Pada percobaan ini menggunakan sampel larutan protein dari putih telur ayam kampung, putih telur ayam ras, putih telur itik tambak, putih telur penyu, susu sapi murni dan susu kedelai, dimana ketika direaksikan dengan CuSO4 dalam suasana basa (NaOH), larutan sampel menjadi berwarna ungu (hasil yang positif untuk uji Biuret). Penambahan NaOH ini bertujuan untuk menciptakan suasana basa pada larutan yang akan mendukung terbentuknya kompleks Cu2+ dengan gugus CO dan NH yang ditandai dengan munculnya warna ungu pada larutan setelah penamhahan CuSO4.
Pada percobaan diperoleh putih telur ayam kampung, putih telur ayam ras, putih telur itik tambak dan susu sapi murni memberikan warna ungu pada uji biuret yang menunjukkan bahwa sampel tersebut mengandung senyawa dengan tripeptida. Susu kedelai memberikan warna biru menunjukkan sampel mengandung senyawa dengan dipeptida. Tetapi untuk putih telur penyu memberikan reaksi yang negatif dalam uji Biuret ini yakni larutan berwarna putih keabu-abuan, yang berarti bahwa tidak mengandung ikatan peptida. Padahal seharusnya mengandung ikatan peptida, hal ini dapat terjadi dimungkinkan kurang murninya sampel.
Uji Biuret digunakan untuk mengetahui adanya ikatan peptida pada suatu bahan. Terbentuknya warna ungu pada larutan sampel karena terbentuk senyawa kompleks antara Cu2+ dan N dari molekul ikatan peptida yaitu gugus peptida ( -CO-NH-). Makin banyak atau makin panjang ikatan peptida dalam protein maka warna ungu akan makin kuat intensitasnya.
Senyawa kompleks antara Cu2+ dan N dari molekul ikatan peptida yaitu gugus peptida ( -CO-NH-)
Reaksi pada uji Biuret:
Jadi, dapat disimpulkan bahwa larutan sampel dari putih telur ayam kampung, putih telur ayam ras, putih telur itik tambak, susu kedelai dan susu sapi murni mengandung ikatan peptida.
0 Komentar untuk "Uji Biuret Protein"
Berkomentarlah dengan baik dan sopan, saya akan berusaha untuk menjawab setiap pertanyaan dan menanggapi setiap komentar yang anda berikan, :)
Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya :)