Polimerisasi secara tradisional dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu polimerisasi adisi dan polimerisasi kondensasi. Polimerisasi adisi mempunyai unit pengulang yang mengandung jumlah atom yang sama dengan jumlah atom monomernya, sedangkan pada polimerisasi kondensasi jumlah atom unit pengulangannya lebih sedikit dari jumlah atom monomernya karena terjadi dehidrasi atau pelepasan molekul lain selama polimerisasi (Steven, 1975).
Polimerisasi adisi melibatkan reaksi rantai. Penyebab reaksi rantai ini dapat berupa radikal bebas atau ion. Polimerisasi adisi terjadi khusus pada senyawa yang mempunyai ikatan rangkap, seperti etena dan turunannya, khususnya yang berbentuk CH2=CHX atau CH2=CXY.
Polimerisasi adisi terjadi melalui tiga tahap, yaitu tahap inisisasi, propagasi, dan terminasi. Polimerisasi ini dibedakan berdasarkan pembawa rantainya, yaitu polimerisasi radikal bebas dan polimerisasi ionik. Polimerisasi ionik dibedakan berdasarkan jenis ionnya, yaitu pembawa rantai berupa ion karbonium (polimerisasi kationik) dan pembawa rantai berupa ion karbanion (polimerisasi anionik).
Polimerisasi adisi dapat dilakukan dengan berbagai cara (Cowd, 1982), yaitu :
a. Polimerisasi ruah
Sistem pada polimerisasi ini terdiri dari monomer (cair/gas) dan inisiator. Polimerisasi adisi ini sangat eksotermis dan reaksi dapat tak terkendalikan atau meledak. Oleh karena polimer biasanya larut dalam monomernya, kekentalan sistem meningkat dan sukar mengaduknya. Keadaan lewat panas dapat mengurai polimer.
b. Polimerisasi larutan
Polimerisasi ini dilakukan pada sistem pelarut yang sesuai. Pada sistem ini pelarut membantu melepaskan panas reaksi. Kelemahan cara ini adalah kemungkinan terjadinya pengalihan rantai kepada larutan dengan akibat pembentukan polimer bermassa molekul rendah, dan pelarut kemudian harus dipisahkan.
c. Polimerisasi suspensi
Pada proses ini, monomer (mengandung inisiator yang terlarut) disebarkan sebagai tetesan dalam air. Hal ini dilakukan dengan pengadukan yang cepat selama reaksi. Polimerisasi lalu terjadi dalam tetesan-tetesan. Keuntungan sistem ini meliputi pelepasan panas reaksi ke dalam fase air, polimer berbentuk butiran kecil yang dapat dengan mudah disimpang dan relatif tidak tercemar.
d. Polimerisasi emulsi
Poimerisasi ini hampir sama dengan polimerisasi suspensi. Perbedaannya adalah sabun yang ditambahkan untuk memantapkan tetesan monomer. Dengan cara ini polimer bermassa molekul tinggi dapat terbentuk. Panas reaksi yang dilepaskan selama rekasi diserap oleh fasa air.
0 Komentar untuk "Polimerisasi"
Berkomentarlah dengan baik dan sopan, saya akan berusaha untuk menjawab setiap pertanyaan dan menanggapi setiap komentar yang anda berikan, :)
Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya :)