Alanin dilarutkan dalam akuades, maka alanin akan melarut dalam air dengan membentuk ion amfoter atau zwitter ion atau ion dipolar, dengan strukturnya :
Gambar 2. Struktur Zwitter Ion Alanin
Zwitter ion pada alanin terbentuk karena alanin memiliki gugus karboksilat (-COOH) dan gugus amina (-NH2), yang apabila dalam larutan dapat membentuk ion karboksilat (-COO-) dan ion amonium (-NH3+) dalam sebuah molekul alanin dengan melepaskan proton dari masing-masing gugus. Karenanya alanin bersifat amfoter, yakni dapat bereaksi dengan asam ataupun dengan basa. Adapun pH awal larutan alanin sebelum dititrasi yakni 5,6 yang menunjukkan sifat larutan asam. Titrasi berakhir pada pH = 1,2 , yaitu semua alanin dalam bentuk positif sebagai kation dan bersifat asam.
Ketika larutan alanin dititrasi dengan asam sulfat maka dapat membentuk suatu kation, sedangkan ketika larutan alanin dititrasi dengan NaOH maka dapat menghasilkan suatu anion, dengan persamaan reaksi seperti berikut ini :
Alanin dalam basa :
Gambar 3. Reaksi Asam-Basa Alanin
Penambahan H2SO4 pada larutan alanin akan mengakibatkan konsentrasi ion H+ yang tinggi sehingga mampu berikatan dengan ion –COO-, dan terbentuk gugus –COOH dan dengan demikian alanin terdapat dalam bentuk kationnya. Sedangkan alanin yang ditambahkan dengan basa, NaOH, maka alanin akan terdapat dalam bentuk anionnya karena ion OH- yang tinggi mampu mengikat ion-ion H+ yang terdapat pada gugus –NH3+, membentuk gugus NH2 dan H2O.
Asam amino alanin yang tergolong asam amino netral tidak bersifat betul-betul netral melainkan bersifat agak asam karena keasaman gugus –NH3+ lebih kuat daripada kebasaan gugus –COO-. Akibat perbedaan dalam keasaman dan kebasaan ini adalah bahwa larutan berair alanin mengandung lebih banyak anion asam amino daripada kation. Dikatakan bahwa alanin mengemban muatan negatif netto dalam larutan berair. Berikut ini gambar alanin mengemban muatan negatif netto pada pH 7 :
Gambar 4. Alanin pada pH 7
Penambahan asam pada larutan ini, akan memperbesar jumlah H3O+ sehingga sebagai akibatnya adalah bergesernya kesetimbangan ke arah kiri. Pada pH tertentu, alanin tidak mengemban muatan ion netto yang didefinisikan sebagai titik isolistrik. Dari literatur, titik isolistrik alanin adalah pada pH 6, dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 5. Alanin tidak mengemban muatan netto pada pH 6
Ketika zwiter ion ini dititrasi dengan basa (NaOH) maka menyebabkan larutan kelebihan ion OH-. Hal ini menyebabkan ion OH- dan basa menangkap unsur H dari gugus amina alanin, sehingga menyebabkan terbentuknya anion dan air.
CH3CHCO2-+ OH- CH3CHCO2- + H2O
+NH3 NH2
Pada awal titrasi, zwiter ion alanin akan kehilangan proton dari gugus aminanya.
+NH3 NH2
Dapat dilihat bahwa dalam suasana asam (pH rendah) ion dipol alanin mengikat ion H+ membentuk kation alanin sehingga ion amfoter alanin bersifat basa sedangkan dalam suasana basa (pH tinggi) mengikat OH- menghasilkan anion dan ion dipol alanin bersifat asam.
Titik isolistrik dapat juga ditetapkan dengan titrasi. Dari hasil perhitungan didapatkan harga isoelektrik untik alanin adalah 6,925, hasil perhitungan pada percobaan ini hanya sedikit berbeda dengan nilai isoelektrik menurut di literatur yaitu 6,00. Perbedaannya tidak terlalu jauh, yaitu hanya selisih 0,925.
Pada titrasi alanin dengan H2SO4 2N, kurva antara pH Vs volume (tetes) pada hasil percobaan, volume koreksi ataupun volume mili ekivalen memberikan bentuk kurva yang hampir sama. Begitu juga dengan titrasi alanin dengan NaOH 2N.
1 Komentar untuk "Titrasi Alanin"
tolong kirim ke email saya : bintanmurakapi@gmail.com
Berkomentarlah dengan baik dan sopan, saya akan berusaha untuk menjawab setiap pertanyaan dan menanggapi setiap komentar yang anda berikan, :)
Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya :)