Translate

Penentuan Kadar Lemak Pada Daging Kepiting Bakau

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

            Penentuan kadar lemak dengan pelarut, selain lemak juga terikut fosfolipida, sterol, asam lemak bebas, karotenoid dan pigmen yang lain. Karena itu hasilnya analisanya disebut lemak kasar( crude fat). Pada garis besarnya analisa (lemak kasar) ada dua macam yaitu cara kering dan cara basah.

            Pada cara kering bahan dibungkus atau ditempatkan dalam thimble, kemudian dikeringkan dalam oven untuk menghilangkan airnya. Pemanasan harus secepatnyadan dihindari suhu yang terlalu tinggi, untuk ini dianjurkan dengan vakum oven (suhu 70oC) dengan takanan vakum. Karena sampel kering maka pelarut yang dipilih harus bersifat tidak menyerap air. Apabila bahan masih mengandung air yang tinggi maka bahan pelarut akan sulit masuk ke dalam jaringan/sel dan pelarut menjadi jenuh dengan air selanjutnya ekstraksi lemak kurang effisien. Selain itu adanya air akan menyebabkan zat-zat yang larut dalam air akan ikut pula terekstrasi bersama lemak sehingga hasil analisa kurang mencerminkan yang sebenarnya.

            Ekstraksi lemak dari bahan kering dapat dikerjakan secara terputus-putus atau bersinambungan. Ekstraksi secara terputus di jalankan dengan alat Soxhet atau alat ekstraksi ASTM (American Soxhet Testing Material). Sedangkan cara bersinambunagan dengan alat Goldfisch atau ASTM yang dimodifikasi.

            Beberapa bahan pelarut yang sering digunakan dalam ekstraksi lemak adalah ether yaitu ethil-ether dan petroleum ether. Petroleum ether lebih banyak digunakan daripada ethil-ether karena lebih murah, kurang berbahaya terhadap kebakaran dan ledakanserta lebih selektif dalam pelarutan lipida. Ethil-ether selain melarutkan lipada juga melarutkan lipida yang sudahmengalami oksidasi serta zat bukan lipida misalkan gula. Ether kering (tidak mengandung air) mempunyai tendensi membentuk peroksida. Selain pelarut tersebut juga seringdipakai campuran alcohol-ether yaitu untuk mengekstraksi lipida dari jaringan biologis. Campuran butanol dan air (jenuh) untuk chloroform methanol dan air untuk isolasi dan pemurnian lipida total dari jaringan hewani.

1.2  Tujuan Percobaan

Tujuan praktikum Penentuan kadar lemak ini adalah untuk mengetahui kandung lemak yang terdapat pada daging kepiting.

 

1.3 Manfaat

Adapun kegunaan dari praktikum ini adalah agar dapat mengetahui kandungan kadar lemak yang terdapat pada daging kepiting.

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

 

            Lemak merupakan sekelompok besar molekul-molekul alam yang terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen meliputi asam lemak, malam, sterol, vitamin-vitamin yang larut di dalam lemak (contohnya A, D, E, dan K), monogliserida, digliserida, fosfolipid, glikolipid, terpenoid (termasuk di dalamnya getah dan steroid) dan lain-lain. Lemak secara khusus menjadi sebutan bagi minyak hewani pada suhu ruang, lepas dari wujudnya yang padat maupun cair, yang terdapat pada jaringan tubuh yang disebut adipose.

Dalam analisis lemak, sulit untuk melakukan ekstraksi lemak secara murni. Hal itu disebabkan pada waktu ekstraksi lemak dengan pelarut lemak, seperti phospholipid, sterol, asam lemak bebas, pigmen karotenoid, dan klorofil. Oleh karena itu, hasil analisis lemak ditetapkan sebagai lemak kasar. Terdapat dua metode dalam penentukan kadar lemak suatu sampel, yaitu metode ekstraksi kering (menggunakan soxhlet) dan metode ekstraksi basah. Selain itu, metode yang digunakan dalam analisis kadar lemak dapat menggunakan metode weibull. Prinsip kerja dari metode weubull adalah ekstraksi lemak dengan pelarut nonpolar setelah sampel dihidrolisis dalam suasana asam untuk membebaskan lemak yang terikat (Harper dkk 1979).

Prinsip soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin balik. Soxhlet terdiri dari pengaduk atau granul anti-bumping, still pot (wadah penyuling, bypass sidearm, thimble selulosa, extraction liquid, syphon arm inlet, syphon arm outlet, expansion adapter, condenser (pendingin), cooling water in, dan cooling water out.

Bahan yang akan diekstraksi ialah jagung, dedak, tepung ikan, pelet. Penentuan kadar lemak dengan pelarut organik, selain lemak juga terikut fosfolipida, sterol, asam lemak bebas, karotenoid, dan pigmen yang lain . Karena itu hasil ekstraksinya disebut lemak kasar (Darmasih 1997).

 

BAB III

 METODE PRAKTIKUM

 

2.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Kimia dasar yaitu tentang Penentuan kadar lemak pada daging kepiting bakau. Praktikum dilaksanakan pada hari Rabu, 16 April 2014 di LPPMHP.

2.2  Alat Dan Bahan

·         Pemanas listrik penyangga, kondensor dan ekstraktor soxhet.

·         Labu alas bulat 250 ml

·         Selongsong lemak (extraction thimbles)

·         Desikator

·         Oven suhu 105oC

·         Kertas saring

·         Kepiting bakau

2.3 Metode Praktikum/Cara Kerja

1.      Menimbang labu alas bulat kosong (A g)

2.      Menimbang seksama 2 g daging kepiting (B g) masukan kedalam selongsong lemak.

3.      Memasukan berturut-turut 150 ml Chloroform ke dalam labu alas bulat, selongsong lemak ke dalam extractor soxhlet, dan pasang rangkaian soxhet dengan benar.

4.      Melakukan ekstraksi pada suhu 60oC selama 8 jam.

5.      Mengevaporasi campuran lemak dan chloroform dalam labu alas bulat sampai kering.

6.      Memasukan labu alas bulat yang berisi lemak ke dalam oven suhu 105oC selama ± 2 jam untuk menghilangkan sisa chloroform dan uap air.

7.      Mendinginkan labu alas bulat daan lemak di dalam desikator selama 30 menit.

8.      Menimbang labu alas bulat yang berisi lemak (C g) sampai berat konstan.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

 

3.1 Hasil

Hasil perhitungan yang saya dapatkan dari praktikum Penentuan kadar lemak pada daging kepiting yaitu, kadar lemak yang terkandung pada 2,0050 g daging kepiting adalah 14.86 %.

3.2  Pembahasan

Dalam pratikum ini dengan tujuan untuk mengetahui kandungan lemak dalam daging kepiting. Pratikum dengan penentuan kadar lemak kami menggunakan alat ekstraksi Soxhlet. Penentuan kadar lemak dengan pelarut , selain lemak juga terikut dalam fosfolipida, sterol asam lemak bebas, karotenoid dan pigmen yang lain. Hasil analisanya menggunakan cara kering.

Metode yang digunakan untuk mengekstraksi lemak ini adalah metode alat soxhlet. Beberapa bahan pelarut yang digunakan dalam ekstraksi lemak adalah ether yaitu chloroform. Chloroform bersifat lebih selektif dalam pelarutan lemak. Ether kering (tidak mengandung air) mempunyai tendensi membentuk peroksida. Selain pelarut tersebut juga sering dipakai campuran alkohol ether yaitu untuk mengekstraksi lemak dari jaringan biologi. Pada kegiatan ini, pelarut yang digunakan yaitu kloroform-methanol sebab harganya lebih murah selain itu kurang berbahaya terhadap kebakaran dan ledakan serta dapat mengekstraksi lemak secara umum.


 

BAB V

PENUTUP

4.1     Kesimpulan

Kadar lemak yang terkandung dalam suatu bahan dapat ditentukan dengan cara menghitung selisih berat labu lemak akhir dengan berat labu lemak awal, dibagi dengan berat sampel, kemudian dikalikan 100%. Berdasarkan hasil percbaan didapatkan kadar lemak pada daging kepiting bakau adalah 14,86%.

0 Komentar untuk "Penentuan Kadar Lemak Pada Daging Kepiting Bakau"

Berkomentarlah dengan baik dan sopan, saya akan berusaha untuk menjawab setiap pertanyaan dan menanggapi setiap komentar yang anda berikan, :)

Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya :)

Back To Top