a. Pembelajaran Aktif
Anak didik belajar, 10% dari apa yang dibaca, 20% dari apa yang didengar, 30% dari apa yang dilihat, 50% dari apa yang dilihat dan didengar, 70% dari apa yang dikatakan, dan 90% dari apa yang dikatakan dan dilakukan (Sheal, Peter, 1989)
Pembelajaran aktif à pembelajaran yang mampu mendorong anak didik aktif secara fisik, sosial, & mental untuk memahami dan mengembangkan kecakapan hidup menuju belajar yang mandiri, atau pembelajaran yang menekankan keaktifan anak didik untuk mengalami sendiri, berlatih, beraktivitas dengan menggunakan daya pikir, emosional, dan keterampilannya.
Melalui pembelajaran aktif diharapkan anak didik akan lebih mampu mengenal dan mengembangkan kapasitas belajar dan potensi yang dimilikinya, secara penuh dan sadar dapat menggunakan potensi sumber belajar yang terdapat di sekitarnya, lebih terlatih untuk berprakarsa, berpikir secara sistematis, kritis, tanggap, shg dapat menyelesaikan masalah sehari-hari melalui penelusuran informasi yang bermakna baginya.
Guru yang aktif à guru yang memantau kegiatan belajar anak didik, memberi umpan balik, mengajukan pertanyaan yang menantang, dan memperbanyak gagasan anak didik untuk dapat dimunculkan.
Anak didik yang aktif à sering bertanya, mengemukakan pendapat, mempertanyakan gagasan sendiri/orang lain, dan aktif melakukan suatu kegiatan belajar.
b. Pembelajaran Inovatif dan Kreatif
Pembelajaran inovatif à pembelajaran dengan memperkenalkan sesuatu yang berbeda yang belum dialami dari sebelumnya.
Dalam penciptaan pembelajaran inovatif yang terpenting adalah kemauan dan keinginan guru untuk membuat belajar menjadi menarik untuk diikuti dan menghilangkan kebosanan peserta didik dalam belajar.
Kreatif à cara berpikir yang mengajak kita keluar dan melepaskan diri dari pola umum yang sudah terpateri dalam ingatan.
Pembelajaran kreatif à pembelajaran yang mengajak anak didik untuk mampu menge-luarkan daya pikir dan daya karsanya untuk menciptakan sesuatu yang di luar pemikiran orang kebanyakan.
Beberapa hal yang mampu membangkitkan pikiran untuk menjadi kreatif à berfantasi atau mengemukakan gagasan/ide yang tidak umum, terkesan “nyleneh”, berada pada satu gagasan/ide untuk beberapa saat, berani mengambil resiko, peka terhadap segala keajaiban, penasaran terhadap suatu kebenaran, banyak membaca artikel penemuan yang membuatnya kagum dan terheran-heran.
3 sifat dasar agar berpikir kreatif dan inovatif:
1. Peka à dapat melihat keterkaitan fenomena yang diamati dengan konsep yang ada dalam otak yang digunakan untuk menjelaskannya.
2. Kritis à fenomena yang tertangkap oleh mata mampu diolah dalam pikiran hingga memunculkan berbagai pertanyaan yang menggelitik untuk mencari jawabannya.
3. Kreatif à berusaha menjelaskan/menciptakan suatu aktivitas yang mampu menjelaskan fenomena tsb kepada diri sendiri/orang lain.
Guru yang kreatif dan inovatif à mampu mengembangkan kegiatan yang beragam di dalam dan di luar kelas, membuat alat bantu/media sederhana yang dapat dibuat sendiri oleh anak didiknya.
Anak didik yang kreatif & inovatif à mampu merancang sesuatu, menulis & mengarang, dan membuat refleksi terhadap semua kegiatan yang dilakukannya.
c. Pembelajaran Efektif
Efektif memiliki makna tepat guna, artinya sesuatu yang memiliki efek/pengaruh terhadap yang akan dicapai/dituju.
Pembelajaran efektif à pembelajaran yang mampu mencapai kompetensi yang telah dirumuskan dimana anak didik memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Pembelajaran dikatakan efektif à tjd perub pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
Ciri-ciri pembelajaran efektif à tercapainya tujuan yang diharapkan, anak didik menguasai keterampilan yang ditargetkan.
d. Pembelajaran Menyenangkan (Joyful Learning)
Joyful learning dan meaningful learning à menciptakan kondisi pembelajaran sedemikian rupa shg anak didik menjadi betah di kelas krn pembelajaran yang dijalani menyenang-kan dan bermakna.
Pembelajaran menyenangkan à pembelajaran yang interaktif dan atraktif, shg anak didik dapat memusatkan perhatian terhadap pembelajaran yang sedang dijalaninya.
Penelitian menunjukkan bahwa ketika seorang guru menjelaskan suatu materi tanpa ada selingan, anak didik hanya mendengarkan, melihat, dan mencatat, maka perhatian dan konsentrasi mereka akan menurun secara draktis setelah 20 menit. Keadaan ini semakin parah jika guru tidak menyadari dan pembelajaran berjalan monoton & membosankan.
Pembelajaran menyenangkan à anak didik tidak takut salah, ditertawakan, diremehkan, tertekan, tetapi sebaliknya anak didik berani berbuat & mencoba, bertanya, mengemuka-kan pendapat/gagasan, dan mempertanyakan gagasan orang lain.
Menciptakan suasana yang menyenangkan è pembelajaran yang relaks (tidak tegang), lingkungan yang aman untuk melakukan kesalahan, mengaitkan materi ajar dengan kehidupan mereka, belajar dengan balutan humor, dorongan semangat, dan pemberian jeda berpikir à guru harus menyadari otak manusia perlu pelemasan dan relaksasi.
Ausubel à belajar akan bermakna jika pesdik dapat mengaitkan konsep yang dipelajari dengan konsep yang sudah ada dalam struktur kognitifnya. Bruner à belajar akan berhasil lebih baik jika selalu dihubungkan dengan kehidupan orang yang sedang belajar.
Otak terbagi dua bagian, yaitu kanan dan kiri. Dunia pendidikan hanya mengembangkan otak sebelah kiri à otak kanan penting juga dikembangkan.
Otak sangat menyukai hal-hal yang bersifat tidak masuk akal, ekstrim, penuh warna, lucu, multisensorik, gambar 3 dimensi (hidup), asosiasi, imajinasi, simbol, melibatkan irama/ musik, dan nomor/urutan à guru HARUS dapat merancang apa yang sebaiknya diberikan kepada anak didik agar otak mereka menyukainya.
0 Komentar untuk "Model Pembelajaran Berbasis Pendekatan PAIKEM"
Berkomentarlah dengan baik dan sopan, saya akan berusaha untuk menjawab setiap pertanyaan dan menanggapi setiap komentar yang anda berikan, :)
Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya :)