanggang, dan digiling. Namun,
serangkaian teknik lebih rumit pun dimainkan. Bubuk cokelat diemulsikan dengan karbonasi kalium atau natrium agar lebih
mudah bercampur dengan air (dutched,
metode emulsifikasi yang ditemukan orang Belanda), lemaknya
dikurangi dengan membuang banyak lemak kokoa (defatted), digiling
sebagai cairan dalam gentong khusus (conched), atau dicampur dengan susu sehingga menjadi cokelat susu (milk
chocolate).
2.3 Rasa Cokelat
Rasa
cokelat masih sulit didefinisikan. Dalam bukunya Kaisar Cokelat (Emperors of Chocolate), Joel Glenn Brenner
menggambarkan riset terkini tentang rasanya. Menurutnya rasa cokelat tercipta
dari campuran 1.200 macam zat, tanpa satu rasa yang jelas-jelas dominan.
Sebagian dari zat itu rasanya sangat tidak enak kalau berdiri sendiri.
Karenanya, sampai kini belum ada rasa cokelat tiruan.
Rasa
asli biji cokelat sebenarnya pahit akibat kandungan alkaloid, tetapi setelah
melalui rekayasa proses dapat dihasilkan cokelat sebagai makanan yang disukai
oleh siapapun. Biji cokelat mengandung lemak 31%, karbohidrat 14% dan protein
9%. Protein cokelat kaya akan asam amino triptofan, fenilalanin, dan tyrosin.
Meski cokelat mengandung lemak tinggi namun relatif tidak mudah tengik karena
cokelat juga mengandung polifenol (6%) yang berfungsi sebagai antioksidan
pencegah ketengikan.
( http://tips-sehatku.blogspot.com/2007/01/manfaat-cokelat-bagi-kesehatan.html )
( http://tips-sehatku.blogspot.com/2007/01/manfaat-cokelat-bagi-kesehatan.html )
Efek
psikologis yang terjadi saat menikmati cokelat dikarenakan titik leleh lemak kokoa
ini terletak sedikit di bawah suhu normal tubuh manusia. Sebagai ilustrasi,
bila anda memakan sepotong cokelat, lemak dari cokelat tersebut akan lumer di
dalam mulut. Lumernya lemak kokoa menimbulkan rasa lembut yang khas dimulut,
riset terakhir dari BBC mengindikasikan bahwa lelehnya
cokelat di dalam mulut meningkatkan aktivitas otak dan debaran jantung yang
lebih kuat daripada aktivitas yang dihasilkan dari ciuman mulut ke mulut, dan
juga akan terasa empat kali lebih lama bahkan setelah aktivitas ini berhenti.
Ironisnya,
demi meraup keuntungan yang besar, produsen yang nakal sering melakukan
pemalsuan rasa karena bahan dasar cokelat (kokoa) adalah bahan yang relatif
mahal dibandingkan dengan gula atau minyak nabati. Kedua
bahan ini sering digunakan untuk menggantikan kokoa. Lemak kokoa sering
digantikan minyak yang lebih murah, seperti lesitin dari
kedelai atau minyak palem. Selain soal
harga, dengan kedua bahan ini pelapisan cokelat menjadi lebih mudah.
Perbandingan kokoa padat (komponen nonlemak pada biji yang digiling) juga
cenderung rendah. Dalam cokelat batangan, misalnya, sekitar 20% gula-gula itu
diisi cokelat.
Cokelat
premium, di sisi lain, biasanya mengandung sekitar 50 - 70% cokelat padat.
Karena mengandung lebih sedikit gula dan mungkin juga sedikit minyak nabati,
cokelat pekat ini mengandung lebih sedikit kalori dari produk cokelat pada
umumnya. Pantaslah bila para pencinta cokelat sering “protes” gara-gara cokelat
disalahkan untuk masalah yang sebenarnya disebabkan oleh konsumsi gula
berlebihan.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Cokelat)
2.4 Cara
Mengolah Kakao menjadi Cokelat
Untuk mengolah kakao menjadi cokelat bukan merupakan hal yang mudah,
dibawah ini adalah cara untuk mengolah kakao menjadi cokelat secara umum :
a. Memilih kakao
Kakao
dapat dipanen sepanjang tahun pada bulan November-Januari, Mei dan Juli. Kakao
berbentuk seperti motif bola sepak yang
disebut cabosses. Buah Kakao dipotong dari pohon dan diiris terbuka
secara manual dengan menggunakan parang. Biji buah yang dikelilingi oleh sari (terasa
seperti susu, lengket, dan manis) dibuang. Ketika matang, setiap kakao berisi
30-40 biji. Setiap cabosse menghasilkan biji cukup untuk satu batang cokelat.
b.
Fermentasi
Cara
fermentasi kakao dilakukan dengan berbagai metode, motode tersebut berbeda di
setiap negara: dibungkus dengan daun pisang besar, dalam keranjang, dalam kotak
kayu atau dalam silinder disimpan jauh dari cahaya. Selama fermentasi biji
kakao akan mulai mengeluarkan rasa khas kakao. Proses fermentasi merupakan
reaksi antara ragi dengan ampas, dimana ragi ini kemudian akan menghasilkan
rasa manis coklat. Proses ini berlangsung dari 3 hari untuk beberapa varietas
Criollo atau 6 sampai 7 hari untuk varietas lainnya. Adanya proses fermentasi
akan mengurangi rasa pahit, memberi warna cokelat, dan menghilangkan rasa
getah.
c.
Pengeringan biji kakao
Biji
yang telah difermentasi kemudian disebarkan di bawah sinar matahari agar kadar
air dalam biji tersebut berkurang. Pengeringan ini dapat berlangsung selama 5
sampai 12 hari, tergantung pada kelembaban udaranya. Sebenarnya, pengeringan
dapat dilakukan dengan sinar matahari atau dengan teknik buatan. Namun, pengeringan
dengan sinar matahari akan dihasilkan biji dengan kualitas yang lebih baik.
Biasanya para petani cokelat menggunakan air panas atau panas dari kayu api
untuk mengeringkan biji. Proses pengeringannya memang lebih cepat, tetapi hal
ini akan mempengaruhi cita rasa yang dihasilkan kemudian.
d.
Pembersihan biji kakao
Untuk
membersihkan biji kakao digunakan sebuah mesin khusus bernama blower. Blower
ini akan memisahkan kulit buah dengan biji kakaonya.
e.
Roast/Panggang biji kakao
Biji
dipanggang dengan suhu dan waktu yang beragam berkisar antara 200 F sampai 300
F dan dari 10 menit sampai 2 jam. Proses panggang/Roast diperlukan untuk
pengembangan rasa dan aroma kakaonya. Ini adalah proses yang sangat penting sehingga
harus diawasi secara ketat. Jika biji dipanggang pada suhu rendah dan untuk
waktu yang singkat, maka akan dihasilkan rasa cokelat yang maksimal. Setelah
biji dipanggang, mesin pendingin akan memutar biji dan menyebarkan udara untuk
mendinginkan panas biji akibat dipanggang.
f.
Mengupas kulit dari biji kakao
Sebelum
Revolusi Industri, mengupas kulit dari biji kakao dilakukan secara manual
dengan tangan, tetapi karena jaman semakin berkembang maka lama kelamaan
digunakan mesin. Setelah biji dipanggang dan didinginkan, kulit kakao akan
menjadi tipis dan rapuh. Kemudian biji kakao tersebut dipindahkan ke sebuah
mesin yang disebut winnower, yang akan memisahkan kulit biji kakao dari biji
kakaonya. Setelah kulit bijinya dikupas, maka biji siap untuk digiling menjadi
pasta yang pada akhirnya akan menjadi cokelat.
g.
Penggilingan tahap pertama
Pada
tahap penggilingan pertama, biji kakao akan ditumbuk menjadi pasta tebal yang
mirip dengan bentuk selai kacang tanah. Dari hasil penggilingan ini biasanya
dihasilkan cokelat yang difungsikan sebagai bahan untuk membuat minuman
cokelat.
h.
Pencampuran bahan
Sebenarnya
dalam hal ini tidak ada perbandingan yang pasti, setiap produsen cokelat
memiliki perbandingan bahan yang berbeda, sehingga setiap perbandingan akan menghasilkan
cita rasa, warna dan tekstur yang berbeda pula, namun pada prinsipnya, untuk :
• Cokelat hitam : kokoa cair, gula, minyak kokoa, dan
(kadang-kadang) vanilla.
• Cokelat susu : kokoa cair, gula, minyak kokoa, susu cair
atau susu bubuk, dan
vanilla.
• Cokelat putih : gula, minyak kokoa, susu cair atau susu
bubuk, dan vanilla.
i.
Penggilingan Tahap kedua
Penggilingan
tahap kedua menghasilkan cairan. Tujuannya adalah untuk membuat pasta cokelat
tebal (yang bentuknya seperti selai kacang tanah) menjadi cokelat halus.
j.
Conching
Conching
adalah proses yang menghilangkan kelembaban dan keasaman dari cokelat, bau
tidak diinginkan, dan meratakan lebih lanjut ukuran partikelnya. Pada proses
ini, cokelat halus tersebut akan diaduk dengan mesin pada suhu 180°F agar lebih mengembang.
k.
Tempering
Tanpa
temper, cokelat akan memiliki tekstur berpasir dan berpenampilan kusam.
Tempering merupakan pengaturan suhu untuk cokelat sehingga cokelat dapat
menghasilkan cita rasa dan tekstur yang dapat tahan lama. Tempering merupakan
suatu proses rumit yang melibatkan pemanasan dan pendinginan yang
berulang-ulang pada suhu antara 85 ° F hingga 105 ° F.
2.5 Kandungan dalam Cokelat dan Manfaatnya
Cokelat
mengandung alkaloid-alkaloid seperti teobromin, fenetilamina, dan anandamida, yang
memiliki efek fisiologis untuk tubuh. Kandungan-kandungan ini banyak
dihubungkan dengan tingkat serotonin dalam otak. Menurut ilmuwan cokelat yang
dimakan dalam jumlah normal secara teratur dapat menurunkan tekanan darah.
Cokelat hitam akhir-akhir ini banyak mendapatkan promosi karena menguntungkan
kesehatan bila dikonsumsi dalam jumlah sedang, termasuk kandungan anti oksidannya yang dapat
mengurangi pembentukan radikal bebas dalam
tubuh. Di bawah ini terdapat beberapa kandungan cokelat beserta manfaatnya :
a. Asam Oleat
Asam
oleat merupakan asam lemak tak jenuh yang banyak ditemukan di dalam minyak
zaitun. Studi epidemiologis pada penduduk Mediterania yang banyak mengkonsumsi
asam oleat dari minyak zaitun, menyimpulkan efek positif bagi kesehatan
jantung.
b. Katekin
Katekin
merupakan antioksidan kuat yang terkandung dalam cokelat. Fungsi dari
antioksidan ini adalah mencegah penuaan dini yang bisa terjadi karena polusi
ataupun radiasi.
c. Theobromin
Theobromin
yang terkandung dalam cokelat dapat membantu membangun perasaan tenang dan
meringankan sakit tenggorokan.
d. Kafein
Kafein
yang terkandung dalam cokelat dapat memberikan efek segar atau terjaga bagi
yang mengkonsumsinya.
e. Phenethylamine
Phenethylamine
merupakan suatu substansi mirip amphetamine yang meningkatkan serapan triptofan
ke dalam otak yang kemudian menghasilkan dopamine. Dampak dopamine adalah
munculnya perasaan senang dan perbaikan suasana hati. Phenethylamine juga
dianggap mempunyai khasiat aphrodisiac yang memunculkan perasaan seperti orang
sedang jatuh cinta atau hati berbunga.
f. Flovanoids
Flavonoids berperan sebagai antioksidan,
menetralkan efek-efek buruk dari radikal bebas yang dapat menghancurkan
sel-sel dan jaringan-jaringan tubuh. Satu setengah ons batang cokelat hitam
kira-kira memiliki 800 miligram antioksida, kira-kira sama jumlahnya seperti
yang terdapat di dalam secangkir teh hitam. Temuan baru menunjukkan bahwa bukan
hanya jumlah flavonoids yang penting, tapi juga potensi senyawa-senyawa
tersebut. Di sebuah simposium yang disponsori oleh American Academy for the
Advancement of Science (Akademi Pengembangan Sains Amerika), para periset
memberitakan bahwa flavonoids yang terkandung di dalam biji cocoa adalah
antioksida yang sangat bagus. Mereka menekan oksidasi low-density lipoproteins
(LDL, atau yang sering disebut kolesterol jelek), sehingga dapat mencegah
sumbatan di dinding-dinding pembuluh darah arteri.
(
All about Cokelat, 2008 : halaman 8 )
2.6 Jenis-jenis Cokelat
Produk cokelat
cukup beraneka ragam. Misalnya, ada cokelat susu yang merupakan adonan cokelat
manis, cocoa butter, gula dan susu. Selain itu ada pula cokelat pahit yang
merupakan cokelat alami dan mengandung 43% padatan cokelat.
Berikut ini Jenis-jenis cokelat yang beredar dipasaran antara lain :
Berikut ini Jenis-jenis cokelat yang beredar dipasaran antara lain :
1. Couverture
Jenis
cokelat terbaik, cokelat ini sangat murni dengan persentase lemak kakao-nya
yang tinggi sehingga menghasilkan flavor yang sangat baik. Biasanya digunakan
untuk pembuatan produk cokelat buatan tangan. Sebelum digunakan cokelat jenis
ini di-temper (dilelehkan) terlebih dahulu.
2. Plain Cokelat
Cokelat
jenis ini baik digunakan untuk kue, cake, dan lain-lain. Persentase massa kakao
bervariasi antara 30% - 70%. Semakin tinggi konsentrasi massa kakao semakin
baik rasanya.
3. Milk Cokelat ( Cokelat Susu )
Merupakan
campuran gula, cocoa butter, cokelat cair, susu dan vanilla. Cokelat jenis ini
paling banyak dikonsumsi. Massa kakaonya cukup rendah hanya 20% dan rasanya
lebih manis dibandingkan plain cokelat. Cokelat yang satu ini pasti disukai
anak-anak karena bisa langsung disantap dengan rasa yang manis dan lembut
karena mengandung susu. Jika Anda hendak membuat kue, cokelat jenis ini
bukanlah pilihan yang baik. Selain kandungan cokelatnya relatif sedikit,
cokelat ini mudah hangus bila dilelehkan.
4. White Cokelat ( Cokelat Putih )
Cokelat
putih dibuat dari lemak biji cacao sebanyak 33% dan sisanya adalah gula, vanila,
dan susu. Jadi sama sekali tidak mengandung “cokelat” namun memiliki bentuk dan
karakter yang serupa dengan cokelat. Dalam proses pembuatannya lemak itu di
campur dengan susu dan gula dan akhirnya menjadi cokelat putih tadi. Selain
dikonsumsi langsung, cokelat putih juga digunakan untuk dekorasi. Karena
cokelat putih tidak mengandung massa kakao (cokelat padat), maka apabila dimasak, cokelat putih akan mudah
sekali hangus.
5. Kakao
Produk
yang terbuat dari massa kakao setelah lemak kakaonya dipisahkan. Produk ini
sangat mudah diolah dan ekonomis.
6. Minuman Cokelat
Produk
minuman dari cokelat yang terdiri dari massa kakao dan mengandung kadar gula
yang tinggi.
7. Produk Cokelat Lain (berbagai jenis kembang gula cokelat).
2.7 Cokelat yang Baik untuk Dikonsumsi
Jenis
cokelat yang diproduksi untuk konsumsi umum ada yang hanya mengandung sekitar
7% kokoa saja atau bahkan memakai minyak sebagai pengganti kokoa. Sampai-sampai
jenis "cokelat" yang terakhir ini tidak boleh disebut sebagai cokelat
karena kandungan kokoa yang sangat minim atau bahkan tidak ada sama sekali.
Itulah mengapa cokelat hitam murni berkualitas bagus lebih baik dan sehat untuk
dikonsumsi dibandingkan jenis cokelat yang lain.
Menurut
American Dietetic Association, semakin murni cokelat yang kita konsumsi maka
akan semakin besar keuntungan yang kita peroleh. Berikut ini adalah cokelat
yang bagus untuk dikonsumsi:
a. Dark
chocolate, sepotong cokelat hitam yang mengandung 110-120 kalori atau tidak
sampai separuh dari jumlah kalori yang terkandung pada sebatang cokelat susu,
mengandung sekitar 70% kokoa, dan dalam 50 gr dark cokelat mengandung 300 mg
polifenol.
b. Frozen
yogurt, ½ cangkir yogurt cokelat yang didinginkan mengandung 100 kalori.
c. Chocolate
popsicles, merupakan cokelat rendah lemak yang memiliki kandungan 120 kalori.
d. Chocolate
puddings, sepotong puding cokelat hanya mengandung 120 kalori.
e. Hot
chocolate, secangkir cokelat panas terdiri dari 6 sendok susu krim (68 kalori),
½ sendok cocoa (10 kalori), ½ sendok gula (24 kalori).
f. Old-fashioned
chocolate “ice cream” floats. Float yang terdiri dari ½ cangkir cokelat rendah
lemak dan diet soda sesuai pilihan Anda (110 kalori).
g. Pure
chocolate, sebatang cokelat murni atau kemasan 7 gr memiliki 36 kalori.
h. Chocolate
chips, cokelat chips mengandung 54 kalori.
i. Chocolate
jimmies, cokelat jimmies mengandung 20 kalori.
j. Chocolate
syrup. sirup cokelat mengandung 50 kalori tiap sendoknya.
Berdasarkan kesepuluh
cokelat yang baik untuk dikonsumsi diatas disebutkan bahwa dark cokelat berada
di urutan pertama cokelat yang paling baik untuk dikonsumsi. Dalam
sebuah penelitian , Taubert dan timnya menggunakan subyek penelitian 6 pria dan
7 wanita dengan kisaran usia 55-64 tahun. Semuanya didiagnosa dengan hipertensi
ringan, dengan tekanan darah sistolik rata-rata 153, dan diastolik 84. Setiap hari selama 2 minggu, mereka makan 100
gram cokelat, dan diminta menyeimbangkan kalori mencapai 480 kalori dengan
tidak memakan makanan lain yang mengandung nutiren atau kalori yang sama.
Separuh pasien menggunakan white chocolate, dan separuhnya lagi
mengkonsumsi dark chocolate. Hasilnya mereka yang mengkonsumsi dark
chocolate mengalami penurunan tekanan darah sampai 5mmHg sistolik dan 2 mmHg
diastolik. Sedangkan mereka yang makan white chocolate tidak mengalami
penurunan tekanan darah. . Dark chocolate yang
dimakan bersama susu merupakan
antioksidan yang potensial. Demikian dilaporkan oleh Mauro Serafini di Jurnal Nature 424, 1013 (28 August
2003).
Antioksidan
adalah senyawa yang akan menangkap radikal bebas, suatu molekul perusak yang
banyak terlibat dalam berbagai gangguan tubuh. Di dalam dark chocolate terdapat
beberapa flavonoids, terutama adalah epicathecin, yang memiliki efek antioksidan dan
antitrombotik (anti penggumpalan darah). Dalam penelitiannya, Serafini dan timnya menggunakan subyek penelitian 7 wanita
sehat dan 5 pria sehat dengan kisaran usia 25-35. Pada hari-hari yang berbeda
yang sudah ditentukan, mereka diminta mengkonsumsi 100 gram dark chocolate, 100
gram dark chocolate dengan segelas susu, dan 200 gram milk chocolate. Satu jam
kemudian dari masing-masing konsumsi cokelat, sampel darah mereka dan diukur
kadar epicathecin di dalam darahnya. Apa
yang diperoleh ? Ternyata konsumsi dark chocolate menghasilkan kadar
antioksidan tertinggi dalam darah, diikuti dengan dark chocolate +
susu, dan yang terendah adalah milk chocolate. Yang menarik, ternyata
nampaknya susu mengganggu penyerapan antioksidan dalam tubuh. Dan adanya susu
juga akan mengurangi potensi manfaat cokelat bagi kesehatan, dalam hal ini
khususnya untuk gangguan kardiovaskuler.
Namun, ternyata ada juga produk
cokelat yang berbahaya dan buruk untuk kesehatan khususnya yang berupa fondant
(biasanya digunakan untuk mendekorasi kue) dan praline. Fondant
sebenarnya mengandung 100% pemanis dan praline juga sama buruknya. Kesalahan yang sering dilakukan pada saat memilih cokelat
adalah memilih cokelat “bermerk” yang murah atau sangat murah. Cokelat demikian
memiliki kandungan kakao (biji cokelat) sedikit yaitu rata-rata kurang dari
20%, bahkan ada yang kurang dari 7%. Cokelat jenis ini juga memiliki kandungan
gula yang tinggi, kandungan lemak jenuh tinggi dan keburukan lainnya seperti
minyak sayur terhidrogenasi (HVO) sehingga mengakibatkan kerusakan gigi dan
gangguan kesehatan seperti penyakit diabetes.
2.8 Fakta Seputar Cokelat
Fakta
1 : Baik
bagi otak
Alasan : Berbagi
kandungan di dalam cokelat memiliki efek positif pada otak. Penelitian ilmiah
mengatakan bahwa dengan mengkonsumsi cokelat akan memicu pelepasan endorfin,
opiat alami di otak yang dikenal untuk mengurangi rasa sakit dan meningkatkan
suasana hati seseorang dan rasa senang. Makan cokelat dikatakan sebagai salah
satu kenikmatan hidup, tidak heran jika lebih banyak perempuan lebih memilih
cokelat dibandingkan sex.
Fakta 2 : Mengandung nutrisi penting untuk kesehatan
Alasan : Cokelat
memiliki nilai gizi yang mengandung berbagai nutrisi penting untuk kesehatan.
Sekotak cokelat dengan berat 50 mg mengandung: 0,65 mg seng (5% dianjurkan
asupan makanan), 0,75 mg besi (10% RDI untuk laki-laki, 5% untuk perempuan),
125 mg kalsium (15% RDI), 0,3 mg riboflavin (17% RDI), 28 mg magnesium (8%
RDI), 1,2 mg niacin (6% RDI). Cocoa, komponen dasar cokelat, mengandung
sejumlah besar antioksidan yang sama dengan yang ditemukan dalam anggur merah.
Antioksidan dikenal untuk mengurangi resiko penyakit jantung dengan mencegah
membangun deposito lemak di arteri koroner. Kita juga tahu bahwa antioksidan
dapat membantu tubuh melawan penyakit biasa penuaan degeneratif seperti kanker.
Fakta 3 : Sakit Jantung, makan cokelat
Alasan : Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa tidak ada hubungannya antara
mengkonsumsi cokelat dengan serangan jantung koroner bahkan, beberapa ahli
mengatakan dalam beberapa kasus kemungkinan cokelat membantu mencegah penyakit
jantung. Kita sudah tahu bahwa cokelat tidak berpengaruh pada kadar kolesterol
darah. Dengan demikian telah ditemukan bukti ilmiah yang membuktikan bahwa
pasti ada tempat untuk cokelat dalam makanan diet kita sehari-hari.
Fakta 4 : Cokelat tidak akan membuat gemuk
Alasan : Salah satu mitos yang beredar di masyarakat
mengatakan bahwa makan cokelat membuat gemuk. Mitos tersebut salah karena
kenyataanya tidak ada makanan yang mengakibatkan “penggemukan” apabila
dikonsumsi dengan wajar dan tidak berlebihan. Sebuah panduan dari Departemen
Kesehatan Persemakmuran Negara Australia (1998) tentang pola makan sehat
menyatakan bahwa kebanyakan orang bisa makan sejumlah kecil makanan tambahan
sebagai bagian dari diet yang sehat, menunjukkan bahwa cokelat adalah salah satu
makanan sehat. Ingat bahwa makanan hanya setengah proses; latihan dan aktivitas
juga penting untuk mengendalikan lemak di dalam tubuh.
Fakta
5 : Cokelat
cocok untuk mereka yang beraktivitas
Alasan : Cokelat mengandung karbohidrat dan sangat
tepat sebagai makanan ringan berenergi tinggi, terutama bagi mereka yang aktif
dalam kegiatan alam bebas seperti hiking, bersepeda dan panjat tebing. Hal ini
sering direkomendasikan sebagai makanan kecil berperforma tinggi untuk
orang-orang yanng aktif. Cokelat diyakini dapat merangsang pelepasan endorfin
dalam tubuh, bahan kimia alami yang membantu menahan rasa sakit dan
membangkitkan perasaan euforia atau perasaan senang.
Fakta 6 : Cokelat, tidak ada kaitannya dengan jerawat
Fakta 6 : Cokelat, tidak ada kaitannya dengan jerawat
Alasan : Jerawat biasanya dikaitkan dengan pola makan
yang buruk, cokelat juga disebut-sebut sebagai makanan yang dapat menimbulkan
jerawat. Tubuh biasanya memiliki Kelenjar sebaceous “sebum”, sebuah substansi
berminyak yang mengalir secara alami ke permukaan kulit. Jika aliran ini akan
diblokir, sebum yang menumpuk untuk membentuk jerawat. Perlu diketahui bahwa
penyebab jerawat adalah hormon bukan karena makanan. Penelitian sekitar 30
tahun yang lalu mengungkapkan bahwa makan cokelat tidak ada hubungannya dengan
munculnya jerawat.
Fakta 7 : Cokelat
baik untuk diet
Alasan : Pada dasarnya cokelat murni tidak
mengandung lemak jahat (LDL). Kandungan lemak pada cokelat murni sangat rendah
sekali, sehingga tidak menggemukkan badan. Pada umumnya kita menggunakan
khasiat teh atau buah apel saat diet. Ternyata cokelat juga setara dengan
khasiat teh atau buah apel. Kandungan flavonoidcokelat hitam (dark chocolate)
lebih tinggi dari pada cokelat putih (white chocolate) yang setara dengan minum
4 cangkir teh atau makan 6 buah apel.
Fakta 8 : Makan
cokelat menambah umur
Alasan : Antioksidan yang terkandung dalam cokelat
membantu memperpanjang umur. Antioksidan juga baik untuk kulit karena
antioksidan menunda penuaan pada kulit.
Fakta 9 : Cokelat dapat
menurunkan tekanan darah dan menurunkan resistensi
insulin
Alasan : Menurut penelitian yang dilakukan di Italia dengan membandingkan 15
orang sehat yang diberikan cokelat yang mengandung flavanols dan cokelat yang tidak mengandung flavanols untuk
kemudian diamati selama 15 hari, ditemukan bahwa resistensi insulin (faktor resiko kencing manis) pada kelompok
yang mengkonsumsi cokelat yang ber-flavanols, sangat jauh menurun. Tekanan
darah sistolik juga menurun pada
kelompok ini.
Fakta 10 : Cokelat dapat memperbaiki
sirkulasi darah arteri.
Alasan : Orang sehat yang mengkonsumsi cokelat tinggi
flavanols
menurut para ahli mempunyai sirkulasi darah arteri yang bagus. Diungkapkan
pula pada orang yang rajin mengkonsumsi cokelat tinggi flavanols, kemampuan pembuluh darahnya untuk berelaksasi sangat tinggi.
Tentu saja semua ini sangat berguna untuk kesehatan jantung.
Berdasarkan
uraian diatas maka kita dapat mengetahui bahwa cokelat memiliki sejarah yang
panjang yang tidak kita ketahui sebelumnya, selain itu cokelat juga memiliki
jenis yang bermacam-macam, dan yang paling penting, cokelat memiliki berbagai
kandungan didalamnya yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Namun begitu, cokelat
tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan, karena pengkonsumsian cokelat yang
berlebihan dapat mendatangkan masalah bagi tubuh kita. Sebisa mungkin kita
harus dapat mengatur pola makan agar tubuh kita senantiasa sehat dan terbebas
dari gangguan penyakit.
1 Komentar untuk "Ketahui Lebih Banyak Tentang Cokelat (Know More About Chocolate)"
infonya sangat bermanfaat sekali
alfagif
Berkomentarlah dengan baik dan sopan, saya akan berusaha untuk menjawab setiap pertanyaan dan menanggapi setiap komentar yang anda berikan, :)
Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya :)