Pada tahun 1831-1832, jauh sebelum penemuan elektron, Michael Faraday dari Inggris telah
menemukan hubungan kuantitatif antara massa zat yang dibebaskan pada
elektrolisis dengan jumlah listrik yang digunakan. Penemuan itu disimpulkannya
dalam dua hukum sebagai berikut.
Hukum Faraday I : “Massa
zat yang dibebaskan pada elektrolisis (G) berbanding lurus dengan jumlah
listrik yang digunakan (Q).”
G = Q……………………...(1)
Jumlah
muatan listrik (Q) sama dengan hasil
kali dari kuat arus (i) dengan waktu (t).
Q = i x t (coulomb)……….(2)
Jadi
persamaan (1) diatas dapat dituliskan
sebagai berikut :
G = i x t……………………(3)
Hukum Faraday II : “
Massa zat yang dibebaskan pada elektrolisis (G) berbanding lurus dengan massa
ekivalen zat itu (ME).”
G = ME…………………….(4)
Penggabungan
hukum Faraday I dan II menghasilkan persamaan sebagai berikut
G = k x i x t x ME…………(5)
Faraday
menemukan harga
Jadi persamaan diatas dapat dinyatakan sebagai berikut
Dengan,
G = massa zat yang dibebaskan (dalam
gram)
i
= kuat arus ( dalam ampere )
t = waktu (dalam detik)
ME
= massa ekivalen
Massa ekivalen dari unsur-unsur logam sama dengan massa atom
relative (Ar) dibagi dengan bilangan oksidasinya (biloks).
Sesuai dengan hukum Faraday II jika listrik yang sama
dialirkan ke dalam dua atau lebih sel elektrolisis yang berbeda, maka
perbandingan massa zat-zat yang dibebaskan sama dengan perbandingan massa
ekivalennya.
G1 : G2
= ME1 : ME2………(7)
1.
Stoikiometri
Reaksi Elektrolisis
Stoikiometri reaksi elektrolisis didasarkan pada
anggapan bahwa arus listrik adalah aliran elektron. Muatan listrik dari 1 mol
elektron adalah 96.500 coulomb (tepatnya 96.487). Jumlah muatan dari 1 mol
elektron ini sama dengan tetapan Faraday (1 F ).
1 F = 1 Mol elektron = 96.500 coulomb
Bagaimanakah hubungan kuat arus dan
waktu dengan jumlah mol elektron ? Telah
kita ketahui bahwa arus sebesar i
ampere yang dialirkan selama t detik
membawa muatan sebesar it coulomb. Oleh karena 1 mol elektron =96.500 coulomb,
maka dalam it coulomb terdapat
Jumlah mol elektron
3.Penggunaan
elektrolisis dalam industry
a.
Produksi Zat
Banyak zat
kimia dibuat melalui elektrolisis misalnya logam-logam alkali, magnesium,
aluminium, fluorin, klorin, natrium hidroksida, natrium hipoklorit, dan
hydrogen peroksida. Klorin dan natrium hidroksida dibuat dari elektrolisis
larutan natrium klorida. Proses ini disebut proses klor-alkali dan merupakan proses industry yang sangat penting.
Elektrolisis larutan NaCl menghasilkan NaOH
dikatode dan Cl2 dianode. Selama elektrolisis harus
dijaga agar Cl2 yang terbentuk dianode tidak
bereaksi dengan NaOH yang terbentuk dikatode. Untuk itu, ruang katode dan anode
perlu dipisahkan.
b.
Proses Penyepuhan/Pelapisan Logam
Logam
besi/baja mudah terkena korosi/karat. Untuk melindungi besi/baja dari korosi,
maka besi/baja dilapisi suatu logam yang sukar teroksidasi, seperti nikel (Ni),
timah (Sn), krom (Cr), perak (Ag), atau emas (Au).
Prinsip
kerja penyepuhan/pelapisan logam adalah sel elektrolisis larutan dengan
menggunakan
elektrode yang bereaksi. Digunakan larutan AuCl3(aq) sebagai penghantar.
Reaksi : AuC13(aq) Au3+(aq) +
3 Cl-(aq)
Katode
(Fe) : Au 3+(aq) + 3 e- Au(s)
Anode
(Au) : Au(s) Au3+(aq)
+ 3 e-
Proses: Logam emas di anoda dioksidasi dan berubah menjadi ion
Au3+ · Ion Au3+ yang terjadi bergabung dengan ion Au3+
dalam larutan. Kemudian ion Au3+ di katode direduksi membentuk
endapan emas. Karena di katode digunakan besi, maka endapan emas akan melapisi
besi.
Listrik mengalir antara lempengan tembaga
dalam larutan asam dikromat (H2Cr2O7), yang
dipertahankan dengan menambah kromium(III) oksida (Cr2O3)
dalam larutan. Setelah beberapa menit lempeng tembaga sudah dilapisi oleh
lapisan mengkilap kromium.
c . Proses Pemurnian Logam Kotor
Prinsip pemurnian logam transisi dengan
menggunakan reaksi elektrolisis larutan dengan elektrode yang bereaksi. Logam
yang kotor ditempelkan di anode dan logam murni ditempatkan di katode. Larutan
yang digunakan adalah yang mempunyai kation logam tersebut.
Contoh
: pemurnian logam tembaga
Katode
: tembaga murni
Anode : tembaga kotor
(yang akan dimurnikan)
Digunakan larutan CuSO4
Reaksi :
CuSO4 (aq) Cu2+ (aq)
+ SO42- (aq)
Katode
(Cu murni) : Cu2+ (aq) +
2 e- Cu(s)
Anode
(Cu kotor) : Cu(s) Cu2+ (aq) + 2 e-
Proses:
Logam
Cu yang kotor dioksidasi dan berubah menjadi larutan Cu2+. Ion Cu2+
bergabung dengan larutan yang ada dan bergerak ke katode. Di katode, ion Cu2+
direduksi membentuk logam kembali. Pada waktu ion Cu2+ di
anode bergerak ke katode, maka harus ada penyaring, sehingga yang ke katode
hanya ion Cu2+ saja, sedangkan pengotornya tetap di anode. Akibatnya
daerah katode adalah daerah bersih dan Cu2+ yang diendapkan akan
menghasilkan logam Cu yang murni.
Tag :
Materi Kimia kelas XI
0 Komentar untuk "Elektrolisis"
Berkomentarlah dengan baik dan sopan, saya akan berusaha untuk menjawab setiap pertanyaan dan menanggapi setiap komentar yang anda berikan, :)
Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya :)