Translate

Analisis Chemicelectroconcrete sebagai Bahan Beton dengan Kemampuan Blocked-Passed Signal untuk Telekomunikasi Handphone (GSM/CDMA)

“Rumah ibarat surga bagi penghuninya” peribahasa tersebut menempatkan betapa pentingnya suatu hunian. Rumah atau bangunan gedung dengan segenap fasilitas dan desain artistik merupakan harapan yang akan memanjakan setiap pengguna/penghuninya. Akan tetapi seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk maka luas lahan yang tersedia untuk membangun rumah pun juga semakin sedikit. Maka muncullah, gedung-gedung bertingkat sebagai salah satu alternatifnya.

 Bangunan gedung bertingkat di Indonesia sendiri jumlahnya terus bertambah dari tahun ke tahun. Jumlah bangunan bertingkat tersebut hampir semuanya berkonstruksi beton,  dan diprediksi jumlah gedung tinggi akan terus mengalami peningkatan seiring kebutuhan dan gaya hidup masyarakat. Trend bangunan beton hingga kini telah masuk ke pelosok daerah, sehingga rumah berkonstruksi kayu sudah banyak ditinggalkan. Hal ini disebabkan oleh harga kayu yang semakin mahal dan peraturan pemerintah mengenai penebangan pohon sedangkan bahan baku beton kini relatif terjangkau oleh masyarakat.

Berbicara mengenai bangunan beton dibanding bangunan berkonstruksi kayu sangat terlihat pada aplikasi bahan sebagai konstruksi. Bangunan bertingkat lebih dari 3 lantai secara lazim menggunakan konstruksi beton. Pertimbangan penggunakan beton terletak pada keunggulan kekuatan, durasi, fleksibilatas pembentukan, dan kemudahan teknis. Beberapa gedung telah banyak dirancang dengan baik oleh para arsitek. Akan tetapi, setelah bangunan dari beton itu siap dioperasikan ada beberapa aspek kenyamanan menjadi tereduksi ketika penghuni berada di dalamnya. Salah satu aspek yang hilang tersebut adalah tereduksinya akses signal telekomunikasi (TV, HP dan WiFi), khususnya kekuatan signal handphone (HP).

Secara kebutuhan ada dua hal yang kontra terhadap penggunaan sebuah bangunan/gedung. Pertama, bangunan yang membutuhkan signal komunikasi (TV, HP dan WiFi) seperti mall, apartemen, hotel, kantor, convention hall, menara mercusuar, stadion, museum dan sebagainya. Keberadaan signal komunikasi dibutuhkan untuk menunjang suatu proses/pekerjaan, efisiensi ruang dan waktu, maupun untuk aktivitas bisnis. Kedua, bangunan yang antisignal atau tidak membutuhkan signal komunikasi seperti masjid, gereja, tempat ibadah lain, ruang kelas/belajar, perpus, ruang rapat kerja, ruang operasi, SPBU, atau  tempat lain yang tidak membutuhkan signal telekomunikasi. Pada bangunan-bangunan tersebut, adanya signal terkadang justru menghambat kinerja suatu alat atau mengganggu konsentrasi.

Kasus yang sering kita alami, saat menginap di hotel para tamu terkadang kesulitan mendapatkan signal HP, atau saat berada di mall pengunjung juga sering dipusingkan akibat buruknya kualitas signal yang diterima pada handphone pengunjung. Kondisi buruknya akses signal seperti ini seharusnya tidak terjadi. Untuk mengatasi hal itu, umumnya dari pihak hotel/mall telah memasang semacam retransmitter agar tempat tersebut tidak blank signal atau yang biasa dikenal dengan sebutan repeater signal. Jika begitu permasalahannya maka akan timbul problem baru; (a) penambahan biaya untuk pengadaan piranti transmitter, (b) ada tambahan biaya untuk perawatan. Sebagai analogi kasar sebuah pirantri transmitter hanya dapat memancarkan untuk satu operator (padahal di Indonesia kurang lebih ada 10 operator) dan jangkauannya terbatas (max. 1000m2 line of sight). Jika hotel tersebut tersusun atas 15 lantai dengan luas tiap lantainya 5000 maka berapa jumlah piranti yang dibutuhkan berikut biaya yang akan dikeluarkan untuk pelayanan komunikasi ini. Sungguh mencemaskan!

Fakta lain, bangunan seperti masjid, gereja, tempat ibadah lain, ruang kelas/belajar, ruang operasi, SPBU merupakan bangunan antisignal sebab keberadaan signal bisa jadi justru mengganggu jalannya ibadah, belajar, rapat, atau kegiatan-kegiatan lainnya yang berhubungan dengan alat di tempat tersebut. Dengan demikian dibutuhkan alat yang dapat memblokir signal telekomunikasi yang biasa disebut jamming signal. Akan tetapi kebutuhan untuk pengadaan alat-alat seperti ini akan jauh lebih mahal untuk bangunan-bangunan besar seperti hotel, apertemen, rumah sakit, masjid raya dan lainnya. Dapat dibayangkan berapa jumlah repeater atau jamming signal yang dibutuhkan untuk meng-cover area tersebut sedangkan jumlah ruangan dan lantai bangunan sangat banyak. Keterbatasan teknis dari repeater atau jamming signal pun area kerjanya sangat terbatas.

Di sisi lain, seiring dengan perkembangan teknologi di berbagai bidang tak dapat dipungkiri hal ini juga mengiringi keberadaan dan peningkatan limbah. Diantaranya yaitu limbah keramik, porselen, atau kaca dan kaleng aluminium.yang banyak dijumpai di lingkungan sekitar. Bahan keramik, porselen, atau kaca ini bersifat isolator atau dengan kata lain nilai konduktivitasnya rendah. Selain itu bahan ini kering, ringan, tetapi ikatannya sangat kuat. Aluminium merupakan logam yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, seperti pada kaleng minuman ringan, susu, roti, biscuit, sarden, makanan, peralatan memasak, kabel-kabel listrik tertentu, dan lain-lain. Banyaknya kaleng-kaleng bekas yang terbuang menimbulkan masalah bagi lingkungan, karena akan menyebabkan penimbunan sampah. Konduktivitas atau daya hantar aluminium adalah sebesar 35 m/ ohm.mm2 atau kira-kira 61,4 % daya hantar tembaga. Benda-benda yang mempunyai konduktivitas tinggi (kemampuan menghantar listrik) adalah pemantul radiasi yang baik yang dapat memantulkan gelombang elektromagnetis dengan baik. Sedangkan benda yang nilai konduktivitasnya rendah bersifat sebaliknya. Dengan demikian bangunan yang membutuhkan signal dapat dibantu dengan memberikan bahan tambahan yang nilai konduktivitasnya rendah yang dapat menyerap signal dengan baik. Sedangkan bangunan yang antisignal dapat dibantu dengan memberikan bahan tambahan yang nilai konduktivitasnya tinggi sehingga dapat memantulkan signal dengan baik.

Berdasar permasalahan di atas, maka perlu adanya solusi yang terencana untuk mengatasinya. Dengan demikian perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mendesain dan menganalisis bahan beton dengan kemampuan blocked-passed signal (menolak-meloloskankan signal) untuk telekomunikasi khususnya handphone (GSM/CDMA) yang diberi istilah chemielectroconcrete. Istilah ini diambil dari kata chemic (kimia), electronic (elektronika), dan concrete (beton) dimana yang dimaksudkan adalah formulasi beton dari bahan kimia untuk kegunaan di bidang elektronika khususnya telekomunikasi handphone. Chemielectroconcrete versi 1 merupakan bahan beton dengan kemampuan blocked signal (menolak signal) sedangkan chemielectroconcrete versi 2 merupakan bahan beton dengan kemampuan passed signal (meloloskan signal).

 

 

 

 

 

 

 

A.    PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dalam penelitian  ini dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:

1.  Bagaimana pengaruh variasi bahan terhadap unjuk kerja chemicelectroconcrete versi 1 dalam blocked signal dan chemicelectroconcrete versi 2 dalam passed signal?

2.  Bagaimana pengaruh variasi bahan terhadap sifat beton segar dan sifat beton keras (nilai slump, berat isi dan kuat tekan) chemicelectroconcrete versi 1 dan 2?

 

B.     TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk :

1.  Mengetahui pengaruh variasi bahan terhadap unjuk kerja chemicelectroconcrete versi 1 dalam blocked signal dan chemicelectroconcrete versi 2 dalam passed signal.

2.  Mengetahui pengaruh variasi bahan terhadap sifat beton segar dan sifat beton keras (kuat tekan dan berat isi) chemicelectroconcrete versi 1 dan 2.

 

C.    LUARAN YANG DIHARAPKAN

Luaran yang diharapkan dari program penelitian ini adalah tercipta formulasi chemicelectroconcrete yang tepat untuk tujuan blocked/passed signal pada struktur beton. Chemicelectroconcrete ini dirancang dan dikomposisikan dengan beberapa unsur pembuat beton dengan mengacu SNI (Standar Nasional Indonesia).

 

D.    KEGUNAAN

1.      Manfaat bagi Akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi ide kepada para akademisi dan peneliti, untuk dapat;

a.    lebih mengenal chemicelectroconcrete sebagai cikal bakal ilmu yang digabung dari ilmu teknik sipil, elektronika dan kimia.

b.   memberi semangat bahwa masih banyak celah untuk diteliti pada bidang telekomunikasi yang dipandang dari sudut pandang ilmu teknik sipil maupun kimia.

c.    memicu imajinasi untuk berkreasi dalam dunia inovasi beton/semen.

2.      Manfaat bagi Industri

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan ide untuk industri ditindak lanjuti sebagai riset guna; (a) memproduksi chemicelectroconcrete yang dapat digunakan untuk tujuan komunikasi, (b) menambah varian beton baru chemicelectroconcrete untuk dikomersilkan.

 

E.     TINJAUAN PUSTAKA

1.      Definisi Beton

Beton adalah bahan bangunan yang diperoleh dengan cara mencampurkan beberapa bahan dasar yaitu: agegat halus, agregat kasar, semen portland dan air, kadang–kadang bahan tambah ditambahkan dengan jumlah tertentu untuk mengubah sifat dasar beton. Bahan tambah yang digunakan pada umumnya berupa bahan kimia tambahan dengan fungsi yang bervariasi (Alizar, 1996 : 8).

Beton banyak digunakan di Indonesia karena banyak memiliki keuntungan antara lain: dapat dibentuk sesuai dengan arsitekturnya, relatif lebih murah jika dibandingkan dengan bahan bangunan yang lain, bahan baku dapat diperoleh dari lokal, mempunyai kekuatan tekan yang relatif lebih tinggi, awet/tahan lama, dan relatif tahan terhadap bahaya kebakaran. Bahan konstruksi teknik sebagai pendukung struktur beton, merupakan bahan utama, terutama beton bertulang. Pemilihan proporsi beton meliputi kesimbangan antara pertimbangan ekonomi dengan persyaratan kekuatan, kepadatan penempatan. Maka untuk dapat mencapai kekuatan tekan seperti yang diharapkan perlu adanya ketelitian dalam pengerjaannya dan juga tergantung pada pemakaian : semen, ukuran dan mutu agregat, perbandingan air semen, jenis bahan campuran tambahan, pekerjaan pemadatan dan perawatan.

2.      Beton Segar

Beton segar adalah beton dalam kondisi plastis (sebelum mengeras), dan akan segera mengeras dalam beberapa jam setelah beton diaduk. Beton segar harus mempunyai kinerja tinggi yaitu: kelecakan atau kemudahan dikerjakan, kohesivitas dan kemudahan pemompaan ke tempat yang tinggi, panas hidrasi rendah, susut yang relative rendah pada proses pengerasan dan percepatan maupun penundaan waktu ikat awal. Tingkat kemudahan pengerjaan berkaitan erat dengan kelecakan beton. Untuk mengukur kelecakan beton dilakukan pengujian slump. Semakin besar nilai slump berarti adukan beton encer dan ini berarti beton semakin mudah dikerjakan. Nilai slump berkisar antara 5 – 120 cm.

Sifat lain yang perlu diperhatikan adalah berat isi. Berat isi beton merupakan perbandingan antara berat bersih beton segar terhadap volumenya (volume silinder untuk pengujian). Berat isi beton berfungsi untuk mengoreksi susunan campuran beton apabila hasil perencanaan berbeda dengan pelaksanaan. Angka koreksi di peroleh dari perbandingan antara berat isi beton perencanaan dengan berat isi beton pelaksanaan. Harga angka koreksi ini kemudian dikalikan dengan kebutuhan masing-masing bahan dalam perencanaan. Selain itu, berat isi beton juga berfungsi untuk mengkonversi dari satuan berat ke satuan volume dan mengoreksi kelebihan maupun kekurangan bahan pada saat pembuatan beton yang akan mempengaruhi volume pekerjaan secara keseluruhan.

3.      Kuat Tekan Beton

Kuat tekan beton merupakan kekuatan tekan maksimum yang dapat dipikul beton per satuan luas. Kuat tekan beton normal antara 20 – 40 MPa. Kuat tekan beton dipengaruhi oleh : faktor air semen (water cement ratio = w/c), sifat dan jenis agregat, jenis campuran, kelecakan (workability), perawatan (curing) beton dan umur beton. Faktor air semen (water cement ratio = w/c) sangat mempengaruhi kuat tekan beton. Semakin kecil nilai w/c nya maka jumlah airnya sedikit yang akan menghasilkan kuat tekan beton yang besar.

Sifat dan jenis agregat yang digunakan juga berpengaruh terhadap kuat tekan beton. Semakin tinggi tingkat kekerasan agregat yang digunakan akan dihasilkan kuat tekan beton yang tinggi. Selain itu susunan besar butiran agregat yang baik dan tidak seragam dapat memungkinkan terjadinya interaksi antar butir sehingga rongga antar agregat dalam kondisi optimum yang menghasilkan beton padat dan kuat tekan yang tinggi. Jenis campuran beton akan mempengaruhi kuat tekan beton. Jumlah pasta semen harus cukup untuk melumasi seluruh permukaan butiran agregat dan mengisi rongga-rongga diantara agregat sehingga dihasilkan beton dengan kuat tekan yang diinginkan. Kuat tekan beton mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya umur beton. Kuat tekan beton dianggap mencapai 100 % setelah beton berumur 28 hari.

4.      Keramik

Keramik adalah salah satu produk industri yang banyak digunakan dalam kebutuhan rumah tangga, industry mekanik, elektronika, filter bahkan dipakai di bidang teknologi luar angkasa. Bahan keramik dapat dibedakan menjadi dua kelas: kristalin dan amorf (non kristalin). Keramik biasanya memiliki ikatan yang kuat dan atom-atom yang ringan. Jadi getaran-getaran atom-atomnya akan berfrekuensi tinggi dan karena ikatannya kuat maka getaran yang besar tidak akan menimbulkan gangguan yang terlalu banyak pada kisi kristalnya.

Kekuatan dielektrik bahan adalah kemampuan bahan tersebut untuk menyimpan elektron pada tegangan tinggi. Namun dengan tegangan tinggi dapat mengeksitasi elektron dari pita valensi ke pita konduksi. Medan listrik yang diperlukan untuk menghasilkan kerusakan itu disebut kekuatan dielektrik. Beberapa keramik mempunyai kekuatan dielektrik yang sangat besar. Porselen misalnya sampai 160 kV/cm. Sebagian besar hantaran listrik dalam padatan dilakukan oleh elektron. Di logam, elektron penghantar dihamburkan oleh vibrasi termal meningkat dengan kenaikan suhu, maka hambatan logam meningkat pula dengan kenaikan suhu.

Sebaliknya, elektron valensi dalam keramik tidak berada di pita konduksi, sehingga sebagian besar keramik adalah isolator. Namun, konduktivitas keramik dapat ditingkatkan dengan memberikan ketakmurnian. Energi termal juga akan mempromosikan elektron ke pita konduksi, sehingga dalam keramik, konduktivitas meningkat (hambatan menurun) dengan kenaikan suhu.

5.      Aluminium

Aluminium adalah logam berwarna putih keperakan yang lunak. Aluminium terdapat di kerak bumi sebanyak kira-kira 8,07% hingga 8,23% dari seluruh massa padat dari kerak bumi, dengan produksi tahunan dunia sekitar 30 juta ton pertahun dalam bentuk bauksit dan bebatuan lain (corrundum, gibbsite, boehmite, diaspore, dan lain-lain) (USGS). Aluminium tahan terhadap korosi karena fenomena pasivasi. Pasivasi adalah pembentukan lapisan pelindung akibat reaksi logam terhadap komponen udara sehingga lapisan tersebut melindungi lapisan dalam logam dari korosi.

Aluminium memiliki sifat yang ringan, tahan korosi, kekuatan dan ductility yang cukup baik (aluminium paduan), mudah diproduksi dan cukup ekonomis (aluminium daur ulang). Kekuatan tensil aluminium murni adalah 90 MPa, sedangkan aluminium paduan memiliki kekuatan tensil berkisar 200-600 MPa. Resistansi terhadap korosi terjadi akibat fenomena pasivasi, yaitu terbentuknya lapisan aluminium oksida ketika aluminium terpapar dengan udara bebas. Lapisan aluminium oksida ini mencegah terjadinya oksidasi lebih jauh. Aluminium paduan dengan tembaga kurang tahan terhadap korosi akibat reaksi galvanik dengan paduan tembaga. Aluminium juga merupakan konduktor panas dan elektrik yang baik. Jika dibandingkan dengan massanya, aluminium memiliki keunggulan dibandingkan dengan tembaga, yang saat ini merupakan logam konduktor panas dan listrik yang cukup baik, namun cukup berat. Berikut ini adalah table sifat fisik dari Aluminium.

Tabel 1. Sifat Fisik Aluminium

clip_image002

6.      Pengaruh Gelombang Elektromagnetik terhadap Konduktivitas

Gelombang elektromagnetik didefinisikan sebagai gelombang yang terdiri dari medan listrik dan medan magnit yang satu sama lain saling tegak lurus. Gelombang elektromagnetik dapat dipantulkan dari beberapa macam permukaan benda-benda tertentu seperti halnya yang terjadi pada pemantulan cahaya oleh sebuah cermin. Menurut Coolen (1993 : 461) benda-benda yang mempunyai konduktivitas listrik (kemampuan menghantar listrik) dan mempunyai permukaan yang halus (plat tembaga/alumunium) adalah pemantul gelombang elektromagnetis dengan baik. Permukaan bumi dapat juga menjadi permukaan pemantul yang baik dan besar sudut pemantul sama dengan sudut datang.

Sifat rambatan gelombang elektromagnetis memiliki persamaan pola rambatan gelombang cahaya atau sinar, yaitu mengalami (a) refleksi/pemantulan, (b) refraksi/pembiasan dan (c) difraksi/pembauran. Benda-benda yang mempunyai konduktivitas listrik (kemampuan menghantar listrik)  dan mempunyai permukaan yang halus (plat tembaga/alumunium) adalah pemantul gelombang elektromagnetis yang baik. Permukaan bumi dapat juga menjadi permukaan pemantul yang baik. Di samping permukaan bumi lapisan ionosphere yang terdapat pada daerah atmosphere bumi juga lapisan pemantul yang baik.

7.      Propagasi Gelombang Elektromagnet terhadap Bangunan Gedung

Gelombang tanah (ground wave) adalah gelombang radio yang berpropagasi di sepanjang permukaan bumi (tanah). Gelombang ini sering disebut dengan gelombang permukaan (surface wave). Surface wave tidak selalu identik dengan permukaan tanah semata. Akan tetapi bangunan gedung merupakan permukaan yang identik dengan tanah, karena secara struktur bangunan-bangun tersebut terjadi grounding. Apabila pola semacam ini gedung dapat diartikan sebagai suatu penghalang vertikal yang mengganggu radiasi gelombang elektromagnetik.

clip_image004

Gambar 1. System pancaran signal BTS terhadap gedung/ground

 

Suatu gedung yang berdiri dalam komunikasi elektronik memiliki nilai impedansi (Z0) yang dapat dihitung berdasarkan resistansi bahan bangunan terhadap tanah (ground). Menurut perhitungan (Dennis dan Coolen, 1993:484) nilai Z0 dapat dicari dengan rumus:

clip_image006                                                                 (1)

Nilai ruang bebas adalah sebagai berikut: µ = µ0 = 4π × 10-17 H/m dengan memasukkan persamaan di atas tersebut maka diperoleh persamaan impedansi berupa:

clip_image008                                                          (2)

Selaian faktor impedansi bangunan nilai loss pada bangunan sangat berpengaruh pada signal juga dipengaruhi oleh loss transmisi yang dirumuskan sebagai berikut;

clip_image010                                           (3)

 

8.      Surface Wave (Tanah)

Rambatan surface wave di permukaan bumi sangat tergantung  pada besarnya frekuensi yang merambat. Hal ini disebabkan oleh panjang gelombang dan energinya. Untuk berkomunikasi dengan menggunakan media surface wave, maka gelombang harus terpolarisasi secara vertikal, karena bumi akan menghubung singkatkan medan listriknya bila berpolarisasi horisontal. Perubahan kadar air mempunyai pengaruh yang besar terhadap gelombang tanah. Redaman gelombang tanah berbanding lurus terhadap impedansi surface wave. Impedansi ini merupakan fungsi dari konduktivitas dan frekuensi.

Jika bumi mempunyai konduktivitas yang tinggi, maka redaman (penyerapan energi gelombang) akan berkurang. Dengan demikian, propagasi gelombang tanah di atas permukaan air (laut) jauh lebih baik dari pada di tanah kering (berkonduktivitas rendah), seperti padang pasir. Rugi-rugi (redaman) tanah akan meningkat dengan cepat dengan semakin besarnya frekuensi. Karena alasan tersebut, gelombang tanah sangat tidak efektif pada frekuensi diatas 2 MHz.

clip_image012

Gambar 2. Pancaran signal terhadap surface wave

 

Dalam pemakaian tertentu dengan frekuensi 100 Hz, redamannya hanya sekitar 0,3 dB per meter. Redaman ini akan meningkat drastis bila frekuensinya makin tinggi, misalnya pada 1 GHz redamannya menjadi 1000 dB per meter. Beberapa kajian menyebutkan bahwa molekul gas dalam udara juga menyebabkan atenuasi (pelemahan) gelombang-gelombang pendek elektromagnetis. Resonansi getaran molekul uap air  (H2O) menyebabkan puncak-puncak penyerapan (absorption) pada panjang gelombang 1,35 cm dan 1,7 mm. Molekul oksigen (O2) juga menunjukkan puncak-puncak penyerapan yang serupa pada panjang gelombang 5 mm dan 2,5 mm. Nilai resistans jenis tanah (rt) sangat berbeda tergantung komposisi tanah seperti dapat dilihat dalam pasal 320-1 dalam PUIL 1987 atau yang ditunjukkan pada tabel 2.

 

Tabel 2. Jenis resistensni tanah(rt)

Jenis Tanah

Resistansi jenis tanah (rt)

Tanah rawa

10 – 40 

Pasir basah, tanah liat

50 – 200 Ω

Kerikil basah

200 – 3000 Ω

Pasir/kerikil kering

< 10000 Ω

Tanah berbatu

2000 – 3000 Ω

Air laut dan air tawar

10 – 100 Ω

 

9.      Karakteristik Frekuensi Handphone (300MHz – 1900MHz)

Bersifat quasioptis atau merambat seperti cahaya (line of sight) dan energi dari berbagai macam radiasi meningkat seiring meningkatnya frekuensi. Frekuensi yang digunakan untuk komunikasi handphone (HP) ada dua kategori yaitu komunikasi GSM dan CDMA. Di Indonesia GSM beroperasi pada frekuensi 800 – 900 MHz, sedangkan untuk CDMA ada yang beroperasi pada range bawah (300 – 500 MHz) ataupun range atas (1000  – 1900 MHz ). Pola pengiriman kembali signal dari BTS (based transciever station) bersifat seluler yang tersusun hexagonal, jika gabungan sel-sel ini disusun akan menyerupai sebuah sarang lebah.

Tabel 3. Jenis dan frekuensi pada telekomunikasi handphone

System

Band (MHz)

Uplink

(MHz)

Downlink

(MHz)

Channel

Number

GSM 400

450

450.4 - 457.6

460.4 - 467.6

259 – 293

GSM 400

480

478.8 - 486.0

488.8 - 496.0

306 – 340

GSM 850

850

824.0 - 849.0

869.0 - 894.0

128 – 251

GSM 900 (P-GSM)

900

890.0 - 915.0

935.0 - 960.0

1 – 124

GSM 900 (E-GSM)

900

880.0 - 915.0

925.0 - 960.0

124,975 - 1023

GSM-R (R-GSM)

900

876.0 - 880.0

921.0 - 925.0

955 – 973

DCS 1800

1800

1710.0 - 1785.0

1805.0 - 880.0

512 – 885

PCS 1900

1900

1850.0 - 1910.0

1930.0 - 1990.0

512 – 810

 

Tinggi menara antara 15–90 m tergantung pada kondisi lingkungkan daerahnya. Power pancar efektif maksimum  100 watt. Antena yang digunakan dalam satu sel dapat lebih dari satu (sektorisasi) pada bts tersedia combiner untuk mehubungkan beberapa pemancar pada antena. Antara BTS dengan MSC dihubungkan dengan microwave atau kabel dengan saluran ber kecepatan 2 mbps. BTS hanya menyalurkan informasi dari MS ke MSC atau sebaliknya. Power pancar satu BTS menentukan lebar cakupan sebuah sel. Untuk mencakup ms dalam gedung digunakan sel yang sangat kecil  (microcell).

10.  Blocked - Passed Signal Komunikasi

Istilah blocked signal /proses menghilang atau adanya signal pada suatu ruangan terjadi secara alamiah. Prinsip semacam ini dapat ditemui pada beberapa gejala alam. Blocked signal dapat terjadi di daerah balik gunung berdasarkan sumber signal itu berasal, fenomena ini sangat lumrah terjadi karena sifat signal komunikasi HP yang mirip dengan sifat cahaya. Artinya beberapa kawasan bayangan akan terhalang signalnya oleh bangunan atau gedung yang ada di depannya. Efek semacam ini dapat dikatakan sebagai blocking. Kekuatan signal yang dipancarkan dan sampai  pada ke handphone akan sealu mengalami rugi (blocking/passing) yang dapat dihitung dengan persamaan:

clip_image014                                                                     (4)

Dimana clip_image016 faktor koefisien dB, σ konduktivitas, clip_image018adalah permaibilitas dengan nilai 4π×clip_image020. Berkebalikan dari kondisi di atas adalah proses passed signal, besarnya signal yang dipancarkan oleh pemancar akan diteruskan hingga ke penerima. Dalam kondisi ini besar signal yang diterima jauh lebih besar dari blocking signal. Namun jika diamati secara detail, baik kondisi blocked-passed masih selalu terdapat rugi penguatan tersebut disebabkan oleh rugi transmisi. Efek bocke dan passed signal dapat dilakukan dengan pola refeksi yang ditentukan oleh kondukstivitas peghantar bidang pantul (surface wave).

 

F.     METODE PELAKSANAAN

1.      Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di laboratorium Bahan dan Konstruksi Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan laboratorium Telekomunikasi Fakultas Teknik UNY dengan lama penelitian 4 bulan (lihat jadwal penelitian).

2.      Jenis, Subjek dan Objek Penelitian

Dalam penelitian untuk menganalisis pengaruh chemielectroconcrete ini menggunakan metode penelitian eksperimen, karena unsur-unsur yang menjadi tujuan dari hasil penelitian sifatnya belum dapat diprediksikan secara pasti, sehingga membutuhkan ujicoba dengan beberapa kali komposisi dan pengulangan agar sesuai dengan  yang diinginkan. Subjek penelitian adalah aluminium dari kaleng aluminium bekas dan keramik yang keduanya dalam bentuk granule. Sedangkan objek penelitian adalah kemampuan blocked signal dan passed signal serta nilai slump, berat isi, dan kuat tekan dari chemicelectrococoncrete versi 1 dan versi 2.

3.      Variabel Penelitian

Sebagai variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi konsentrasi dari granul kaleng aluminium untuk chemicelectrococoncrete versi 1 dan granul keramik untuk chemicelectrococoncrete versi 2. Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan blocked - passed signal, nilai slump, berat isi, dan kuat tekan dari chemicelectrococoncrete versi 1 dan versi 2.

4.      Alat dan Bahan

Tabel 4. Rincian alat dan bahan

Alat dan Bahan

Spesifikasi

Alat dan Bahan

Spesifikasi

Cetok

Standart

Akuades

-

HP CDMA

1800/1900MHz

Pasir

Halus

HP GSM

800/900MHz

Bejana Besi

-

Neraca Elektrik

-

Ember

50 mL

Wadah Adonan

50x40x40 cm

Alat Uji Kuat tekan

Lab

Cetakan Balok

20x10x10 cm

Semen Portland

Merk Tigaroda

Cetakan Silinder

600 mL

Kaleng aluminium

Granule

Kabel

NYA

Keramik

Granule

Kawat streamin

Ram kecil

Pecahan Batu

SNI

Baut

Besi

Pengaduk semen

Standart

5.      Prosedur Penelitian

Untuk pembuatan beton chemicelectroconcrete baik versi 1 maupun 2 didasarkan pada standar minimal SNI, yaitu campuran beton dengan komposisi berat yaitu 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil, dengan faktor air semen tetap yaitu 0,5. Akan tetapi ada bahan tambahan dengan formulasi tertentu agar menjadi chemicelectroconcrete versi 1 dan chemicelectroconcrete versi 2. Formulasi untuk setiap sampel ditampilkan dalam tabel berikut:

Tabel 5. Komposisi pembuatan beton SNI, Chemielectroconcrete versi 1 dan 2

Jenis Beton

Perbandingan Komposisi

Pengencer

Semen

Agregat Kasar

Agregat Halus

Beton standar SNI

0,5

1

3

2

Chemicelectroconcrete versi 1

Air

Semen

Kerikil

Pasir

Granul Aluminium

Sampel I

0,5

1

3

100 %

0 %

Sampel II

0,5

1

3

75%

25%

Sampel III

0,5

1

3

50%

50%

Chemicelectroconcrete versi 2

Air

Semen

Kerikil

Pasir

Granul Keramik

Sampel I

0,5

1

3

100 %

0 %

Sampel II

0,5

1

3

75%

25%

Sampel III

0,5

1

3

50%

50%

a.      Pembuatan Chemicelectroconcrete

Chemicelectroconcrete versi 1 dan chemicelectroconcrete versi 2 dibuat sesuai dengan formula yang ditunjukkan pada tabel 5. Pembuatan chemicelectroconcrete dilakukan dengan cara berikut:

clip_image021 

 


Gambar 3. Pembuatan chemicelectroconcrete

b.      Uji Kemampuan dalam Blocked-Passed Signal

Uji kemampuan dari chemicelectroconcrete versi 1 dan versi 2 ini didasarkan pada fungsinya. Untuk mengetahui kualitas dan kemampuan chemicelectroconcrete versi 1 dari sampel yang divariasikan, maka dilakukan uji blocked signal. Diagram alir dari pengujian itu yaitu sebagai berikut:

 

 

clip_image022 

 

Gambar 4. Uji kemampuan dalam blocked-passed signal

 

Sedangkan untuk mengetahui kualitas dan kemampuan chemicelectroconcrete versi 2 metode yang digunakan adalah sama, baik untuk HP GSM/CDMA. Dari sampel yang divariasikan tujuan pengujian versi 2 adalah untuk menguji kemampuan passed signal.

c.       Pengujian Kuat Tekan Beton

clip_image024Pengujian kuat tekan dilakukan dengan pembebanan uniaksial dengan kecepatan pembebanan 2 – 4 kg/cm2 per detik pada umur 28 hari (Gambar 3.1). Kuat tekan beton dihitung dengan rumus:

σ = P:A   (N/mm2 atau kgf/cm2)

Dimana :

σ = Kuat tekan beton (N/mm2)

P = beban maksimum dalam Newton

A = luas bidang tekan benda uji, mm2           Gambar 5. Alat Uji Kuat Tekan

 

 

0 Komentar untuk "Analisis Chemicelectroconcrete sebagai Bahan Beton dengan Kemampuan Blocked-Passed Signal untuk Telekomunikasi Handphone (GSM/CDMA)"

Berkomentarlah dengan baik dan sopan, saya akan berusaha untuk menjawab setiap pertanyaan dan menanggapi setiap komentar yang anda berikan, :)

Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya :)

Back To Top