Translate

Koloid

·         Koloid atau dispersi koloid adalah bentuk materi yang memiliki sifat di antara larutan dan campuran atau suspensi. 

·         Bidang ini pertama kali dikenalkan oleh Thomas Graham. 

clip_image002

  Larutan gula

·         Larutan adalah campuran homogen antara dua materi atau lebih, dimana bagian sifatnya serbasama, contoh larutan gula dalam air. 

·         Gula ketika dilarutkan ke dalam air akan tampak bening karena dalam larutan dapat membentuk molekul kecil  dengan ukuran < 400nm.

·         Zat terlarut dalam larutan tidak mudah mengendap pada sampai berapa lama pun hal itu terjadi karena gaya gravitasi jauh lebih kecil jika dibandingkan energi kinetik molekul dalam larutan

clip_image004

Pengendapan

·         Ketika ukuran partikel zat terlarut > 750nm, maka mengendap ke bawah karena gaya gravitasi lebih berpengaruh dibandingkan dengan energi kinetik pada larutan.

·         Campuran zat terlarut dengan ukuran lebih besar akan membentuk campuran heterogen atau suspensi.

·         partikel koloid mengalami hamburan dan tersebar dalam suatu medium sehingga dihasilkan dispersi (sebaran) koloid atau biasa disebut sistem koloid. 

·         Koloid dapat berupa gas, cairan atau pun padatan. 

·         Selai, mayones, tinta cina, susu dan kabut merupakan contoh sistem koloid, dalam sistem tersebut partikel koloid tersebar (terdispersi) dalam suatu partikel lain yang jumlahnya lebih banyak dan disebut medium pendispersi. 

·         Berdasarkan jenis fasa pendispersi, yaitu zat yang memiliki jumlah lebih banyak dan fasa zat yang terdispersi koloid terbagi menjadi delapan macam. 

Fasa medium pendispersi

Fasa

zat terdispersi

Nama

Koloid

Contoh

Gas

Cair

Aerosol

Kabut

Padat

Aerosol padat

Asap

Cair

Gas

Busa

Buih Krim

Cair

Emulsi

Susu

Padat

Sol

Cat

Padat

Gas

Busa Padat

Marshmallow

Cair

Emulsi Padat

Mentega

Padat

Sol Padat

Gelas Ruby

·         Koloid memiliki sifat antara larutan homogen dan campuran heterogen,  Karena partikel koloid cukup kecil sehingga tumbukan acak yang terjadi dalam larutan, tetapi partikel tersebut tidak benar-benar larut dalam larutan sehingga bersifat seperti campuran heterogen.

·         Larutan koloid ini dapat terdeteksi dengan memperhatikan efek penghamburan cahaya yang terjadi. 

·         Penghamburan menunjukkan bahwa dispersi koloid di sepanjang larutan terdiri dari partikel-partikel berukuran besar. 

clip_image006

·         Gerak Brown adalah gerak lurus partikel koloid yang arahnya tidak menentu akibat tumbukan dari molekul-molekul medium pendispersi dengan partikel-partikel koloid.

·         Gerak Brown terus ada karena gaya yang bekerja pada partikel itu dihasilkan terus menerus oleh tumbukan partikel dengan partikel dan partikel dengan molekul medium pendispersi.

·         Gerak Brown mwnghilangkan efek gaya gravitasi bumi terhadap partikel fasa dispersi.sehingga partikel koloid tidak dapat mengendap

 

·         Gerakan partikel koloid yang tidak menentu arahnya ini pertama kali ditemukan oleh seorang sarjana Biologi bernama Robert Brown (1773-1859).

·         Setiap partikel memiliki energi kinetik, sehingga akan selalu bergerak dan saling bertumbukkan sehingga menimbulkan sifat tertentu secara optik dan elektrik.

·         Sifat optik merupakan sifat dari suatu zat berkaitan dengan kemampuan interaksinya dengan gelombang cahaya. 

·         Gelombang cahaya yang terhentikan oleh partikel ukuran tertentu. Partikel koloid memiliki ukuran sekitar 400nm - 750nm sehingga akan berinteraksi dengan cahaya tampak yang memiliki panjang gelombang antara ~400nm hingga ~750nm.

clip_image008

·         Interaksi ini akan menghamburkan cahaya sehingga bagian yang terkena cahaya tampak keruh. Gejala pemantulan dan pembauran cahaya oleh partikel sistem koloid disebut efek Tyndall.

·         Gelas sebelah kiri berisi larutan koloid dan sebelah kanan berisi larutan sejati. Tampak berkas cahaya yang melewati larutan koloid terlihat nyata, sedangkan pada larutan sejati tidak terlihat.  Terlihatnya berkas cahaya tersebut disebabkan berkas cahaya yang mengenai partikel koloid akan dihamburkan oleh partikel tersebut.

clip_image010                                            clip_image012

 

Tampak atas

Tampak bawah

     

·         Gejala ini pertama kali ditemukan oleh Michael Faraday kemudian diselidiki lebih lanjut oleh John Tyndall (1820 – 1893), seorang ahli Fisika bangsa Inggris.

·         Efek Tyndall dapat digunakan untuk membedakan larutan sejati dari koloid.

·         Efek Tyndall juga terjadi pada pancaran Matahari ke Bumi.  Siang hari yang cerah, langit akan berwarna biru.  Saat posisi Matahari berada pada posisi jauh dari horizon,  sinarnya melewati partikel-partikel koloid di udara.  Hanya komponen sinar Matahari dengan panjang gelombang kecil (energi besar) yang dipantulkan, sinar yang dapat dipantulkan tersebut adalah sinar biru, nila. 

·         Sifat elektrik adalah sifat dari suatu zat yang berkaitan dengan partikel bermuatan atau listrik. Sifat elektrik koloid muncul karena koloid dapat membawa muatan listrik.

·         Adsorpsi muatan pada koloid pun menimbulkan elektrik yang lain pada koloid.

·         Adsorpsi adalah peristiwa di mana suatu zat menempel pada permukaan zat lain, seperti ion H+ dan OH- dari medium pendispersi.

·         Untuk berlangsungnya adsorpsi, minimum harus ada dua macam zat, yaitu zat yang tertarik disebut adsorbat, dan zat yang menarik disebut adsorban.

·         Apabila terjadi penyerapan ion pada permukaan partikel koloid maka partikel koloid dapat bermuatan listrik yang muatannya ditentukan oleh muatan ion-ion yang mengelilinginya.

clip_image014      clip_image016

·         Contoh: Koloid Fe(OH)3 dalam air menyerap ion hidrogen (ion H+) sehingga partikel bermuatan positif, sedangkan koloid As2S3 menyerap ion hidroksida (ion OH-) sehingga partikel bermuatan negatif.

·         partikel yang bermuatan negatif akan tertarik ke elektroda yang positif sebaliknya yang bermuatan positif akan tertarik ke elektroda negatif.

·         Peristiwa elektroforesis adalah peristiwa mengalirnya partikel-partikel koloid menuju elektroda, bergeraknya partikel koloid ke dalam satu elektroda menunjukkan bahwa partikel-partikel koloid bermuatan listrik.

·         Gejala ini dapat diamati dengan menggunakan alat sel elektroforesis.

clip_image018     

·         Dispersi koloid dimasukkan ke dalam tabung U kemudian dicelupkan elektroda pada mulut tabung. Apabila kawat dihubungkan dengan sumber arus listrik searah dan arus listrik mengalir lewat elektroda positif dan negatif maka partikel koloid akan bergerak ke salah satu elektroda.

·         Partikel dispersi koloid yang bermuatan negatif akan bergerak menuju elektroda bermuatan negatif. Dengan menggunakan sel elektroforesis dapat ditentukan muatan dari partikel koloid.

·         Elektroforesis dapat dipakai untuk memisahkan protein-protein dalam larutan.  Muatan pada protein berbeda-beda, tergantung pH.  Dengan membuat pH larutan tertentu (misalnya dalam larutan penyangga), pemisahan molekul-molekul protein yang berlainan jenis terjadi. 

·         Koagulasi adalah penggumpalan koloid yang disebabkan oleh penambahan elektrolit atau terjadinya perubahan fisik melalui cara mekanik.

Koagulasi dengan penambahan zat kimia/elektrolit

·         Ion yang efektif untuk menggumpalkan koloid ialah ion yang muatannya berlawanan dengan muatan koloid. 

·         keberadaan ion pasangannya menyebabkan partikel koloid berkumpul bersama akibat menghilangkannya tolakan muatan antar partikel

·         Contoh:  Koloid Fe(OH)3 yang bermuatan positif dicampur dengan koloid As2S3 yang bermuatan negatif.

·         Sol emas yang bermuatan negatif dapat dikoagulasikan dengan NaCl, CaCl2, atau AlCl3, yang mengandung ion positif. 

·         Teknik koagulasi ini sangat berguna terutama untuk mengumpalkan karet dalam lateks dengan cara menambahkan asam cuka.

·         Delta terbentuk dari pengendapan partikel koloid. Partikel koloid yang bermuatan mengalami reaksi dengan muatan lawannya ketika partikel terbawa air sungai dan bertemu air laut yang kaya elektrolit.  Hal itu terjadi karena.

·         Proses koagulasi koloid dapat dimanfaatkan untuk proses penjernihan air.  Air sungai yang mengandung partikel koloid lumpur halus yang bermuatan negatif dicampur dengan koloid Al(OH)3 yang bermuatan positif sehingga terjadi koagulasi dan mengendap.  Disamping itu ion Al3+ yang terdapat dalam medium koloid Al(OH)3 secara langsung menetralkan muatan koloid Lumpur.   Setelah itu air dipisahkan dari endapan dengan cara disaring.  Koloid Al(OH)3 diperoleh dari hidrolisis Al3+ dari aluminium sulfat atau tawas aluminium.

Koagulasi mekanik

·         Koagulasi dengan cara mekanik dapat dilakukan dengan pemanasan, pendinginan atau pengadukan.

·         Contoh saat telur direbus, atau saat pembuatan agar-agar dan lem

·         Telur yang berbentuk cairan kental menggumpal ketika terkena panas, hal ini dikarenakan  pemanasan atau penambahan elektrolit dapat menyebabkan partikel koloid berkumpul bersama atau terkoagulasi.

·         Panas meningkatkan energi kinetik dan kecepatan tumbukan antar molekul pada partikel koloid sehingga memiliki kecenderungan untuk berkumpul dan membentuk gumpalan yang semakin membesar.

Kestabilan Koloid

·         Koloid karbon dalam air sangat stabil, koloid tersebut bahkan tidak mengalami perubahan hingga kira-kira 30 tahun. 

·         Dalam hampir semua koloid gas dan koloid cairan, partikel-partikel zat terdispersi memiliki kerapatan yang lebih tinggi dibanding dengan medium pendispersinya. 

·         Koloid dapat stabil jika partikel-partikelnya tidak berkumpul menjadi ukuran yang lebih besar sehingga tidak mengendap.

·         Mengumpalnya koloid dapat dicegah dengan adanya pengadsorsian oleh suatu lapisan ion.  Partikel yang menyerap ion yang sama muatannya akan terstabilkan karena adanya tolak menolak antar muatan sejenis. 

·         Cara lain untuk menstabilkan suatu partikel adalah dengan mengadsorpsikan lapisan molekul. 

·         Zat-zat yang teradsorpsi seperti sabun adalah koloid juga. 

·         Koloid yang bertindak sebagai bahan penstabil disebut koloid pelindung. 

·         Koloid pelindung sangat efektif untuk menstabilkan koloid cair-cair atau emulsi. 

·         Susu merupakan emulsi dari lemak dalam air, dan terstabilkan karena adanya kasein, sejenis protein. 

·         Contoh penstabil koloid lainnya adalah gelatin, yang sering digunakan untuk pembuatan es krim.

·         Kestabilan koloid ditentukan oleh daya tarik-menarik antar partikel fase terdispersi dan medium pendispersinya. 

·         Berdasarkan kestabilannya koloid digolongkan kedalam koloid liofil dan liofob.

·         Sol liofil adalah sol yang fase terdispersinya mempunyai kemampuan menarik medium pendispersi. Contoh, gelatin dalam air dan putih telur dalam air.

·         Sol liofob adalah sol yang fase terdispersinya tidak menarik medium pendispersi. Contoh, As2S3 dalam air, garam sulfida dalam air, dan belerang dalam air. 

Sol Liofil

Sol Liofob

·         Reversibel

·         Stabil

·         Gerak Brown kurang jelas

·         Efek Tyndall lemah

·         Sukar diendapkan dengan penambahan elektrolit

·         Kebanyakan dapat dibuat gel

·         Partikel terdispersi dapat menyerap molekul

·         Penyusunnya senyawa organik, Contoh: protein

·         Tidak reversibel

·         Kurang stabil

·         Gerak Brown sangat jelas

·         Efek Tyndall kuat

·         Mudah diendapkan dengan penambahan elektrolit

·         Hanya beberapa yang dapat dibuat gel

·         Partikel terdispersi menyerap ion

·         Penyusunnya senyawa anorganik .Contoh: As2S3

·         Pada prinsipnya koloid dapat dibuat dengan cara mengubah partikel-partikel berukuran lebih besar atau lebih kecil menjadi partikel-partikel koloid.

·         Pembuatan koloid dapat secara kondensasi, dispersi, dan cara gabungan.

·         Cara kondensasi yaitu dengan mengubah partikel-partikel yang lebih kecil menjadi partikel yang lebih besar yaitu partikel koloid. 

·         Hal yang harus diperhatikan pada pengerjaan cara kondensasi adalah menjaga ukuran partikel koloid, karena partikel yang terlalu besar akan mengendap.

·         Penggumpalan selama kondensasi berlangsung dapat dihindara jika saat kondensasi dimulai, larutan sudah lewat jenuh dan bibit-bibit kondensasi sudah terbentuk. Bibit kondensasi ini sangat diperlukan bagi pembentukan partikel.

·         Partikel sistem koloid yang dihasilkan bergantung pada tingkatan lewat jenuh yang diperoleh, jumlah bibit kondensasi yang menjadi pusat proses kondensasi dan kecepatan perpindahan partikel berukuran kecil ke arah bibit kondensat.

·         Untuk memperoleh ukuran partikel koloid yang sama maka pada saat permulaan kondensasi, bibit kondensat harus sudah terbentuk.

·         Cara kondensasi dapat dilakukan dengan reaksi hidrolisis, reaksi oksidasi, reaksi reduksi, kesetimbangan ion, dan mengubah pelarut.

·         Cara reaksi hidrolisis dapat dipakai untuk membuat koloid basa logam seperti Al, Fe, dan Cr, karena basa logam tersebut berbentuk koloid. Contoh pada pembuatan sol Fe(OH)3. FeCl3 ditambahkan kedalam ke dalam air panas. Pengadukan larutan tersebut akan membentuk sol Fe(OH)3 yang berwarna coklat.  Sol Fe(OH)3 yang terbentuk dapat tahan lama dan partikelnya bermuatan positif karena mengadsorpsi ion H+.

·         Pembuatan sol dengan cara oksidasi, misalnya pembuatan sol belerang. Sol belerang dapat dibuat dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan SO2.Pada reaksi di atas SO2 dioksidasi menjadi S.

·         Cara reduksi dapat dilakukan pada pembuatan sol dari logam dari Pt, Ag, dan Au. Zat pereduksi yang digunakan antara lain FeSO4 dan formaldehida.

Contoh:   2AuCl3    +    3SnCl2   ¾®    3SnCl4   +    2Au

·         Pada reaksi tersebut ion A3+ direduksi menjadi Au (logam). Au padat adalah partikel fase dispersi yang terbentuk dan menyusun sol emas. Warna sol emas yang terbentuk bisa bermacam-macam tergantung kepada besarnya partikel Au, umumnya berwarna biru sampai merah delima.

·         Cara pembuatan koloid dengan kesetimbangan ion biasa digunakan pada pembuatan sol AgCl, yaitu dengan cara penambahan larutan HCl yang sangat encer pada larutan AgNO3.  Cara ini juga digunakan pada pembuatan sol As2S3 dengan cara penambahan oksida arsen (As2O3 )pada larutan H2S encer.  Sol As2O3 berwarna kuning, bermuatan negatif, dan termasuk liofob.

·         Cara kondensasi dengan mengubah pelarut dilakukan untuk menurunkan kelarutan suatu zat  Contoh belerang larut dalam etanol tapi tidak larut dalam air

·         Bila larutan jenuh belerang dalam etanol dituangkan dalam air, maka akan terbentuk sol belerang. Hal ini terjadi akibat menurunnya kelarutan belerang di dalam campuran tersebut.  Pembentukkan koloid dengan cara ini dapat pula terjadi pada saat air ditambahkan dalam larutan indikator fenolftalein dengan pelarut etanol dan membentuk larutan koloid seperti susu.

·         Pembuatan koloid dengan cara dispersi yaitu dengan memecah molekul besar menjadi molekul-molekul lebih kecil yang sesuai dengan ukuran partikel koloid.  Cara dispersi dapat dilakukan dengan cara mekanik dan cara peptasi

·         Dengan cara mekanik, partikel kasar dipecah sampai halus.

·         Zat yang sudah halus dimasukkan ke dalam cairan sampai terbentuk suatu sistem koloid. Contoh dalam pembuatan tahu dari kacang kedelai yang digiling supaya dapat membentuk koloid.

·         Cara peptasi dilakukan dengan menambahkan ion sejenis pada suatu endapan, sehingga terpecah menjadi partikel koloid. Cara ini biasa digunakan untuk membuat sol liofil.  Contoh: Endapan AgI dipeptasi dengan menambahkan larutan elektrolit dari ion sejenis, misalnya KI atau AgNO3

·         Koloid dapat pula dibuat dengan cara gabungan, yaitu gabungan dari cara dispersi dan kondensasi.  Cara gabungan dikenal juga dengan cara busur bredig. 

clip_image020

·         Pada cara busur bredig arus listrik bertegangan tinggi dialirkan melalui elektroda logam yang tecelup dalam air.  Kedua ujung elektroda dibuat hampir bersentuhan sehingga dapat terjadi loncatan elektron antar kedua elektroda. 

·         Loncatan elektron yang terjadi akan memanaskan logam hingga menguap.  Uap logam kemudian mengalami kondensasi dan membentuk sol dengan medium pendispersi air.

·         Pembuatan koloid dengan cara ini biasa digunakan untuk membuat sol logam.  Logam yang dapat membentuk sol dengan cara ini adalah platina, emas dan perak.

·         Dalam kehidupan sehari-hari banyak kegunaan koloid baik langsung maupun tidak langsung.  Beberapa kegunaan koloid adalah sebagai berikut:

-          Industri kosmetika : Bahan kosmetika seperti foundation, finishing cream, dan deodorant berbentuk koloid dan umumnya sebagai emulsi. 

-          Industri tekstil : Pada proses pencelupan bahan (untuk pewarnaan) yang kurang baik daya serapnya terhadap zat warna dapat menggunakan zat warna koloid karena memiliki daya serap yang tinggi sehingga dapat melekat pada tekstil.

-          Industri sabun dan deterjen : Sabun dan deterjen merupakan emulgator untuk membentuk emulsi antara kotoran (minyak) dengan air.

-          Kelestarian lingkungan : Untuk mengurangi polusi udara yang disebabkan oleh pabrik-pabrik, digunakan suatu alat yang disebut cotrell. Alat ini berfungsi untuk menyerap partikel-partikel koloid yang terdapat dalam gas buangan yang keluar dari cerobong asap pabrik.

·         Sifat adsorpsi pada koloid ini menyebabkan koloid banyak digunakan dalam berbagai macam industri, misalnya sebagai berikut:

-          Industri gula : Gula pasir yang masih kotor (berwarna coklat) dilarutkan dalam air panas, lalu dialirkan melalui sistem koloid yang berupa tanah diatomik (mineral harus berpori) dan arang tulang. Kotoran pada gula akan diadsorpsi oleh tanah diatomik dan arang tulang sehingga gula menjadi bersih.

-          Industri tekstil : Serat yang akan diwarnai dicampur dengan garam Al2(SO4)3, lalu dicelupkan ke dalam larutan zat warna. Koloid Al(OH)3 yang terbentuk karena hidrolisis Al2(SO4)3,  akan mengadsorpsi zat warna

-          Industri air minum : Air yang keruh dapat dijernihkan dengan menambahkan tawas atau K2SO4. Al2(SO4)3. Koloid Al(OH)3 yang terbentuk akan mengadsorpsi, menggumpalkan, dan mengendapkan kotoran-kotoran dalam air.

·         Sifat elektroforesis koloid digunakan dalam industri lateks, untuk melapisi logam-logam dengan lateks koloid (karet), atau mengecatkan anti karat pada badan mobil.  Partikel-partikel lateks yang bermuatan, cat dan sebagainya tertarik dan menempel pada logam akibat logam diberi muatan listrik yang berlawanan dengan muatan lateks koloid.

 

0 Komentar untuk "Koloid"

Berkomentarlah dengan baik dan sopan, saya akan berusaha untuk menjawab setiap pertanyaan dan menanggapi setiap komentar yang anda berikan, :)

Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya :)

Back To Top