Translate

Alat-Alat Gelas Laboratorium Kimia

 

Buret

clip_image002

 

Buret adalah sebuah peralatan gelas laboratorium berbentuk silinder yang memiliki garis ukur dan sumbat keran pada bagian bawahnya. Ia digunakan untuk meneteskan sejumlah reagen cair dalam eksperimen yang memerlukan presisi, seperti pada eksperimen titrasi. Buret sangatlah akurat, buret kelas A memiliki akurasi sampai dengan ± 0,05 cm3.

Oleh karena presisi buret yang tinggi, kehati-hatian pengukuran volume dengan buret sangatlah penting untuk menghindarigalat sistematik. Ketika membaca buret, mata harus tegak lurus dengan permukaan cairan untuk menghindari galat paralaks. Bahkan ketebalan garis ukur juga mempengaruhi; bagian bawah meniskus cairan harus menyentuh bagian atas garis. Kaidah yang umumnya digunakan adalah dengan menambahkan 0,02 mL jika bagian bawah meniskus menyentuh bagian bawah garis ukur. Oleh karena presisinya yang tinggi, satu tetes cairan yang menggantung pada ujung buret harus ditransfer ke labu penerima, biasanya dengan menyentuh tetasan itu ke sisi labu dan membilasnya ke dalam larutan dengan pelarut. Teknik Menggunakan Buret

Bagi analis, mungkin penggunaan buret sering dilakukan di dalam melakukan analisisnya. Seperti melakukan titrasi asam basa, standardisasi larutan, dan lain sebagainya. Kadang ketika melakukan titrasi hasil yang didapatkan berbeda satu sama lain padahal sampelnya sama. Ada beberapa factor yang mempengaruhi akan hal tersebut, salah satunya mungkin yaitu dalam penggunaan buret. Di dalam melakukan titrasi ternyata ada teknik atau tata cara penggunaan buret. Berikut adalah penggunaan buret secara umum.

 

  • Saat mengisi buret, tutup kran dan gunakan corong saring. Agar larutan dapat mengalir dengan lancar, angkat corong saat memasukan larutan. Isi buret hingga skala 0. baca miniskus dengan benar. Lap bagian atas buret dengan tissue agar tetesan larutan yang menempel pada bagian dalam buret tidak menetes

clip_image004

  • Sebelum digunakan, pastikan buret tidak bocor dan kran dapat berfungsi dengan baik. Pastikan pula, sudah tidak terdapat gelembung di bagian bawah buret

clip_image006

 

  • Keluarkan larutan dari buret hingga mencapai titik akhir. Titik akhir ditandai dengan adanya perubahan fisik.

 

clip_image008

  • Bilas bagian bawah buret dengan bantuan botol semprot. Demikian pula dinding bagian dalam erlenmeyer.

clip_image010

 

 

Petridish

clip_image012

 

Cawan Petri atau telepa Petri adalah sebuah wadah yang bentuknya bundar dan terbuat dariplastik atau kaca yang digunakan untuk membiakkan sel. Cawan Petri selalu berpasangan, yang ukurannya agak kecil sebagai wadah dan yang lebih besar merupakan tutupnya. Cawan Petri dinamai menurut nama penemunya pada tahun 1877, yaitu Julius Richard Petri (1852–1921), ahli bakteri berkebangsaan Jerman.

Alat ini digunakan sebagai wadah untuk penyelidikan tropi dan juga untuk mengkultur bakteri,khamir, spora, atau biji-bijian. Cawan Petri plastik dapat dimusnahkan setelah sekali pakai untuk kultur bakteri.

 

Corong Pemisah

 

clip_image014

 

Corong pemisah atau corong pisah adalah peralatan laboratorium yang digunakan dalam ekstraksi cair-cair untuk memisahkan komponen-komponen dalam suatu campuran antara dua fase pelarut dengan densitas berbeda yang takcampur.

Umumnya salah satu fase berupa larutan air dan yang lainnya berupa pelarut organik lipofilik seperti eter, MTBE, diklorometana, kloroform, ataupun etil asetat. Kebanyakan pelarut organik berada di atas fase air keculai pelarut yang memiliki atom dari unsur halogen.

Corong pemisah berbentuk kerucut yang ditutupi setengah bola. Ia mempunyai penyumbat di atasnya dan keran di bawahnya. Corong pemisah yang digunakan dalam laboratorium terbuat dari kaca borosilikat dan kerannya terbuat dari kacaataupun Teflon. Ukuran corong pemisah bervariasi antara 50 mL sampai 3 L. Dalam skala industri, corong pemisah bisa berukuran sangat besar dan dipasangsentrifuge.

Untuk memakai corong ini, campuran dan dua fase pelarut dimasukkan ke dalam corong dari atas dengan corong keran ditutup. Corong ini kemudian ditutup dan digoyang dengan kuat untuk membuat dua fase larutan tercampur. Corong ini kemudian dibalik dan keran dibuka untuk melepaskan tekanan uap yang berlebihan. Corong ini kemudian didiamkan agar pemisahan antara dua fase berlangsung. Penyumbat dan keran corong kemudian dibuka dan dua fase larutan ini dipisahkan dengan mengontrol keran corong.

 

Gelas kimia

clip_image016

 

Gelas kimia adalah sebagai tempat untuk melarutkan zat yang tidak butuh ketelitian tinggi, misalnya pereaksi/reagen untuk analisa kimia kualitatif atau untuk pembuatan larutan standar sekunder pada analisa titrimetri/volumetri. Terdapat berbagai ukuran mulai dari 25 mL sampai 5 Liter. jadi tidak cocok untuk pembuatan larutan yang perlu ketelitian tinggi (secara kuantitatif). Beker atau kadangkala disebut sebagai gelas beker adalah sebuah wadah penampung yang digunakan untuk: -mengaduk - mencampur - memanaskan cairan yg biasanya digunakan dlm laboratorium. Beker secara umum berbentuk silinder dengan dasar yang bidang dan tersedia dalam berbagai ukuran, mulai dari 1 mL sampai beberapa liter. Beker dapat terbuat dari kaca (umumnya kaca borosilikat ataupun dari plastik. Beker yang digunakan utk menampung zat kimia yang korosif seperti asam atau zat- zat lainnya yang sangat reaktif biasanya terbuat dari PTFE ataupun bahan-bahan yg reaktivitasnya rendah. Beker dapat ditutup dengan kaca pengamat untuk mencegah kontaminasi dan penyusutan zat. Beker seringkali dibubuhi dengan ukuran yang terdapat pada sisi beker yang mengindikasikan volume tertampung. Sebagai contoh, beker dengan volume 250 mL ditandai dengan garis-garis yg mengindikasikan volume zat tertampung sebesar 50, 100, 150, 200, dan 250 mL. Keakuratan ukuran ini sangat bervariasi. Beker berbeda dgn labu laboratorium terlihat dari sisinya yang lurus dan bukannya miring. Biasanya beker lebih sering digunakan dlm percobaan kimia dasar. Beker dlm berbagai ukuran volume.

 

Labu ukur

clip_image017

 

 

 

Labu Ukur adalah sebuah perangkat yang memiliki kapasitas antara 5 mL sampai 5 L dan biasanya instrumen ini digunakan untuk mengencerkan zat tertentu hingga batas leher labu ukur. Alat ini biasanya digunakan untuk mendapatkan larutan zat tertentu yang nantinya hanya digunakan dalam ukuran yang terbatas hanya sebagai sampel dengan menggunakan pipet. Dalam sistem pengenceran, untuk zat yang tidak berwarna, penambahan aquadest sampai menunjukkan garis meniskus berada di leher labu. Untuk zat yang berwarna, penambahan aquadets hingga dasar meniskus yang menyentuh leher labu ( meniskus berada di atas garis leher ).

Sebelum menggunakan instrumen ini, labu ukur harus dicuci terlebih dahulu. Lebih baik menggunakan sabun agar zat – zat yang tidak dibutuhkan dapat terlarut dan akhirnya terbuang. Dalam keadaan bagaimanapun, labu ukur yang kering sangatlah baik untuk digunakan.

Dalam rangka melakukan kerja rutin di laboratorium, tidaklah luar biasa untuk memiliki larutan encer atau mengurangi kepekatan mereka dengan menambahkan sejumlah pelarut. Banyak bahan kimia laboratorium dibeli dalam bentuk larutan air yang pekat karena inilah cara pembelian yang paling ekonomis. Tetapi biasanya bahan kimia ini terlalu pekat untuk langsung digunakan, dan karenanya harus diencerkan. Proses pengenceran melibatkan pencampuran suatu larutan pekat dengan pelarut tambahan untuk memberikan volume akhir yang lebih besar. Selama proses ini, banyak mol yang dalam larutan tetap, dan hanya volumenya yang bertambah. Fakta ini mebentuk dasar untuk mengerjakan soal yang mebahas pengenceran. Ada beberapa langkah dalam mempersiapkan suatu larutan dengan molaritas tertentu:

§  Zat terlarut ditimbang teliti ke dalam sebuah labu volumetri ( labu ukur ).

§  Ditambahkan air suling.

§  Campuran digoyang melingkar ( diolek ) untuk melarutkan zat terlarut

§  Setelah ditambahkan air lagi, digunakan pipet tetes untuk menambahkan air dengan hati – hati sampai volume permukaan cairan tepat berimpit dengan tanda lingkaran pada leher labu.

§  Labu disumbat dan kemudian dikocok agar larutan seragam.

 

Termometer

clip_image018

Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu (temperatur), ataupun perubahan suhu. Istilah termometer berasal dari bahasa Latin thermo yang berarti bahang dan meter yang berarti untuk mengukur. Prinsip kerja termometer ada bermacam-macam, yang paling umum digunakan adalah termometer air raksa.

 

Corong  Buchner

clip_image020

Digunakan untuk menyaring. Bahan penyaring (biasanya kertas saring) diletakkan di atas corong tersebut dan dibasahi dengan pelarut untuk mencegah kebocoran pada awal penyaringan. Cairan yang akan disaring ditumpahkan ke dalam corong dan dihisap ke dalam labu dari dasar corong yang berpori dengan pompa vakum.

Corong Büchner adalah sebuah peralatan laboratorium yang digunakan dalam penyaringan vakum.[1] Ia biasanya terbuat dari porselen, namun kadangkala ada juga yang terbuat dari kacadan plastik. Di bagian atasnya terdapat sebuah silinder dengan dasar yang berpori-pori. Corong Hirsch juga memiliki struktur dan kegunaan yang sama, namun ia lebih kecil dan biasanya terbuat dari kaca.

Bahan penyaring (biasanya kertas saring) diletakkan di atas corong tersebut dan dibasahi dengan pelarut untuk mencegah kebocoran pada awal penyaringan. Cairan yang akan disaring ditumpahkan ke dalam corong dan dihisap ke dalam labu dari dasar corong yang berpori denganpompa vakum.

 

Krus Porselen

clip_image022

Krus adalah sebuah peralatan laboratorium yang berbentuk seperti cawan yang digunakan untuk menampung senyawa kimia pada proses pemanasan yang menggunakan temperatur yang sangat tinggi. Krus tersedia dalam berbagai ukuran.

 

Liebig Condenser

clip_image023

Manfaat alat:

  • Untuk mengembunkan uap  dalam proses destilasi

Cara menggunakannya:

  • Sambungkan dengan  tabung destilasi
  • Alirkan air dari lubang bawah dan keluarkan dari atas

 

Labudestilasiclip_image024

Manfaat alat:

  • Untuk memisahkan zat cair dari larutan padatan maupun larutan cair dalam proses distilasi.

Cara menggunakannya:

  • Tahan tabung destilasi dengan penjepit pada statif
  • Letakkan tripot dibawahnya
  • Letakkan pembakar spiritus dibawah tripot
  • Tutup tabung dengan karet yang ada termometernya

 

Gelas Ukur

clip_image026

Gelas dengan penutup. Dasar bundar, Tingkatan: untuk siswa. Kapasitas: 100 ml.

 

Digunakan untuk mengukur volume zat kimia dalam bentuk cair. Alat ini mempunyai skala, tersedia bermacam-macam ukuran., mulai dari 10 mL sampai 2 L. Tidak boleh digunakan untuk mengukur larutan/pelarut dalam kondisi panas. Perhatikan meniscus pada saat pembacaan skala.

Fungsi :

Untuk mengukur volume larutan tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi dalam jumlah tertentu

 

Batang pengaduk

clip_image028

Batang gelas, dengan ujung bulat dan ujung yang lain pipih. Panjang 15 cm.

Kegunaan

Pengocok larutan

 

Erlenmeyer

clip_image030

Bahan: gelas borosilikat. Volume : 100 ml. Tingkatan untuk percobaan siswa.Mulut sempit.

 

Fungsi :

- Untuk menyimpan dan memanaskan larutan

- Menampung filtrat hasil penyaringan

- Menampung titran (larutan yang dititrasi) pada proses titrasi

- pada pengujian mikrobiologi, digunakan sebagai tempat

pembiakan mikroba

 

Kondensor

clip_image031

Gelas borosilikat. Panjang jaket kaca 300 mm. Diameter pipa masukan-keluaran OD:8, tanpa ada sambungan gelas.

Kegunaan

Untukl destilasi larutan

 

Pipa kapiler

clip_image033

Diameter: 8 mm. Diameter dalam: 0.8 mm. Panjang 15 cm.

Kegunaan

Untuk mengalirkan gas ke spesimen tertentu.

 

Lup

clip_image035

Diameter: 50 mm. Bertangkai. Bingkai kaca: logam.

Kegunaan

Untuk memperbesar penglihatan pada saat mengamati zat suspensi, gerak brown, dan lain sebagainya. Kaca pembesar. Dapat digunakan untuk mengamati kenaikan atau penurunan suhu pada termometer terutama termometer raksa yang tidak berwarna.

 

Mortal dan alu

clip_image037

Poslen di glasir. Diameter dalam: 8 cm. Alu panjang: 9 cm.

Kegunaan

Menghaluskan zat yang masing bersifat padat/kristal.

 

Lampu Spirutus

 

clip_image039

Kapasitas 100 ml, bertutup untuk mencegah penguapan, bahan kaca.

Kegunaan

Untuk membakar zat atau memanasi larutan.

 

Volumetrik

clip_image041

Bahan : gelas borosilikat, berskala tunggal, kelas A, kapasitas: 25 cm3. Jenis: amber.

Pipet volumetrik berbentuk silinder pendek yang pada kedua ujungya disambung denpa pipa panjang yang lebih kecil diametemya. Pada pipet volumetrik hanya ada saru garis tanda batas volume yang melingkar padr batang bagian atas (bagian untuk mengisap) dan ujung pipa bagian bawah dibuat runcing seperti pada pipet ukur. Pipet volumetrik dikali-brasi untuk memindahkan cairan dengan volume tertentu dengan teliti.
Pipet volumetrik dibuat dengan kapasitas: 1, 2, 5, 10, 20, 2 5, 50, dan 100 ml. Pipet dengan volume 5, 10, dan 25 ml yang sering digunakan. Gambar Piper volum/ pipet gondok. Pada pemakaiannya pipet volu-metrik harus dibilas terlebih dahulu dengan sedikit larutan yang akan dipindahkan. Kemudian larutan untuk membilas itu dikeluar-kan lagi seluruhnya. Bila digunakan pipet yang baru, dicuci sebelum dipakai. Pipet itu dicelup-kan ke dalam larutan telalu dalam di dalam larutan.
Batang pipet jangan pada waktu mengisap larutan ke dalam pipet. Selama mengisap cairan harus dijaga juga agar ujung pipet tatap berada di dalam larutan. Bila pada waktu mengisap ujung pipet keluar dari larutan maka larutan akan masuk ke dalam mulut. Mengisap larutan lerlalu kuat juga menyebabkan larutan masuk ke dalam mulut. Untuk cairan yang bersifat racun atau korosif digunakan pengisap pipet. Larutan diisap di dalam pipet volumetrik sampai Kira-kira 1 cm di atas tanda batas volume. Kemudian dengan cepat batang pipet bagian atas ditutup dengan ujung jari telunjuk yang kering.
Tetesan air masih tersisa di ujung harus ditiup keluar, atau lebih baik diisap dengan kertas saring. Dengan kertas saring bagian bawah pipet dikeringkan. Selanjutnya larutan dialirkan ke luar deagan mengurangi tekanan pada ujung jari sampai meniskus cairan berimpit dengan tanda batas volume. Pipet harus dipegang vertikal dan tanda batas volume berada pada ketinggian yang sama dengan mata kita. Jika terdapat tetes-an larutan yang menggantung pada ujung pipet, tetesan ini disingkirkan dengan menyentuhkan ujung pipet pada suatu alat gelas.

Selanjutnya larutan dialirkan ke dalam bejana penerima dengan kedudukan pipet vertikal dan ujung pipet menyentuh pada dinding bejana. Bila aliran cairan telah selesai, ujung pipet tetap dibiarkan bersentuhan dengan dinding bejana selama 10-15 detik untuk mengalirkan sisa larutan cairan yang masih tersisa dalam ujung pipet tidak boleh dicelupkan ke dalam bejana penerima.
Prosedur mengisi dan mengosongkan pipet yang diuraikan di atas telah direkomendasikan sebagai prosedur standar dan digunakan pada kalibrasi pipet.
Sebuah pipet tidak akan memberikan suatu volume yang konstan jika dikosongkan terlalu cepat. Lubang keluar pada ujung pipet harus sedemikian rupa ukurannya hingga wakru yang diperlukan untuk mengo-songkannya sekitar 20 detik untuk pipet 20 ml, 30 detik untuk pipet 25 ml, dan 35 detik untuk pipet 50 ml.
Selesai dipakai, pipet segera dicuci bersih dan diletakkan pada rak khusus. Pipet yang kotor atau yang berminyak dapat dibersihkan dengan cara meren-damnya selama semalam dalam larutan asam kromat.

Pipet  tetes

clip_image043

Bahan:Gelas. Panjang: 150 mm dengan karet kualitas baik.

Kegunaan

Untuk meneteskan larutan dengan jumlah kecil.

 

Tabung reaksi

clip_image045

Bahan: gelas borosilikat, Ukuran: 15 x 150mm. Per pak 50 buah.

Kegunaan

Untuk mereaksikan zat.

 

Selang dialisis

clip_image047

Diameter: kira-kira 15 mm. Selaput semipermiabel. Panjang 20 cm.

Kegunaan

Untuk percobaan difusi osmosis

 

Kawat Nikrom

clip_image049

Diameter 0.5 mm, panjang: 150 mm, Tangkai pemegang: gelas.

Untuk mengidentifikasi suatu zat dengan cara uji nyala. Hal ini disebabkan setiap zat memberi warna nyala yang spesifik artinya setiap zat memiliki warna yang berbeda antara satu dengan yang lain. Walaupun demikian beberapa zat memberikan warna nyala yang hampir sama sehingga sulit dibedakan. Selain kawat nikrom, kawat platina juga sering digunakan.

Plat tetes

clip_image051

Di gunakan untuk mereaksikan atau melihat perubahan yang terjadi pada suatu larutan..Contohnya uji asam basa suatu larutan.

Cawan penguapan

clip_image053

Digunakan sebagai wadah untuk mereaksikan atau mengubah suatu zat pada suhu tinggi. Misalnya penguapan larutan dari suatu bahan yang tidak mudah menguap, mengabukan kertas saring.

Corong

clip_image055

Untuk memindahkan larutan dari tempat yang besar ke tempat yang kecil.

Zat-zat yang tidak melarut dalam suatu larutan dapat dipisahkan dari cairannya dengan proses penyaringan. Berbagai bagian yang berlubang kacil atau berpori-pori seperti kertas saring, kapas, wol kaca, serbuk arang, lempeng kaca, dan Porselin. yang berlubang-lubang kecil dapat digunakan sebagai bahan penyaring. Bahan penyaring yang banyak digunakan di dalam laboratbrium adalah kertas saring.
Untuk menyaring di laboratorium dipelukan corong, kertas saring, dan statif. Corona yang berisi kertas saring dipasang dengan klem pada statif. Kemudian di bawahnva diletakkan gelas kimia yang bersih hingga tangkai corong tepat menyentuh sisi dalamnya.
Besar corong dan kertas sarine yang digunakan tergantung pada banyaknya endapan yang akan disaringe dan tidak ditenrukan oleh volume cairan.
Pada akhir penyaringan seluruh endapan sebaiknya hanya monempali sepertiga kapasitas alat penyaring. Corong yang paling banyak digunakan adalah corong yang bersudut 60o dan panjang tangkainya sekitar 10 cm untuk memperlancar penyaringan. Kertas saring yang lazim digunakan adalah kertas saring. yang berdiameter 9 dan 11 cm.
1. Kertas Saring Berlipat Biasa
Kita menggunakan dua macam kertas saring, yaitu kertas saring yang biasa dan kertas saring yang dilipat ganda. Kita menyaring dengan kertas yang dilipat biasa bila pada penyaringan diperlukan zat endapan-nya, dan kita menggunakan kertas saring yang dilipat ganda bila yang diperlukan filtrat atau cairannya.
Menggunakan kertas saring yang dillipat biasa memudahkan memin-dahkan endapan. Kertas saring dilipat menjadi setengah bagian dan kemudian dilipat lagi menjadi seperempat bagian. Kartas saring yang telah dilipat ini dibuka hingga membentuk kerucut 60o. Selanjutnya kertas saring ini diletakkan dalam corong yang serasi, yaitu bagian atas kertas saring berada 1-2 cm lebih rendah dari bagian atas corong.
Cara menyaring degan menggunakan corong dan kertas saring.
1) Lipatlah kertas saring menjadi empat bagian yang sama! Cara lain yang lebih baik untuk melipat kertas saring adalah dengan melipat kertas saring menjadi setengah bagian, kemudian dilipat sekali lagi, hingga sisi lipatan tidak seluruhnya berimpit (kedua lipatan itu membentuk sudut 3-4o untuk corong yang bersudut 60o). Selanjutnya lipatan dirobek sedikit hinga dalamnyasekitar sepertiga jari-jari kertas saring.
2) Bentuklah kertas saring itu menjadi corong hingga separuh corong itu terdiri dari satu bagian. Yang separuhnya, lagi terdiri dari tiga bagian kertas saring yang terlipat kemudian masukkanlah ke dalam corong! Kertas saring dibuka dan ditempatkan dalam corong. Separuh bagian atasnya harus melekat dengan baik pada corong. Jika tidak melekat dengan baik, maka. sudut kedua lipatan kertas saring harus disesuaikan sehingga ia dapat melekat dengan baik.
3) Berilah beberapa tetes pelarut zat yang akan disaring hingga, corong kertas itu melekat dengan baik pada corong kaca! Atau kertas saring ini dibasahi dengan air dan ditekan dengan telunjuk pada dinding corong hingga bagian atasnya melekat pada corong. Jika kertas saring kertas saring menempel dengan baik, tangkai corong akan berisi penuh dengan cairan selama penyaringan. Jika tangkai corong berisi gelembung-gelembung udara akan menperlambat proses penyaringan.
4) Tuangkan cairan yang hendak disaring dengan perlahan-lahan jangan sampai ada cairan yang tertuang atau meluap di luar kertas saring

Cairan yang akan disaring dituangkan melalui sebuah batang pengaduk ke dalam corong dengan mengarahkan cairan pada sisi corong dan tidak pada ujung kerucutnya. Ujung bagian bawah batang pengaduk harus sangat dekat, tetapi tidak menyentuh kertas saring pada sisi yang berlapis tiga.
Kertas saring tidak boleh diisi penuh seluruhnya dengan cairan. Ketinggian cairan janganlah melebihi 10 mm dari bagian atas kertas saring. Endapan yang cenderung berada di alas gelas kimia harus dipindahkan dengan menempelkan batang pengaduk pada moncong gelas kimia, kemudian gelas kimia ini diangkat ke atas dan di-semprotkan air dari botol semprot ke dalam gelas kimia hingga endapan mengalir dan masuk ke dalam kertas sring.
Sisa endapan yang melekal pada dinnding gelas kimia dapat dikeluakan dengan batang pengaduk berujung karet. Kecepatan penyaringan ter-gantung pada suhu, karena kenaikan suhu mengurangkan gerakan antara cairan dan lubang-lubang kertas saring. Jika mungkin penyaring-an dilakukan dalam keadaan panas.
2. Kertas Saring Berlipat Ganda
Bila pada suatu penyaringan diperukan cairannya, sebaiknya digunakan kertas saring yang dilipat ganda. Penyaringan akan berlangsung lebih cepat, karena permukaan penyaring-an lebih luas. Pilihlah kertas saring dan corong yang serasi. Ujung kertas saring yang berlipat berada kira-kirar 10 mm di bawah ping-giran atas corong. Misalkan untuk kertas saring yang berdiameter 120 mm, gunakanlah corong yang berdiameter 100 120 mm.
Lipatlah kertas saring menjadi setengah bagian dan kemudian menjadi seperempat bagian. Letakkanlah masing-masing pinggiran ke dalam lipatan tengah dan lipat-lagi. Janganlah mengurut lipatan ini dengan kuat di bagian tengahnya yang dapat melemahkan bagian tengah ini, hingga kertas saring dapat pecah selama penyaringan. Lanjutkan rangkaian lipatan ke dalam lihat gambar berikut!
Peganglah kerucut kertas saring yang.dilipat dengan tangan kiri dan buatIah lipatan baru pada masing-masing segmen dengan arah yang berlawanan dari rangkaian lipatan pertama. Hasilnya adalah susunan berbentuk kipas. Bukalah kertas saring dan perhatikanlah dua tempat (1 dan 2) dimana kertas saring akan menempel pada dinding corong. Melipatnya hanya separoh ke dalam dari yang lain. Kuatkanlah semua bagian kecil ini dengan melipatkanya sekali lagi unvik kedua kalinya, dan kertas saring sekarang sudah siap untuk dipakai.

Tabung U

clip_image057

Untuk melihat hubungan antara kerapatan suatu larutan dan hubungannya dengan tinggi permukaan larutan.

Pipet ukur

clip_image059

Untuk mengambil larutan dengan jumlah tertentu.

Teknik Menggunakan pipet

Pipet adalah salah satu alat yang sering digunakan oleh analis. Pipet merupakan alat yang digunakan untuk mengambil larutan dalam volume tertentu. Ada dua jenis pipet yang digunakan dalam melakukan pengukuran yaitu pipet ukur dan pipet volum. sebagaimana penggunaan buret, pipet juga mempunyai teknik di dalam penggunaannya.


berikut adalah teknik menggunakan pipet:

Tekan bulp pipet sampai kempis. Kemudian tempatkan bulp pada ujung pipet.Keluarkan pipet dari wadah larutan dan lap bagian luar pipet dengan tissue.
Tera larutan tepat tanda batas.


clip_image061

Isap larutan dengan pipet filler(jangan pernah gunakan mulut) hingga kurang lebih 2 cm melebihi tanda batas graduasi.
clip_image063


dengan cepat lepas bulp dari ujung pipet dan letakkan jari telunjuk anda pada ujung pipet. lepas sedikit-demi sedikit secara hati-hati jari telunjuk yang menutupi pipet. larutan akan turun secara perlahan-lahan. Berhenti sampai tanda batas miniskus.

clip_image065

clip_image067supaya lebih mahir dalam menggunakan pipet, anda perlu mempelajarinya dengan menggunakan air sampai anda mampu menggunakan pipet secara konsisten dan akurat.

 

Kaca Arloji

clip_image069

Untuk meletakkan zat saat menimbang.

Penutup wadah yang berisi zat.

 

0 Komentar untuk "Alat-Alat Gelas Laboratorium Kimia"

Berkomentarlah dengan baik dan sopan, saya akan berusaha untuk menjawab setiap pertanyaan dan menanggapi setiap komentar yang anda berikan, :)

Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya :)

Back To Top