Translate

Pemanfaatan ekstrak Biji Saga (Abrus precatorius, L) sebagai bahan tambahan makanan manis bagi penderita diabetes.

A.    Latar Belakang Masalah

Kemajuan  teknologi  bahan pangan  tidak hanya membawa dampak positif, namun di sisi lain juga memberikan dampak negatif. Seiring dengan ditemukannya suatu  inovasi baru saat ini yang memberikan kemudahan bagi konsumen, secara langsung  juga berdampak pada perubahan gaya hidup. Salah satunya adalah perubahan pola makan yang tidak sehat seperti konsumsi glukosa berlebih.

            Makanan yang beredar di pasaran kebanyakan mengandung kadar gula darah yang sangat tinggi. Insulin dalam tubuh lambat laun tidak dapat mengubah glukosa menjadi glikogen sehingga kadar gula darah meningkat melampaui ambang batas . Hal tersebut membuat semakin banyak orang  yang  tejangkit  penyakit diabetes.Diabetes yang merupakan Silent Killer sebenarnya mempunyai efek tidak langsung, karena berbahaya saat terjadi komplikasi pada organ lain yang terkena efek dari kkelebihan kadar gula darah dalam tubuh. Penyakit diabetes tidak hanya menyerang  orang tua namun juga kalangan muda bahkan anak-anak. Diabetes merupakan penyakit tidak menular namun menjadi penyebab kematian ke 3 terbesar di Indonesia. Hal ini dikemukakan oleh Menteri Kesehatan, Endang Rahayu Sedyaningsih pada saat membuka Temu Nasional Strategi Kemitranaan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dalam Penguatan Sistem Kesehatan pada Era Desentralisasi, di Jakarta, Kamis 18 Agustus 2011. Bahkan menurut WHO, diabetes  merupakan salah satu penyakit yang masuk dalam katagori 4 penyakit paling mematikan. (faktanews.com)

Indonesia memiliki banyak keanekaragaman hayati yang belum dimanfaatkan secara optimal.  Banyak sekali  jenis  tanaman yang mungkin dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan mupun bahan obat- obatan  yang  belum dikaji maupun diteliti oleh para saintis. Selain  itu  juga masih  banyak tanaman yang  telah diketahui kandungan serta manfaatnya namun  belum dioptimalkan pemanfaatannya. Hal tersebut terjadi karena kurangnya informasi maupun pengetahuan pada masyarakat setempat.

            Saga merupakan  jenis tanaman  merambat, merupakan tipe tanaman polong-polongan, dan memiliki biji yang  khas yaitu berwarna merah tua cerah. Di daerah asal penulis, biji tanaman ini hanya dimanfaatkan sebagai mainan anak-anak ataupun sebagai manik-manik gelang  dsb. Padahal di sisi lain  bij Saga memiliki banyak sekali manfaat ,salah satunya adalah sebagai penurun kadar gula darah karena di dalamnya  terkandung senyawa glikosida. Namun di sisi lain, bii tanaman tersebut juga  memiliki sejenis racun yaitu abrin dengan dosis letal sekitar 1 ug per kg berat badan. (Bradberry SM via gizisehat.wordpress.com)

            Hal tersebut yang mendasari peneliti untuk untuk melakukan kajian serta penelitian terhadap ekstrak  biji Saga terhadap efektifitas dalam penurunan gula darah pada manusia dengan meminimalisasi pengaruh negatif dari abrin pada konsentrasi yang tepat. Sehingga diharapkan ekstrak Saga ini dapat dijadikan sebagai pengontrol kadar gula dalam darah pada penderita diabetes yang menkonsumsi makanan manis.

 

 

B.     Perumusan Masalah

Bagaimana cara mengolah biji tanaman Saga menjadi bahan tambahan pada makanan bagi penderita diabetes?

Bagaimana kondisi optimal ( perbandingan kadar ekstrak biji Saga ) dalam menurunkan kadar gula darah?

Bagaimana efektivitas biji Saga tersebut apabila dilihat dari khasiatnya terhadap penurunan kadar gula darah bagi penderita diabetes?

 

C.     Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji, meneliti serta mengetahui efektifitas dari biji Saga dalam penurunan kadar gula darah, sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal sebagai bahan tambahan makanan manis bagi penderita diabetes.

 

D.    Luaran  Yang  diharapkan

Dari penelitian ini diharapkan masyarakat dapat mengoptimalkan pemanfaatan biji Saga sebagai bahan tambahan makanan manis, baik bagi penderita diabetes maupun bukan penderita diabetes.

 

 

 

 

E.     Kegunaan

1.      Bagi Peneliti

a.       Dapat mengaplikasikan ilmu-ilmu yang telah didapat untuk dikembangkan lebih lanjut.

b.      Mengetahui manfaat lain dari tanaman Saga selain sebagai mainan maupun bahan kerajinan.

2.      Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu bagi penderita diabetes agar tetap dapat mengkonsumsi makanan manis, maupun bagi bukan penderita diabetes untuk meminimalisasi terserang penyakit diabetes.

 

F.      Tinjauan Pustaka

1.      Saga

Tanaman Saga (Abrus precatorius, L ) atau lebih dikenal sebagai tanaman Saga  merupakan jenis tanaman perdu yang  merambat dan termasuk keluarga polong-polongan (papilonaceae). Tanaman ini dapat tumbuh baik pada berbagai lingkungan dan optimal pada ketinggian 250-900 m diatas permukaan air laut. Sehingga banyak ditemukan tumbuh secara liar di hutan-hutan, ladang- ladang, maupun di pekarangan.

Daun Saga bertipe majemuk, berbentuk bulat telur serta berukuran kecil-kecil. Daunnya menyerupai daun tumbuhan asam (Tamarus indica) dan bersirip ganjil. Bunga tanaman Saga berwarna ungu muda dan bentuk menyerupai kupu-kupu dalam dukungan tandan bunga. Buah Saga berupa polong yang di dalamnya berisi  biji berwarna merah mencolok dengan sedikit bintik hitam serta halus.

Secara kimiawi, biji tanaman Saga memiliki banyak sekali protein yang sangat bermanfaat seperti beta amirin yang berfungsi sebagai zat anti oksidan, abridin sebagai peningkat kekebalan tubuh dan protein  serta zat kimia lainnya yang dapat mengobati berbagai penyakit. Salah satu protein yang paling utama yang terkandung pada biji Saga adalah lektin yang dapat berikatan dengan karbohidrat mamalia dan membran sel. Dalam penelitian in vitro, lektin dapat menimbulkan efek seperti insulin yang berfungsi seperti insulin ( menurunkan gula darah). Selain itu diduga bahwa lektin mampu meningkatkan sekresi hormon insulin yang dihasilkan oleh sel-sel beta pada pulau langerhan pada  pankreas.

Namun di sisi lain biji tanaman saga mengandung toksalbumin ( protein yang beracun) yaitu abrin. Abrin merupakan protein atau zat yang stabil dan dapat bertahan untuk kurun waktu yang lama dalam kondisi ekstrim sekalipun.

Abrin dalam tubuh mamalia bekerja denagn cara menenmbus sel-sel tubuh dan menghambat sintesis protein sel. Dengan melekat pada sebuah rantai karbohidrat pada permukaan sel, molekul yang abrin jangkar itu sendiri ke sel, yang kemudian tertelan dan masuk ke bagian dalam sel dimana bereaksi dengan subunit ribosomal dan mengganggu proses sintesis protein normal dari sel. Namun daya toksiksitas  abrin pada biji saga masih memiliki batas/ dosis letal yaitu sekitar  1 ug perkilogram berat tubuh, BM= 65000.

 

2.      Diabetes

Diabetes Melitus/ DM (Yunani : diabaenein, tembus atau pancuran air ; Latin: mellitus, rasa manis) dikenal oleh masyarakat Indonesia dengan istilah penyakit kencing manis/ gula. Penyakit DM dapat disebabkan karena faktor genetis maupun kelainan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein sebagai akibat dari kurangnya sekresi hormon insulin oleh kelenjar pankreas dan atau defisiensi transporter glukosa dalam tubuh. Glukosa yang seharusnya di dalam tubuh selanjutnya di ubah menjadi lemak sebagai cadangan energi, tidak dapat berlangsung sesuai karena kurangnya sekresi hormon insulin.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan bentuk diabetes mellitus berdasarkan perawatan dan simtoma, yaitu sebagai berikut

1.      Diabetes tipe 1, yang meliputi simtoma ketoasidosis hingga rusaknya sel beta di dalam pankreas yang disebabkan atau menyebabkan autoimunitas, dan bersifat idiopatik. Diabetes mellitus dengan patogenesis jelas, seperti fibrosis sistik atau defisiensi mitokondria, tidak termasuk pada penggolongan ini.

2.      Diabetes tipe 2, yang diakibatkan oleh defisiensi sekresi insulin, seringkali disertai dengan sindrom resistansi insulin

3.      Diabetes gestasional, yang meliputi gestational impaired glucose tolerance, GIGT dan gestational diabetes mellitus, GDM.

Sedangkan  menurut tahap klinis tanpa pertimbangan patogenesis, dibuat menjadi:

1.        Insulin requiring for survival diabetes, seperti pada kasus defisiensi peptida-C.

2.        Insulin requiring for control diabetes. Pada tahap ini, sekresi insulin endogenus tidak cukup untuk mencapai gejala normoglicemia, jika tidak disertai dengan tambahan hormon dari luar tubuh.

3.        Not insulin requiring diabetes.

Penderita DM memiliki ciri-ciri yaitu sering buang air kecil (poliuria), selalu merasa haus (polidipsia), selalu merasa lapar (polifagia), dan penurunan berat badan.

Diabetes mellitus tipe 1, diabetes anak-anak (bahasa Inggris: childhood-onset diabetes, juvenile diabetes, insulin-dependent diabetes mellitus, IDDM) adalah diabetes yang terjadi karena berkurangnya rasio insulin dalam sirkulasi darah akibat hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas. IDDM dapat diderita oleh anak-anak maupun orang dewasa.

Saat ini, diabetes tipe 1 hanya dapat diobati dengan menggunakan insulin, dengan pengawasan yang teliti terhadap tingkat glukosa darah melalui alat monitor pengujian darah. Tingkat Glukosa rata-rata untuk pasien diabetes tipe 1 harus sedekat mungkin ke angka normal (80-120 mg/dl, 4-6 mmol/l).

Kemungkinan induksi diabetes tipe 2 dari berbagai macam kelainan hormonal, seperti hormon sekresi kelenjar adrenal, hipofisis dan tiroid merupakan studi pengamatan yang sedang laik daun saat ini. Sebagai contoh, timbulnya IGT dan diabetes mellitus sering disebut terkait oleh akromegali dan hiperkortisolisme atau sindrom Cushing.

Hipersekresi hormon GH pada akromegali dan sindrom Cushing sering berakibat pada resistansi insulin, baik pada hati dan organ lain, dengan simtoma hiperinsulinemia dan hiperglisemia, yang berdampak pada penyakit kardiovaskular.

Di bawah ini dapat dilihat perbandingan kadar gula dalam darah pada sampel yang tidak menderita DM, DM dan belum pasti DM :

Kadar Gula Darah sewaktu

Tidak Menderita DM (mg/dl)

Belum Pasti DM (mg/dl)

DM (mg/dl)

Plasmavena

<110

110-199

>200

Darah kapiler

<90

90-199

>200

            >dengan metode enzimatik sebagai patokan penyaring dan diagnosis.

 

G.    Metode Pelaksanaan

 

1.    Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperiment research yaitu mengembangkan pemanfaatan biji Saga (Abrus precatorius L) sebagai bahan tambahan makanan manis bagi penderita diabetes.

2.    Subyek dan obyek penelitian

a)    Subyek Penelitian

Subjek penelitian adalah biji Saga (Abrus precatorius L).

b)   Objek Penelitian

Objek penelitian adalah kemampuan serta efektifitas ekstrak biji Saga (Abrus precatorius L)  dalam penurunan kadar gula darah.

3.    Waktu dan tempat pelaksanaan

Penelitian dilakukan di laboratorium kimia dan laboratorium biologi FMIPA UNY selama bulan 4 bulan, yang akan dimulai pada awal Desember 2011 hingga Maret 2012.

4.    Variabel Penelitian

a)    Variabel kontrol:

1)   kualitas biji Saga

2)   Pengolahan biji Saga

b)   Variabel bebas : kadar ekstrak biji Saga

c)    Variabel terikat : Pengaruh ekstrak biji Saga pada kadar gula darah.

5.    Tahapan Penelitian

a)    Penyediaaan alat dan bahan :

1)      Alat yang digunakan pada percobaan ini antara lain :

·      Oven/ pemanas

·      Gelas ukur 25 mL

·      Batu Gilingan

·      Sendok

·      Pipet tetes

·      Tissue

·      Suntikan

 

 

 

2)      Bahan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain :

·      Biji saga (Abrus precatorius, L)

·      Aquades

·      Makanan tikus

·      Aloksan

b)   Prosedur Penelitian

1)      Pembuatan ekstrak biji saga

·      Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan pada percobaan ini.

·      Memanaskan biji saga dengan menggunakan oven atupun pemanas.

·      Menggiling biji saga yang telah dipanaskan hingga halus.

·      ?

2)      Uji ekstrak biji saga pada tikus mencit

·      Menguji kadar gula tikus mencit secara umum.

·      Menyuntikan senyawa aloksan pada tikus mencit.

·      Menunggu beberapa  saat.

·      Memberikan beragam kadar ekstrak biji saga yang telah dcampurkan dalam makanan tikus pada tikus mencit.

·      Menguji pengaruh kadar biji saga terhadap kadar gula darah pada urin tikus mencit

 

 

6.    Instrumen penelitian

a)    Rumus perhitungan kadar ekstrak biji saga dan kadar gula darah mencit :

 

 

b)   Tabel pengaruh ekstrak biji Saga (berbagai kadar) pada kadar gula urin  tikus mencit :

No

Kadar ekstrak biji saga

Kadar Gula Darah Mencit

1

 

 

2

 

 

3

 

 

4

 

 

5

 

 

 

c)      Tabel pengaruh negatif biji Saga (berbagai kadar) pada tikus mencit.

No

Kadar ekstrak biji saga

Efek negatif yang ditimbulkan

1

 

 

2

 

 

3

 

 

4

 

 

5

 

 

 

d)     Grafik

0 Komentar untuk "Pemanfaatan ekstrak Biji Saga (Abrus precatorius, L) sebagai bahan tambahan makanan manis bagi penderita diabetes."

Berkomentarlah dengan baik dan sopan, saya akan berusaha untuk menjawab setiap pertanyaan dan menanggapi setiap komentar yang anda berikan, :)

Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya :)

Back To Top