Ada
beberapa jenis pewarna makanan yang beredar saat ini. Ada yang buatan
(sintetik), ada pula yang alami (natural). Pewarna sintetik biasanya terbuat
dari bahan kimia, seperti tartrazin
untuk warna kuning, brilliant blue
untuk warna biru, alura red untuk warna
merah, dan seterusnya. Sedangkan pewarna alami biasanya diekstrak dari tanaman
atau mikroba, seperti klorophil (hijau), xanthaxanthine (merah), karotenoid (kuning-orange-merah),
dan sebagainya.
Karotenoid
dapat berasal dari hewan maupun tanaman. Misalnya fukoxanthin yang
terdapat pada lumut; lutein, violaxanthin, dan neoxanthin pada
dedaunan; likopen pada tomat; kapsanthin pada cabe merah;
biksin pada annatto; caroten pada wortel; dan astazanthin pada lobster.
Pada tugas ini, kami akan membahas pewarna alami orange yang berasal dari
wortel.
Wortel
(Dancus carota L.) mengandung senyawa
karotenoid dalam jumlah besar, berkisar antara 6000-54800 µm/100 gram (Kotecha
et al, 1998). Karotenoid adalah pigmen berwarna kuning, orange, dan orange
kemerahan (Meyer, 1960) yang terlarut dalam lipida, meliputi kelompok
hidrokarbon yang disebut karoten dan derivat oksigenasinya yang disebut xantofil
(Tranggono, 1988).
Semua
karotenoid adalah tetraterpenoid
karena terbentuk dari delapan molekulisoprena
sehingga memunyai 40 atom karbon.Sebagai pigmen, karotenoid pada umumnya
menyerap cahaya biru
dan memantulkan warna-warna
berpanjang gelombang
besar (merah
sampai kuning
kehijauan). Pewarna alami pada kisaran merah, jingga, sampai kuning banyak yang
merupakan anggotanya, seperti likopena,
karotena,
lutein,
dan zeaxantin.
Zat-zat inilah yang biasanya menyebabkan warna merah,
kuning
atau jingga
pada buah
dan sayuran.
Dengan
kandungan karotenyang tinggi, wortel dapat dimanfaatkan sebagai bahan pewarna
sebagai prekusor vitamin A sehingga dapat memberi nilai tambah tersendiri pada
penggunaan wortel sebagai bahan pewarna alami. Dalam setiap 100 gram wortel
terkandung 12.000 SI Vitamin A (Ditjen Gizi Depkes RI, 1981).
Karoten
dapat diekstrak dari wortel dengan yield sekitar 37,21-46,41 % (Hutchings,
1994). Pelarut organik seperti heksan, toluene, etanol, dan piridin biasa
digunakan dalam proses ekstraksi karotenoid, tetapi secara umum karoten
memiliki kelarutan yang baik dalam aseton atau campuran aseton-metanol (Britton
et al, 1995).
B.
Struktur Karoten
C.
Pembuatan Ekstrak
Warna Orange dari wortel
Bahan : Wortel 1kg, air 1/2 liter,asam benzoate 0,01 %
Cara :
1. Wortel
dikupas, lalu dicuci dan diblanching pada suhu 80o selama 5 menit.
2. Hancurkan
wortel dalam blender/juicer dengan air secukupnya. Dapat pula diparut tapi tidak
perlu ditambahkan air, langsung diperaslalu disaring.
3. Bubur
wortel yang diperoleh dari pemblenderan disaring hingga tak ada ampas lagi dan
disebut ekstrak wortel.
4. Panaskan pewarna dari wortel ini untuk pasteurisasi
dari mikrobia. Dapat pula ditambahkanbenzoate 0,01 % untuk pengawet.
Catatan :Produk ini peka cahaya, jadi simpan dalam lemari es dan wadah gelap.
Gambar 1. Wortel
Gambar 2. Pewarna alami
karoten pada wortel
D.
Kegunaan
Warna
merupakan salah satu sifat penting makanan yang dapat menambah selera makan.
Beberapa alasan penambahan bahan pewarna dalam makanan yaitu :
1.
Mengurangi atau mencegah hilangnya warna makanan yang disebakan oleh adanya
paparan sinar matahari, suhu yang ekstrem, kelembaban, dan kondisi penyimpanan.
2.
Memperbaiki perubahan warna bahan makanan yang terjadi secara alami.
3.
Memperkuat warna yang secara alami sudah ada.
4.
Memperkuat identitas makanan dengan warna.
5.
Melindungi flavor dan vitamin yang dapat dipengaruhi oleh sinar matahari selama
penyimpanan.
6.
Memberikan penampilan makanan sesuai keinginan konsumen.
Keuntungan
dalam penggunaan pewarna alami adalah tidak adanya efek samping bagi kesehatan.
Selain itu, beberapa pewarna alami juga dapat berperan sebagai bahan pemberi
flavor, zat antimikrobia, dan antioksidan. Namun penggunaan zat pewarna alami
dibandingkan dengan zat pewarna sintetis memiliki kekurangan, yaitu
pewarnaannya yang lemah, kurang stabil dalam berbagai kondisi, aplikasi kurang
luas dan cenderung lebih mahal.
2. Sumber
Pewarna Jingga Buatan
A.
Pendahuluan
Selain digunakan karotenoid sebagai sumber alami pewarna jingga pada
makanan, terdapat juga pewarna buatan jingga yang digunakan pada saat ini baik
pada minuman maupun makanan cepat saji. Pewarna buatan tersebut adalah Sunset Yellow FCF.
Sunset Yellow FCF juga dikenal sebagai Orange Kuning S, FD & C Yellow atau juga
dikenal sebagai Cl 15985 memiliki nama IUPAC Disodium 6 hidroksi- 5-
[(4-sulfofenil) azol]-2 – naphthalenesulfonate acid sebagai bagian yang
berwarna bersama sodium chloride dan atau sodium sulfate sebagai komponen tak
berwarna. Sumber pewarna jingga buatan yang memilki rumus molekul C16H10N2Na2O7S2
ini memiliki titik lebur sekitar 300 ° C.
Sunset Yellow FCF larut sempurna dalam air dan juga larut sebagian dalam pelarut etanol. Sunset Yellow FCF merupakan pewarna
buatan jingga yang memiliki absorbansi maksimum pada panjang gelombang 480 nm
hingga 500 nm. Pada konsentrasi tinggi, Sunset
Yellow FCF dalam larutan dengan pelarut polar atau air akan mengalami fase
transisi dari isotropik cair menuju nematic kristal cair. Hal tersebut dapat
terjadi pada konsentrasi antara 0,8 M hingga 0,9 M pada suhu kamar.
Pada penggunanaanya di bidang pangan, Sunset Yellow FCF selain digunakan sebagai pewarna jingga, juga sangat
berguna dalam fermentasi makanan yang memerlukan pemanasan. Sunset Yellow FCF dapat dijumpai pada
soda jeruk, permen, campuran berbagai minuman, sup, margarin, minuman energi,
mie instant, saus keju, bumbu- bumbu botol, es krim, obat- obatan, hiasan kue
dan produk makanan lainnya yang memerlukan pewarnann jingga.
Meskipun penggunaan Sunset Yellow
FCF tidak dilarang dalam produk bahan pangan maupun obat- obatan, namun
dari suatu penelitian yang dilakukan di Sudan ditemukan efek karsinogenik pada Sunset Yellow FCF dalam bentuk
tersulfonasi. Tidak hanya itu, Sunset
Yellow FCF juga dapat menyebabkan alergi pada manusia apabila digunakan
bersamaan dengan pemakaian aspirin. Efek yang mungkin ditimbulkan pada
penggunaan berlebih Sunset Yellow FCF antara
lain adalah sakit pada lambung, diare, muntah, pembengkakakn pada kulit serta
migrain.
Untuk mencegah hal- hal yang tidak dinginkan bagi kesehatan maka
diterpakan pembatasan pada penggunaan pewarna Sunset Yellow FCF pada makanan, EFSA pada tahun 2009 menetapkan
asupan harian yang dapat diterima (ADI) untuk Sunset Yellow FCF adalah sebesar 1,0 mg/ kg berat badan.
0 Komentar untuk "SUMBER PEWARNA JINGGA ALAMI DAN BUATAN UNTUK MAKANAN"
Berkomentarlah dengan baik dan sopan, saya akan berusaha untuk menjawab setiap pertanyaan dan menanggapi setiap komentar yang anda berikan, :)
Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya :)