Translate

Prinsip Korosi Logam

Peristiwa korosi adalah perkaratan. Sedangkan perkaratan terjadi karena adanya  reaksi reduksi- oksidasi. Reaksi reduksi oksidasi adalah jika ada reaktan yang  melepas elektron (spesi ini mengalami reaksi oksidasi, zatnya sering disebut reduktor) dan menerima elektron (spesi ini mengalami reaksi reduksi, zatnya sering disebut oksidator) maka dikatakan reaksi reduksi oksidasi dapat berlangsung. Tingkat kemudahan/ kesulitan reaksi reduksi – oksidasi sangat tergantung pada kemudahan dari masing- masing reduktor untuk melepas elektronnya dan oksidator dalam menerima pasangan elektronnya. Sedangkan tingkat kemudahan/ kesulitan reaksi reduksi – oksidasi dapat dilihat dari tingkat energi yang diperlukan untuk reaksi tersebut. Energi yang muncul dari reaksi ini dilambangkan sebagai Potensial Sel standart (E sell), yang secara matematik dapat dituliskan seperti berikut:

                 E sell = E reduksi – E oksidasi atau

                 E sell = E kanan – E kiri.

Semakin besar harga E sell, berarti semakin mudah reaksi reduksi- oksidasi tersebut berlangsung, demikian juga sebaliknya, semakin kecil harga E sell semakin susah reaksi reduksi- oksidasi tersebut berlangsung.

               Potensial Sel standart juga dapat digunakan untuk  meramalkan tingkat kemudahan suatu reaksi reduksi oksidasi berlangsung. Jika E sell berharga positif berarti reaksi redoks tersebut spontan (tidak perlu ada tambahan energi dari luar), namun jika E sell berharga negatif berarti reaksi redoks tersebut tidak spontan (perlu adanya  tambahan energi dari luar). Energi yang ditambahkan ada yang berupa panas, atau arus listrik tergantung proses redoks yang akan dilakukan. 

 

         Untuk deteksi laju korosi secara visualisasi dapat terlihat dari logam yang mengalami proses perkaratan. Jika logam berubah warna menjadi coklat, keropos, bahkan mungkin sampai berlobang, maka dipastikan proses perkaratan sudah terjadi pada material besi tersebut. Sedangkan di laboratorium kita mengamati dari zat yang keluar pada sistem yang mengalami korosi tersebut. Kita bisa secara random mengambil sampelnya. Kemudian sampel yang diduga telah mengandung Ferro atau Ferri kita uji secara kualitatif, misalkan dengan larutan Kalium ferrisianida dan kalium ferrosianida.

         Reaksi yang  terjadi adalah sebagai berikut:

1. Untuk ion ferro reaksinya adalah sbb:

   

 Fe 2+  +  K3Fe(CN)6     ---------->   K Fe [Fe (CN)6]endapan biru berlin

 

 

2. Untuk ion ferri reaksinya adalah sbb:

   

 Fe 3+  +  K4Fe(CN)6     ---------->   K Fe [Fe (CN)6]endapan hijau kebiruan

0 Komentar untuk "Prinsip Korosi Logam"

Berkomentarlah dengan baik dan sopan, saya akan berusaha untuk menjawab setiap pertanyaan dan menanggapi setiap komentar yang anda berikan, :)

Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya :)

Back To Top