Translate

Hasil Penelitian Kitosan sebagai Absorben Lemak

Lemak dan minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga  kesehatan tubuh manusia. Selain itu lemak dan minyak juga merupakan sumber energi yang lebih efektif dibanding dengan karbohidrat dan protein. Satu gram minyak atau lemak dapat menghasilkan 9 kkal, sedangkan karbohidrat dan protein hanya menghasilkan 4 kkal/gram. Lemak hewani mengandung banyak sterol yang disebut kolesterol, sedangkan lemak nabati mengandung fitosterol dan lebih banyak mengandung asam lemak tak jenuh sehingga umumnya berbentuk cair. Lemak hewani ada yang berbentuk padat yang biasa berasal dari lemak susu, lemak babi, lemak sapi. Minyak atau lemak, mengandung asam-asam lemak essensial seperti asam linoleat, linolenat dan arakidonat yang dapat mencegah penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan kolesterol (Winarno 1992).

Apabila mengkomsumsi makanan berlemak akan meningkatkan risiko terjadinya obesitas menjadi lebih besar. Keadaan ini disebabkan karena makanan berlemak mempunyai energy density lebih besar dan lebih tidak mengenyangkan serta mempunyai efek termogenesis yang lebih kecil dibandingkan makanan yang banyak mengandung protein dan karbohidrat. Makanan berlemak juga mempunyai rasa yang lezat sehingga akan meningkatkan selera makan yang akhirnya terjadi konsumsi yang berlebihan. Apabila cadangan lemak tubuh rendah dan asupan karbohidrat berlebihan, maka kelebihan energi dari karbohidrat sekitar 60-80 % disimpan dalam bentuk lemak tubuh. Lemak mempunyai kapasitas penyimpanan yang tidak terbatas (Tumin 2009).

Seperti halnya karbohidrat dan protein, lemak merupakan sumber energi bagi tubuh yang mempunyai unsur molekul karbon, hydrogen, oksigen. Bobot energi yang dihasilkan per gram lemak adalah 2 ¼ kali lebih besar daripada karbohidrat dan protein, karena 1 gram lemak menghasilkan 9 Kalori sedangkan 1 gram karbohidrat dan protein hanya menghasilkan 4 Kalori. Lemak yang dibicarakan disini adalah lemak netral yang merupakan enter dari gliserol dan asam lemak gliserol yang mempunyai tiga gugusan hidroksil di mana masing-masing akan mengikat satu molekul asam lemak disebut Trigliserida. Dalam menu seimbang dibutuhkan lemak sebesar 20-30 %. Sifat fisik dari lemak amat penting karena mempengaruhi proses utilisasi lemak di dalam tubuh,misal diketahui lemak yang diterima tubuh dalam bentuk yang sudah teremulsi (emulsified Fat) akan mudah dicerna daripada lemak yang belum teremulsi (Unemulsified Fat). Dalam pangan dapat dibedakan kepadatan dari lemak dan minyak. Pada suhu kamar (23 oC) Lemak akan bersifat padat sedangkan minyak apada suhu 23 oC bersifat cair. Lemak pada umunya mengandung asam lemak jenuh (yang tidak berikatan rangkap) tinggi, sedangkan minyak cair tingkat kejenuhannya tinggi berarati mengandung asam lemak berikatan rangkap cenderung mudah teroksidasi kecuali minyak kelapa dan butter-fat kandungan asam lemak jenuhnya rendah (Winarno 1977).

Asam lemak yang terpenting bagi manusia adalah asam lemak esensial seperti: asam linoleat, linolenat, dan arakhidonat, banyak terdapat pada minyak sayur (minyak jagung, minyak kacang, kedelai). Di antara ketiga asam lemak esensial ini yang terpenting adalah asam linoleat karena tubuh sebenarnya dapat membentuk asam linolenat yang didapat dari minyak nabati dan ASI yang kaya akan asam linolenat. Asam lemak esensial mempunyai fungsi membantu proses pertumbuhan serta menjaga kesehatan kulit (mencegah terjadinya dermatitis/peradangan kulit). Fungsi lemak yang lain yaitu sebagai pelumas diantara persendian dan membantu pengeluaran sisa makanan. Lemak memberi kepuasan cita rasa, lemak lebih lambat dicerna sehingga dapat menangguhkan perasaan lapar, lemak memberi rasa dan keharuman yang lebih baik pada makanan. Beberapa macam lipida berfungsi sebagai agen pengemulsi yang akan membantu mempermudah transport subtansi lemak keluar masuk melalui membran sel. Asam lemak berfungsi sebagai precursor/pendahulu dari prostaglandin yang berperan mengatur tekanan darah,denyut jantung dan lipolysis (Winarno 1992).

Sebelum dapat diserap oleh tubuh, lemak harus dicerna dulu menjadi gliserol dan asam lemak. Asam lemak rantai pendek (atom C 4-8) dapat langsung diserap masuk ke dalam peredaran darah, sementara asam lemak rantai panjang harus diangkut oleh protein pembawa di dalam sel usus menjadi molekul kilomikron ke dalam saluran limfa, sebelum akhirnya masuk ke dalam peredaran darah. Kitosan kemungkinan mengikat molekul kolesterol sehingga tidak diabsorpsi oleh mukosa usus, sehingga menyebabkan rendahnya kadar total kolesterol serum postprandial (setelah makan). Hasil penelitian Zhang et al. (2008), menyatakan kitosan tidak mempengaruhi asupan makanan, tetapi mampu menurunkan berat badan dan secara signifikan meningkatkan ekskresi lemak fekal dan kolesterol, mengurangi kadar lemak dalam plasma dan hati, dan meningkatkan aktivitas lipoprotein lipase.

Proses penyerapan lemak terjadi di usus halus(jejunum) dengan bantuan empedu. Kitosan menjadi bahan yang sangat menarik karena mempunyai banyak kegunaan dalam aplikasi di bidang farmasi dan kedokteran disebabkan karena kemampuannya mudah dicerna dan toksisitasnya sangat rendah. Kitosan merupakan amino tersier bermuatan positif (-NH3+) yang dapat mengikat kuat molekul bermuatan negatif seperti lemak dan getah empedu. Mekanisme penurunan trigliserida oleh kitosan sama dengan mekanisme penurunan kolesterol. Kitosan dapat menyerap lemak (Xu et al. 2007) dan meningkatkan ekskresinya ke dalam feses, sehingga penyerapan menjadi lebih rendah. Beberapa studi hewan dan manusia telah melaporkan bahwa pemberian kitosan dapat mengurangi kadar lipid dalam darah (hipolipidemia) dan menurnkan berat badan (Neyrinck et al. 2009). Kitosan pada pemberian 2% dan 4% sudah dapat menurunkan kadar kolesterol, trigliserida, kalsium dan fosfat serum sampai pada batas normal terendah, tetapi kitosan tidak mempengaruhi kadar glukosa darah.

Berdasarkan hasil praktikum menunjukkan bahwa terjadi penurunan tinggi minyak sebelum ditambahkan kitosan cair dengan minyak yang sudah ditambahkan kitosan cair. Konsentrasi kitosan yang digunakan dalam praktikum kali ini yakni sebesar 1 %, 2,5 %, dan 3 %. Data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa penambahan kitosan dengan konsentrasi 3% menunjukkan penyerapan lemak yang terbaik. Hal ini dibuktikan dengan perubahan tinggi lapisan lemak yang diamati cukup besar yakni dengan rata-rata penurunan tinggi minyak sebesar 1 cm. Hal ini sesuai penelitian Suarsana (2012) yang menyatakan bahwa kitosan dengan konsentrasi 3-4% memiliki kemampuan dalam menurunkan kadar kolesterol, trigliserida, kalsium dan fosfat serum hingga pada batas normal terendah, tetapi kitosan tidak mempengaruhi kadar glukosa darah. Semakin tinggi konsentrasi kitosan yang ditambahkan, maka semakin besar kemampuan kitosan dalam menyerap lemak. Kitosan secara invitro pada lingkungan pH 1-2 mampu mengikat molekul kolesterol sebesar 18,06%. Hasil penelitian Zhang et al. (2008) menyatakan bahwa kitosan tidak mempengaruhi asupan makanan, tetapi mampu menurunkan berat badan dan secara signifikan meningkatkan ekskresi lemak fekal dan kolesterol, mengurangi kadar lemak dalam plasma dan hati, serta meningkatkan aktivitas lipoprotein lipase.

 

 

 

KESIMPULAN DAN SARAN

 

Kesimpulan

Kitosan memiliki kemampuan untuk mengikat lipid dan lemak karena kitosan adalah komponen bermuatan positif, sehingga dapat menyerang dan mengikat asam lemak (yang membawa muatan negatif). Kitosan sebagai absorben lemak terbaik yaitu pada konsentrasi kitosan sebanyak 3%. Hal ini dibuktikan dengan perubahan tinggi lapisan lemak yang diamati cukup besar yakni dengan rata-rata penurunan tinggi minyak sebesar 1 cm.  Hal ini sesuai penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa kitosan dengan konsentrasi 3-4% memiliki kemampuan dalam menurunkan kadar kolesterol, trigliserida, kalsium dan fosfat serum hingga pada batas normal terendah, tanpa mempengaruhi kadar glukosa darah.

 

Saran

 

Praktikum yang dilakukan sebaiknya menggunakan jenis lemak yang lain agar dapat mengetahui berapa kemampuan terbaik kitosan dalam mengabsorbsi lemak. Kitosan yang digunakan sebaiknya ditinggikan konsentrasinya agar terlihat perbedaan yang signifikan.

0 Komentar untuk "Hasil Penelitian Kitosan sebagai Absorben Lemak"

Berkomentarlah dengan baik dan sopan, saya akan berusaha untuk menjawab setiap pertanyaan dan menanggapi setiap komentar yang anda berikan, :)

Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya :)

Back To Top