Translate

Mengenal lebih jauh Koloid

Apabila kita mencampurkan suatu zat (solut) ke dalam air lalu diaduk, akan terbentuk keadaan

     berikut :

  1. Terbentuk campuran homogen (serba sama pada setiap bagian) disebut larutan;bentuk partikel solut dalam larutan dapat berupa molekul (misalnya gula) atau ion( misalnya Na+ dan Cl- dari NaCl). 
  2. Terbentuk campuran yang tidak jernih , tapi tidak tejadi endapan  Solut seolah-olah terbagi dalam pelarut, tetapi bersifat   heterogen; misalnya mencampurkan amilum dengan air panas (membentuk kanji)
  3. Terbentuk campuran yang dengan segera mengedap, sehingga terlihat dua lapisan (heterogen) ; solut di bagian bawah dan pelarut di bagian atas.; misalnya mencampurkan pasir dengan air.

Keadaan (1) disebut larutan , (2) disebut sistem koloid  ( = koloid) dan (3) disebut suspensi . Ketiga jenis campuran tersebut terutama disebabkan oleh  juga berbeda oleh  ukuran partikel solutnya, yaitu : (1) larutan : 1 – 10 A0 ; (2) koloid : 10 – 10.000 Ao, sedangkan (3)  suspensi  : >   10.000 Ao

Sehingga koloid (sistem koloid ) didefinisikan sebagai : campuran heterogen antara solut dengan pelarut, di mana solut tetap berada (tersebar) pada pelarut. 

Dalam sistem koloid terdapat dua bagian fasa, yaitu :  (1) fasa dalam, disebut juga fasa terdispersi ; yaitu solut dan (2) fasa luar , disebut juga fasa pendispersi , yaitu pelarut . Pada contoh “larutan” kanji maka amilum adalah fasa terdispersi (fasa dalam) sedangkan airnya adalah fasa pendispersi (fasa luar) 

 

Jenis Koloid

Karena baik solut maupun pelarut mempunyai tiga macam fase; yaitu gas, cair dan padat maka terdapat 8 macam sistem koloid (sebab campuran gas debfab gas akan membentuk sistem homogen ) seperti pada tabel berikut

Fasa Terdispersi

Fasa Pendispersi

Penyebutan

Nama

Contoh

Gas

Gas

Cair

Cair

Cair

Padat

Padat

padat

Cair

Padat

Gas

Cair

Padat

Gas

Cair

padat

Gas dalam cair

Gas dalam padat

Cair dalam gas

Cair dalam cair

Cair dalm padat

Padat dalam gas

Padat dalam cair

Padat dlm padat

   

Buih

Busa padat

Aerosol cair

Emulsi

Emulsi padat

Aerosol pdt

Sol

Sol padat       

Busa sabun

Karet busa

Kabut

Susu

Mentega

Asap

Lart kanji

Camp logam

( perunggu )

 

Sifat-sifat Koloid. 

 

1.      Efek Tyndall ; partikel-partikel solut dalam koloid menyerap sinar yang mengenainya, sehingga partikel-partikel tsb terlihat oleh mata kita (sedangkan larutan meneruskan sinar yang mengenainya) . Lihat gambar berikut

clip_image002

 


2.      Gerak Brown ; adalah gerakan partikel koloid ke segala arah secara.Gerakan ini disebabkan oleh tumbukan antara partikel-partikel solut dengan molekul-molekul pelarut .

clip_image002[5]

 


Kestabilan Koloid

 

Sistem koloid dapat tetap stabil (tidak mengendap) karena partikel-partikel koloid tidak berkelompok ( bergabung sesamanya ) menjadi partikel yang lebih besar yang memungkinkan untuk mengendap .

Kestabilan koloid dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu :

 

(1)   partikel koloid  menyerap ion-ion yang berada dalam mediumnya , sehingga seolah-olah 

      “dilindungi” untuk tidak bergabung sesamanya . Keadaan ini terutama terjadi pada koloid

       senyawa anorganik .

            Contoh ; apabila kita masukkan larutan FeCl3 ke dalam air, akan terbentuk sol

             Fe2O3 . x H2O yang menyerap ion-ion Fe3+ di lapisan dalam   (lapisan I) dan ino-ion Cl- sebagai

             lapisan luar (lapisan II).

 

 

 

       
  clip_image010   clip_image011
 

 


 

(2)   adanya emulgator; yaitu zat yang ketiga yang melindungi patikel koloid agar tidak bergabung

      sesamanya; misalnya minyak yang “dilindungi “ oleh sabun . Contoh beberap zat yang dapat

      berfungsi sebagai emulgator ialah sabun dan deterjen.

 

 

Pengendapan koloid

 

Partikel-partikel solut dalam sistem koloid dapat bergabung sesamanya apabila ion-ion yang diserap pada permukaan koloid dihilangkan dengan jalan menambahkan elektrolit ( asam, basa atau senyawa garam ) , sehingga terjadi penggumpalan lalu mengendap (koagulasi) . Misalnya apabila kita menambahkan asam ke dalam susu akan terjadi penggumpalan pada bagian permukaan susu tsb. Proses penjernihan air sumur  keruh atau air sumber PDAM yang keruh adanya lumpur dan ion-on Ca2+ dan Mg2+ (air sadah) ,dilakukan dengan penambahan tawas , KAl(SO4)2  karena akan terbentuk endapan CaSO4

Proses lain yang dapat menyebabkan pengedpan oloid adalah peristiwa pergeseran pelarut ; yaitu “penarikan “ pelarut oleh pelarut lain yang dapat campur dengan pelarut semula. Misalnya suatu senyawa organik antibiotik yang mengendap dalam air, tetapi dapat tersuspensi  dalam alkohol; apabila ke dalam suspensi alkaloid tersebut ditambahkan air akan terjadi pengumpalan solut alkaloid, karena alkohol bercampaur (“ditarik”) oleh air sehingga alkohol yang melarutkan alkaloid berkurang dan terjadi penggumpalan alkaloid.

 

Macam Koloid Berdasarkan Interksinya dengan Pelarut ( Air ) 

 

1.      Koloid Hidrofil ; yaitu koloid yang dapat campur dengan air , dapat diencerkan dan lebih stabil . Contohnya klid dari senyawa-senyawa organik, misalnya kanji (amilum), agar-agar, dsb

2.      Koloid Hidrofob ; kebalikan dari koloid hidrofil, yaitu tidak campur dengan air, sehingga tidak dapat diencerkan dan kurang  stabil. Contoh : Kebanyakan koloid dari senyawa anorganik, misalnya sol belerang ( S ) , Fe(OH)3 , dsb

 

Cara-cara Pembentukan Koloid

 

Sistem koloid terutama ditentukan ukuran partikel solut, makin kecil ukuran partikel solut,makin mudah larut ( membentuk larutan “ sejati “ , dan sebaliknya, makin besar ukuran partikel solut, akan mudah membentuk endapan.

 

Oleh karena itu pembentukan koloid ada dua macam :

 

1.      Cara Dispersi;

       Yaitu dengan cara memperkecil ukran partikel solut ( misalnya digerus / digiling.

        Contoh: susu bubuk ( protein ) dibuat bentuk  “ instant “ ( agar mudah / cepat campur / larut )

     . Pada cara ini hanya terjadi perubahan fisik ( sifat fisik )

 

2.      Cara Kondensasi

Cara kondensasi berkebalikan dengan cara dispersi, yaitu memperbesar ukuran partikel ( dari bentuk larutan sejati menjadi bentuk koloid ) . Pada cara ini terjadi perubahan kimia

Contoh : a) Proses hidrolisisi   FeCl3 (aq)  +  H2O  ®  Fe(OH)3 (s)  +  3 HCl ( aq )

          

               b) Proses redoks  :  K2S2O3  +  HCl  ®  S (s)  +  KCl  + H2O  +  SO2 (g)

 

Pemurnian Koloid

 

Ialah proses penghilangan ion-ion pada permukaan partikel koloid, dengan cara :

1) dialiri pelarut 

2) diserap ( dialisis ) ( pada proses “ cuci darah “ pada pederita gagal ginjal; yaitu penghilangan ion-ion

    amonia ( NH4+ )  dari permukaan betir-butir darah oleh zat penyerap )

 

Beberpa contoh sistem koloid yang penting

 

1. Sol – Gel

 

    Gel ialah koloid hidrofil yang kental dan jika ditambah pelarut ( air ) berubah menjadil koloid yang

    encer, disebut sol . Sebaliknya bentok sol dapat diubah menjadi gel jika pelarutnya ( air ) dikurangi ,

     misalnya dengan cara penguapan dengan pemanasan . Dengan demikian bentok koloid sl – gel

    bersifat reversibel ( dapat diencerkan atau dikentalkan .Contohnya “ larutan “ amilum atau kanji

 

 

 

2. Emulsi

 

    Emulsi ialah campuran cair – cair ( misalnya minyak dengan air ) . Pada bentuk emulsi penambahan

    salah satu cairan ( air atau minyak ) bukan proses pengenceran. Terdpat dua jenis emulsi , yaitu :

    (1 ) emulsi sistem minyak dalam air ( O / W ) = oil in water ; misalnya : santan

    (2) emulsi sistem air dalam minyak ( W / O ) = water in oil ; misalnya sediaan kapsul vit. D

 

 

       
  clip_image016   clip_image017
 

 

 

 

 

 

 

 

 

0 Komentar untuk "Mengenal lebih jauh Koloid"

Berkomentarlah dengan baik dan sopan, saya akan berusaha untuk menjawab setiap pertanyaan dan menanggapi setiap komentar yang anda berikan, :)

Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya :)

Back To Top