Translate

Analisis Kandungan logam Mangan pada Air Minum Isi Ulang dan Kemasan di Wilayah Sleman Yogyakarta

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Kebutuhan air minum dalam kehidupan manusia merupakan hal yang mutlak harus dipenuhi karena dua pertiga dari tubuh manusia terdiri air, sehingga air minum tidak hanya sekedar minuman, tetapi juga memiliki peran untuk menunjang kerja darah dan organ tubuh lainnya dalam melaksanakan fungsinya masing-masing, dengan arti kata tanpa air mahluk hidup tidak akan bisa hidup di muka bumi ini. Air menutupi kira-kira tujuh puluh persen permukaan bumi, yaitu terdapat di lautan . sungai telaga, mata air dan sumur (Amin, 1986).

Kita sudah mengetahui bahwa air tawar hanyalah sebagian kecil dari jumlah air yang terdapat di bumi. Sementara itu, dalam kehidupan sehari-hari kita hanya  menggunakan air tawar. Air tawar tetap tersedia karena adanya siklus air, air tawar dapat dikatakan berasal dari air laut. Karena panas matahari, air laut menguap dan uap air membentuk awan, karena penurunan suhu, awan mengembun menjadi titik-titik air dan jatuh sebagai hujan (Micael, Et al, 1989).

Sebagian besar masyarakat memperoleh air minum dari PDAM, air sumur, air hujan, air minum kemasan, dan air minum isi ulang yang bermerek. Akan tetapi sejalan dengan kemajuan zaman dan teknologi, masyarakat cenderung menggunakan air minum isi ulang guna memenuhi kebutuhan terhadap air minum. Masyarakat beranggapan bahwa dengan menggunakan air minum isi ulang yang memenuhi syarat mutu air minum, tentu sangat bermanfaat karena memiliki harga yang sangat terjangkau dan lebih praktis jika ditinjau dari segi penyediaannya. Namun jika air minum tersebut tidak memenuhi syarat kesehatan, yang berarti air minum tersebut tidak aman untuk dikonsumsi. Secara tidak langsung, badan pengawas obat dan makanan (BPOM) melakukan pengawasan yang ketat terhadap mutu air minum isi ulang tersebut. Jika proses yang dilakukan oleh pihak yang memproduksi air minum isi ulang menyalahi standar baku yang ada. (Atmawijaya, 1987).

 

Pengadaan air bersih untuk kepentingan rumah tangga seperti untuk air minum, air mandi, dan sebagainya harus memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan oleh Pemerintah Republik Indonesia. Dalam hal ini persyaratan kualitas air minum harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010, dimana setiap komponen yang dikandung dalam air minum harus sesuai dengan yang ditetapkan.

Air minum umumnya bersumber dari air tanah dan secara alamiah mangandung unsur anorganik. seperti besi (Fe), mangan (Mn), seng (Zn), timbal (Pb) dan sebagainya. Fe dan Mn merupakan logam berat esensial, di mana keberadaannya dalam kadar tertentu sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia, namun dalam kadar yang berlebihan dapat menimbulkan efek racun. Dalam air minum, kadar besi dan mangan yang diperbolehkan yakni masing- masing 0,3 mg/L dan 0,4 mg/L (PerMenKes RI, 2010).  Mangan (Mn) merupakan mineral mikro yang terdapat pada kelenjar hipofisis, dan tulang. Apabila kadar Mn melebihi batas yang ditetapkan dapat menyebabkan kerusakan pada hati (Yuliana, 2009; Gunawan, 2009).

Sejalan dengan dinamika keperluan masyarakat, maka masyarakat cenderung memilih cara yang lebih praktis dengan biaya yang relatif murah. Salah satu pemenuhan kebutuhan air minum yaitu Air Minum Isi ulang (AMIU). Meski praktis, tidak semua depot AMIU terjamin kualitas produknya Bukti ilmiahnya yaitu pemeriksaan kimia air minum (pH, besi, mangan) yang dilakukan oleh Nurdjaman (2005) pada beberapa depot AMIU di Kota Kebumen tidak memenuhi syarat Keputusan Menteri Kesehatan RI No.907/MenKes/SK/Vll/2002. Hasil penelitian yang dilakukan Anselmus dkk (2011) atas kualitas AMIU di kota Manado menunjukkan adanya logam berat  As yang telah melebihi  nilai standar mutu air minum. Oleh karena itu penulis mencoba melakukan penelitian tentang kandungan logam berat khususnya pada logam Mangan (Mn) terhadap air minum isi ulang dan air mineral yang ada di wilayah Sleman, dengan maksud untuk mengetahui apakah air minum isi ulang dan air mineral tersebut memenuhi standar persyaratan untuk kandungan Mangan (Mn) pada air minum.

 

 

 

 

1.2     Permasalahan

Apakah air minum isi ulang dan air mineral yang beredar di wilayah Sleman telah memenuhi standar persyaratan kandungan Mangan (Mn) pada air minum?

 

1.3    Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data kandungan Mangan (Mn)  pada air minum isi ulang dan air mineral yang beredar di wilayah Sleman, baik dari depo resmi maupun dari tempat-tempat penitipan air minum isi ulang.

 

1.4     Manfaat Penelitian

Untuk mengetahui kandungan kadar Mangan (Mn) air yang dikategorikan aman dan memenuhi syarat yang ditetapkan keputusan Menteri Kesehatan RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002.

 

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

 

2.1 Air

Air merupakan suatu senyawa kimia yang paling dikenal dan banyak terdapat di bumi. Suatu molekul air terdiri atas dua atom hidrogen dan satu atom oksigen. Air merupakan senyawa yang sangat penting bagi kehidupan. Sifat yang sangat penting bagi kehidupan antara lain kemampuannya melarutkan berbagai vitamin, mineral, dan zat lain yang diperlukan oleh makhluk hidup (Hartono, 1990).

Air juga merupakan komponen penting dalam bahan makanan, semua bahan makanan mengandung air dalam jumlah yang berbeda-beda, baik itu bahan makanan hewani maupun nabati. Air berperan sebagai pembawa zat-zat makanan dan sisa-sisa metabolisme, sebagai media reaksi yang menstabilkan pembentukan bipolimer, dan sebagainya (Winarno,1997).

Bila badan manusia hidup dianalisis komposisi kimianya, maka akan diketahui bahwa kandungan airnya rata-rata 65% atau sekitar 47 liter per orang dewasa. Setiap hari sekitar 2,5 liter harus diganti dengan air yang baru. Diperkirakan dari sejumlah air yang harus diganti tersebut 1,5 liter berasal dari air minum dan sekitar 1,0 liter berasal dari bahan makanan yang dikonsumsi (Winarno, 1997).

 

 

2.1.1        Sumber Air

Pada prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti suatu aliran yang dinamakan siklus hidrologi. Dari siklus hidrologi dapat dilihat adanya berbagai sumber air tawar yang dapat digunakan sebagai sumber air minum (Sutrisno & Kusnoputranto, 2002). Sumber air tawar tersebut adalah:

 

a.       Air Hujan

Air hujan merupakan hasil penyubliman awan atau uap menjadi air murni yang ketika turun dan melalui udara akan melarutkan benda yang terdapat di udara, dalam keadaan murni sangat bersih. Diantara beberapa benda yang terlarut dari udara tersebut adalah gas (O2, CO2, H2 dan lain-lain), jasad renik dan debu. Setelah mencapai permukaan bumi air hujan bukan merupakan air murni lagi, maka hujan sebagai air minum hendaknya pada waktu menampung air hujan jangan  dimulai  saat  hujan  turun, karena  masih  mengandung  banyak  kotoran (Pitojo & Purwantoyo, 2002).

b.      Air Permukaan

Air permukaan adalah sumber air yang berasal dari permukaan tanah, baik keberadaannya tersebut bersifat sementara dan mengalir ataupun stabil, dalam hal ini permukaan air tanah adalah sejajar dengan sumber air permukaan tersebut. Pada umumnya sumber air permukaan baik yang berasal dari sungai, danau, ataupun waduk adalah merupakan air yang kurang baik untuk langsung dikonsumsi oleh manusia, karena itu perlu adanya pengolahan terlebih dahulu sebelum dimanfaatkan (Sugiharto, 1985).

 

c.       Air Tanah (Kusnoputranto & Susanna, 2002)

Air tanah dibedakan atas dua macam, air lapisan (Layer Water) dan air celah (Fissure Water). Air lapisan adalah air yang terdapat di dalam ruang antar butiran tanah. Adapun air celah ialah air yang terdapat di dalam retakan batuan dalam tanah.

Berdasarkan sifat dapat ditembus atau tidaknya oleh air, lapisan tanah dibedakan menjadi lapisan pemeabel dan lapisan impermeable. Lapisan permeable adalah beberapa lapisan tanah yang mudah dilalui air, misalnya lapisan pasir dan lapisan kerikil. Lapisanimpermeable  adalah lapisan yang sulit ditembus

Oleh air.

 

 

2.1.2 Air Minum

Air minum adalah air yang telah melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan langsung dapat diminum. Jenis air minum meliputi :

a. Air minum yang didistribusikan malalui pipa untuk keperluan rumah tangga.

b. Air yang didistribusikan melalui tangki air.

c. Air kemasan.

d. Air yang digunakan untuk produksi bahan makanan dan minuman yang disajikan kepada masyarakat (Depkes RI, 2002).

2.1.3 Syarat Air Minum

Pada umumnya air minum telah memenuhi syarat apabila telah memenuhi syarat utama yaitu :

A.    Syarat Fisik

Air yang digunakan untuk air minum sebaiknya air yang jernih, tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau, dengan suhu hendaknya dibawah suhu udara (250C)

B.     Syarat Kimia

Air minum tidak boleh mengandung racun, zat mineral atau zat kimia tertentu dalam jumlah melampaui batas yang telah ditentukan.

C.     Syarat Biologis

Air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri penyakit (patogen) sama sekali  dan  tidak boleh  mengandung  bakteri   golongan  coliform melebihi

batas-batas  yang  telah  ditentukan  yaitu  0/100 ml  air (Depkes RI,2002).

2.1.4 Pemurnian Air Minum

Ada beberapa metoda pemurnian air minum dalam usaha membunuh mikroba dan membuang logam berat yang berada didalam air, khususnya yang berkaitan dengan penyebab penyakit.

 

a.Sterilisasi Ozon

Pemurnian air dengan menggunakan senyawa ozon dapat membunuh mikroba didalam air, dapat menghilangkan bau dan rasa yang umumnya disebabkan oleh komponen organik dan anorganik yang terdapat dalam air dan tidak menimbulkan bau ataupun rasa yang umumnya terjadi dengan penggunaan bahan kimia. Ozon juga bersifat bakterisida, virusida, algisida, fungisida serta mengubah senyawa organik komplek menjadi senyawa yang lebih sederhana (Sutrisno & Kusnoputranto, 2002).

 

b.Reverse Osmosis

Pemurnian air dengan penyaringan berbagai molekul besar dan ion-ion dari suatu larutan dengan cara memberi tekanan pada larutan ketika larutan itu berada disalah satu sisi membran seleksi (lapisan penyaring). Proses tersebut menjadikan zat terlarut terendap dilapisan yang dialiri tekanan sehingga zat pelarut murni (air) bisa mengalir kelapisan berikutnya. Membran seleksi itu harus bersifat selektif atau bisa memilah yang artinya bisa dilewati pelarutnya tapi tidak bisa dilewati zat terlarut seperti molekul berukuran besar dan ion-ion (Wales, 2011).

 

c.Sterilisasi dengan Sinar Ultra Violet

Penyinaran Ultra Violet (UV) lebih efektif membunuh mikroorganisme patogen. Cahaya ultraviolet adalah cahaya yang tidak dapat dilihat oleh mata dan merupakan radiasi elektromagnetik yang berada pada kisaran panjang gelombang 1 – 400 nm, namun cahaya UV yang paling efektif menginaktifasi mikroorganisme dalam air adalah dengan panjang gelombang 254 nm. Bila mikroorganisme disinari oleh sinar ultra violet, maka ADN (Asam Deoksiribonukleat) dari mikroorganisme tersebut akan menyerap energi sinar UV, sehingga energi itu melumpuhkan kemampuan reproduksi mikroorganisme tersebut (Nana, 2011).

 

d.Penyaringan bertahap terdiri dari:

Saringan berasal dari pasir atau saringan lain yang efektif dengan fungsi yang sama. Fungsi saringan pasir adalah menyaring partikel-partikel yang kasar. Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau batok kelapa yang berfungsi  sebagai penyerap bau, rasa, warna, sisa khlor dan bahan organik. Saringan /filter lainnya  yang  berfungsi  sebagai  saringan  halus berukuran maksimal 10 mikron (Amrih, 2005).

 

2.2 Mineral

Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis. Istilah mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia, tetapi juga struktur mineral. Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (San, 2009).

Sampai sekarang telah diketahui ada empat belas unsur mineral yang berbeda jenisnya diperlukan manusia agar memiliki kesehatan dan pertumbuhan yang baik, yang telah pasti adalah natrium, klor, kalsium, fosfor, magnesium dan belerang. Unsur-unsur ini terdapat dalam tubuh dalam jumlah yang cukup besar dan karenanya disebut mineral makro. Sedangkan unsur mineral lain seperti besi, iodium, mangan, tembaga, zink, kobalt, dan flour hanya terdapat dalam tubuh dalam jumlah yang kecil saja, karena itu disebut mineral mikro (Winarno, 1997).

Dalam kehidupan semua umat manusia membutuhkan mineral yang mana mineral  tersebut  harus sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia / makhluk hidup. Akan tetapi kita harus meneliti lebih detail lagi mineral macam apakah yang diperlukan oleh tubuh manusia. Mineral organik adalah mineral yang amat dibutuhkan tubuh serta berguna bagi tubuh kita, mineral ini dapat kita peroleh dari sumber yang hidup atau mempunyai kehidupan, mengandung karbon dan dapat membawa kehidupan bagi sel-sel di dalam tubuh. Mineral organik umumnya berasal dari susu dan tumbuh-tumbuhan, seperti sayuran, kacang-kacangan dan buah-buahan (Tjan, 2010)

Air yang bersumber dari dalam tanah mengandung mineral organik dan anorganik. Mineral anorganik yang terkandung dalam air minum antara lain mengandung unsur seperti kalsium karbonat (CaCO3), besi (Fe), mangan (Mn), seng (Zn), timbal (Pb), alumunium (Al), merkuri (Hg), atau bahan-bahan kimia hasil dari resapan tanah dan lain sebagainya. Seperti kita ketahui bahwa setiap unsur tersebut mempunyai berat jenis dan bahan kimiawi yang bilamana terkonsumsi akan dapat menumpuk pada tubuh manusia, sehingga lama-kelamaan akan dapat merusak tubuh kita terutama pada pada bagian ginjal dan hati, dimana

kedua organ tersebut berfungsi sebagai filter bagi tubuh (Tjan, 2010).

2.2.1 Mangan (Mn)

2.2.1.1  Deskripsi Mn

Mn ditemukan oleh Johann Gahn pada tahun 1774 di Swedia. Mangan (Mn) adalah logam berwarna abu – abu keperakan yang merupakan unsur pertama logam golongan VIIB, dengan berat atom 54,94 g.mol-1, nomor atom 25, berat jenis 7,43 g.cm-3 (Wikipedia, 2012).

 

2.2.1.2  Keberadaan Mn dalam air

Mangan terdapat dalam bentuk kompleks dengan bikarbonat, mineral dan organik.Mn(OH)2 dan MnCO3 relatif sulit larut didalam air, tetapi untuk senyawa seperti garam MnSO4, MnCl2 dan Mn(NO3)2 mempunyai kelarutan yang besar dalam air (Said, 2005).

 

2.2.1.3  Dampak Mn terhadap kesehatan

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010 menetapkan kadar logam mangan di dalam air minum maksimum 0.4 mg/L. Dalam jumlah yang kecil (< 0,4 mg/L), Mn dalam air tidak menimbulkan gangguan kesehatan, melainkan bermanfaat dalam menjaga kesehatan otak dan tulang, berperan dalam pertumbuhan rambut dan kuku, serta membantu menghasilkan enzim untuk metabolisme tubuh untuk mengubah karbohidrat dan protein membentuk energi yang akan digunakan. Mangan tersebar di seluruh jaringan tubuh. Konsentrasi mangan tertinggi terdapat di hati, kelenjar tiroid, pituitari, pankreas, ginjal dan tulang. Kadar minimal yang dibutuhkan sekitar 2,5 hingga 7 mg mangan per hari dapat mencukupi kebutuhan manusia. Tetapi dalam jumlah yang besar (> 0,4 mg/L),Mn dapat menimbulkan racun yang lebih kuat dibanding besi, yaitu menyebabkan gangguan pada tulang, gangguan hati, gangguan ginjal dan perubahan warna rambut (Janelle, 2004).

 

 

2.3 Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)  

Teknik analisa dari spektrofotometer serapan atom (SSA) pertama kali diperkenalkan oleh Welsh (Australia ) pada tahun 1955. Metode ini berkembang dengan pesat dan merupakan metode yang populer untuk analisa logam karena disamping relatif sederhana metode ini juga selektif dan sangat sensitif. Spektrofotometer serapan atom telah digunakan untuk penetapan sebanyak lebih kurang 70 unsur. Penggunaannya meliputi sampel biologi dan klinik, forensikmaterial, makanan dan minuman, air termasuk  air buangan, tanah, tanaman, pupuk, besi, baja, logam campur, mineral, hasil-hasil minyak bumi, farmasi dan kosmetik (Harmita, 2006).

Metode SSA berprinsip pada absorpsi cahaya oleh atom. Atom-atom menyerap cahaya tersebut  pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat unsurnya. Dengan absorpsi energi, berarti memperoleh lebih banyak energi, suatu atom    pada   keadaan   dasar   dinaikkan  tingkat   energinya   ke tingkat 

eksitasi (Khopkar, 1990).

2.3.1 Mekanisme Kerja Spektrofotometri Serapan Atom

            Lampu katoda berongga terdiri dari katoda dan anoda yang ditempatkan pada ruangan yang berisikan gas inert (neon atau argon), katoda ini dilapisi dengan logam yang akan dianalisis. Diantara katoda dan anoda diberikan tegangan tinggi yang menyebabkan katoda memancarkan berkas elektron menuju anoda dengan kecepatan dan energi yang tinggi. Dalam perjalanan ke anoda elektron bertabrakan dengan atom-atom gas mulia, akibatnya atom gas mulia kehilangan elektron dan berubah menjadi ion-ion positif yang bergerak ke katoda dengan kecepatan dan energi yang tinggi, sehingga atom unsur ini mengalami eksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi. Karena tidak stabil maka ia kembali ke tingkat energi dasar, dengan memancarkan sinar monokromatis yang khas tergantung jenis logamnya.

            Larutan untuk sampel ditarik dengan pipa kapiler masuk ke ruang pengabut. Dalam ruangan ini larutan sampel dikabutkan membentuk suspensi partikel halus yang dibawa aliran gas masuk ke dalam nyala yang timbul dari campuran gas bahan bakar dengan gas pembakaran. Dalam nyala ini terjadi proses penguapan pelarut sehingga yang tertinggal hanya zat terlarut (berupa garam). Partikel  ini  lalu  menguap  dan  akan  terdisosiasi  membentuk  uap  atom  netral.

            Kabut halus atom netral dari unsur yang akan dianalisis diradiasi dengan sumber radiasi yang memancarkan spektrum garis yang dihasilkan oleh lampu katoda. Sebagian dari intensitas radiasi tersebut diserap oleh atom-atom unsur yang elektronnya berada pada keadaan dasar sehingga tereksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi. Radiasi yang tidak diserap atau diteruskan diukur dengan detektor melalui monokromotor. Detektor mengubah energi sinar menjadi energi listrik. Energi listrik yang dihasilkan relatif kecil maka diperkuat dengan amplifier kemudian diteruskan ke prosesor dan alat pencatat. Berikut komponen-komponen yang menyusun spektrofotometer serapan atom:

Gambar 1. Komponen Penyusun Spektrofotometri Serapan Atom

2.3.2 Kelebihan dan Kekurangan Spektrofotometri Serapan Atom

            Spektrofotometri serapan atom merupakan metoda untuk menetukan kadar logam dalam cuplikan yang sangat komplek, dengan konsentrasi sangat kecil, pengerjaannya cepat dengan sensitifitas tinggi, selektif dan sangat spesifik untuk unsur yang akan ditentukan, karena gangguannya lebih sedikit bila dibandingkan dengan cara spektrofotometri biasa (Day & Underwood, 1996).

            Metoda spektrofotometri serapan atom memiliki beberapa kekurangan diantaranya  ada beberapa unsur yang tidak menghasilkan uap atom pada keadaan dasar saat mencapai nyala seperti tidak terdisosiasi. Beberapa nyala lebih tepat untuk beberapa unsur tertentu, maka dengan bertambahnya analit yang akan ditentukan, juga akan dilakukan penukaran terhadap sumber sinar gas pembakaran dan  diperlukan  lampu  katoda  yang mahal untuk setiap unsur (Sastrohamidjodjo,

1991).

 

 

 

BAB III

METODOLOGI  PENELITIAN

 

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian  ini  akan  dilaksanakan  pada  bulan Februari sampai April 2015 di Laboratorium

3.2.Alat dan Bahan

3.2.1. Alat

Alat yang digunakan dalam penentuan kadar kandungan mineral dan pH terdiri dariSpektrofotometri Serapan Atom ( SSA ) (Varian®), lampu katode berongga Mn, pipet ukur, labu ukur, beker glass, hot plate dan pH meter (Benchtop®).

3.2.2 Bahan

            Bahan yang digunakan dalam penentuan kadar kandungan mineral dan pH adalah 3sampel air minum isi ulang yaitu A, B dan C,  larutan standar  mangan ( Mn ), HNO3 pekat, aquadest.

3.3 Prosedur Penelitian

3.3.1 Pengambilan Sampel

Sampel diambil secara random dari 3 depot air minum isi ulang A, B dan C yang terdapat di daerah Siteba kota Padang. Sampel air yang diambil tiap depotnya sebanyak  + 500 mL yang diambil  dengan menggunakan botol plastik untuk penentuan kadar mineral.

3.3.2 Penentuan Kadar Kandungan Mineral

3.3.2.1 Penyiapan Sampel

Masing-masing sampel diambil sebanyak 50 mL dimasukkan dalam beker glass kemudian ditambahkan HNO3 pekat sebanyak 5 mL, kemudian dipanaskan di atas hot plate hingga sampel tersisa + 20 mL. Kemudian sampel didinginkan dan  dimasukkan  ke  dalam   labu   ukur   50  mL, kemudian   diencerkan  dengan aquadest sampai 50 mL, homogenkan.  

 

3.3.2.2 Pembuatan Larutan Standar

1.Larutan standar mangan (MnSO4)

a.Larutan Mn 100 mg/L

Larutan Mn 1000 mg/L (Merck®) dipipet sebanyak 10 mL dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL, kemudian diencerkan dengan aquadest sampai tanda batas.

b.Larutan Mn 10 mg/L

Larutan Mn 100 mg/L dipipet sebanyak 10 mL dimasukkan kedalam labu ukur 100 mL, kemudian diencerkan dengan aquadest sampai tanda batas.

c.Larutan standar Mn 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; 1,0 mg/L

Mn 10 mg/L dipipet sebanyak 1; 2; 3; 4; 5 mL, dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL, kemudian diencerkan dengan aquadest sampai tanda batas.

3.3.2.3 Pengukuran Serapan Deretan Larutan Standar dan Sampel dengan Spektrofotometer Serapan Atom

Terlebih dahulu hidupkan alat, lalu pasang lampu katode Mn , Kemudian diatur serapan maksimumnya pada panjang gelombang 279,5 nm untuk Mn. Selanjutnya set zero alat dengan menggunakan larutan blanko aquadest (0 mg/L). Ukur absorban larutan standar Mn   kemudian ukur absorban sampel A, B dan C.

3.3.2.4 Analisis Data

Data yang diperoleh dari pengukuran serapan larutan standar dibuat kurva kalibrasinya. Konsentrasi larutan sampel dihitung berdasarkan kurva kalibrasi larutan standar. Sehingga kadar mineral dalam air minum isi ulang dapat dihitung dengan                        y = a + b x

dimana :          y = absorban

x = konsentrasi

a = tetapan regresi ( intersep )

b = koefisien regresi ( slope = kemiringan)

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Amrih, P. (2005). Proses Produksi Air Minum di Depot Air Minum. Diakses 20 september 2014 dari www.pitoyo.com.

Day, A.R., & Underwood, A.L. (1996). Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.

Departemen  Kesehatan   RI.  ( 2002 ).  Keputusan   Menteri    Kesehatan   RI  No.

907/ Menkes/ SK/ VII/ 2002  Tentang  Syarat  –  syarat    dan    Pengawasan

Kualitas Air Minum. Jakarta: Pusat Laboratorium Kesehatan Depkes Republik Indonesia.

Gunawan, S.G. (2009). Farmakologi dan Terapi Ed 5. Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Harmita. (2006). Analisis Kuantitatif Bahan Baku dan Sediaan Farmasi. Jakarta: Departemen Farmasi FMIPA Universitas Indonesia.

Hartono, B. (1990). Ensiklopedia Nasional Indonesia. Jakarta: PT. Cipta Adi Pustaka.

Juniawati, N.K. (2010). Analisis Cd dan Cu dengan Metoda Spektrofotometri Serapan Atom. Diakses 27 september  2014 dari http://annisanfushie.com.

Khopkar. (1990). Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Universitas Indonesia.

Kusnoputranto, H., & Susanna, D. (2002). Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Nana, S.S., (2007). Efektifitas Ultraviolet Dalam Mereduksi Bakteri Patogen Didalam Media Air Budidaya. Diakses 20 Oktober 2011 dari www.slidesharenet.com.

Pitojo, S., & Purwantoyo, E. (2002). Deteksi Pencemar Air Minum. Jakarta: Rineka Cipta.

Pratikno, A. (2010). Tujuh Depot Air Isi Ulang di Sawahlunto Tidak Sesuai Izin Kesehatan. Diakses 23 september  2014 dari http://www.korandigital.com.

Salvin, M. (1986).  Atomic Absorption Spectroscopy. Chemistry Departemen Brook Haven National Laboratorium. New York.

San, A. (2009). Mineral Untuk Nutrisi Tubuh. Diakses 13 september 2014 dari.http:/www.dokter-medis.blogspot.com.

Sutrisno, C.T., & Kusnoputranto. (2002). Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta: PT. Asdi Maha Satya.

Sutrisno, C.T., & Suciastuti, E. (1987). Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta: Bina Aksara.

Tjan, S.L. (2011). pH Air Minum dan Darah Manusia. Diakses 16 september 2014 dari http://www.victoria-ro.com.

Tjan, S.L. (2010). Tentang Air. Diakses 23 september 2014 dari. http://www.victoria-ro.com.

Wales, J. (2011). Osmosis Terbalik. Diakses 20 september 2014 darihttp://www.wikipedia.org.com.

Winarno, F.G. (1997). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

 

2 Komentar untuk "Analisis Kandungan logam Mangan pada Air Minum Isi Ulang dan Kemasan di Wilayah Sleman Yogyakarta"

kak, boleh saya kutip bbrp kaian teori dr tulisan ini untuk tugas kuliah kak? ni email saya kak, elvinayollanda@gmail.com
mohon bantuan x kak? terimakasih :)

Ka bagi dong hehehe
Fadhilas15@gmail.com

Berkomentarlah dengan baik dan sopan, saya akan berusaha untuk menjawab setiap pertanyaan dan menanggapi setiap komentar yang anda berikan, :)

Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya :)

Back To Top