Translate

Solusi Alternatif Mengatasi Ketegangan Antara ssupervisor dengan Tenaga Pendidik

Ketegangan diantara kedua pihak memberikan dampak yang kompleks untuk berbagai pihak. Tidak saja berdampak pada supervisor dan tenaga pendidik, akan tetapi juga berdampak pada sekolah dan masyarakat dalam menilai kondisi pendidikan saat ini. Maka perlu adanya solusi alternatif untuk mengatasi ketegangan antara supervisor dengan tenaga pendidik untuk meminimalisir dan/atau menghilangkan gap antara keduanya sehingga komunikasi terjalin secara harmonis. Solusi alternatif mengatasi ketegangan yang terjadi ialah sebagai berikut:

1.      Supervisor perlu untuk meningkatkan kompetensinya

Sebagai seorang pengawas, maka harus memiliki kompetensi dasar sebagai seorang pengawas/ supervisor. Kompetensi ini akan membuat seorang supervisor disegani sehingga tenaga pendidik yang menjadi objek supervisi mendengarkan dan mau memberikan informasi sesungguhnya sehingga komunikasi diantara kedunya terjalin secara efektif. Menurut Mann melalui Direktorat Tenaga Pendidikan (2008) mengidentifikasikan persyaratan untuk supervisor yaitu teknikal, human, manajemen/ administratif. Ketiganya disebut sebagai gabungan keterampilan (mix skill).

Supervisor harus memiliki kompetensi tersebut. Kompetensi teknikal berhubungan dengan kemampuan menggunakan metode, teknik dalam mengimplementasikan kurikulum yang berlaku. Kompetensi manajerial berkaitan dengan kemampuan merencanakan, mengorganisasi, melaksanakan tanggung jawab, melatih, dan mengawasi kinerja tenaga pendidik. Sedangkan kompetensi human berkaitan dengan kemampuan untuk berkomunikasi dan mempengaruhi seseorang untuk melakukan perubahan dan perbaikan.

 

2.      Metode dan pendekatan yang digunakan supervisor perlu memperhatikan kondisi yang sesuai

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa pendekatan supervisi sekarang ini menggunakan pendekatan humanisme yang memperhatikan keadaan objek yang disupervisi. Sehingga supervisor perlu juga mengetahui dan memperhatikan bakat, karakter, dan kepribadian masing-masing tenaga pendidik.

Namun mengingat jumlah supervisor yang tidak ideal, maka supervisor harus bisa melakukan alternatif-alternatif lain yang memungkinkan untuk diimplementasikan. Beberapa teknik supervisi yang bisa diimplementasikan menurut Pidarta (2009) yaitu:

a.       Teknik supervisi bersama

Supervisi ini direncanakan dan disepakati bersama oleh supervisi dan guru untuk melakukan supervisi dalam melakukan perbaikan kesalahan dan kelemahan guru yang sudah disadari sebelumnya.

b.      Teknik supervisi memanfaatkan siswa

Teknik ini dilakukan dengan cara meminta bantuan beberapa siswa secara diam-diam untuk melakukan observasi dan mengamati perilaku guru dalam mengajar dikelas dan tenaga pendidik lain dalam melaksanakan tugasnya. Namun teknik tidak boleh mnggunakan catatan biasa, sebab siswa belum bisa menggambarkan secara tepat apa yang sesungguhnya terjadi.

c.       Teknik supervisi memanfaatkan alat elektronik

Semakin berkembangnya zaman, teknologipun makin berkembang. Dalam penelitian Sajjadur (2005: 225) menyatakan bahwa keefektivan pengetahuan yang dipakai dalam organisasi bergantung pada kultur, struktur, media, dan teknologi. Maka penggunaan alat elektronik juga dapat membantu supervisor untuk melakukan monitoring dan pengawasan. Alat elektronik yang dapat digunakan seperti kamera/ alat perekam.

d.      Teknik supervisi pertemuan informal

Pertemuan informal bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja, baik disengaja maupun tidak direncanakan. Bisa saat istirahat, ketika dalam perjalanan, ketika bertemu dijalan, dan seterusnya. Pertemuan informal ini menjadi salah satu teknik supervisi yang penting terutama untuk mempermudak tenaga pendidik untuk menyampaikan maksudnya. Selain itu juga untuk memperbaiki komunikasi, sehingga komunikasi yang terjalin tidak kaku. Namun perlu diperhatikan bahwa keduanya perlu untuk menjaga dan mempertahankan profesionalisme masing-masing.

e.       Teknik supervisi berkelompok

Teknik supervisi ini dilakukan dengan mengumpulkan tenaga pendidik dalam satu ruang dan dalam waktu yang sama untuk melakukan monitoring, bimbingan, dan pengarahan secara bersama-sama. Beberapa contoh supervisi yang dilakukan secara berkelompok ialah dengan rapat, diskusi, pertemuan ilmiah, dan lain-lain. Kelebihannya ialah supervisi dapat dilakukan dalam satu waktu sehingga dapat mengefisiensikan waktu. Namun efektifitas dari teknik ini tergantung dari bagaimana proses didalamnya. Apabila semua pihak turut aktif dan andil dalam proses supervisi, maka bisa dipastikan bahwa teknik ini efektif, dan sebaliknya, apabila hanya beberapa pihak yang aktif mengikuti, maka efektifitas teknik ini perlu diuji kembali.

 

3.      Supervisor perlu untuk memiliki kemampuan dalam mengadakan komunikasi nonformal demi terciptanya keharmonisan diantara kedua pihak

Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa metode dan pendekatan yang dilakukan oleh supervisor harus dapat menyesuaikan kondisi dan keadaan objek yang disuoervisi. Namun kemampuan supervisi untuk dapat mengadakan hubungan nonformal/ komunikasi secara nonformal ini menjadi salah satu faktor penting.

Komunikasi nonformal ini menuntut supervisi untuk bisa berkomunikasi secara luwes dan tidak kaku, sehingga diharapkan objek yang menjadi supervisi merasa nyaman dan tidak enggan untuk menyampaikan keluhan dan masalah-masalah yang sedang dihadapi. Dengan demikian, data/ informasi yang didapat akan cenderung lebih sesuai dengan kondisi sebenarnya.

Meskipun demikian, supervisor tidak boleh lengah. Maksudnya, bahwa ketika supervisor mendapat informasi dari manapun baik dari tenaga pendidik ataupun pihak lain, supervisor perlu untuk mencari tahu kebenaran informasi yang disampaikan. Selain itu, profesionalitas tetap harus dijunjung tinggi.

 

4.      Jumlah supervisor yanag perlu ditingkatkan

Ketegangan antara kedua pihak seringkali terjadi dan tidak dapat dipungkiri mengingat jumlah supervisor yang tidak ideal dengan jumlah sekolah dan tenaga pendidik dibawah pengawasannya.

Dalam jurnal yang dibuat oleh Diding Nurdin dalam penelitiannya, didapat bahwa jumlah sekolah dalam pengawasan ialah sebagai berikut:

clip_image002 

Grafik 2. Jumlah sekolah dalam pengawasan

Jumlah yang banyak ini membuat supervisor mengeluhkan banyak hal salah satu yang sering menjadi kendala bagi supervisor ialah masalah transportasi. Meskipun hal ini belum tentu menjadi kendala terbesar yang dialami oleh supervisor di daerah lain, akan tetapi hal ini bisa menjadi salah satu patokan.

clip_image004

Grafik 3. Kendala Utama Pengawas Sekolah dalam Menjalankan Tugas

Dilihat dari hal tersebut, hal ini dapat mempengaruhi jam berkunjung pengawas yang rata-rata hanya 1 jam sehingga supervisi yang dilakukan oleh supervisor kurang efektif. Hal ini dapat dilihat dari grafik berikut ini:

clip_image006

Grafik 4. Lama Berkunjung Pengawas

Sehingga perlu adanya penambahan jumlah supervisor disamping juga perlu meningkatkan kompetensi supervisor.
0 Komentar untuk "Solusi Alternatif Mengatasi Ketegangan Antara ssupervisor dengan Tenaga Pendidik"

Berkomentarlah dengan baik dan sopan, saya akan berusaha untuk menjawab setiap pertanyaan dan menanggapi setiap komentar yang anda berikan, :)

Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya :)

Back To Top