Istilah prestasi belajar terdiri dari dua kata yaitu prestasi dan belajar. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Tim Penyusun Kamus, 2002:895) menyatakan bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya).
Zainal Arifin (1991:2-3) menjelaskan kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”.
Menurut Asep Jihad dan Abdul Haris (2008:1) “belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan”.
Menurut H. E. Mulyasa (2013:189) prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah menempuh kegiatan belajar, sedangkan belajar pada hakekatnya merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya.
Sedangkan Sugihartono, dkk (2007:130) menyatakan prestasi belajar merupakan hasil pengukuran yang berwujud angka ataupun pernyataan yang mencerminkan tingkat penguasaan materi pelajaran bagi para siswa.
Dari uraian diatas maka, prestasi belajar mata diklat Alat dan Pengukuran Teknik dapat didefinisikan sebagai hasil usaha dari belajar seorang siswa pada pembelajaran di kelas. Adapun komponen-komponen yang terlibat dalam dalam pembelajaran, dan berpengaruh terhadap prestasi belajar menurut Makmun (1999) dalam H. E. Mulyasa (2013:189) adalah masukan mentah (raw input), menunjuk pada karakteristik individu yang mungkin dapat memudahkan atau justru menghambat proses pembelajaran, masukan instrumental menunjuk pada kualifikasi serta kelengkapan sarana yang diperlukan, seperti guru, model pembelajaran, bahan atau sumber dan program, dan masukan lingkungan, yang menunjuk pada situasi, keadaan fisik dan suasana sekolah, serta hubungan dengan pengajar dan teman.
Di sekolah, guru melakukan kegiatan pengukuran untuk menaksir prestasi belajar siswa. Alat yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa pada umumnya adalah tes yang disebut tes hasil belajar.
Secara umum, tes diartikan sebagai alat yang dipergunakan untuk mengukur pengetahuan atau penguasaan obyek ukur terhadap seperangkat konten dan materi tertentu. Ada beberapa macam fungsi tes didalam dunia pendidikan. Pertama, tes dapat berfungsi sebagai alat untuk mengukur prestasi belajar siswa. Sebagai alat untuk mengukur prestasi belajar siswa, tes dimaksudkan untuk mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai siswa setelah menempuh proses belajar-mengajar dalam jangka waktu tertentu. Kedua, tes dapat berfungsi sebagai motivator dalam pembelajaran. Hampir semua ahli teori pembelajaran menekankan pentingnya umpan balik yang berupa nilai untuk meningkatkan intensitas kegiatam belajar. Ketiga, tes dapat berfungsi untuk upaya perbaikan kualitas pembelajaran (Djaali dan Pudji Muljono, 2007:5-7).
Salah satu upaya untuk mempermudah pemahaman dan penggambaran, para ahli mencoba mengadakan pengelompokan kemampuan dan karakteristik tertentu ke dalam domain-domain. Bloom dan kawan-kawan membagi hal tersebut kedalam tiga domain, yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotor (H. E. Mulyasa, 2013:189).
Aspek kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir termasuk di dalamnya kemampuan memahami, menghafal, mengaplikasi, menganalisis, mensistesis, dan kemampuan mengevaluasi. Menurut taksonomi Bloom (1980) dalam Mimin Haryati (2007:22), kemampuan kognitif adalah kemampuan berfikir secara hirarkis yang terdiri dari pengetahuan, pemahaman, aplikasi, análisis, síntesis, dan evaluasi. Akan tetapi, apabila melihat kenyataan yang ada dalam sistem pendidikan yang diselenggarakan, pada umumnya baru menerapkan beberapa aspek kognitif tingkat rendah, seperti pengetahuan, pemahaman, dan sedikit penerapan.
1 Komentar untuk "Pengertian Prestasi Belajar Siswa"
minta tolong Buku Referensi Bpk Sugihartono ada?
Berkomentarlah dengan baik dan sopan, saya akan berusaha untuk menjawab setiap pertanyaan dan menanggapi setiap komentar yang anda berikan, :)
Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya :)