Senyawa ester telah banyak digunakan di berbagai bidang dalam kehidupan di dunia, salah satunya adalah pada bidang pengharum. Banyak senyawa ester yang mempunya aroma yang harum, sehingga saat ini telah banyak bahan pengharum yang terbuat dari senyawa ester. Kebanyakan ester merupakan zat yang berbau enak dan menyebabkan cita rasa dan harum dari banyak buah-buahan dan bunga. (H. Hart, et al, 2003: 321).
Benzil asetat adalah sejenis senyawa organik dengan rumus molekul C9H10O2. Senyawa ini merupakan ester yang dihasilkan dari kondensasi benzil alkohol dan asam asetat. Benzil asetat ditemukan secara alami di kebanyakan bunga. Ia merupakan kandungan utama minyak esensial bunga melati dan kenanga. Ia memiliki aroma yang wangi seperti bunga melati. Oleh karenanya, ia digunakan secara meluas pada produk-produk parfum dan kosmetik. (Anton et al, 2008). Berikut adalah rumus struktur dari senyawa benzil asetat :
Gambar 1. Rumus struktur benzil asetat
Senyawa ester dapat disintesis dengan mereaksikan asam karboksilat dengan alkohol menggunakan katalis, seperti asam sulfat, asam klorida, asam p-toluena sulfonat, atau asam yang berasal dari resin penukar ion. (K.L. Williamson, 2000). Reaksi pembentukan ester disebut reaksi esterifikasi. Reaksi esterifikasi yang melibatkan asam karboksilat dan alkohol yang menghasilkan ester dan air dengan bantuan katalis asam disebut sebagai esterifikasi Fischer (F.A.Carey, 2000: 612).
Reaksi esterifikasi mempunyai banyak keunggulan. Di antaranya adalah persen hasil yang didapatkan relatif banyak. Peranan katalis dalam reaksi esterifikasi sangat penting. Reaksi esterikasi antara alkohol dan asam karboksilat tanpa katalis akan tercapai setelah refluks beberapa hari. Tetapi dengan adanya katalis asam, kesetimbangan akan dicapai hanya dalam hitungan jam. (B.S. Furniss et al, 1989: 695).
Parfum atau minyak wangi adalah campuran bahan kimia yang digunakan untuk memberikan bau wangi untuk tubuh manusia, obyek, binatang atau ruangan. Parfum telah diketahui ada di beberapa peradaban manusia yang paling awal baik melalui teks-teks kuno atau dari penggalian arkeologi. Wewangian modern dimulai pada akhir abad 19 dengan sintesis komersial senyawa aroma seperti vanili atau kumarin, yang memungkinkan untuk membuat parfum dengan bau yang sebelumnya belum dikenal dengan hanya menggunakan bahan senyawa aromatik alami. Jenis parfum ada bermacam-macam, yakni:
· Parfum ekstrak, atau hanya parfum (Extrait): 15-40% (IFRA: khas 20%) senyawa aromatik.
· Esprit de Perfume (ESDP): 15-30% senyawa aromatik.
· Eau de Perfume (EDP), Perfume de Toilette (PDT): 10-20% (sekitar 15%) senyawa aromatik, kadang dikenal sebagai "parfum eau de" atau "millésime".
· Eau de Toilette (EDT): 5-15% (tipikal ~ 10%) senyawa aromatik.
· Eau de Cologne (EDC): parfum aroma jeruk (Chypre) dengan 3-8% (sekitar 5%) senyawa aromatik.
· Perfume mist: 3-8% senyawa aromatik (pelarut non-alkohol)
· Splash and After shave: senyawa aromatik 1-3%.
(Anton et al, 2008)
Penelitian ini terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama yaitu sintesis senyawa benzil asetat dengan bahan awal benzil alkohol dan asam asetat dengan katalis asam sulfat, serta karakterisasi senyawa yang dihasilkan menggunakan spektroskopi IR dan GC-MS; tahap kedua yaitu formulasi parfum dengan mencampur etanol ke dalam benzil asetat; dan tahap terakhir pengujian organoleptik parfum yang meliputi keharuman dan ketajaman aroma serta tingkat kesukaan.
METODE
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu set alat refluks yang dilengkapi dengan pendingin balik, penangas minyak, magnetic stirrer and heater, dan termometer; satu set alat destilasi sederhana, alat-alat gelas, spektrometer FTIR, dan spektrometer GC-MS. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah benzil alkohol, asam asetat glasial, asam sulfat pekat, natrium karbonat, natrium sulfat anhidrat, dan etanol absolut.
Tahap pertama yakni sintesis benzil asetat. Sebanyak 6 gram (0,1 mol) asam asetat dan 10,6 gram (0,1 mol) benzil alkohol dimasukkan ke dalam labu leher tiga kapasitas 125 mL yang dilengkapi dengan penangas minyak, magnetic stearer, dan termometer. Pengadukan dimulai dan menambahkan 5 tetes asam sulfat pekat ke dalam campuran. Campuran direfluks selama 4 jam pada suhu 150o C dengan kecepatan putar sekitar 300 rpm. Campuran didinginkan dan dimasukkan ke dalam corong pisah. Sebanyak 15 mL larutan natrium karbonat jenuh dimasukkan dan digojog untuk menghilangkan asam asetat dan benzil alkohol sisa. Campuran dipisah antara fasa air dan fasa organik. Fasa air dibuang sedangkan fasa organik dimasukkan ke dalam labu destilasi. Fasa organik didestilasi pada suhu 220o C. Destilat dicampur dengan 4 gram natrium sulfat anhidrat dan digojog. Ester disaring dan dikarakterisasi menggunakan FTIR dan GC-MS.
Tahap kedua yaitu formulasi parfum. Sebanyak 15 mL benzil asetat dicampur dengan 85 mL etanol absolut dan diwadahi ke dalam botol parfum yang menarik. Parfum siap diujikan.
Tahap ketiga yaitu uji organoleptik parfum. Sebanyak 30 lembar angket disiapkan untuk 30 orang responden dari berbagai profesi. Angket berisi pendapat tentang keharuman, ketajaman aroma, dan tingkat kesukaan. Masing-masing uji menggunakan skala 1-7.
0 Komentar untuk "SINTESIS BENZIL ASETAT SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN PARFUM SINTETIS BERAROMA FLORAL"
Berkomentarlah dengan baik dan sopan, saya akan berusaha untuk menjawab setiap pertanyaan dan menanggapi setiap komentar yang anda berikan, :)
Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya :)