1. Merasakan adanya Masalah
Pertanyaan yang sering muncul, terlebih lagi bagi pemula dalamkegiatan PTK, adalah bagaimana memualai PTK? Pertanyaan tersebutakan dapat anda jawab manakala anda memiliki perasaan tidak puasterhadap praktik pembelajaran yang selama ini anda laksanakan.Maskipun sebenarnya terdapat banyak hambatan yang anda alamidalam proses pembelajaran, fakta yang sering terjadi, tidak mudah bagisebagian guru untuk mengungkapkannya.Hal yang sangat diperlukan agar anda dapat menerapkan PTKsebagai upaya memperbaiki dan/ atau meningkatkan layananpembelajaran secara lebih profesional, anda dituntut untuk beranimengatakan secara jujur mengenai beberapa sisi lemahnya.
Kiat merasakan masalah adalah, (a) Tidak puas terhadap pembelajaran yang dilakukan. (b) Berpikir balik untuk melihat sisi kelemahanpembelajaran. (c) Usaha/ kemauan untuk mengatasi/ memecahkanpat dalam implemetasi program pembelajaran yang anda kelola.Dengan kata lain, anda harus mampu merefleksi, merenung, berpikirbalik, mengenai apa saja yang telah dilakukan dalam prosespembelajaran dalam rangka mengidentifikasi sisi-sisi lemah yangmungkin ada. Dalam proses perenungan itu, terbuka peluang bagi andauntuk menemukan kelemahan-kelemahan praktik pembelajaran yangselama ini mungkin anda lakukan secara tanpa anda sadari. Berikutdikemukakan kiat untuk merasakan masalah.
Berdasarkan uraian di atas jelaslah bahwa permasalahan yang andaangkat dalam PTK harus benar-benar merupakan masalah-masalahyang anda hayati sebagai guru dalam praktik pembelajaran, bukanpraktik yang disarankan, apalagi ditentukan oleh pihak luar termasukoleh kapala sekolah yang menjadi mitra. Permasalahan tersebut dapatberangkat (bersumber) dari siswa, guru, bahan ajar, kurikulum,interaksi pembelajaran, dan hasil belajar siswa.
2. Identifikasi Masalah PTK
Sebagaiman telah dijelaskan, penetapan arah PTK berangkat daridiagnosis terhadapkeadaan yang bersifat umum. Anda pun dapatmemulai proses penemuan permasalahan dengan bertolak pada gagasan-gagasan yang masih bersifat umum mengenai keadaan yangperlu diperbaiki. Menurut Hopkins (1993), untuk mendorong pikiranpikirandalam mengembangkan fokus PTK, kita bisa bertanya kepadadiri sendiri, misalnya:
a. Apa yang sedang terjadi sekarang?
b. Apakah yang sedang terjadi itu mengandung permasalahan?
c. Apa yang bisa saya lakukan untuk mengatasinya?
Pada tahap ini yang paling penting adalah menghasilkangagasan-gagasan awal mengenai permasalahan aktual yang anda alamisebagai guru kelas. Dengan berangkat dari gagasan awal tersebut, andadapat berbuat sesuatu untuk memperbaiki keadaan denganmenggunakan PTK. Masalah yang anda rasakan atau pernah andaalami dapat anda catat. Masalah dapat berasal dari guru, siswa, bahanajar, kurikulum, interaksi pembelajaran, hasil belajar, media, dansebagainyaSering dijumpai betapa tidak mudahnya mengidentifikasipermasalahan. Jika hal ini terjadi, anda dapat meminta bantuan kepadasesama guru, berdiskusi dengan dosen mitra dan / atau melacaksumber-sumber kepustakaan yang relevan.
3. Analisis Masalah
Setelah identifikasi maslah dapat dilakukan, anda sebagai penelitisecara individu atau bermitra dengan guru lain melakukan analisisterhadap masalah-masalah tersebut untuk menentukan urgensipengatasan. Dengan kegiatan tersebut akan dapat ditemukan masalahyang sangat mendesak untuk diatasi. Menurut Soly Abimanyu (1995),arahan yang perlu diperhatikan dalam pemilihan permasalahan untukPTK adalah sebagaiberikut:
a. Pilih permasalahan yang dirasa penting oleh guru sendiri danmuridnya, atau topik yang melibatkan guru dalam serangkaianaktivitas yang memang diprogramkan oleh pemerintah.
b. Jangan memilih masalah yang berada di luar kemampuan dan/atau kekuasaan guru untuk mengatasinya
c. Pilih dan tetapkan permasalahan yang skalanya cukup kecil danterbatas (managable)
d. Usahakanlah untuk bekerja secara kolaboratif dalampengembangan fokus penelitian.
e. Kaitkan PTK yang akan dilakukan dengan prioritas-prioritasyang ditetapkan dalam rencana pengembangan sekolah.
Tidak perlu ditekankan lebih kuat lagi bahwa analisis masalahperlu dikaukan secara cermat sebab keberhasilan pada tahap analisismasalah akan menentukan keberhasilan keseluruhan pelaksanaan PTK.Jika PTK berhasil dilaksanakan dengan membawa kemanfaatan yangdapat anda rasakan dan dapat dirasakan pula oleh sekolah (intrinsicallyrewarding), keberhasilan ini akan menjadi motivasi bagi anda untukmeneruskan usaha di masa-masa yang akan datang, di samping itu,temuan-temuan yang dihasilkan melalui PTK akan menarik bagiguru lain yang belum mengikuti program PTK untuk juga mencobamelaksanakannya.
4. Perumusan Masalah
Setelah menetapkan fokus permasalahan serta menganalisismenjadi bagian-bagian yang lebih kecil, selanjutnya anda perlumerumuskan permasalahan secara lebih jelas, spesifik, dan operasional.Perumusan masalah yang jelas akan membuka peluang bagi anda untukmenetapkan tindakan perbaikan (alternatif solusi) yang perlu dilakukan,jenis data yang perlu dikumpulkan termasuk prosedur perekamannya sertacara menginterpretasikannya, khusus yang perlu dilakukan sementaratindakan perbaikan dilaksanakan dan data mengenai proses dan/ atauhasilnya itu direkam, di samping itu, penetapan tindakan perbaikan yangakan dilakukan juga memberikan arahan kepada anda untuk melakukanberbagai persiapan termasuk yang berbentuk pelatihan guna meningkatkanketrampilan untuk melakukan tindakan perbaikan yang dimaksud.
5. Perencanaan Tindakan perbaikan sesuai masalah penelitian
a. Formulasi solusi dalam bentuk hipotesis tindakan
Alternatif tindakan perbaikan juga dapat dilihat sebagai hipotesisdalam arti mengidentifikasikan dugaan mengenai perubahan dalam artiperbaikan yang bakal terjadi jika suatu tindakan dilakukan. Misalnya,jika kebiasaan membaca ditingkatkan melalui penugasan mencari kataatau istilah serapan, perbendaharan kata akan meningkat rata-rata 10%setiap bulannya. Dari conoh lain, hipotesis tindakan merupakantindakan yang diduga akan dapat memecahkan masalah yang ingindiatasi dengan penyelenggaraan PTK.Agar dapat menyusun hipotesis tindakan dengan tepat, anda dapatmelakukan kegiatan berikut ini:
1) pengkajian teoritik di bidang pembelajaran/ pendidikan
2) pengkajian hasil-hasil penelitian yang relevan denganpermasalahan
3) diskusi dengan rekan sejawat, pakar pendidikan, peneliti lain, dansebagainya
4) pengkajian pendapat dan saran pakar pendidikan khususnya yangdituangkan dalam bentuk program
5) perefleksian pengalaman anda sebagai guru.
b. Analisis kelaikan hipotesis tindakan.
Setelah diperoleh gambaran awal mengenai sejumlah hipotesistindakan selanjutnya anda perlu melakukan pengkajian terhadapkelaikan dari masing-masing hipotesis tindakanitu dari segi ”jarak”yang terdapat antara situasi nyata dengan situasi ideal yang dijadikanrujukan. Jika terdapat jarak yang terlalu jauh di antara keduanyasehingga dalam praktik akan sulit untuk mengupayakanperwujudannya, tindakan yang dilakukan tidak akan membuahkanhasil yang optimal (Imam dkk, 2004).
Berdasarkan pada kondisi dan situasi yang dipersyaratkanperwujudannya tindakan yang dilakukan dalam rangka PTK harusditerapkan sedemikian rupa sehingga masih ada dalam batas-bataskemampuan guru serta dukungan fasilitas yang tersedia di sekolahmaupun kemampuan rat-rata siswa untuk ”mencernakannya”. Dengankata lain, sebagai aktor PTK, guru hendaknya cukup realistis dalammenghadapi kenyataan keseharian dunia sekolah tempat ia berada danmelaksanakan tugasnya.Hipotesis tindakan harus dapat diuji secara empirik. Itu berartibahwa baik proses ”implementasi” tindakan yang dilakukakn maupundampak yang diakibatkannya dapat diamati oleh guru yang merupakanaktor dalam PTK maupun mitra kerjanya. Sebagain dari gejala-gejalayang dapat diamati itu dapat dinyatakan dengan angka-angka namunsebagian lagi hanya dapat diberikan secar kualitatif. Namun, yangpaling penting gejala-gejala tersebut harus dapat diverifikasi olehpengamat lain, apabila diperlukan (Imam dkk, 2004).
c. Perisiapan tindakan
Sebelum PTK dilaksanakan, tim PTK perlu melakukan berbagaipersiapan sehingga semua komponen yang direncanakan dapat dikeloladengan baik. Langkah-langkah persiapan yang perlu ditempuh itusebagai berikut:
1) membuat skenario pembelajaran yang berisikan langkah-langkahyang dilakukan guru di samping bentuk-bentuk kegiatan yangdilakukan siswa dalam rangka implementasi tindakan perbaikanyang telah direncanakan.
2) mempersiapkan fasiltas dan sarana pendukung yang diperlukan dikelas, seperti gambar-gambar dan alat-alat peraga.
3) mempersiapkan cara merekam dan menganalisis data mengenaiproses dan hasil tindakan perbaikan, kalau perlu juga dalam bentukpelatihan-pelatihan.
4) melakukan simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk mengujiketerlaksanaan rancangan sehingga dapat menumbuhkan sertamempertebal kepercayaan diri dalam pelaksanaan yangsebenarnya. Sebagai aktor PTK, guru harus terbebas dari rasa takut
gagal dan takut berbuat kesalahan.
1. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi-Interpretasi
Sebagaimana telah dikemukakan pada bagian terdahulu, sangatlahberalasan untuk beranggapan bahwa PTK dilakukan oleh seorang guru atasprakarsanya sendiri, meskipun memang terbuka peluang bagi pelasanaPTK secara kolaboratif itu berarti bahwa observasi yang dilakukan olehguru sebagai aktor PTK tidak dapat digantikan oleh pengamat luar atauoleh sarana perekam, betapapun canggihnya.Dengan kata lain, penyaturagaan implemenasi tindakan danobservasi-interpretasi proses dan hasil implementasi tindakan tersebutterjadi karena keduanya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalamtindakan alamiah pembelajaran.
a. Pelaksanaan tindakan
Jika semua tindakan perbaikan telah seleasi, skenario tindakanperbaikan yang telah direncanakan itu dapat anda laksanakan dalamsituasi yang aktual. Kegiatan pelaksanaan tindakan perbaikan inimerupakan tindakan pokok dalam siklus PTK, dan sebagaimana telahdiisyaratkan di atas, pada sat yang bersamaan kegiatan pelaksanaan inijuga disertai dengan kegiatan observasi dan interpretasi serta diikutidengan kegiatan refleksi.
Observasi dan interpretasi memang lazim dalam konteks supervisipengajaran, tetapi sebagaiman diisyaratkan pada bagian terdahulu dankembali ditekankan di atas bahwa PTK bukan supervisi pengajaran,meskipun memang mungkin saja dalam PTK juga tergelar dimensisupervisi pengajaran. Dalam konteks PTK, supervisi pengajaran yangberpeluang terjadi adalah supervisi kesejawatan (peer supervision).Dengan kata lain, berbeda dengan konteks supervisi pada umum, tatahubungan bersifat subordinatif, sebaliknya dalam konteks PTKterdapat keterlibatan dua pihak yang setara sehingga mekanisme yangtergelar lebih menyerupai interaksi kesejawatan (peer to peer).
b. Observasi dan interpretasi
Observasi adalah segala upaya merekam segala peristiwa dankegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan itu berlangsungdengan tanpa alat bantu. Yang penting dicatat pada kesempatan iniadalah kadar interpretasi yang terlibat dalan rekaman hasil observasi.Sesuai dengan hakikat data yang dikehendaki observasi harusdilakukan secara bersamaan dengan interpretasi. Sebagai contoh,interpretasi itu perlu dilakukan pada saat yang bersamaan denganpelaksanaan observasi seperti lazim diperlukan dalam mengamati dan/atau tindakan profesional anda dalam interaksi pembelajaran.
Observasi semacam ini dinamakan observasi yang berinferensi tinggi(high–inference observation) yang merupakan pendekatan interpretatifdalam observasi yang digunakan dalam rangka penerapan alat penilaikemampuan guru (APKG) sebagai piranti penyusunan pengumpulandata mengenai kinerja calon guru dalam pelaksanaan PPL.
c. Diskusikan balikan
Meskipun dirujuk supervisi klinis dalam menetapkan observasiPTK, perlu diingat kekhasannya, yaitu observasi oleh dan untuksejawat (Hopkins, 1993). Dalam observasi kejawatan ini mitrapengamat dapat menggelar berbagai fungsi sesuai dengan kebutuhanyang kontekstual, melakukan pengamatan secara umum, memuaskanperhatian pada suatu fokus, secara langsung melakukan semacamverifikasi kepada siswa untuk pada saat-saat yang tepat sementarakegiatan pembelajaran berlangsung, dan/ atau mencatat suatu kejadianpenting yang mungkin luput dari perhatian guru sebagai aktor tindakanperbaikan.
Observasi kelas akan memberikan manfaat apabila pelaksanaanyadiikuti dengan diskusi balikan (review discussion). Balikan terburukadalah yang terlalu dipusatkan pada kekurangan dan/ atau kesalahanguru aktor tindakan perbaikan, diberikan secara satu arah, yaitu daripengamat kepada guru, yang bertolak dari kesan-kesan yang kurangdidukung data, dan / atau terlalu lama setelah observasi dilakukan(Imam dkk, 2004).
7. Analisis dan Refleksi
Salah satu ciri khas profesionalitas adalah dilakukannya pengambilankeputusan ahli sebelum, sementara, dan sesudah tindakan layanan ahlidilakukan. Dengan bermodalkan kemampuan dan wawasan pendidikan.Anda dapat membuat rancangan pembelajaran berdasarkan serentetankeputusan situasional dengan menggunakan apa yang telah dipelajari darititik berangkat (Imam dkk, 2004).Lebih lanjut dijelaskan oleh Imam dkk, (2004) bahwa untuk dapatmelakukan secara efektif, pengambilan keputusan sebelum, sementara, dansetelah program pembelajaran dilaksanakan, anda sebagai guru danterlebih-lebih ketika juga berperan sebagai pelaksanaan PTK, melakukanrefleksi. Artinya, anda merenungkan secara intens apa yang telah terjadidan tidak terjadi, mengapa segala sesuatu terjadi atau tidak terjadi,serta menjajaki alternatif-alternatif solusi yang perlu dikaji, dipilih dandilaksanakan untuk dapat mewujudkan apa yang dikehendaki.
Secarateknis, refleksi dilakukan dengan melakukan analisis dan sintesis, disamping induksi dan deduksi. Suatu proses analitik terjadi jika objekkajian diuraikan menjadi bagian-bagian, serta dicermati unsur-unsurnya.Sementara itu, suatu proses sintetik terjadi bila berbagai unsur objek kajianyang telah diuraikan tersebut dapat ditemukan kesamaan esensinya secarakonseptual sehingga dapat ditampilkan sebagai suatu kesatuan.Ditegaskan oleh Natawidjaya (1997) bahwa dalam PTKdikembangkan kemampuan berpikir reflektif atau kemampuan mencermatikembali secara lebih rinci segala sesuatu yang telah dilakukan besertahasil-hasilnya, baik yang positif atau negatif.
Kegiatan itu diperlukanuntuk menemukan titik-titik rawan sehingga dapat dilanjutkan denganmengidentifikasikan serta menetapkan sasaran-sasaran perbaikan baru,atau sekedar menjelaskan implementasi tindakan perbaikan. Refleksidalam arti metodologik merupakan upaya membuat deduksi dan induksisilih berganti secara tepat meskipun tanpa dukungan data yang memenuhisemua persyaratan secara tuntas. Sebaliknya, kecepatan dalam menemukangagasan-gagasan kunci yang dilandasi oleh refleksi secara akumulatif menampilkan mutu kinerja yang tinggi. Dengan kata lain, tindakan reflektif terbukti membuahkan berbagai perbaikan praksis yang nyata.
a. Analisis data
Berbeda dari interpretasi data hasil tiap observasi yang dijadikanbahan tiap diskusi balikan sebagai tindak lanjut dan suatu observasisebagaimana telah digunakan sebelumnya, menurut Imam dkk, (2004),analisis data dalam rangka refleksi setelah implementasi suatu pakettindakan perbaikan mancakup proses dan dampak seperangkattindakan perbaikan dalam suatu siklus PTK sebagai keseluruhan.
Dalam hubungan ini analisis data adalah proses menyeleksi,menyederhanakan,memfokuskan,mengabstraksikan, mengorganisirdata secara sistematik dan rasional untuk menampilkan bahan-bahanyang dapat digunakan untuk menyusun jawaban terhadap tujuan PTK.Lebih lanjut dijelaskan bahwa analisis data dilakukan melalui tigatahap, yaitu reduksi data, paparan data, dan penyimpulan. Reduksi dataadalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi,pemfokusan dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi yangbermakna.
Paparan data adalah proses penampilan data secarasederhana dalam bentuk paparan naratif, representasi tabular masukdalam format matriks, representasi grafis, dan sebagainya.Penyimpulan adalah proses pengambilan initisari dan sajian data yangtelah terorganisasi tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat dan/ atauformula yang singkat dan padat, tetapi mengandung pengertian yangluas.
b. Refleksi
Refleksi dalam PTK adalah upaya untuk mengkaji apa yang telahdan/ atau tidak terjadi, apa yang telah dihasilkan atau yang belumberhasil dituntaskan oleh tidakan perbaikan yang telah dilakukan. Hasilrefleksi itu digunakan untuk menetapkan langkah lebih lanjut dalamupaya mencapai tujuan PTK. Dengan perkataan lain, refleksimerupakan pengkajian terhadap keberhasilan atau kegagalan dalampencapaian tujuan sementara dan untuk menentukan tindak lanjutdalam rangka mencapai tujuan akhir yang mungkin ditetapkan dalampencapaian berbagai tujuan sementara lainnya.
8. Perencanaan Tindak Lanjut
Hasil analisis dan refleksi akan menentukan apakah tindakan yangtelah dilaksanakan dapat mengatasi masalah yang memicupenyelenggaraan PTK atau belum. Jika hasilnya belum memuaskan ataumasalahnya belum terselesaikan, maka dilakukan tindakan perbaikanlanjutan dengan memperbaiki tindakan perbaikan sebelumnya, ataudengan menyusun tindakan perbaikan yang betul-betul baru untukmengatasi masalah yang ada.
Jika masalah yang diteliti belum tuntas atau belum memuaskanpengatasannya, maka PTK harus dilanjutkan pada siklus ke-2 denganprosedur yang sama seperti siklus ke-1, yaitu perumusan masalah,perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi,dan analisis refleksi. Jika pada siklus ke-2 ini permasalahannya sudahterselesaikan (memuaskan), maka tidak perlu dilanjutkan dengan siklus ke-3. Namun jika pada siklus ke-2 masalahnya belum terselesaikan, makaperlu dilanjutkan dengan siklus ke-3 dan seterusnya.
2 Komentar untuk "Penetapan Fokus Masalah Penelitian Tindakan Kelas"
terima kasih tulisannya sangat membantu
silvia.andri1234@gmail.com
Berkomentarlah dengan baik dan sopan, saya akan berusaha untuk menjawab setiap pertanyaan dan menanggapi setiap komentar yang anda berikan, :)
Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya :)