A. DEFINISI
Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap akhir ialah (PRTA/ESRD) adalah merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen) (Smeltzer dan Bare, 2001).
B. ETIOLOGI
1. Diabetes Melitus
2. Glomerulonefritis kronis
3. Pielonefritis
4. Hipertensi yang tidak dapat dikontrol
5. Obstruksi traktus urinarius
6. Lesi herediter seperti penyakit ginjal polikistik
7. Gangguan vaskuler
8. Infeksi
9. Agens toksik
C. PATOFISIOLOGI
Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang normalnya diekskresikan ke dalam urin) tertimbun dalam darah. Terjadi uremia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh. Semakin banyak timbunan produk sampah, akan semakin berat.
v Gangguan Klirens Ginjal
Banyak masalah muncul pada gagal ginjal sebagai akibat dari penurunan jumlah glomeruli yang berfungsi, yang menyebabkan penurunan klirens substansi darah yang sebenarnya dibersihkan oleh ginjal
Penurunan laju filtrasi glomerulus (GFR) dapat dideteksi dengan mendapatkanurin 24-jam untuk pemeriksaan klirens kreatinin. Menurut filtrasi glomerulus (akibat tidak berfungsinya glomeruli) klirens kreatinin akan menurunkan dan kadar kreatinin akan meningkat. Selain itu, kadar nitrogen urea darah (BUN) biasanya meningkat. Kreatinin serum merupakan indicator yang paling sensitif dari fungsi karena substansi ini diproduksi secara konstan oleh tubuh. BUN tidak hanya dipengaruhi oleh penyakit renal, tetapi juga oleh masukan protein dalam diet, katabolisme (jaringan dan luka RBC), dan medikasi seperti steroid.
v Retensi Cairan dan Ureum
Ginjal juga tidakmampu untuk mengkonsentrasi atau mengencerkan urin secara normal pada penyakit ginjal tahap akhir, respon ginjal yang sesuai terhadap perubahan masukan cairan dan elektrolit sehari-hari, tidak terjadi. Pasien sering menahan natrium dan cairan, meningkatkan resiko terjadinya edema, gagal jantung kongestif, dan hipertensi. Hipertensi juga dapat terjadi akibat aktivasi aksis rennin angiotensin dan kerja sama keduanya meningkatkan sekresi aldosteron. Pasien lain mempunyai kecenderungan untuk kwehilangan garam, mencetuskan resiko hipotensi dan hipovolemia. Episode muntah dan diare menyebabkan penipisan air dan natrium, yang semakin memperburuk status uremik.
v Asidosis
Dengan semakin berkembangnya penyakit renal, terjadi asidosis metabolic seiring dengan ketidakmampuan ginjal mengekskresikan muatan asam (H+) yang berlebihan. Penurunan sekresi asam terutama akibat ketidakmampuan tubulus gjnjal untuk menyekresi ammonia (NH3‾) dan mengabsopsi natrium bikarbonat (HCO3) . penurunan ekskresi fosfat dan asam organic lain juga terjadi
v Anemia
Sebagai akibat dari produksi eritropoetin yang tidak adekuat, memendeknya usia sel darah merah, defisiensi nutrisi dan kecenderungan untuk mengalami perdarahan akibat status uremik pasien, terutama dari saluran gastrointestinal. Pada gagal ginjal, produksi eritropoetin menurun dan anemia berat terjadi, disertai keletihan, angina dan sesak napas.
v Ketidakseimbangan Kalsium dan Fosfat
Abnormalitas yang utama pada gagal ginjal kronis adalah gangguan metabolisme kalsium dan fosfat. Kadar serum kalsium dan fosfat tubuh memiliki hubungan saling timbal balik, jika salah satunya meningkat, maka yang satu menurun. Dengan menurunnya filtrasi melalui glomerulus ginjal, terdapat peningkatan kadar serum fosfat dan sebaliknya penurunan kadar serum kalsium. Penurunan kadar kalsium serum menyebabkan sekresi parathormon dari kelenjar paratiroid. Namun, pada gagal ginjal tubuh tak berespon secara normal terhadap peningkatan sekresi parathormon dan mengakibatkan perubahan pada tulang dan pebyakit tulang. Selain itu juga metabolit aktif vitamin D (1,25-dehidrokolekalsiferol) yang secara normal dibuat di ginjal menurun.
v Penyakit Tulang Uremik
Disebut Osteodistrofi renal, terjadi dari perubahan kompleks kalsium, fosfat dan keseimbangan parathormon.
D. MANIFESTASI KLINIS
Karena pada gagal ginjal kronis setiap sistem tubuh dipengaruhi oleh kondisi uremia, maka pasien akan memperlihatkan sejumlah tanda dan gejala. Keparahan tanda dan gejala bergantunga pad anagian dan tingkat dan kerusakan ginjal, kondisi lain yang mendasari.
1. Sistem Kardiovaskuler
· Hipertensi
· Pitting edema
· Edema periorbital
· Pembesaran vena leher
2. Sistem Integumen
· Warna kulit abau-abu mengkilat
· Kulit kering, bersisik
· Pruritus
· Ekimosis
· Kuku tipis dan rapuh
· Rambut tipis dan rapuh
3. Sistem Pulmoner
· Suara napas krekels
· Sputum kental
· Napas dangakl
· Pernapsan Kussmaul
4. Sistem Gastrointestinal
· Napas berbau ammonia
· Ulserasi dan peradarahan dari mulut
· Anoreksia, mual dan muntah
· Konstipasi dan diare
· Perdarahan dari saluran GI
5. Sistem Neurologi
· Kelemahan dan keletihan
· Konfusi
· Disorientasi
· Kejang
· Kelemahan pada tungkai
· Perubahan perilaku
6. Sistem Muskuloskeletal
· Kram otot dan fraktur tulang
· Kekuatan otot menghilang
7. Sistem Reproduksi
· Amenore
· Atrofi vesikuler
E. PENATALAKSANAAN
1. Tentukan dan tata laksana penyebabnya
2. Optimalisasi dan pertahankan keseimbangan cairan dan garam
3. Diet tinggi kalori dan rendah protein
4. Kontrol hipertensi
5. Kontrol ketidakseimbangan elektrolit
6. Deteksi dan terapi kompliksi
7. Siapkan program transplantasi dan dialisa
F. KOMPLIKASI
1. Hiperkalemia akibat penurunana ekskresi, asidosis metabolic, katabolisme dan masukan diet berlebih.
2. Perikarditis, efusi pericardial, dan tamponade jantung akibat retensi produk sampah uremik dan dialysis yang tidak adekuat
3. Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi system rennin-angiotensin-aldosteron
4. Anemia akibat penurunan eritropoetin, penurunan rentang usia sel darah merah, perdarahan gastrointestinal akibat iritasi toksin dna kehilangan drah selama hemodialisa
5. Penyakit tulang serta kalsifikasi metastatik akibat retensi fosfat, kadar kalsium serum yang rendah dan metabolisme vitamin D abnormal.
G. PATHWAY
Produksi Eritropoetin ↓ Serum P ↑ Fungsi Glomerulus ↓ Fungsi Tubulus Ginjal ↓
Anemia Osteodistrofi Retensi Asam
Intoleransi Aktivitas Gangguan rasa
Perfusi Jaringan
Pola Napas In efektif
Beban Kerja Edema Perifer Uremia
Pola Napas In efektif Ketidakseimbangan Nutrisi
Kurang Dari Kebutuhan
Tubuh
Kerusakan Integritas Kulit
Lama Hidup SDM ↓
Intoleransi Aktivitas
H. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
1. DX : Kelebihan volume cairan b.d penurunan haluaran urin dan retensi cairan dan natrium.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan BB ideal tanpa kelebihan cairan
dengan KH :
· Input = output
· Vital sign dalam batas normal
· Tak ada edema
Intervensi
|
Kolaborasi
|
· Pantau status cairan input dan output
· Pantau derajat edema
· Batasi masukan cairan
· Kolaborasi pemberian cairan
· Kolaborasi pemeriksaan laboratorium
|
· Memantau perubahan dan mengevaluasi cairan
· Menunjukkan perpindahan cairan
· Dapat menentukan berat tubuh ideal, haluaran urin dan terapi
· Menggantikan pengeluaran
· Mengetahui disfungsi ginjal
|
2. DX : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual, muntah, pembatasan diet dan perubahan membrane mukosa mulut
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan mempertahankan status nutrisi yang adekuat dengan KH :
· BB normal
· Tak ada tanda malnutrisi
Intervensi
|
Kolaborasi
|
· Kaji status nutrisi
· Kaji pola diet klien
· Kaji pemasukan diet secara teratur
· Kolaborasi pemberian diet tinggi protein
· Ciptakan lingkungan yang tenang saat makan
|
· Memantau perubahan dan mengevaluasi nutrisi klien
· Mempertimbangkan dalam menyusun menu
· Membantu mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan diet
· Kesimbangan nitrogen yang diperlukan untuk penyembuhan
· Faktor yang tidak menyenangkan dapat menimbulkan hilangnya nafsu makan
|
3. DX : Intoleransi aktivitas b.d keletihan, anemia, retensi produk sampah
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan dapat beraktivitas dengan adekuat
dengan KH :
· TTV normal
· Turut beraktivitas sesuai dengan toleransi
Intervensi
|
Kolaborasi
|
· Kaji factor yang mempengaruhi kelelahan dan keletihan
· Tingkatkan kemandirian dalam aktivitas perawatan diri yang dapat ditoleransi
· Anjurkan klien istirahat di sela aktivitas
|
· Indikasi tingkat kelelahan dan dapat menberikan informasi sejauhmana kemapuan klien beraktivitas
· Meningkatkan aktivitas ringan / sedang
· Mendorong aktivitas dan latihan yang dapat ditoleransi oleh klien
|
Tag :
Pengetahuan Kesehatan
0 Komentar untuk "GAGAL GINJAL KRONIS"
Berkomentarlah dengan baik dan sopan, saya akan berusaha untuk menjawab setiap pertanyaan dan menanggapi setiap komentar yang anda berikan, :)
Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya :)